Wednesday, December 1, 2010

QURAN Mencabut TAURAT dan INJIL? (Ep 19)

EPISODE 19

Pembawa Acara : Pemirsa yang saya kasihi, selamat datang pada program “Questions About Faith” (Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman). Senang bisa kembali memulai sesi ini dan menjawa setiap pertanyaan yang telah dikirimkan kepada kami. Juga merupakan suatu kehormatan, karena telah hadir Bapak Pendeta Zakaria Botros bersama kami disini. Selamat datang, Bapak Pendeta.

Bpk. Zakaria : Terimakasih banyak.

Pembawa Acara : Pada episode yang lalu kita telah membahas apakah Qur’an telah mencabut Taurat dan Injil, dan Anda telah membuktikan kepada kami bahwa hal tersebut tidak benar. Dan sekarang anda 2 pertanyaan lagi. Jadi kita dapat menyelesaikan topik ini dan memulai yang baru. Anda telah berkata: Bagaimana Qur’an dapat mencabut Injil, walaupun Qur’an memerintahkan orang-orang Kristen dan Yahudi untuk memutuskan perkara menurut apa yang telah Allah nyatakan. Dapatkah Anda menjelaskannya?



Bpk. Zakaria : Sebenarnya kita telah membahas diskusi mengenai hal ini pada episode yang lalu, dan dikatakan bahwa dalam Surat 2 : 212, “Manusia itu adalah umat yang satu, maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.” Dia telah mengirimkan Kitab sebagai petunjuk.

Pembawa Acara : Dan ayat-ayatnya.

Bpk. Zakaria : Surat 5 : 68 mengatakan, “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat dan Injil.” Jadi, Dia memerintahkan mereka untuk meneliti Taurat dan Injil, seperti : “segala sesuatu yang telah diturunkan kepada mu dari Tuhan”. Dan ini adalah sebuah penegasan tentang pertanyaan tadi. Dia mengatakan kepada orang-orang Yahudi untuk menegakkan Taurat dan Injil. Bagaimana Dia dapat menyuruh mereka menegakkan Taurat dan Injil, bila …

Pembawa Acara : Mereka telah dicabut.

Bpk. Zakaria : Mereka telah dicabut. Ini tidak masuk akal. Siapa saja yang menyatakan Qur’an telah mencabut Alkitab adalah seorang yang bebal. Bila ia mengerti Qur’an, dia tidak akan mengucapkan kata-kata seperti pertanyaan tadi, karena itu berarti dia akan menganggap Qur’an sendiri suatu kesalahan. Qur’an berkata, “Tegakkan mereka”. “Bagaimana mereka dapat memilih mu sebagai hakim?” Ini adalah ayat Surat 5 : 43, “Bagaimana mereka dapat memilihmu sebagai hakim, padahal mereka memiliki Taurat yang mengandung hukum-hukum Allah?” Mengapa bisa? Mereka tidak harus datang kepadanya. Mereka tidak perlu datang kepada nya untuk memutuskan perkara mereka.

Pembawa Acara : Atau dia terpaksa untuk memutuskan perkara, karena mereka telah memiliki hukum.

Bpk. Zakaria : Mereka telah memilikinya dalam Taurat. Ayat ini terdapat dalam Surat 5 : 43. Bagaimana Qur’an dapat mencabut Alkitab, walaupun Dia mengatakan kepada mereka , “Kamu memiliki hukum-hukum Allah.” Seharusnya Dia mengatakan seperti ini, “Hukum-hukum Allah yang kamu telah dapatkan, telah dicabut dan ini adalah hukum yang baru.” Benar? Surat 5 : 44, “Kami telah menurunkan Taurat yang mengandung petunjuk dan cahaya. Para nabi memutuskan perkara dengan menggunakan kitab tersebut, dan juga para rabi, dan para cendekiawan.” Jadi, kitab tersebut tidak dicabut. Mereka “memutuskan perkara dengan menggunakan kitab tersebut.” Dan dalam Surat 5 : 47, “Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil”, Anda tahu, seseorang mungkin berkata : “Ah, yang dimaksud adalah Taurat, dan Injil tidak disebut dini.” Tetapi kemudian ada ayat ini, Surat 5 : 47 mengatakan : “Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya.” Tidak hanya sampai disitu, “Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.

Pembawa Acara : Itu adalah keputusan dari kelanjutan mengenai pandangan terhadap Taurat dan Injil.

Bpk. Zakaria : Kalau tidak mereka akan disebut orang-orang fasik.

Pembawa Acara : Itu adalah sebuah ancaman.

Bpk. Zakaria : Perhatikan yang satu ini. Ayat ini membuktikan bahwa Qur’an tidak mencabut Alkitab, karena nabi mengutip isi kitab tersebut dan menyerukan orang-orang Nasrani untuk memutuskan perkara menurut “apa yang telah diturunkan Allah”. Dan mereka yang tidak memutuskan menurut apa yang telah diturunkan, mereka adalah orang-orang fasik. Lalu bagaimana mereka dapat menduga bahwa Qur’an telah mencabut Alkitab? Ayat selanjutnya dari Surat 5 : 68 yang mengatakan, “Katakanlah: Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat dan Injil. Hal ini berarti kedua kitab tersebut “juga sebagai sesuatu yang telah diturunkan kepadamu oleh Tuhanmu.” Dikatakan “menegakkan”. Surat 5 : 66, “Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan Taurat dan Injil dan yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.

Pembawa Acara : Ini adalah sebuah bukti dari keberkahan.

Bpk. Zakaria : Berkah. Hanya jika mereka menegakkan Taurat dan Injil. Jadi, bagaimana mereka menyatakan bahwa Qur’an mencabut kedua kitab tersebut, meskipun kedua kitab itu disebut dalam Qur’an? Benar, bukan?

Pembawa Acara : Masih ada satu hal, Bapak Pendeta, yang membutuhkan penjelasan. Anda mengatakan bagaimana Qur’an mencabut Injil, meskipun Qur’an memerintahkan orang-orang untuk menjalankan ajaran-ajarannya?

Bpk. Zakaria : Benar.

Pembawa Acara : Maksud saya, kami sudah mengerti mengenai “menegakkan”, tetapi juga ada tentang ajaran-ajaran.

Bpk. Zakaria : OK. Surat 5 : 48 mengatakan, “Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikanNya satu umat.”

Pembawa Acara : Mohon dapat diulang, Bapak Pendeta.

Bpk. Zakaria : Surat 5 : 48 mengatakan, “Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikanNya satu umat.”

Pembawa Acara : Termasuk orang-orang Yahudi.

Bpk. Zakaria : Satu peraturan dan sebuah program, berarti sebuah hukum dan prosedur kegiatan. Jika Allah menghendaki, Dia akan menjadikan mu satu umat. Tetapi Dia tidak menghendakinya. Oleh karena itu Dia membuatkan masing-masing umat satu peraturan dan satu program. Kedua Imam Al Galalan mengatakan : “Kami telah memberikan masing-masing setiap kamu, bangsa-bangsa, sebuah hukum yang jelas dan jalan dalam agama menurut jalan yang kamu lalui. Jika Allah menghendaki, Dia akan menjadikanmu semua mengikuti satu hokum, tetapi Dia telah membagimu dalam kelompok-kelompok untuk menguji kamu dengan berbagai macam hukum yang berbeda-beda, dan untuk melihat yang mana diantara kamu yang patuh dan yang tidak patuh. Oleh karena itu berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” Disini kita melihat bahwa para komentator tidak menyatkan bahwa Qur’an telah mencabut Injil. Setiap bangsa mempunyai hukumnya sendiri, dan alasannya adalah untuk menguji kepatuhan setiap bangsa.

Pembawa Acara : Mohon dapat dijelaskan mengenai kata “oleh setiap bangsa”. Apakah maksud Anda orang-orang Yahudi, Nasrani dan Muslim? Masing-masing bangsa memiliki hukumnya sendiri menurut jalan yang mereka lalui. Tidak ada maksud lain, tetapi hanya itu.

Bpk. Zakaria : Lalu bagaimana Qur’an dapat melakukan pencabutan? Lihat Surat 42 : 13, “Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkanNya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecahbelah tentangnya.” Jadi, masing-masing harus menegakkan agama nya senditir. “Kami wahyukan kepadamu, sama seperti kami wasiatkan kepada Abrahan, Nuh, Musa dan Yesus.” Masing-masing harus menegakkan agamanya sendiri. Imam Baydawy menjelaskan mengenai ayat ini. Saya tidak ingin memberikan interpretasi saya sendiri. Dia berkata : “Yaitu, Dia mensyariatkan/mengadakan agama, agama Nuh dan Muhammad, dan mereka semua akan kembali menjadi satu suku bangsa yang sama. Tegakkan agama, berarti beriman pada apa yang harus dipercaya dan patuh pada hukum Tuhan yang telah diturunkan kepadamu.” Jadi, bagaimana bisa Qur’an datang dan melakukan pencabutan? Masing-masing mempunyai hukumnya sendiri. Surat 4 : 26, Allah ingin menjelaskan segala sesuatu kepadamu dan membimbingmu kepada hukum mereka yang ada sebelum kamu, untuk menunjukkan kepadamu kebiasaan mereka yang ada sebelum kamu, bukan untuk meniadakan atau mencabut mereka. 2 Imam Al Galalan mengatakan : “Hukum mereka sebelum kamu adalah jalan-jalan para nabi yang mengandung undang-undang dan otorisasi, hukum-hukum untuk menjelaskan mereka, bukan untuk membatalkan ataupun untuk mencabut mereka. Oleh karenanya sangat jelas, bahwa Qur’an menerangkan kepada orang-orang Arab, jalan-jalan para nabi disamping hukum-hukum mereka yang mengandung undang-undang dan otorisasi. Jadi, bagaimana seorang yang bebal dapat menduga bahwa Qur’an telah mencabut Alkitab, termasuk hukum-hukum didalamnya? Hanya seorang yang bodoh yang akan berpendapat seperti itu. Orang itu tidak mengerti. Bila dia mengerti, ….

Pembawa Acara : Dia tidak akan berkata demikian.

Bpk. Zakaria : Sebuah bukti yang menunjukkan bahwa Qur’an telah tidak mencabut hukum-hukum Alkitab, adalah ketika nabi memutuskan perkara menurut hukum rajam yang tertuang dalam kitab Taurat. Hal itu terjadi ketika mereka membawa kepadanya seorang pria dan wanita dari Khaybar. Pria dan wanita itu, telah memiliki istri dan suami masing-masing, namun mereka melakukan perzinahan. Tentu saja hukum Mosaik mengatakan mereka harus dihukum rajam. Tetapi orang-orang dari Khaybar tidak ingin mereka dihukum rajam dan dipermalukan di depan publik. Jadi, bersama mereka, dikirimlah orang kepada Muhammad dan mereka mengatakan : “pergilah dan katakan kepada Muhammad. Jika dia mencabut hukum rajam Mosaik dan memerintahkan kamu hanya untuk mencambuk mereka, lepaskanlah penzinah tersebut. Namun bila dia mematuhi hukum rajam Mosaik dan menyuruhmu untuk merajam mereka sampai mati, abaikan perintahnya.” Jadi, mereka pergi ke Muhammad. Sekarang bila Qur’an mencabut Taurat, dia tidak akan mentaati hukuman rajam tersebut, melainkan dia harus berkata : “ini semua tidak masuk akal, yang harus kamu lakukan adalah mencambuk mereka dan biarkan mereka pergi.”

Pembawa Acara : Atau pertama-tama bawalah 4 orang saksi, seperti yang diadakan Qur’an sendiri.

Bpk. Zakaria : Tidak, dia justru bertanya kepada mereka, bagaimana bisa kamu memilihku menjadi hakim, padahal kamu memiliki Taurat yang mengandung hukum-hukum Allah? Bagaimana bisa kamu memilihku sebagai hakim? Mengapa kamu datang kepadaku? Kamu memiliki Taurat yang mengatakan mereka harus dihukum rajam. Tetapi mereka bersikeras pada keputusan nabi Muhammad. Dia berkata, “mereka harus dihukum rajam sampai mati” dan lalu mereka membawa kedua penzinah tersebut ke pintu gerbang mesjid dan apa yang dilakukan? Menghabisi mereka. Benar, bukan?

Pembawa Acara : Bapak Pendeta, hal ini berarti tidak ada satu ayatpun dalam Qur’an yang membuktikan pernyataan bahwa Qur’an telah mencabut Taurat dan Injil. Saya melihat semua ayat menunjukkan hal sebaliknya.

Bpk. Zakaria : Anda tahu, mungkin para pemirsa yang mulia mendapatkan sesuatu. Saya menyerukan kepada para pemirsa, untuk mengirimkan pemikiran-pemikiran Anda kepada kami dengan alamat yang akan muncul nanti di layer, sehingga kami bisa mengetahuinya juga. Kami akan menyambutnya. Silahkan kirimkan kepada kami, ini undangan terbuka. Dan ini bukan sebuah tantangan, tetapi karena kasih. Kasih untuk menyatakan ide, pendapat dan koktrin yang benar.

Pembawa Acara : Kasih untuk mendapatkan kebenaran.

Bpk. Zakaria : Ya, kasih akan kebenaran. Siapa saja yang berkata demikian, silahkan beritahu kami satu ayat dalam Qur’an yang menyatakan bahwa Qur’an telah membatalkan Alkitab.

Pembawa Acara : Membatalkan kitab-kitab sebelumnya.

Bpk. Zakaria : Tidak ada satupun.

Pembawa Acara : Anda tahu, Bapak Pendeta, hal itu memalukan. Mereka hanya mengulang kata-kata yang diingat mereka, tetapi tidak ada dasarnya. Mereka bahkan mengkomunikasikan arti dengan salah. Saya hanya melihat fakta-fakta positif. Saya tidak melihat yang negatifnya.

Bpk. Zakaria : Anda tahu, isu dan masalah ini adalah bahwa mereka memprogram pikiran-pikiran orang-orang ketika mereka masih kanak-kanak.

Pembawa Acara : Ceritakan tentang hal ini.

Bpk. Zakaria : Hal ini membentuk pikiran-pikiran anak-anak ketika mereka masih sangat muda dengan mengatakan : orang-orang Nasrani itu orang-orang kafir, ………, orang-orang Nasrani akan masuk neraka, jangan berbicara dengan seorang Nasrani.

Pembawa Acara : Tidak hanya itu, jangan berdiskusi dengan seorang Nasrani, dia akan menarikmu menjadi seorang kafir.

Bpk. Zakaria : Ya, akan menarikmu menjadi seorang kafir, karena iblis ada pada hal-hal rinci.

Pembawa Acara : Seperti mereka telah menarik saya menjadi seorang kafir.

Bpk. Zakaria : Begitulah ceritanya. Mereka mencuci otak anak-anak kecil dengan informasi-informasi yang semuanya keliru. Mereka takut, orang-orang Muslim akan mengetahui kebenaran, lalu memeluk agama Kristen dan jauh dari Islam. Juga, hubungan antara Islam dengan negara Amerika menimbulkan sebuah masalah besar. Maksud saya, bila agama Islam lenyap, bangsa Islam pun akan lenyap, dan kemudian orang-orang Nasrani, Yahudi, Zionis akan datang dan merampas tanah Arab. Kekristenan sama sekali tidak ada hubungannya dengan politik atau perang ataupun kolonialisasi. Tidak mungkin. Jadi perang salib lahir dari sebuah pemikiran kolonial. Namun mereka menempatkan diri mereka sendiri di bawah symbol salib dengan tujuan untuk mengumpulkan orang sebanyak mungkin. Dan salib tidak bersalah atas hal-hal seperti itu. Perang salib adalah murni sebuah gerakan colonial. Lalu bagaimana dengan perang antara Katolik dan Protestan di Irlandia? Mereka itu hanya nama-nama partai politik, yang mengambil nama agama Katolik dan Protestan.

Pembawa Acara : Tidak ada hubungannya dengan agama.

Bpk. Zakaria : Buktinya adalah sebuah partai di Jerman yaitu Partai Kristen Demokratik. Apakah partai tersebut ada hubungannya dengan Kekristenan? Nama partai itu dibuat hanya untuk membedakan. Tetapi seperti yang kita ketahui, Kekristenan itu mengutamakan perdamaian, Kristus itu adalah kedamaian. Alkitab datang untuk menyatakan perdamaian. Dia tidak datang untuk perang atau menjajah dan hal lain seperti itu. Oleh karena itu saya ingin meyakinkan para pemirsa untuk belajar dan memahami dan tidak perlu takut mengenai Negara Anda. Negara Anda akan tetap utuh. Tak seorangpun akan mendudukinya. Mereka akan menjaganya seperti apa adanya. Yang Anda lakukan adalah mencari terang, mencari jalan-jalan Allah, mencari tahu dimana kebenaran. Namun sangat disayangkan, bila anak-anakku laki-laki dan perempuan tetap mengabaikannya dan mencari kebenaran hanya setelah dinyatakan : “Sudah sangat terlambat.” Oleh karena itu carilah sekarang. Dan apa yang saya katakana adalah logis dan manusiawi. Namun juga diperlukan sentuhan Roh Kudus, sentuhan tangan Tuhan, untuk menyentuh hati. Tuhan membuka segala sesuatu dan menolong Anda untuk memahaminya.

Pembawa Acara : OK. Untuk tujuan memusatkan perhatian akan hal ini, dan untuk mengakhiri topic yang membuktikan bahwa Qur’an tidak melakukan pencabutan terhadap Taurat dan Injil. Silahkan Bapak Pendeta berikan pesan singkat sehubungan dengan pertanyaan pokok hari ini.

Bpk. Zakaria : Pesan pentingnya adalah sebagai berikut : Anak-anakku, janganlah menghakimi Alkitab sebelum Anda membacanya. Mereka mengatakan kepadamu, bahwa Alkitab telah dirusak. Cobalah ambil Alkitab dan bacalah bagi diri Anda sendiri. Dan periksalah dimana letak perubahannya. Periksa dimana letak kesalahannya. Dan ketika Anda membaca Alkitab, Allah akan menyatakan kebenaran itu kepada Anda. Jadi, saya ingin menyarankan 2 hal kepada Anda. Pertama, bacalah Alkitab, yang tersedia dimana saja. Anda boleh mengirimkannya kepada mereka dan mereka dapat memperolehnya melalui internet. Kunjungi ‘Arabic Bible’, dan Anda akan menemukan alamat website tentang Alkitab. Bacalah bagi diri Anda sendiri. Periksalah apakah isinya benar atau tidak benar? Apakah dapat diterima atau tidak? Alkitab melimpah dengan kemuliaan dan berkat, Alkitab melimpah dengan kedamaian dan kasih. Selain membaca Alkitab, hal kedua yang saya sarankan adalah angkatlah hatimu dan berdoa. Katakanlah : Tuhan, tolong saya untuk memahami hal ini, tunjukkan saya jalan Mu. Biarkan saya menikmati Mu. FirmanMu adalah kebenaran. Dan Anda akan mengetahui kebenaran itu dan kebenaran akan membuat Anda bebas. Kebenaran akan mengangkat jiwa Anda dari perbudakan Setan, dari dosa dan dunia, dan akan memberikan Anda kemenangan Anak Allah. Mari ulangi bersama saya, : O, Tuhan Yesus, terangi hatiku, tunjukan jalan. Tunjukkan jalan Mu melalui Alkitab. Dan tolong saya untuk mengerti. Lawatlah hatiku, sehingga saya boleh melihat Mu dan mengenal Mu, yang boleh mengangkatku. Selamatkan jiwaku dari dosa dan dari perbudakan dosa dan bejat moral. Tunjukkan jalan menuju kemerdekaan, jalan menuju kasih dan jalan menuju kedamaian. Amin. Tuhan mendengarkan Anda dan Dia menjawab Anda saat itu juga. Janganlah takut.

Pembawa Acara : Dan sekarang kita sampai pada pertanyaan yang paling penting. Apa yang Anda maksud dengan pernyataan Anda : “Buku yang dipilih untuk mencabut dan dicabut.”

Bpk. Zakaria : Sebenarnya, pernyataan mencabut dan dicabut tidak terdapat dalam kitab Taurat dan Injil.

Pembawa Acara : Kami belum pernah mendengar ataupun melihatnya.

Bpk. Zakaria : Sama sekali tidak ada yang disebut mengenai mencabut atau dicabut. Mereka mengatakan kepadaku, bahwa Kristus datang dan mencabut kitab Perjanjian Lama. Tidak, Kristus sendiri berkata “Aku telah datang tidak untuk menghancurkan, tetapi untuk memenuhinya.”

Pembawa Acara : Lalu darimana konsep mencabut dan dicabut tersebut berasal?

Bpk. Zakaria : Konsep ini berhubungan hanya dengan Qur’an. Ada ayat-ayat spesifik dalam Qur’an yang menyatakan : “Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan manusia lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya.” Ini ayat dari Surat 2 : 106. “Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan manusia lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya.” Ini adalah kejadian pertama tentang pencabutan.

Pembawa Acara : Pencabutan.

Bpk. Zakaria : Pencabutan. Kemudian ayat yang lain datang. Surat 16 : 101, mengatakan : “Dan apabila Kami letakkan suatu ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkanNya. Mereka berkata, sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-adakan saja. Bahkan kebanyakan mereka tidak mengetahui.” Tentu saja ini bukan jawaban. Dia hanya ingin mengatakan, mereka tidak mengetahui, tetapi disini dikatakan, Kami letakan suatu ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya. Jadi ada proses….

Pembawa Acara : Penggantian.

Bpk. Zakaria : Penggantian. Dan Surat 22 : 52, dikatakan “Dan kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, setanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu.”

Pembawa Acara : Ini telah kita bicarakan di episode sebelumnya.

Bpk. Zakaria : Sebentar. “Allah akan menghilangkan apa yang dimasukkan setan itu.” Dan dibalik ayat ini ada cerita yang sudah terkenal yaitu tentang semi dewi-dewi yang agung, yang keterlibatannya diharapkan.” Jadi ini adalah tentang pencabutan. Allah mencabut apa yang dimasukkan setan, dan menggantikannya dengan ayat lain. Dan bukan dikatakan, bahwa Dia mengganti sebuah kitab dengan kitab yang lain, namun sebuah ayat dengan ayat lain.

Pembawa Acara : Jadi disini, hal pencabutan hanya berhubungan dengan Qur’an. Dan pencabutan tidak ada diluar Qur’an, karena kita tidak menemukannya di luar Qur’an. “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.”

Bpk. Zakaria : Ini mengenai Qur’an sendiri. Apakah Anda mengerti? Itulah mengapa dikatakan : “Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan manusia lupa kepadanya.” Apa yang dimaksud dengan ayat ini? Mencabut sebuah ayat berarti menggantinya dalam Qur’an. Yang dimaksud dengan “Kami jadikan manusia lupa kepadanya” adalah menjadikan nabi melupakan ayatnya sendiri. Dia melupakannya. Tentusaja hal ini sulit, karena dikatakan “Kami telah menurunkan petunjuk, dan Kami melindunginya.” Dia seharusnya menyimpannya dalam memorinya. Apakah jelas?

Pembawa Acara : Sangat jelas.

Bpk. Zakaria : Jadi, Tuhan mencabut satu teks ayat, dan membuatnya dilupakan dan menggantikannya. Karena Setan memasukkan godaan-godaannya kepada nabi, lalu Allah mengganti ayat-ayat tersebut. Tetapi isu ini lebih besar dari yang sebenarnya. Pertama, Imam Galal El Deen El Siouty, dalam bukunya “El Etqan Fi Ulum Ql Qur’an” jilid 2 halaman 22 mengatakan.: -Perhatikan pernyataan ini, karena ini adalah penentu- “Pencabutan adalah salah satu yang Allah pilih bagi bangsa ini.”

Pembawa Acara : Kaum Muslim

Bpk. Zakaria : Karena berbicara tentang bangsa Arab, dikatakan dalam Surat 3 : 110, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” Jadi, pencabutan adalah sesuatu yang Allah pilih bagi bangsa ini. Berarti, tidak diberikan kepada bangsa lain. Galal El Deen El Siouty yang mengatakan hal tersebut dalam bukunya “Al Etqan Fi Ulum Al Qur’an” jilid 2 halaman 22.

Pembawa Acara : Ada hal kecil yang masih membutuhkan penjelasan demi pemirsa yang terhormat. Pencabutan hanya terdapat di dalam Qur’an dan tidak diadakan Qur’an untuk kitab lain. Hanya di dalam Qur’an sendiri.

Bpk. Zakaria : Ya. Karena telah didefinisikan dengan jelas oleh Qur’an, “ayat mana saja yang Kami nasakhkan”.

Pembawa Acara : Tidak ada hubungannya dengan Alkitab.

Bpk. Zakaria : Jadi, Allah membatalkan ayat mana saja dan menjadikannya dilupakan. Bila Qur’an mencabut kitab-kitab sebelumnya, seharusnya yang dikatakan adalah “kitab mana saja Kami membatalkan dan Kami akan menurunkan kitab yang lebih baik daripadanya.”

Pembawa Acara : Qur’an sangat jelas mengenai hal tersebut.

Bpk. Zakaria : Atau bisa juga dikatakan : “Kami telah mencabut Taurat dan Injil, dan Kami telah menurunkan sebuah kitab dari hadirat Allah.” Hal itu akan sulit dikatakan.

Pembawa Acara : Tidak, sama sekali tidak.

Bpk. Zakaria : Jika hal seperti itu ingin dikatakan, itu akan dikatakan. Saya percaya, bahwa masalah pencabutan adalah sebuah masalah besar yang membutuhkan satu sesi penuh. Tetapi saya ingin memberikan beberapa kesimpulan mengenai hal tersebut. Isu mencabut dan dicabut sama sekali merupakan hal yang problematis bagi kaum Muslim dan merupakan masalah yang serius. Karena ada ayat-ayat lain yang pernyataannya bertolak belakang. Surat 2 : 106 mengatakan “Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan manusia lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya.” Sedangkan Surat 6 : 34 mengatakan : “Tak ada seorangpun yang yang dapat merubah kalimat-kalimat Allah.”

Pembawa Acara : Bagaimana bisa demikian?

Bpk. Zakaria : Ini merupakan dilemma. Bagaimana bisa ayat yang satu mengatakan tentang pencabutan, dan yang lain mengatakan tidak adanya penggantian? Juga Surat 85 : 21 & 22, “Al Qur’an yang mulia, yang dalam Lauhul Mahfuzh.” Lalu bagaimana Qur’an dapat diubah dan dicabut dalam Lauhul Mahfuzh? Qur’an telah dilindungi dari dulu.

Pembawa Acara : Mungkin kedua versi dilindungi.

Bpk. Zakaria : Saya tidak tahu. Saya tidak tahu apakah Qur’an memang mendapatkan kedua ayat ini bersama-sama atau tidak. Hal ini merupakan dilemma lain. Saya ingin seseorang cendekiawan agama atau ahli hukum yang menyaksikan program ini untuk membertahukan kami bahwa kami salah pada bagian ini dan memberitahukan kami koreksi sebenarnya. Dan kami terbuka untuk belajar. Kami juga ingin mengetahui kebenarannya. Katakan kepada kami dan kami tidak akan keberatan sama sekali. Kami tidak akan menentang Islam. Kami adalah orang-orang yang mencari untuk mengerti. Kami membaca Qur’an, kami membaca komentar-komentar dan kami menggunakan pikiran-pikiran kami. Kami sampai kepada kebenaran-kebenaran tertentu, kami membutuhkan seseorang lain untuk menggunakan pikirannya dan mengatakan “Apa yang dikatakan salah, koreksi adalah ini dan itu.” Gunakan logika dan bukti. Bukan kata-kata hampa yang digunakan dengan salah. Buktikan kalau saya salah. Dan gunakan bukti. Juga ada Surat lain, dan ayat ini benar-benar masalah yang sangat serius.

Pembawa Acara : Katakan lagi.

Bpk. Zakaria : Surat 4 : 82

Pembawa Acara : Surat 4 : 82

Bpk. Zakaria : Surat 4 : 82, “Kalau kiranya Al Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” Anda lihat tantangannya? “Kalau kiranya Al Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” Ini berarti, jika ada banyak pertentangan dalam Qur’an, ini membuktikan…

Pembawa Acara : Bahwa itu bukan berasal dari Allah.

Bpk. Zakaria : Dan ini sangat berbahaya. Bagaimana bisa Qur’an memiliki hal-hal pencabutan, penggantian dan hal lainnya seperti itu? Anda carilan sendiri penjelasan mengenai hal ini. Saya tidak ingin menyelidiki terlalu dalam akan hal ini. Anda tahu apa yang dikatakan, bahwa ada satu ayat dalam Surat 9 : 5, satu-satunya ayat yang membatalkan dan mencabut 124 ayat lainnya dalam Qur’an. Siapa yang mengatakan hal ini? Al Nahhas, penulis buku “Al Nasekh Wa Al Mansookh”. Saya heran, ayat apakah ini yang membatalkan 124 ayat lainnya. Ke 124 ayat tersebut adalah ayat-ayat Mekkah. Dan Nabi di Mekkah bukanlah seseorang dengan pedang dan senjata lainnya. Dia menghabiskan hari-harinya di Mekkah.

Pembawa Acara : Tanpa perang

Bpk. Zakaria : Tanpa perang. Segera setelah dia pergi ke Medina, dia mulai melancarkan perang, dan ayat-ayat lain dimasukkan. Jadi, satu ayat Medina menyatakan : “Bunuhlah orang-orang Musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka.” Juga terdapat dalam Surat 9 : 29. 124 ayat tentang ketentraman dan damai telah dicabut. Benar-benar sulit.

Pembawa Acara : Topik kita kali ini sangat luas, namun waktu kita sudah hampir berakhir, sehingga kita harus menundanya dan membahasnya lebih rinci pada episode mendatang, bila Tuhan menghendaki. Di akhir episode ini, kami mengucapkan terima kasih atas penjelesan Bapak Pendeta. Dan kepada pemirsa yang saya kasihi, kami tidak keberatan menerima pertanyaan apapun dari Anda. Kami pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan Anda akan kami berikan perhatian penuh. Pemirsa yang saya kasihi, jangan mengulang kata-kata tanpa lebih dulu mengetahui dari mana asalnya. Pastikan bahwa kami mengasihi Anda. Dan kami ingin menyatakan kebenaran kepada Anda, tidak ada yang lain. Terima kasih dan sampai jumpa.

No comments:

Post a Comment