Friday, December 31, 2010

Konsep Pewahyuan dalam Kekristenan dan Islam (Ep 27)

Episode 27. konsep pewahyuan dalam Kekristenan dan Islam

Muhammad : Pemirsa yang terkasih, selamat datang kembali pada program kita,”Pertanyaan-pertanyaan tentang Iman”. Dan kami dengan senang menyambut tamu kita yang terhormat, Bapak Zacharia Botros. Selamat datang.

Bpk. Zack: Terima kasih

Muhammad : Pemirsa yang terkasih, Tuhan Yesus Kristus berkata,” Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi“. Kita telah bicarakan bagian dari firman Tuhan ini sebelumnya, dan juga tentang pencabutan perjanjian. Kita telah tetapkan bahwa tidak dilarang untuk menanyakan tentang agama. Maka pada episode ini, kita akan melanjutkan pembicaraan ini dan berdiskusi tentang topik pewahyuan. Salah satu dari pertanyaan yang kami terima berkata, ”Bagaiman konsep pewahyuan dalam kekristenan, dan bagaimana itu terjadi?”

Bpk.Zach: Baiklah, pewahyuan dalam kekristenan, Alkitab mengatakan: ”Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” Konsep pewahyuan dalam kekristenan adalah Tuhan membicarakan sebuah tujuan kudus yang bermakna melalui komunikasi spiritual antara nabi dan Tuhan. Jadi Roh Kudus, sebagaimana kita percayai, adalah Roh Tuhan. Roh Kudus atau Roh Tuhan menanamkan maksud dan gagasan, sebagaimana esensi dari subyek itu ke dalam roh manusia. Kemudian penerima dapat bergumul akan hal tersebut, mengidentifikasi dan bersatu dengan mereka sebagaimana mereka hidup.

Tuesday, December 28, 2010

Kesimpulan dari Pencabutan Perjanjian (Ep 26)

Episode 26. Kesimpulan dari pencabutan perjanjian

Mohamed: Penonton yang terkasih, senang bertemu lagi dengan anda di acara kita “Pertanyaan – pertanyaan tentang Iman”, dan juga senang dengan adanya tamu terhormat kita Bapak Zacharia Botros, selamat datang Pak Pendeta.

F.Zach: Terima kasih

Mohamed: Para penonton, sebelumnya kita telah berbicara tentang pencabutan perjanjian. Dan di episode ini juga kita akan berbicara mengenai isu lain seputar pencabutan perjanjian. Namun sebelum dimulai ada sesuatu yang saya ingin bagikan dari hati saya. Sesuatu dari dalam hati saya untuk dibagikan dan dibicarakan dari hati ke hati, jiwa ke jiwa, dan roh ke roh. Saya mendengar definisi seorang Muslim adalah seseorang yang dari perbuatan dan perkataannya orang lain menjadi selamat. Tetapi saya percaya bahwa seorang Muslim yang benar adalah seseorang yang telah menyerahkan hidup, hati dan jiwanya kepada Allah yang Maha Tinggi untuk mentaati dan menyenangkan-Nya. Perkataan ini datang dari hatiku, ini adalah kesaksianku dan kesaksian banyak orang lain juga. Sebagai seorang anak yang boros dan kemudian kembali kepada ayahnya, setelah beberapa tahun dalam khayalan, pengasingan dan kebingungan, Ismail kembali ke pelukan ayahnya, Abraham, yang tentangnya Alkitab berkata, “dia menjadi percaya dan oleh karena itu imannya diperhitungkan sebagai kebenaran”. Saat ini Ismail kembali ke pelukan Yesus Kristus, yang telah ada sebelum Abraham, ayahnya, atau dapat dikatakan sebelum dunia dibentuk. Benar, ya Allahku dan Juru selamatku, Kau datang untuk mengajar kepenuhan yang baik kepada yang miskin, kesembuhan untuk yang hancur hati, mewujudkan kemerdekaan kepada yang terikat dan kebebasan kepada yang tertindas.

Saturday, December 25, 2010

Ep 25

Episode 25

Pembawa Acara : Pemirsa terkasih, selamat datang lagi pada acara kami, “Questions about Faith”, saya akan memulai acara ini dengan mengutip apa yang nabi Daud katakan, kiranya damai sejahtera Allah ada atasnya, sudah dikatakan, “Mata Tuhan ada pada orang benar, dan telingaNya terbuka untuk seruan mereka.” Saya berdoa, meminta dan permohonan saya adalah, saat ini, “Tuhan, biarlah terang wajahMu menyinari kami dan tolonglah kami untuk mengenal kebenaran, karena kami tahu Engkau Maha Esa, Maha Mengetahui dan Maha Hadir.” Selamat datang kepada tamu kehormatan kita, Bapak Pendeta Zakaria. Terima kasih sudah ada bersama-sama dengan kami, dan sudah menerima banyak sekali pertanyaan-pertanyaan saat ini dan ini akan menjadi episode terakhir dari pembahasan tentang issue penarikan kembali dalam Qur’an. Pertanyaan yang sudah seringkali diulang-ulang selama ini adalah, “Apakah bahayanya penarikan kembali terhadap Qur’an dan demikian pula dengan Islam?”

Bpk. Zakaria : Saya percaya ini adalah perkara penting. Karena saya sudah bertemu secara pribadi dengan beberapa orang Muslim terkasih dan memulai dialog dengan mereka tentang issue ini, tapi respon mereka tidak berbeda. Mereka katakan, “Ini adalah sebuah issue yang tidak berarti, tidak berarti sama sekali dalam Islam atau Qur’an.” Bagaimana bisa anda katakan tidak berarti? Saya pribadi berpikir bahwa ini adalah issue yang sangat penting, teramat serius, saya sendiri tahu paling tidak 5 bahaya issue ini terhadap Qur’an dan Islam. Bahaya pertama adalah: kontradiksi antara ide penarikan kembali; penggantian dan penghapusan dengan pengetahuan awal Allah. Allah tahu kejadian-kejadian sebelum terjadi, tapi jika Allah tetap merubah firmanNya setiap kali, tidakkah Dia tahu sejak permulaan bagaimana akhir dari segala sesuatu? Dan kemudian Dia akan mengatakan pada mereka begitu hal itu terjadi. Jadi untuk berbicara tentang Allah, saat ini dan nanti Dia merubah firmanNya, dan menarik kembali firman-firman yang terdahulu dan menggantinya dengan firman yang baru …

Pembawa Acara : Dijauhkanlah dari padanya.

Bpk. Zakaria : Hal ini menjadi pertanyaan akan satu sifat kebesaran Allah, sebut saja Allah Maha Tahu, maka mereka katakan ini ada kaitannya dengan mewahyukan hal-hal secara bertahap, supaya umat dapat mengertinya sedikit demi sedikit. Secara bertahap? Allah memberikan segala sesuatu dalam ucapan atau perkataan yang sempurna, manusialah yang mencoba untuk mencapai itu, tahap demi tahap. Namun Allah memberi sebuah standar kesempurnaan, Dia adalah sumber dari hukum kesempurnaan, tapi bagi manusia mencapai kesempurnaan itu selangkah demi selangkah, itu terserah padanya, tapi bukanlah Allah yang mengatakan sesuatu dan kemudian berkata, “Tidak, ini salah. Ini yang Aku sudah tarik kembali tadi malam, Aku sedang memberi yang lebih baik.” Pembahasan ini menempatkan sebuah bahaya besar. Ini poin pertama. Poin kedua , atau bahaya ke-2 yang kita harus perhatikan, adalah kontradiksi atau pertentangan antara konsep penarikan kembali dengan sebuah ayat yang sangat penting dalam Qur’an, dalam surah (Al Hijr) 15 ayat 9 tertera: “Kami sendiri sudah mengutus pengingat dan Kami benar-benar memeliharanya.” Karena Allah Maha Besar melindungi pengingat, bagaimana bisa beberapa bagian dari Qur’an terlupakan? Tidak terlupakan begitu saja, tidak, tapi Allah sengaja membuat ayat-ayat itu terlupakan? Jadi apakah Allah memeliharanya, atau menyebabkannya untuk dilupakan? “Apapun ayat yang kami batalkan atau sebabkan ayat itu untuk dilupakan.” “Membatalkan” berarti menghilangkan atau menghapus. Bagaimana ayat itu dilindungi? Jika Allah menyebabkannya untuk dilupakan, bagaimana ayat itu dipelihara? Ini tidaklah sesederhana itu, bagaimana orang Muslim untuk mengambilnya dengan spontan untuk melegakan hati nuraninya. Dia katakan, “Ini biasa dan tidak berdampak serius.” Bagaimana mungkin dia bicara begitu? Ini menyerang dasar iman. Iman pada Allah, iman pada sifat-sifat Allah, iman pada pengetahuan awal Allah, iman dalam kuasa dan kekuatan Allah untuk menjaga firmanNya sendiri, dan tidak membiarkan firmanNya hilang atau dilupakan. Jadi menurut orang ini yang memberitahu saya bahwa ini adalah issue yang tidak berarti: Ini hanya 1 atau 2 perkara. Apakah dia mengebalkan hati nuraninya sendiri atau dia tahu keseriusan dan gaya tarik terlibat, tapi tidak mau kelihatan gemetar atau mengakui bahwa ada suatu hal yang begitu serius. Jika dia mengebalkan hati nuraninya maka itu adalah sebuah bencana.

Pembawa Acara : Saya teringat sebuah ayat Alkitab yang berkata: “UmatKu binasa karena kurang pengetahuan.”

Bpk. Zakaria: Dan jika orang Muslim mencoba membodohi orang-orang dengan mengatakan itu, maka itu tidak hanya bencana saja, ini sebuah musibah. Anda mengerti maksud saya? Jadi, bahaya yang pertama adalah mempertanyakan sifat-sifat Allah, terutama sifat Allah … Allah Maha Tahu, Allah benar-benar tahu. Dan bahaya yang kedua adalah menentang Kemahakuasaan Allah, untuk menjaga firmanNya.

Pembawa Acara : Dan Allah adalah Maha Kuasa, dipuji dan ditinggikanlah Dia.

Bpk. Zakaria: Dialah Maha Kuasa.

Bpk. Zakaria: Baiklah, sekarang kita menuju ke bahaya ke-3. Sesungguhnya, saya sangat suka poin ini. Ini datang dari seorang professor Doktor, namanya Dr.Abd El Fattah Mahmood Idrees. Professor ini menulis sebuah artikel penarikan kembali dalam website Al Azhar di internet, ini adalah apa yang beliau katakan. Kata demi kata, dia katakan: “Bahaya lain yang sangat adalah Qur’an telah digambarkan sebagai sebuah kitab yang ayat-ayatnya dibuat sempurna. Dan kesempurnaan dan keakuratan adalah bertentangan dengan penarikan kembali.”

Pembawa Acara : Kebalikan dari penarikan kembali.

Bpk. Zakaria: Saya masih mengutip beliau. “Kesempurnaan tidaklah bertentangan dengan penarikan kembali. Penarikan kembali adalah juga pertentangan dengan hal-hal yang dapat diterima oleh akal budi, itulah kontradiksi bagi kemuliaan Allah, seperti menunjukan atau memperlihatkan kebimbangan dan keraguan dalam peraturan yang Allah sudah berikan. Jadi bagaimana bisa anda katakan ayat-ayat Qur’an dibuat sempurna? Jika mereka sudah sempurna, mereka tidak dapat dirubah.

Pembawa Acara : Apakah artikel ini masih ada di internet sekarang, kalau saya mau mengeceknya sendiri? Dapatkah saya melihat dan membacanya dengan mata saya sendiri?

Bpk. Zakaria: Ya, saat ini, sementara pemirsa menyaksikan saya. Hidupkan saja computer anda; buka internet explorer dan ketik www.Alazhar.com

Pembawa Acara : Jadi maksud Bapak ini adalah homepage resmi dari Al Azhar? Dan artikel ini ada disana.

Bpk. Zakaria: Tapi ada 2 macam website Azhar, yang pertama Al Azhar; H A R dan yang ini …

Pembawa Acara : Tidak ada hubungannya dengan Al Azhar.

Bpk. Zakaria: Oh ada hubungannya, tapi dengan gedungnya atau hal-hal ini. Ini berbeda, namun Azhar dengan HR hanya yang satu ini, Al Azhar tanpa a.

Pembawa Acara : Terima kasih untuk penjelasannya.

Bpk. Zakaria: Pergilah ke bagian yang mengatakan, “Konsep-konsep Islam”, dan ketik di mencari - “Al Naskh” atau “penarikan kembali” , dan artikel dari orang ini akan muncul, dan anda bisa membacanya. Jadi ini adalah 3 bahaya yang sangat ekstrim. Jadi masih ada 2 lagi tersisa, yang ke-4 adalah, saya mau perhatian anda pada, yang berkaitan dengan loh batu/tabung yang diawetkan. Loh batu ini yang adalah dari masa lampau. Qur’an mengatakan: “Sebuah bukti atau kitab yang nyata dalam sebuah loh batu/tabung yang diawetkan.” Saya bingung, termasuk menarik kembali ayat-ayat atau ayat-ayat yang ditarik kembali? Atau apakah kombinasi dari keduanya? Maksud saya, Allah adalah kekekalan dari dahulu dan loh batu/tabung yang diawetkan adalah dari kekekalan lampau. Apakah itu terdapat kedua-duanya? Atau hanya salah satunya saja? Dan ada banyak opini disini, saya telah banyak meneliti atau melakukan penelitian karena perdebatan ini. Saya menghormati akal budi.

Pembawa Acara : Apa yang Bapak katakan kontradiksi atau menyangkal penarikan kembali.

Bpk. Zakaria: Loh batu/tabung yang diawetkan yang melakukannya. Mari kita dengarkan ini. Al Qurtubi berkata dalam komentarnya tentang surah 13 (Ar Ra’du) ayat 39, “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab.” Dia menghapus dan masih memiliki induk kitab. Al Qurtubi mencoba menjelaskan ini dengan mengatakan, “induk kitab adalah loh batu/tabung yang diawetkan.” Dan beliau menambahkan sebagai berikut: “yang mana yang tidak dapat dirubah dan yang tidak bisa diganti? Wah, jadi apakah itu, itu sudah ditarik kembali, padahal loh batu/tabung yang diawetkan itu tidak dapat dirubah dan diganti. Loh batu/tabung yang diawetkan ini kepunyaan Allah. Tidakkah mereka mengklaim bahwa ini milik Allah? Dan tidak bisa dirubah dan tidak bisa diganti, jadi apakah itu yang bisa dirubah dan dialihkan? Sebuah tanda tanya besar sekali. Jadi apakah ini penting bagi kita, atau bagi orang Muslim atau tidak? Masalah yang sangat serius.

Pembawa Acara : Benar-benar pertanyaan yang sangat serius.

Bpk. Zakaria: Ya, tepat sekali. Yang lain lagi, Al Qurtubi sendiri melanjutkan dengan mengatakan sebagai berikut, “seperti yang sudah dikatakan bahwa ini mengalami penggantian atau peralihan.” Jadi, beliau mengatakan ini tidak bisa dirubah dan tidak bisa dialihkan, dan sebaliknya, mengatakan bahwa ini mengalami peralihan. Bersediakah anda memutuskan sesuatu? Masalah dari buku-buku Islam, sahabat terkasih saya, adalah mereka memberitahu anda opini dan kemudian mereka memberitahu anda kebalikannya. Lalu mereka menyimpulkan seluruh pembahasan, mengatakan hanya Allah yang tahu. Kita tahu bahwa Allah tahu, tapi kita mau dengar sesuatu dari Allah. Jadi ini adalah issue problematik. Perhatian ini. Al Tabari, yang diperhitungkan sebagai master para komemtator, dalam komentarnya tentang ayat yang sama, mengatakan: “Kitab ini sebenarnya 2 kitab, sebuah kitab yang Allah hapus apapun yang Dia kehendaki dan menetapkannya juga dan kitab yang satu lagi adalah induk kitab.” Apakah anda lihat pembenaran-pembenaran ini membawa anda kepada masalah yang lebih lagi? Apakah itu berarti Allah punya 2 salinan terpisah? Yang lama dan yang terbaru atau yang diperbaharui? Ini akan menyebabkan orang-orang berbicara dengan cara yang … Apakah ini tidak dapat dipahami? Issue ini sangat serius, dan saya bertanya-tanya adakah solusinya. Permasalahan besar, sekarang bahaya yang terakhir kita sudah sebutkan 4 diantaranya, pertama kontradiksi keMaha Tahuan Allah, kontradiksi yang lainnya akan Kemahakuasaan Allah, dan yang ke-3 kontradiksi apa? Saya baru saja menyebutkannya.

M: Anda menyebutkan sebuah buku yang ayat-ayatnya dibuat sempurna?

F: Ya, anda benar. Kesempurnaan, apakah ini tidak sempurna, lalu? Lalu yang terakhir adalah loh batu/tabung yang diawetkan, dan nomor 5 adalah kontradiksi antara ayat ini yang berbicara tentang penarikan kembali dan “menyebabkan dilupakan”, dengan ayat yang paling berbahaya dengan segala hormat. Terdapat dalam Surah 4 (Al Nesaa) ayat 82, berbicara tentang Qur’an, ayat ini mengatakan - sebuah tantangan. Dikatakan: “Jika ayat ini datang dari sumber lain selain Allah, mereka akan menemukan perkara besar tentang kontradiksi didalamnya.” Tidakkah ini berasal dari Allah. Perhatikan, disini ada sebuah keadaan dan apodosis. Keadaannya bahwa ayat ini datang dari sebuah sumber lain daripada Allah … Mereka akan menemukan kontradiksi didalamnya. Sebuah apodosis adalah: mereka akan mendapati banyak kontradiksi didalamnya. Baiklah kalau begitu. Menurut kesaksian para cendikiawan Islam mengenai ilmu pengetahuan penarikan kembali/abrogasi, kami dapati 71 Surah berisikan kontradiksi-kontradiksi. 71 Surah ini mewakili 62.28% dari keseluruhan Qur’an.

M: 62 %.

F: 62 %, bahkan lebih.

M: Berisi kontradiksi-kontradiksi!!

F: Benar, berisi kontradiksi-kontradiksi. Tidakkah itu dipertimbangkan sebuah kontradiksi besar? Tidakkah itu banyak? Ini terlalu banyak. Inilah apodosis, dan ini mengajukan sebuah pertanyaan yang sangat, sangat penting atau mendesak yang ditujukan kepada setiap pemikir, yang menghormati pikirannya sendiri. Pada waktu anda mendengar klausa bersyarat, dan apodosisnya adalah ‘ya’, kita punya sebuah kontradiksi yang luar biasa. Ini disaksikan oleh ahli-ahli abrogasi/penarikan kembali, jadi karena adanya kontradiksi yang besar, dari mana asalnya buku ini? Saya akan meninggalkannya kepada inteligensi para pemirsa supaya mereka tidak bisa menuntut kita jika mencoba menggali iman orang percaya. Yang saya rindukan adalah supaya manusia berpikir, dan melihat dimana dia melangkah. Apakah dia ada diatas batu karang? Tuhan Yesus Kristus membuat pernyataan yang indah ini, Dia mengatakan, ”Aku mengumpamakan orang yang mendengar perkataanku dan melakukannya sama dengan orang yang membangun rumahnya di atas batu karang”.

M: Ya, bagus sekali.

F: Ya, di atas batu karang, kuat, tidak tergoyahkan. Badai dan angin puting beliung, ombak menghantamnya, rumah itu berdiri tak tergoncangkan. Namun, orang yang membangun rumahnya di atas pasir akan goncang dan roboh karena tiupan angin sedikit saja, pertanyaan saya bagi saudara-saudara Muslim terkasih: atas dasar apakah kalian membangun iman kalian? Apakah kokoh atau goyah? Sahabat terkasih, di sini kita sedang membicarakan tentang hidup kekal. Dan saya mengatakan hal yang sama juga yang sedang saya katakan kepada pemirsa sekalian, kehidupan atau nyawa manusia lebih berharga dari apapun juga di dunia ini. Alkitab mengatakan, “Apakah untungnya bagi manusia jika ia kehilangan nyawa sendiri?” Jiwa anda sangat berharga, kemana anda pergi setelah anda mati? Anda harus tahu destinasi anda, apakah anda pergi ke tempat yang anda tak tahu? hanya berharap dan berandai? Tanpa tahu dengan pasti, tapi mengikuti apapun yang anda dengar?

M: Bapak berbicara seolah-olah Bapak tahu kemana Bapak akan pergi setelah meninggal dunia.

F: Tuhan Yesus Kristus sudah dengan jelas menyediakan jalan menuju keselamatan dan kehidupan kekal, oleh kemurahan Allah dan kasih karunia Kristus kita memiliki hidup kekal. Jika tidak, lalu mengapa Kristus datang? Benar? Itulah mengapa saya katakan kepada saudara Muslim terkasih, saya mau memanggil semua saudara-saudara Muslim terkasih pada penghujung penjelasan yang panjang akan issue abrogasi/penarikan kembali dalam Qur’an, yang adalah salah satu issue yang paling serius dalam Islam. Dan tidak seharusnya diabaikan, seseorang seharusnya tidak bertindak seperti burung unta yang mengubur kepalanya dalam pasir seolah-olah tidak ada masalah, sampai pemburu datang dan datanglah bahaya yang serius. Saya menghimbau para cendikiawan Islam untuk menjelaskan issue-issue problematik ini seserius mungkin, yang telah disentuh oleh majalah Caireen “Al Usboo’a” yang mengatakan kontradiksi dalam Qur’an itu sendiri,” ini adalah kesimpulan sendiri, dari diskusi tentang menarik kembali ayat-ayat dan ayat-ayat yang ditarik kembali bahwa Qur’an sendiri bertentangan dan menggali implikasi dan dasar-dasarnya sendiri pada tahap paling dalam.

M: Siap yang mengatakannya?

F: Amr Nassef dalam majalah Caireen ”Al Usboo’a”, dalam issue 19 januari 2004. Dia menulis artikel ini sebagai sebuah hasil dari menyaksikan episode-episode pertama pada acara kita di TV Al Hayat, beliau mengatakan, “Konklusi dari pembahasan penarikan kembali/abrogasi membawa kita pada kenyataan bahwa Qur’an sendiri berkontradiksi dan menggali isi-isi dan dasar-dasarnya sendiri pada tahap yang paling dalam. Saya hanya bisa berdoa kiranya Allah membukakan pikiran-pikiran dan menerangi hati-hati dan merubahkan mereka, supaya orang-orang tahu kebenaran. Dan kebenaran itu lebih berharga dari apapun juga. Kristus berkata, “Dan kamu akan tahu kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jadi doa saya dari hati yang terdalam, adalah supaya saudara-saudara Muslim terkasih memikirkan keselamatan jiwa mereka dan hidup mereka yang kekal, “supaya mereka memiliki hidup dan memilikinya dalam kelimpahan.” Selidikilah firman Tuhan, karena anda berpikir bahwa di dalamnya anda peroleh hidup kekal.” Selidikilah. Contohnya, pribadi Yesus dalam Qur’an digambarkan dengan sifat-sifat yang mulia yang tidak pernah digunakan untuk menggambarkan orang lain, mengapa dia tidak mengenal Kristus melalui Qur’an? Telitilah karakterNya, hidupNya, Qur’an mengatakan, Kristus menciptakan seekor burung dari tanah liat, Dia menyembuhkan orang yang terlahir buta dan kusta, Dia membangkitkan orang mati. Dan menurut kesaksian mereka sendiri, Dia tidak ada di liang kubur, tapi Qur’an berkata bahwa Allah mengangkatNya. Issue mengenai penyalibanNya dan tentang rupaNya sebagai manusia dan lain-lain, telah kita bahas issue ini dengan menyeluruh di episode pertama. Tapi paling tidak bertanya, dimana Dia sekarang? Dan dimana yang lainnya sekarang? Jadi siapakah pria atau manusia yang ikut membuka matanya, membuka hatinya, dan membawanya dimana Dia berada? Saya berharap ada cukup waktu dalam acara anda untuk berdoa bagi saudara-saudara Muslim kita yang terkasih. Saya mohon, sebelumnya anda mengakhiri acara ini, saya mau berdoa bagi saudara-saudara, pemirsa di episodeepisode ini.

M: Ya, kami berterima kasih kepada Bapak atas ide-ide dan fakta-fakta yang dapat merubah akar pengetahuan bagi banyak orang dan saya berdoa kepada Allah supaya Dia menunjukan kepada kita kebenaran, dan setiap orang mencari kebenaran. Allah adalah Allah Maha Kasih; Dia mengasihi ciptaanNya dan manusia adalah ciptaanNya yang paling dia kasihi, jadi saya setuju dengan Bapak dalam hal ini. Mari kita berdoa bersama-sama.

F: Apakah kita punya banyak waktu untuk berdoa? Berapa banyak waktu tersisa?

M: Masih ada 5 menit, jadi kalau mau Bapak bisa melanjutkan.

F: Dalam Nama Bapa, Anak dan Roh kudus, Allah yang Esa, Engkau yang mengasihi umat manusia dan berfirman, “Aku mengasihimu dengan kasih yang tidak berkesudahan dan dengan kemurahan Aku mendekat kepadamu.” Ya Allah, mataMu memperhatikan kami sejak zaman awal sampai akhirnya. Engkau yang rindu semua orang diselamatkan dan datang pada penyerahan akan kebenaran. Ya Allah, Engkau yang merentangkan pelukanMu bagi kami dan memanifestasikan atau menyatakan kasihMu yang dalam bagi kami, dan kapanpun kami datang kepadMu dan bertobat, Engkau mengampuni semua dosa-dosa kami. Aku berdoa kepadaMu ya Allah, dalam kesempatan ini, semua pemirsa yang menyaksikan acara ini bertemu secara pribadi denganMu. Jamahlah setiap hati ya Tuhan: Buatlah jalanMu diketahui semua orang, Tuhanku. Biarlah setiap orang menikmati keselamatan dan kasih anugerahMu. Bukalah mata setiap orang. Jamahlah hati mereka sehingga mereka terbakar dengan kasih terhadapMu, Tuhan. Ya Allah, Engkau mengasihi kami dengan murah hati. Kami tidak layak akan kasihMu karena dosa-dasa kami, namun Engkau mengasihi kami secara berlimpah, dan menjulurkan kasih anugerahMu bagi kami. Aku minta berkatMu, Tuhan, bagi setiap jiwayang mendengar dan menyaksikan, supaya mereka datang mengenalMu. Tuhan, biarlah terang pengetahuanMu menyinari semua hati, supaya namaMu dipermuliakan, dan semua jiwa menerima berkat dan keselamatan. Tuhan, aku berdoa supaya Engkau menjumpai mereka dengan berkat rohani. Bagi Mu segala kehormatan dan kemuliaan dari sekarang sampai kesudahan zaman. Amin.

M: Amin. Pemirsa terkasih, saat ini saya hanya bisa berkata, “dan kamu akan tahu kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Inilah doa saya bagi anda saat ini. Saya berdoa kepada Allah bertahun-tahun yang lalu. Saya pergi ke Mekah, saya duduk di bawah kaki Ka’bah dan saya berdoa “Ya Allah, Engkaulah kebenaran dan aku mau mengenal Mu. Dan sesungguhnya, Allah Yang Maha Tinggi berbicara dalam hati saya oleh Roh Kudus dan berbicara kepada pikiran saya dan menunjukkan Kebenaran kepada saya. Doa saya sekarang bagi anda, jika anda tidak memiliki sebuah jawaban untuk banyak pertanyaan yang sedang anda pertanyakan, atau jika acara ini sudah benar-benar mengguncangkan, saya berdoa supaya anda mengangkat hati anda sekarang kepada Allah dan memohon keselamatanNya dari dosa karena kita terpisah dari Allah akibat dosa-dosa kita dan kita mati secara rohani. Jika anda mau didamaikan dengan Allah, bicaralah kepada Allah dari hatimu yang paling dalam dan sekarang saya minta Bapak Pendeta untuk memberikan kepada kita kata penutupan. Kami tidak ingin menyakiti hati siapapun, atau mengkritik, tapi saya tahu ini adalah kehendak Allah untuk menyingkapkan kebenaran secara Alkitabiah.

F: Pemirsa terkasih, saya benar-benar bahagia dengan acara Tanya-jawab ini dan saya berharap ini semua membangkitkan dalam pikiran kerinduan setiap orang untuk menyelidiki, dan menyelidiki lagi agar tahu kebenaran. Bacalah Qur’an anda dengan penuh pendalaman, dengan seksama, dan dengan pikiran yang terbuka. Bacalah setiap komentar-komentar yang anda sukai, juga dengan pikiran yang terbuka. Jangan menganggap segala sesuatu sudah semestinya dan mengalah kepada mereka yang percaya bahwa anda tidak membutuhkan pengertian dan anda seharusnya mengambil segala sesuatu sebagaimana adanya. Saudara terkasih, Allah memberikan kepadamu akal budi untuk digunakan, dan di dalam kekekalan Dia akan bertanya kepada mu, “Apa pendapatmu tentang hal ini?” Bagaimana menurut mu tentang perkara-perkara ini, dan mengapa kamu tidak bertanya kepada seseorang? Mengapa kamu tidak memperoleh pengetahuan? Kenapa kamu tidak mencari untuk mencapai kebenaran? Ini doa saya dan permohonan saya bagi anda, para pemirsa terkasih, dan saya berterima kasih kepada anda karena mengikuti acara ini, sampai bertemu kembali jika Allah menghendakinya. Terima kasih banyak juga karena mengijinkan saya berada di sini, dalam acara ini.

M: Pemirsa yang terkasih, sebagai kesimpulan saya mau mengulang apa yang nabi Daud katakana. “Biarlah bersuka cita mereka yang menaruh percayanya pada Mu, biarlah mereka bersorak kegirangan karena Engkau membela mereka. Biarlah juga mereka yang mengasihi namaMu bersuka cita di dalam Mu. Karena Engkau, ya Tuhan memberkati orang benar, dengan kemurahan Engkau mengelilinginya seperti perisai.” Kita sudah membicarakan mengenai penarikan kembali/abrogasi pada episode-episode sebelumnya, dan masih aka nada banyak Tanya jawab yang datang dimana kami akan membahas mengenai topik-topik lain yang berhubungan dengan penghakiman dan keselamatan dan penulisan nama-nama orang dalam Kitab/Buku Kehidupan Allah Yang Maha Tinggi. Sekali lagi, kami menyambut semua pertanyaan anda. Terima kasih banyak. Sampai jumpa lagi.

Tuesday, December 21, 2010

Penarikan Kembali Ayat-Ayat Quran (Ep 24)

Episode 24

(sambungan 4 + ayat-ayat yang tidak ada)

Pembawa Acara : Pemirsa terkasih, selamat datang sekali lagi di episode kami yang baru dalam acara “Questions about Faith.” Pada episode terdahulu, kami berbicara tentang menarik kembali dan ayat-aya yang ditarik kembali. Saya ingin menyebutkan sebuah ayat dari Quran, yang sudah saya baca dalam salah satu Surah, Surah 12, Yunes ayat 94 yang berbunyi, “Jikalau kamu ragu mengenai apa yang telah kami turunkan kepadamu maka bertanyalah kepada mereka yang sudah membaca Buku/Kitab sebelum kamu, kebenaran sudah datang kepadamu dari Tuhanmu, jadi janganlah menjadi orang yang bimbang” Dan selamat datang kepada Bapak Pendeta Zakaria Botros, tamu kita yang sudah ada bersama-sama dengan kita. Silahkan Bapak memberikan ringkasan kepada kita mengenai topic penarikan kembali sekali lagi, agar kita bisa melanjutkan topik ini.

Bpk. Zakaria : Penarikan kembali di dalam Qur’an berarti sebuah pemindahan (penggantian) aturan-aturan dari ayat-ayat tertentu, dan bukan hanya aturan semata, tapi hal-hal yang lain juga, seperti penghapusan, penggantian dan alterasi/peralihan seperti yang telah kita saksikan di episode-episode terdahulu. Ya, dan kita berhenti pada bahasan kita tentang jenis-jenis dari penarikan kembali, seperti yang ditetapkan oleh cendikiawan-cendikiawan penarikan kembali di Islam. Kami sudah katakan bahwa mereka terdiri dari 3 kategori. Yang pertama adalah penarikan kembali huruf atau tulisan dari sebuah ayat, tetapi aturannya tetap berpengaruh. Apa artinya “tulisan”? Artinya teks dari ayat itu sendiri, firman yang tertulis dalam Qur’an, teksnya sudah ditarik kembali, kita bisa bilang sudah tidak ada lagi di Qur’an. Sudah dibatalkan, tetapi aturannya masih ada. Dan apa maksudnya?

Friday, December 17, 2010

Ketika Manusia Mempertanyakan Sang Pencipta (Ep 23)

Episode 23

Muhammad : Pemirsa terkasih selamat datang sekali lagi pada episode baru dalam acara kami “Pertanyaan tentang iman”. Dan ada bersama-sama dengan kita tamu kerhormatan Bapak pendeta Zakaria Botros. Selamat datang Pak. Kali ini kami menerima begitu banyak pertanyaan, namun apa yang akan kami lakukan adalah melanjutkan menjawab pertanyaan termasuk pertanyaan di episode terdahulu. Dapatkah manusia bertanya dan ingin tahu berkata, “Mengapa Allah Engkau telah melakukan ini dan itu?”

Bpk. Zakaria : Tentu saja, manusia dapat bertanya kepada Allah, “Allah, mengapa Engkau lakukan ini?” Bukan untuk keberatan atau protes, tapi untuk mencari pengetahuan. Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang berakal budi dan manusia berhak untuk tahu. Allah tidak akan menciptakan intelektual dan kemudian menghentikannnya. Akal budi harus berpikir, ini adalah isu yang kita hadapi. Orang-orang kolot dan berpikiran tertutup mengambil segala sesuatu begitu saja, sederhana sekali tidak berdebat. Allah sudah mengatakan demikian, itu saja. Tidak berpikir “Kamu tidak seharusnya bertanya tentang hal-hal yang mereka nyatakan kepadamu, itu akan melukai atau menyerangmu.”

Muhammad : Maksud Bapak itu diperbolehkan untuk manusia bertanya kepada Allah, untuk mencari pengetahuan?


Tuesday, December 14, 2010

Penarikan Kembali Ayat-Ayat Quran (Ep 22)

Episode 22

Muhammad : Pemirsa budiman, selamat datang di episode yang baru dalam acara “Pertanyaan-pertanyaan tentang iman”. Selamat datang kepada tamu kehormatan kita Bapak Pendeta Zakaria Botrus.

Bpk. Zakaria : Terima kasih

Muhammad : Kami telah menerima banyak pertanyaan tentang penarikan kembali salah satunya menyatakan bahwa penarikan kembali terjadi hanya pada perintah-perintah dan larangan-larangan, sebut saja “lakukan ini dan jangan lakukan yang itu”.

Bpk. Zakaria : Saya sudah membaca ini beberapa kali dalam tulisan ilmu hukum Islam. Namun sebenarnya bahkan jika kita mengasumsikan hal ini hanya berlaku pada perintah dan larangan, tetapi apakah sifat alami dari perintah-perintah dan larangan-larangan ini? Sebagai contoh, dalam Surah 9 (At Taubah) ayat 5 dan 29, kita baca perintah “perangi orang-orang yang tidak beriman kepada Allah“ ini adalah ayat yang terkenal dalam Surah pedang. Surah pedang ini telah menarik kembali 124 ayat sesuai dengan kesaksian dari semua ahli hukum, yang telah menulis tentang menarik kembali dan ditarik kembali. Contohnya, Surah 9 (At Taubah) ayat 29 mengatakan, ”lawan orang-orang Kitab”. Bagaimana? Pembacaan yang tepat dari ayat ini adalah sebagai berikut:”Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar yang diberikan kepada mereka, Al Kitab sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. ”. Inilah perintahnya,”perangi atau lawanlah”. Ini adalah perintah yang telah menarik kembali 124 ayat lainnya yang berbicara tentang mengusahakan perdamaian, seperti ayat-ayat berikut ini :”Janganlah bertengkar dengan orang-orang dari Kitab, tapi dalam tingkah laku dan cara yang terbaik, kami percaya dengan apa yang telah kami turunkan kepadamu dan apa yang telah diturunkan kepada kami dan Allahmu dan Allah kami adalah sama. Kamu memiliki agamamu sendiri dan akupun demikian”. Benar? Tapi ini dia satu lagi ayat yang menyatakan,”perangilah mereka yang tidak percaya” dan kemudian apa yang terjadi sesuai dengan perintah ini?


Saturday, December 11, 2010

Pemimpin Islam Iran Mengatakan Orang-Orang Muslim Bebas Untuk Menjadi Kristen – Asal Dilakukan Secara Diam-Diam

22 Oktober 2010-Pemimpin Islam Syiah, yang coba menanggapi Sinode para Bishop Timur Tengah yang diadakan di Vatican baru-baru ini; mengatakan bahwa orang-orang Muslim di Iran bebas untuk memeluk iman Kristiani, meskipun ada hukum Islam yang secara tegas menyatakan bahwa mereka yang meninggalkan Islam akan dijatuhi hukuman mati.

Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan oleh the National Catholic Register, Ayatollah Seyed Mostafa Mohaghegh Ahmadabadi merespon pertanyaan-pertanyaan mengenai konversi dengan menekankan pada sebuah perbedaan antara menerima salah satu iman dan mempropagandakannya melawan orang lain. Saat didesak mengenai apakah seorang Muslim diijinkan untuk memeluk agama Kristen, ia menjawab:

"Ya, tak seorang pun bisa menanyakan seseorang apa agamanya. Hal ini dilarang. Tetapi jika mereka membuat propaganda melawan sebuah agama termasuk Islam, maka hal itu tidak diijinkan."

Jawaban imam Syiah ini tidak menjawab pertanyaan mengenai apa yang bisa terjadi ketika seseorang yang diduga telah berpindah agama, ingin membuat sebuah pengakuan publik bahwa ia sudah menjadi pemeluk Kristen, atau terlibat dalam ibadah secara publik di sebuah gereja Kristen.

Dalam tanggapannya terhadap Sidang Sinode tersebut, Ahmadabadi menyampaikan sebuah gambaran positif mengenai kehidupan orang-orang Kristen di Iran hari ini.

Sumber: http://www.catholicculture.org/news/headlines/index.cfm?storyid=8033

Wednesday, December 8, 2010

Kesaksian Muhammad dan Pendahuluan tentang Penarikan Kembali (Ep 21)

Episode 21

Kesaksian Muhammad dan Pendahuluan tentang Penarikan Kembali

Muhammad : Pemirsa budiman, selamat datang di episode yang baru dalam program “Pertanyaan-pertanyaan tentang Iman, merupakan kebahagian bagi saya sebagai pembawa acara program ini. Saya Muhammad Saeed, menemani anda pada episode-episode selanjutnya dengan tamu kehormatan kita Bapak Pdt. Zakaria Botros. Selamat datang pak pendeta.

Bp. Zakaria : Terima kasih.

Muhammad : Pemirsa terkasih, sebelum kita mulai saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya dibesarkan atau bertumbuh dalam sebuah keluarga muslim, dengan pengaruh Islam dan belajar disebuah sekolah Islam, di sebuah negara Arab.Sejak saya kecil ibu saya menanamkan dalam hati saya hal yang paling penting, yaitu mengasihi Allah.Bahkan sebagai seorang anak kecil saya memiliki gairah dan kerinduan kepada Allah Yang Maha Tinggi. Saya memiliki kerinduan yang begitu kuat untuk menyenangkan Allah dan menaatiNya dan ada dalam kehendakNya Sebagai seorang dewasa saya berkeliling ke banyak negara bersamaan dengan pertumbuhan saya. Saya berusaha sedapat mungkin untuk menjalankan semua doa-doa dengan pengajaran Muslim dan berpuasa, dan sebagainya. Selama perjalanan saya pula, saya berpergian ke Saudi Arabia ,saya begitu tertarik untuk mengunjungi Mekah dan El Kaaba (Ka’bah), dimana saya berdoa dan mencari Tuhan. Selanjutnya, saya bertemu dengan seorang teman Kristen yang mulai bercerita tentang Kristus kepada saya, dan dia juga mengatakan kepada saya tentang keselamatan, penghakiman, dan dosa. Hal ini semua baru bagi saya, saya tidak pernah berpikir tentang semua itu sebelumnya.

Sunday, December 5, 2010

Pencabutan QURAN (Ep 20)

EPISODE 20

Nahed : Pemirsa yang saya kasihi, selamat datang di episode baru program kami “Questions About Faith” (Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman). Kami senang dapat melakukan Tanya-jawab yang berlangsung terus dan dapat menjawab semua pertanyaan Anda. Juga merupakan kehormatan bagi kami dengan kehadiran Bapa Zakara Boutros. Selamat datang Bapak Pendeta.

Bpk. Zakaria : Terima kasih banyak.

Nahed : Di akhir episode yang lalu, Anda telah menyinggung satu topic yang sangat penting dan serius, yaitu isu tentang abrogation (pencabutan). Tetapi pertanyaan ini tentu saja membutuhkan banyak penjelasan dan diskusi. Kami disini ada banyak pertanyaan dan bila Tuhan menghendaki, Anda dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Bpk. Zakaria : Kata “abrogate” (mencabut) berarti menyalin, yang berarti seseorang menulis sesuatu disini dan menyalinnya disana. Dan secara khusus didalam Quran sehubungan topic ini, kata tersebut berarti memindahkan sebuah ayat atau menggantikan sebuah ayat dengan ayat yang lain, atau menggantikan aturan sebuah ayat dengan aturan yang lain. Seperti yang dikatakan Ibn Katheer dalam ulasannya jilid 1 halaman 154 dengan mengutip Ibn Gareer.

Wednesday, December 1, 2010

QURAN Mencabut TAURAT dan INJIL? (Ep 19)

EPISODE 19

Pembawa Acara : Pemirsa yang saya kasihi, selamat datang pada program “Questions About Faith” (Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman). Senang bisa kembali memulai sesi ini dan menjawa setiap pertanyaan yang telah dikirimkan kepada kami. Juga merupakan suatu kehormatan, karena telah hadir Bapak Pendeta Zakaria Botros bersama kami disini. Selamat datang, Bapak Pendeta.

Bpk. Zakaria : Terimakasih banyak.

Pembawa Acara : Pada episode yang lalu kita telah membahas apakah Qur’an telah mencabut Taurat dan Injil, dan Anda telah membuktikan kepada kami bahwa hal tersebut tidak benar. Dan sekarang anda 2 pertanyaan lagi. Jadi kita dapat menyelesaikan topik ini dan memulai yang baru. Anda telah berkata: Bagaimana Qur’an dapat mencabut Injil, walaupun Qur’an memerintahkan orang-orang Kristen dan Yahudi untuk memutuskan perkara menurut apa yang telah Allah nyatakan. Dapatkah Anda menjelaskannya?


Sunday, November 28, 2010

Ketidakmungkinan Penyimpangan ALKITAB (Ep 18)

EPISODE 18

Pembawa Acara: Pemirsa yang saya kasihi, selamat datang kembali dalam program kami “Questions About Faith” (Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman), untuk menjawab semua pertanyaan Anda. Kami sangat bersyukur dan merasa terhormat menerima dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah Anda kirim. Juga merupakan kehormatan bagi kami dengan hadirnya Bapak Pendeta Zakaria Butrous. Selamat datang Bapak Pendeta.

Bpk.Zakaria: Terima kasih banyak.

Pembawa Acara : Hari ini kita akan melanjutkan kembali diskusi kita mengenai ketidak-mungkinan adanya penyimpangan/pengubahan dalam Alkitab. Kami telah menjelaskan mengenai hal tersebut. Pertama, oleh kesaksian/pembuktian dari Alkitab sendiri. Kedua, oleh kesaksian dari Qur’an terhadap Alkitab. Ketiga, oleh pembuktian secara ilmiah seperti ilmu arkeologi, naskah kuno yang telah ditemukan di berbagai tempat. Dan keempat, oleh pembuktian secara logis. Hari ini, Bapak Pendeta, kita akan berbicara mengenai pembuktian dari para cendekiawan Islam. Ada banyak cendekiawan Islam yang membuktikan bahwa Alkitab tidak mengalami pengubahan. Bisakah Anda berikan penjelasanan atas hal tersebut?


Wednesday, November 24, 2010

ALKITAB Pesan Kasih Allah (Ep 17)

EPISODE 17

Pembawa Acara : Para pemirsa yang saya kasihi, selamat datang kembali di acara kami “Questions About Faith” (Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman). Merupakan kebahagian bagi kami untuk memulai kembali pertemuan kami dengan Anda dan kami senang karena telah hadir disini bersama kami Bapak Pendeta Zakaria Buotruos. Selamat datang, Bapak Pendeta.

Bpk. Zakaria: Terima kasih.

Pembawa Acara : Kita sedang mendiskusikan banyak topik akhir-akhir ini dan juga saat ini. Topik diskusi kita adalah ketidak-mungkinan adanya penyimpangan dalam Alkitab. Saya ingin Anda, seperti biasa memberikan penjelasan singkat atas apa yang telah diungkapkan pada episode yang lalu, agar tetap dapat mengikuti diskusi saat ini.

Bpk. Zakaria : Baiklah. Kita sedang berbicara tentang Alkitab yang diungkapkan Allah, dinyatakan oleh Alkitab sendiri dan oleh Qur’an. Alkitab adalah sebuah pesan kasih dari Allah untuk menunjukkan jalan penebusan bagi semua orang berdosa. Kitab tersebut menunjukkan kepada manusia bagaimana Allah bisa menerimanya, karena Dia mengasihinya dan bahwa Kristus telah mati di kayu salib sebagai penebusan. Jadi disini Alkitab mengungkapkan segala sesuatu, misteri iman, sehingga siapapun yang ingin berhubungan dengan Allah dan siapapun yang ingin mengenal Allah, harus mengetahui Alkitab. Oleh sebab itu Setan melawan Alkitab dengan semua kekuatan jahatnya.

Saturday, November 20, 2010

Apa Kata Quran tentang ALKITAB? (Ep 16)

EPISODE 16

Pembawa Acara: Pemirsa yang saya kasihi, selamat datang kembali dalam program kami “Questions About Faith” (Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman). Kami sangat senang bertemu Anda kembali untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda. Juga merupakan kehormatan bagi kami dengan hadirnya Bapak Pendeta Zakaria Butrous. Selamat datang Bapak Pendeta.

Pendeta Zakaria: Terima kasih banyak.

Pada episode yang lalu, kita telah berbicara tentang ketidak-mungkinan adanya penyimpangan dalam Alkitab dan Anda telah menjelaskan kepada kami apa itu Alkitab, dan apakah isi dari Alkitab, dan kita juga telah menyebutkan ayat-ayat yang menegaskan keaslian Alkitab. Kita telah sampai pada ayat yang menyatakan bahwa ada penyimpangan dalam Alkitab, dan sekarang jika Anda tidak keberatan, bisakah Anda menjelaskan kepada kami ayat-ayat Qur’an yang menyatakan bahwa ada penyimpangan dalam Alkitab.


Tuesday, November 16, 2010

Benarkah Alkitab Mengandung Penyimpangan? (Ep 15)

EPISODE 15

Pembawa Acara: Para penonton yang terkasih, selamat datang pada episode baru dalam program kita ”Question about Faith” (Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman). Kami sangat senang dapat bertemu kembali dengan anda semua, dan juga untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan anda. Dan juga suatu kesenangan dan kehormatan telah hadir bersama kita Bapak Zakaria Botros. Selamat datang, Pak.

Bapak Zakaria: Terima kasih.

Pembawa Acara: Kita telah melakukan beberapa wawancara sebelumnya. Saya akan langsung memberikan pokok-pokok dari topik-topik ini sehingga penonton dapat mengikuti. Kita telah membicarakan fakta bahwa Tuhan adalah Tritunggal dan bukan tiga tuhan, penjelmaan Tuhan dalam seorang manusia, Yesus Kristus, dan tentang kebenaran bahwa Yesus telah disalibkan untuk penebusan dan keselamatan umat manusia. Hari ini Bapak, kita sampai pada topik yang sangat penting, topik yang melibatkan banyak pertanyaan penting yaitu hal-hal yang selalu ditanyakan tentang Alkitab, dan penyimpangan yang terdapat dalam Alkitab. Teman-teman Muslim dimana-mana menuduh bahwa Alkitab telah disimpangkan. Sebelum kita masuk dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut dan berbicara tentang persoalan ini maukah anda untuk memperkenalkan kepada penonton apakah Alkitab itu? Silahkan..


Friday, November 12, 2010

Kesaksian Penyaliban Isa (Ep 14)

14 -Kesaksian Penyaliban Isa by Dewi / Indra

Nahed: Para penonton yang terkasih, selamat datang pada episode baru “Question about Faith” (pertanyaan-pertanyaan tentang iman), merupakan sebuah kehormatan untuk menjawab semua pertanyaan yang anda kirimkan pada kami. Merupakan sebuah kehormatan juga untuk menghadirkan bersama kita Bapak Pendeta Zakaria Bothros. Selamat datang, Pak.

Bapak Zakaria: Terima kasih.

Nahed: Pada episode sebelumnya, kita membicarakan tentang fakta penyaliban Kritus. Jadi, seperti biasa, kami ingin anda memberikan rangkuman singkat, agar penonton tidak mengikuti episode sebelumnya bisa mengikuti, silahkan Pak…

Bapak Zakaria: Kemarin kita membicarakan tentang kebenaran tentang tritunggal dan ke-Maha Esa-an, Pewujudan Ilahi dan tujuannya yaitu penyaliban. Penyaliban Isa. Mengapa? Karena Alkitab menyatakan, dalam Injil Yohanes 3:16, “ Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Maka dari itu penyaliban adalah tujuan penebusan, jadi umat manusia tidak akan binasa tapi diselamatkan dan memperoleh hidup yang kekal. Dan ini adalah bukti cinta Allah. Mengapa? Pada permulaan penciptaan Allah mencintai manusia dalam gambaran Allah. Cinta. Tetapi manusia menjadi rusak, dan gambar itu dirusak oleh dosa.

Tuesday, November 9, 2010

Fakta Penyaliban YESUS (Ep 13)

EPISODE 13

Pembawa Acara : Para pemirsa yang terkasih, selamat datang di episode yang baru dari program kami “Question about Faith”. Kami sangat senang menjawab semua pertanyaan Anda, dan ada bersama-sama dengan kami di sini Bapak Pendeta Zakaria Botros. Selamat datang Bapak Pendeta.

Bpk. Zakaria : Terima kasih.

Pembawa Acara : Para pemirsa yang terkasih, kami akan merangkum pembahasan mengenai penyaliban Kristus. Kami telah membahas pokok ini dalam beberapa episode dan jika Bapak berkenan, dapatkah Anda memberikan rangkuman pendek kepada kami, supaya mereka yang sedang menyaksikan kita untuk pertama kali dapat mengikutinya. Silahkan?

Bpk. Zakaria: Saya menyambut para pemirsa baik yang sudah lama dan yang baru. Seperti sudah dikatakan sebelumnya, kami sedang membahas fakta penyaliban Kristus, dan kami membawa diskusi ini pada pokok utama inkarnasi Allah menjadi seorang manusia dan mengapa? Alasannya ialah karena penebusan dosa. Jadi penebusan dosa adalah tujuannya. Penebusan dosa adalah keselamatan umat manusia, keselamatan setiap orang, karena pada saat Allah menciptakan menusia Dia menciptakannya menurut gambar dan rupaNya dengan kasih yang besar, tapi Adam berdosa dan memakan buah dari pohon yang terlarang, dia terpisah dari Allah, dia terpisah dari kehidupan, dan dia menjadi subyek hukuman mati. Itulah hukumannya. Tapi seperti yang telah kami katakan, Allah juga Maha Pengampun, jadi Dia bersedia memperlihatkan ampunanNya pada manusia, dan melepaskannya. Tapi akankah Allah menarik kembali perkataanNya? Tidak mungkin, mustahil. Allah Maha Adil dan “Tidak mungkin merubah fimanNya”. Baiklah, tidakkah Allah dapat memperlihatkan pengampunan? Bagaimana? Mustahil; Dia harus memberikan pengampunan, dan ini dimanifestasikan dalam hikmat Allah, dalam prinsip pendamaian akan keadilan dan pengampunan dalam prinsip penebusan. Itulah penebusan. Kami juga telah mengatakan bahwa prinsip ini ada dalam Injil dan Al Qur’an-mempersembahkan putra Abraham sebagai satu korban. Dalam Alkitab, mengatakan bahwa Abraham mendapati seekor domba jantan yang dia sembelih ganti putranya, dan sama seperti dalam Al Qur’an mengatakan, “Dan kami telah menebusnya dengan tebusan yang luar biasa,” ini merupakan sebuah prinsip yang meneguhkan, bukan? Dan karena alasan ini Allah mulai bebicara tentang prinsip penebusan dosa, untuk menekankan konsep penebusan dosa. Ini menjadi bukti lagi pada anak domba paskah. Ketika orang-orang Israel berada di Mesir dan perintah diberikan untuk membunuh semua anak-anak Mesir. Anak sulung diantara orang-orang Israel telah ditebus oleh seekor domba jantan, supaya malaikat melaluinya begitu melihat darah. Hal yang sama, lagi kami telah melihat dalam penebusan Abdullah Ibn Abd Al-Mutalib, ketika ia mempersembahkan penebusan sebagai ganti dirinya dan tebusan itu diterima. Kita juga telah melihatnya pada pengorbanan orang Yahudi, yang dipersembahkan di dalam bait Allah bagi dosa-dosa umat-domba, lembu, dan yang lainnya. Kita juga telah melihat di Islam selama Hari raya Kurban dan persembahan korban (Hady Ù‡َدي), dan Muhammad sendiri berkata, “Kiranya tulangmu jadi tulangku, dan dagingmu jadi dagingku, dan bagi mereka diantara bangsaku yang tidak memiliki kurban.” Dan dia juga mengatakan pada Fatima, “Bergegaslah menangkap tetesan darah yang pertama dari korban, itulah yang akan mengampuni dosamu.”

Pembawa Acara : Kita telah menyatakan bahwa prinsip penebusan dosa sudah tentu Alkitabiah, seperti juga halnya dengan Al Qur’an, dan dipraktekan diantara orang Muslim.

Bpk. Zakaria : Benar demikian. Ini cukup penting.

Pembawa Acara : Ya.

Bpk. Zakaria : Jadi konsep penebusan yang Illahi ditetapkan jadi satu. Sekarang kita tiba pada poin selanjutnya: Allah mau menebus manusia, penghakiman Allah akan kematian manusia harus dihapuskan. Jadi setelah menelusuri jalan penebusan dengan maksud melalui semua lambang-lambang tersebut, Allah mulai menggenapinya secara nyata, karena Ia harus menebus. Namun dengan apa Ia harus menebus? Apakah syarat mutlak dari sang penebus?

Pembawa Acara : Tepat. Di waktu yang lalu kami telah berbicara mengenai syarat mutlak sang penebus yang adalah?

Bpk. Zakaria : Bahwa Allah penebus harus tak terhingga. Ini merupakan syarat mutlak yang penting dan alasannya bahwa dosa manusia adalah sama dengan status kelayakan/nilai orang yang dilukai. Jadi si pelanggar menentang Allah yang tak terbatas pastinya seorang pelanggar yang tak terbatas karena sesuatu dikalikan dengan tak terhingga sama dengan tak terhingga. Karena itu sebuah pelanggaran yang tak terhingga menuntut sebuah hukuman yang tak terhingga.

Pembawa Acara : Kami juga telah menyebutkan bahwa hukumannya adalah kematian yang kekal.

Bpk. Zakaria : Kekal atau tak terhingga.

Pembawa Acara : Dan ada 3 jenis kematian: kematian rohani, kematian kekal yaitu pemisahan dari Allah dan rasa malu,

Bpk. Zakaria : Dan juga kematian kekal di dalam api yang kekal.

Pembawa Acara : Benar.

Bpk. Zakaria : Benar? Allah harus menebus manusia. Tapi penebus pasti… apa? Tak terbatas. Dan Mengapa? Karena dosa tak terbatas. Dan 2 syarat mutlak lainnya di akhir dari episode sebelumnya-saya mengacu pada mereka tetapi saya berhenti sampai di sini karena ini akan makan waktu lama untuk membahasnya. Jadi syarat mutlak yang pertama adalah bahwa sang penebus harus tidak terbatas, dan syarat mutlak yang kedua harus seorang manusia, memiliki sifat alamiah yang sama dengan yang akan ditebus.

Pembawa Acara : Disinilah letak kesulitannya, Bapak Pendeta. Bagaimana kita dapat menggabungkan kemanusiawian dengan ketidakterbatasan, kecuali dia yang kekal?

Bpk. Zakaria : Sekarang Anda sedang mengatakannya. Inilah konsep inkarnasi Illahi.

Pembawa Acara : Tepat.

Bpk. Zakaria : Tapi ijinkan saya terlebih dahulu menjelaskan mengapa sang penebus harus manusia. Biarkan saya membawanya sedikit terfokus. Sang penebus harus seorang manusia, memiliki sifat alami yang sama dengan yang ditebus. Contohnya, seperti saya sudah katakana dalam ilustrasi pada episode sebelumna, jka saya menghitung-hitung mobil Roll Royce Anda, saya tidak semestinya menukarnya dengan sebuah mobil Fiat, atau Nasr atau Ramsis; itu harus diganti dengan tipe yang sama, bukan? Jika saya merusak sebuah lampu gantung, saya seharusnya menggantinya dengan sebuah lampu gantung juga.

Pembawa Acara : Ya, bukan dengan sebuah bola lampu saja!

Bpk. Zakaria : Ya, bukan dengan sebuah bola lampu. Tidakkah itu benar? Jadi tebusan harus setidaknya sama jenis dengan yang ditebus. Sang penebus harus sama jenis dengan yang ditebus; dia harus seorang manusia. Jaman dahulu ini dilambangkan dengan domba. Mereka telah mempersembahkan domba untuk korban, seekor domba jantan, tapi itu bukanlah jenis yang sama dengan yang ditebus. Mereka diterima hanya sejauh simbolisasi; mereka memberikan bermacam-macam. Contohnya, seandainya Anda mau mempunyai sebuah gedung yang dibangun, sang arsitek menyediakan untuk Anda sebuah contoh, contoh yang kelihatan persis seperti gedung tersebut, tapi itu bukan gedung yang sebenarnya; dia hanya memperlihatkan pada Anda. Apakah Anda mengerti ini? Anda memberitahukannya, “Ya, ini bagus, ini indah, tapi jika Anda…” Dan kemudian dia membangun gedung yang sebenarnya. Dia kemudian harus membangun gedung yang sesungguhnya. Jadi lambang-lambang ini sama bagusnya dengan contoh-contoh untuk mempersiapkan pikiran-pikiran pada kenyataan. Apakah Anda mengerti? Kenyataan. Dan itulah alasan mengapa hari ini saya tidak bisa datang dan menyalami seseorang dan berkata, “Hallo, Tuan Domba.” Apa Anda memperolok saya? Tentu saja, Anda panggil saya domba? Kenapa tidak? Tidakkah Anda telah menebus diri Anda sendiri dengan seekor domba? Tidakkah Anda mempersembahkan seekor domba sebagai penebusan untuk diri Anda sendiri? Itu artinya Anda sama dengan seekor domba. Dan sekarang ketika saya panggil Anda domba Anda marah? Itu tidak akan berhasil?

Pembawa Acara : Tentu saja itu tidak berhasil!

Bpk. Zakaria : Karena seorang manusia lebih berharga dari pada seekor domba; dia bahkan lebih berharga dari seekor sapi. Benar?

Pembawa Acara : Ya.

Bpk. Zakaria : Jadi, sang penebus haruslah manusia, dan karenanya inkarnasi Illahi mengambil tempat, dalam rupa manusia Kristus Yesus. Kristus sebagai manusia datang dari perawan Maryam; Ia lahir darinya seorang manusia, dan ke-Tuhanannya berdiam di dalamnya, yang tidak terbatas, Roh Allah yang tak terbatas tinggal di dalamnya. Jadi di dalam Dia terdapat 2 syarat mutlak: bahwa Dia tidak terbatas dan sanggup menebus dosa yang tak terbatas, dan bahwa Dia manusia dengan sifat alami yang sama dengan orang-orang yang Ia harus tebus dosa-dosanya dan menebus mereka, karena Ia adalah manusia. Benar?

Pembawa Acara : Ya.

Bpk. Zakaria : Dan inilah dasarnya. Dan itulah mengapa Allah terinkarnasi dalam perawan Maryam. “Roh Kudus akan datang atas mu dan kuasa dari Yang Maha Tinggi akan menaungi mu.” Jadi Ia tinggal di dalamnya. Dan itulah mengapa Al Qur’an mengatakan, “Kristus Yesus putra Maryam adalah utusan Allah (Seorang manusia. hanya sekedar seorang pembawa pesan) dan Rohnya, FirmanNya dan RohNya …adalah apa? Ke-Tuhanannya. Firman dan Roh Allah.

Pembawa Acara : Jika Anda mengijinkan saya, dapatkah Anda memberikan ayat referensinya? Tidakkah itu ada di dalam Surah 4, ayat 171?

Bpk. Zakaria : Surah 4: 171.

Pembawa Acara : Saya mempelajarinya dengan baik

Bpk. Zakaria : Dan ayat lainnya saya sudah sebutkan di dalam Surah 5, ayat 32. Saya sudah menyebutkannya di episode lalu. Mengatakan sebagai berikut, “Kami tetapkan bagi Bani Israel bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia (disini ialah jiwa seorang manusia) bukan karena orang itu orang lain atau bukan karena membuat membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya, dan barangsiapa siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” Disini satu jiwa berarti seorang manusia yang mati dan dipertimbangkan menebus dosa-dosa manusia, begitu dia bangkit dia dipertimbangkan telah membangkitkan semua manusia kepada kehidupan. Itulah sebabnya dikatakan dalam Alkitab, “Dia telah bangkit bersama-sama dengan Nya, dan mendudukan kita bersama dengan Nya di surga dalam Kristus Yesus.” Apakah ini jelas? Terlalu banyak untuk sisi manusia, dan sekarang kita tiba pada syarat mutlak yang ke-3.

Pembawa Acara : Ya, itu sudah tentu!

Bpk. Zakaria : Kita sudah katakana sebagai syarat mutlak yang pertama dia harus tidak terbatas karena dosa tidak terbatas dan hukumannya tidak terbatas, dan penebusannya karena itu harus tidak terbatas; dan hanya Allah yang tidak terbatas. Dan syarat kedua

Pembawa Acara : Dan syarat kedua?

Bpk. Zakaria : Syarat mutlak ke-2 adalah dia harus manusia dari jenis yang sama seperti yang ditebus yang dosa-dosanya harus ditebus; jiwa, daging dan darah. Dia harus manusia yang diambil dari rahim perawan Maryam, yang di dalamnya berdiam Roh Allah sebagaimana Dia berdiam diatas kayu salib di bukit, tetapi demi tujuan yang kudus. Sekarang syarat mutlak ke-3…

Pembawa Acara : Dan yang terpenting.

Bpk. Zakaria : Dan yang terpenting, adalah manusia ini harus suci dari segala dosa, atau ia akan bersalah sebagai pendosa, layak untuk mati bagi dosanya sendiri, dan membutuhkan pendamaian bagi dirinya sendiri. Jadi dia harus suci, tanpa dosa … tetapi apakah syarat mutlak ini telah dipenuhi di dalam Kristus? Dapatkah kita katakan bahwa Kristus benar-benar suci tanpa dosa?

Pembawa Acara : Mari kita buktikan hal ini dari Al Qur’an terlebih dahulu.

Bpk. Zakaria : dari Al Qur’an. Baiklah. Al Qur’an berbicara tentang Kristus dan Islam, tidak hanya Al Qur’an , bahkan buku-buku para komentator dan yang lainnya, berbicara tentang Dia.

Pembawa Acara : Dan tradisi-tradisi.

Bpk. Zakaria : Ya dan tradisi-tradisi. Surah Maryam mengatakan sebagai berikut, “Aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk menganugerahkan … (Itu adalah malaikat ketika ia menampakkan diri kepada Zakharia. Dia mengatakan:) Aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk menganugerahkan (Maaf, disini dia sedang membicarakan tentang Kristus. Ketika malaikat menampakan diri kepada perawan Maryam. Ini adalah kabar baik yang malaikat bawa kepada Maryam dalam Surah 6) Aku hanyalah utusan Tuhanmu menganugerahkan pada mu seorang anak laki-laki yang hidup bersih. Apa arti hidup bersih?

Pembawa Acara : Silahkan Bapak Pendeta menjelaskannya.

Bpk. Zakaria : Suci, murni.Hidup bersih artinya suci. Dan dalam Surah 3, mengatakan demikian, “Aku telah menamainya Maryam, dan meminta Engkau untuk melindunginya dan keturunannya (yaitu Kristus) dari setan pihak luar.” Untuk melindunginya dari setan pihak luar. Imam Al Razi menjelaskan dengan rinci ayat ini di dalam volume 3, halaman 676, sebagai berikut: Dia katakan, “Kristus yang dinamai Mesias karena Dia telah dihapus bersih dari dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran. Jibril menghapusNya bersih dari jamahan iblis. Dan Abu Huraira mengatakan, “ Aku telah mendengar utusan Allah kiranya doa Allah ada atasnya, mengatakan, ‘Tidak ada satupun kelahiran baru diantara putra-putra Adam yang iblis tidak tusuk pada saat kelahirannya, supaya ia mengangkat suaranya dengan teriakan, tetapi bagi Maryam dan putranya.” Itulah, semua manusia adalah pendosa, kecuali Maryam dan putranya. Hal ini juga diberitakan di dalam Al-Bukhari: Putra Adam ditusuk oleh iblis di kedua sisi dengan jarinya begitu ia lahir, kecuali Isa, putra Maryam. Iblis bermaksud menusuk Nya, tetapi ia menusuk layarnya.” Artinya, ia tidak pernah menjamah Nya. Maka, Kristus suci.

Pembawa Acara : Ini merupakan sebuah konfirmasi yang sudah pasti bawa Tuhan Yesus adalah satu-satunya pribadi yang tanpa dosa, melalui nubuatan-nubuatan tradisi dan Al Qur’an.

Bpk. Zakaria : Dan itulah alasannya ayat ini disingkapkan: “Kami telah menuliskan kepada Bani Israel. (Perhatikan baik-baik, Bani Israel; hal ini mengenai Anda secara khusus, karena Anda sudah membunuh Kristus.) bahwa siapapun yang membunuh seseorang tanpa melibatkan jiwa yang lainnya (yaitu jiwa yang tidak berdosa) atau menyebabkan kejahatan di negeri (yaitu, jiwa yang suci dan itulah penebusan dosa), bertindak seakan-akan ia telah membunuh semua manusia, dan barang siapa membawanya hidup kembali bertindak seolah-olah dia telah menganugerahkan hidup kepada semua manusia.” Sebuah ayat yang begitu penting. Hal ini cocok dengan ayat lain di dalam Alkitab, dalam kitab Korintus.

Pembawa Acara : Tentu saja, tentu saja.

Bpk. Zakaria : Oh, ya. Anda tahu kadang-kadang beberapa hal tertentu sesuai dan datang dari sumber yang sama. Ini dia. Dengarkan apa yang dikatakan. “Jika satu orang mati untuk semua, maka semuanya mati.” Jika satu orang mati untuk semua, maka semuanya mati.

Pembawa Acara : Itu makna yang sama persis.

Bpk. Zakaria : Sama persis. Kata-kata yang sama. Karena Kristus telah mati untuk semua (itulah penebusan dosa) seperti semua orang telah mati. Jadi sekaang kita sudah berbicara tenteang syarat mutlak ketidakterbatasan dan kemanusiaan, dan kesuciaan, dan semuanya itu terdapat di dalam pribadi Kristus. Dan itulah rahasia dari penebusan dosa, atau rahasia dari inkarnasi itu sendiri. Jadi mengapa Kristus disalibkan? Mengapa Allah berinkarnasi dalam rupa seorang manusia? Untuk menebus umat manusia, untuk melepaskan mereka dari maut, membebaskan mereka dari hukuman, keselamata yang kekal. “Oleh kasih karunis kamu sudah diselamatkan melaui iman-dan itu bukan hasil usahamu; tapi pemberian Allah.” Kristus telah menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita dan “Dia dinamai ‘Yesus’ karena Dia menyelamatkan umatNya dari dosa-dosa mereka.” Apakah ini jelas?

Pembawa Acara : Sangat jelas.

Bpk. Zakaria : Ada pertanyaan yang lain?

Pembawa Acara : Sekali lagi, saya mau mengulangnya untuk saudara Muslim kami yang terkasih: Saya mau Anda bertanya pada diri Anda sendiri: Mengapa Kristus, secara khusus, tidak berdosa. Ini diterima secara umum, bahwa Tuhan Yesus Kristus tidak berdosa- baik di dalam Al Qur’an dan di dalam Alkitab.

Bpk. Zakaria : Bagaimana dengan diri anda sendiri, ketika anda masih Muslim, Apakah anda pernah berpikir Kristus seperti itu?

Pembawa Acara : Pertanyaan ini membuat saya berpikir dan mencari, dan oleh kasih karunia Allah, saya ditemukan oleh Tuhan Yesus.

Bapa : Maksud saya, anda percaya bahwa Dia tidak berdosa, bahwa Dia …

Pembawa Acara : Tentu saja. Ini sudah terbukti. Dan tidak seorang Muslimpun kehilangan hal itu, menanyakan dirinya sendiri: Mengapa pribadi ini unik? Bahkan Al Qur’an mengatakan dia pribadi yang unik. Dia telah datang ke dunia secara ajaib, keluar dari dunia ini secara ajaib, dan hidup di dunia ini secara ajaib. Dan tidak ada seorangpun yang tanpa dosa kecuali Dia. Ini adalah sebuah keajaiban.

Bpk. Zakaria : Anda tahu apa yang saya harapkan dari para pemirsa, baik pria maupun wanita: untuk berpikir mengapa Isa berinkarnasi dan mengapa Ia datang. Mengapa Allah berinkarnasi dan datang ke dunia? Sekali Anda tahu alasannya Anda akan berhenti bertanya-tanya.

Pembawa Acara : Tentu saja.

Bpk. Zakaria : Maksud saya hal itu akan dimengerti. Ya, Kristus adalah sebuah keajaiban, Kristus suci, tapi mengapa? Ya, karena Dia sudah datang untuk menebus umat manusia. Dan Karena itu Alkitab mengatakan tentang salib- rasul Paulus mengatakan, “ Aku berketetapan untuk tidak mengenal apapun diantara kamu kecuali Yesus Kristus, dan salibNya. Karena pesan salib adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tapi bagi kami yang diselamatkan, salib adalah kuasa Allah bagi penebusan.”

Pembawa Acara : Jika kita melihat pada syarat mutlak penebusan dosa, kita akan menemukan bahwa mereka tidak sesuai dengan siapapun di seluruh dunia ini, kecuali dengan Tuhan Yesus. Baiklah, mari kita lanjut pada pertanyaan berikutnya, yang adalah: Apakah berkat dari penebusan dosa? Oh ya, saya tahu hal ini adalah sebuah persoalan besar, cukup luas, tetapi sebanyaknya kemungkinan marilah kita menyampaikannya kepada saudara Muslim kita yang terkasih.

Bpk. Zakaria : Ya, itu adalah hal yang penting. Itu merupakan hasil yang luar biasa. Itulah alasannya mengapa Kristus datang.

Nomor 1: Untuk mengampuni dosa-dosa kita, karena diatas salib Kristus berkata, “Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dia telah minta pengampunan. Kemudian Dia berkata, “Sudah selesai.” Jadi Dia sudah mengampuni dosa-dosa, Dia sudah menebus umat manusia, Dia telah mempersembahkan diriNya sendiri sebagai penebusan bagi semua umat manusia-untuk saya, untuk Anda, dan untuk para pemirsa yang sedang menyaksikan dan mendengarkan, dan semua umat manusia, sebagai penebusan. Dialah yang terpilih dari Allah untuk menjadi penebus umat manusia. Itulah nomor 1.

Nomor 2: Dia telah memulihkan hubungan antara saya dan Allah, yang adalah, Anda tahu, kita telah diusir keluar dari firdaus. Semua umat manusia telah diusir keluar. Dia telah membuka kembali jalannya. Dia telah melakukan pendamaian melalui diriNya; itulah apa yang Alkitab katakan. Apa yang dikatakannya? Dalam 2 Korintus pasal 5, ayat 19. “Allah dalam Kristus mendamaikan dunia dengan diriNya sendiri, tidak memperhitungkan kesalahan mereka.” Mendamaikan dunia dengan diriNya sendiri. Tidak memperhitungkan kesalahan mereka. Berapa banyakkah saya berdosa? Berapa banyakkah setiap orang berdosa? Bahkan kemungkinan para pemirsa mengingat-ingat dosa-dosa dan kejahatan mereka sekarang; perbuatan yang mereka telah perbuat, dan Allah bersedia untuk menghapus itu semua, Dia mau mengampuni, Dia mau memaafkan. Ya, dan bahkan wanita yang kedapatan sedang berjinah, Kristus sudah mengampuninya, dan berkata pada mereka,”Jika ada diantara mu yang tanpa berdosa, silahkan dia yang pertama melempari nya dengan batu. Pergi dan jangan berdosa lagi. Pergilah dengan damai.” Kristus datang untuk menggenapi suatu tujuan yang mulia; yang adalah damai sejahtera kita, penghibur kita, kebahagiaan kita, dan karenanya mengatakan “Allah di dalam Kristus mendamaikan dunia dengan diriNya sendiri, tidak memperhitungkan kesalahan mereka.” Ia menganugerahkan pada kita kasih karuniaNya, yang merupakan dasar-kasih karunia. “Sesuai dengan kasih karuniaNya Ia menyelamatkan kita, melalui penyucian lagi dan pembaharuan oleh Roh Kudus.’ Kasih karunia. Terlebih lagi, Dia menganugerahkan pada kita berkat keselamatan. “Karena kasih karunia kamu telah diselamatkan.” Keselamatan yang manusia cari dengan sangat, keselamatan dari dosa, keselamatan dari kuasa iblis, keselamatan dari kematian yang kekal, keselamatan. Dia sudah menggenapi keselamatan. Dia sudah mengerjakan keselamatan ditengah-tengah negeri, “Seperti Engkau merentangkan tanganMu yang suci diatas kayu salib.” Keselamatan. Salah satu berkat besar juga Ia menganugerahkan pada kita kehidupan kekal, yang telah kita sangkal. Kita dulu layak di neraka yang kekal. Tidak, Dia berkata, “Upah dosa adalah maut, tapi pemberian Allah adalah hidup yang kekal.” Pemberian Allah, hidup kekal. Dia berkata, “Jangan takut, kawanan domba kecil, karena adalah kesukaan Bapamu untuk memberikanmu kerajaan.” “Mari, warisi kerajaan yang telah dipersiapkan bagi mu sejak dunia dijadikan.” Anugerah-anugerah, berkat-berkat, dan jaminan-jaminan. Namun saya bertanya-tanya, apakah orang-orang Muslim, memiliki pernyataan-pernyataan untuk membuktikan berkat-berkat itu dan penebusan? Keajaiban diatas segala keajaiban! Kami temukan hal-hal yang sama dalam buku-buku islam, termasuk Al Qur’an. Apa yang Al Qur’an katakan? Ada seorang nabi lama di dalam Al Bukhari Sahih mengatakan, “Tak seorangpun diantaramu, tidak seorangpun akan masuk ke dalam Firdaus kecuali karena kasih karunia Allah Yang Maha Tinggi.” Lalu kemudian bertanya, “Tidak jugakah Engkau, ya pembawa pesan Allah?” Ia mengatakan, “Bahkan Akupun tidak, kecuali Allah meliputi ku dengan kasih karuniaNya.” Jadi kasih karunia yang meliputi manusia dan membuatnya dapat diampuni. Dan kasih karunia mustahil …

Baiklah, silahkan?

Pembawa Acara : Apa hubungannya antara ini dan itu agar pengertiannya tersampaikan?

Bpk. Zakaria : Tidak ada kasih karunia tanpa penebusan.

Pembawa Acara : Ya.

Bpk. Zakaria : Tidak ada kasih karunia tanpa penebusan, karena kasih karunia tanpa penebusan dosa adalah seperti selembar cek tanpa tanda tangan, tanpa angka, selembar cek yang jelek. Saya memberi Anda selembar cek tapi tidak ada jumlah uangnya. Itu akan membawa saya masuk ke dalam hutang dan tidak ada gunanya untuk saya. Apakah Anda mengerti? Apakah keseimbangan dari pengampunan? Inilah masalahnya; inilah persoalannya. Apakah saya memiliki kasih karunia pada Anda karena Anda mempersembahkan seekor domba sebagai sebuah korban? Tentu saja tidak. Ini hanyalah sebuah lambang. Kristus juga bersyafaat kepada Allah, Bapa bagi kita. Dia mulai membawa kita. Bersyafaat berarti mewakili permasalahan kita. Seorang pendoa syafaat adalah seorang pengacara yang bersyafaat bagi kelemahan-kelemahan kita, dan berkata, “Aku akan menguatkan mereka. Sama seperti seorang ayah memperlakukan anak-anaknya, Dia mulai memperlakukan kita demikian. Dalam Al Qur’an apakah Kristus seorang pendoa syafaat? Ya, tentu saja. Krisrus adalah seorang pendoa syafaat. Pertama-tama …

Pembawa Acara : Baiklah, silahkan yang satu ini. Ini sangat penting.

Bpk. Zakaria : Pertama di Al Qur’an diakui bahwa tidak ada seorang pendoa syafaat kecuali Allah. Dalam Surah 32 mengatakan, “Allah adalah pencipta langit dan bumi. Kalian semua tidak memiliki persyaratan tidak juga pendoa syafaat manapun kecuali Dia.” Tidak ada pendoa syafaat kecuali Dia! Tapi Al-Jalalayn mengomentari ayat ini, “Kecuali Dia berarti yang lain dari Dia! ‘Patron/Syarat’ yaitu, pendoa syafaat. Kalian tidak memiliki syarat tidak seorang yang bersyafaat ‘Patron’ berarti seorang pengacara. Seorang yang bersyafaat adalah seseorang yang membela Anda.” Inilah apa yang Al-Jalalayn katakana. Pendoa syafaat berarti seorang pembela, seorang pengacara. Namun syafaat seperti yang ada dalam keseluruhan Aquran ditujukan kepada Kristus. Bagaimana itu? Dalam Surah 3 “Beginilah malaikat berkata; “Maryam, Allah menggembirakan kamu dengan kalimat dariNya, namanya Al Masih Isa, Putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). Terpandang

Pembawa Acara : Dapatkah Bapak Pendeta menjelaskan kata terpandang/dihormati? Karena ini sering disalah mengertikan.

Bpk. Zakaria : Mari kita jelaskan “Terpandang/dihormati”. Cukup benar. Anda tahu seperti seseorang datang dari latar belakang seorang Muslim yang tidak ada seorang Muslim yang dapat menerima seorang pendeta menjelaskan Al Qur’an kepada dia. Jadi saya tidak mencoba menklaim saya akan menjelaskan Al Qur’an, tetapi saya akan mengutip komentar-komentar dari cendikiawan Islam pada kata “Terpandang/dihormati” ya? Al-Razi, Al-Zamakhshari, Al-Baydawi, dan Al-Nassafi – empat diantara yang lain- mengatakan demikian. Mereka semua datang pada persetujuan akan satu hal: bahwa menjadi “terpandang/dihormati” di akhirat berarti perantaraan. Seorang perantara.

Pembawa Acara : Dan ini adalah apa yang mereka katakan.

Bpk. Zakaria : Baiklah, saya tidak mereka-reka itu. Saya tidak mereka-rekanya. Saya hanya mengutip pernyataan mereka.

Pembawa Acara : Tolong Bapak menyebutkan lagi nama-nama mereka? Al-Razi …

Bpk. Zakaria : Al-Razi, Al-Zamakhshari, dalam komentar-komentar mereka sendiri. Al-Baidawi, dan Al-nassafi dengan suara bulat pada fakta “Terpandang/dihormati di akhirat” berarti perantaraan. Terpandang/dihormati di dunia dan akhirat. Itulah seorang perantara. Dan Anda tahu, ada nubuatan-nubuatan lama mengenai itu.

Pembawa Acara : Dapatkah Bapak Pendeta menyebutkan mereka juga?

Bpk. Zakaria : Ya. Ada tradisi tentang hari kebangkitan. Mereka semua pergi ke Adam untuk bersyafaat bagi mereka dan dia berkata, “Maaf. Saya tidak bisa bersyafaat. Saya seorang pendusta.” Mereka juga pergi ke Musa untuk bersyafaat bagi mereka, dia mengatakan, “Saya seorang pembunuh; Saya tidak bisa bersyafaat.” Tidakkah itu benar? Sampailah mereka pada Kristus, dan mereka diberitahukan, “Inilah dia yang bersyafaat untuk mu.” Dan Kristus telah bersyafaat untuk mereka.

Pembawa Acara : Apakah ini sebuah konfirmasi tradisional?

Bpk. Zakaria: Sebuah konfirmasi tradisional dari Al-Bukhari Sahih.

Pembawa Acara : Ya.

Bpk. Zakaria : Apakah Anda mengeti? Orang-orang tidak membaca. Orang-orang perlu membaca dan mengerti dan membuat keputusan yang sesuai. Bacalah! Pelajari Firman Allah. Mengertilah. Tidak hanya sekedar membaca. Dan begitu Anda mengerti apa yang Anda cari, buatlah sebuah keputusan. Apa yang saya lakukan sesuai dengan hal-hal yang saya sekarang mengerti? Anda tahu, membawa umat manusia pada kehidupan kekal juga, membawa umat manusia pada kehidupan, yang terdapat dalam Surah yang saya sudah beritahukan pada Anda, Surah 5, ayat 32 “Dan barang siapa membawa satu jiwa hidup kembali bertindak seperti ia membawa semua umat manusia kembali hidup.” Dan Kristus telah membawa umat manusia kembali hidup. “Dan damai sejahtera ada pada Ku dihari Aku dilahirkan, di hari Aku mati, dan pada hari Aku dibangkitkan pada kehidupan.” Jadi Allah berfirman dalam Surah 3, “Allah berfirman: “Isa Aku akan membuat Engkau mati, dan mengangkat Mu kepada Ku.” Dia membangkitkan umat manusia pada kehidupan dengan Dia. Ini adalah ayat yang sangat penting. Saya mau saudara-saudara yang Muslim memikirkan hal ini baik-baik. Bacalah semua komentar-komentar mengenai hal ini, yang terdapat dalam Surah 5 ayat 32. “Kami telah menuliskan kepada bani Israel bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu, orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya, dan siapa saja yang menganugerahkan hidup, bertindak seperti dia menganugerahkan hidup kepada semua umat manusia.” Kami penuh rasa syukur pada Allah yang telah merancangkan rencana penebusan untuk datang mendekat pada kita, menyelamatkan kita, mendamaikan dosa-dosa kita, dan menganugerahkan hidup yang kekal. Tapi kemudian apa yang mengejutkan adalah orang-orang yang tidak menerima inisiatif dari kasih Allah ini.

Pembawa Acara : Baiklah. Sebuah pesan segera, ditujukan pada semua pemirsa.

Bpk. Zakaria : Ya, Amin.

Pembawa Acara : Silahkan.

Bpk. Zakaria : Pemirsa yang saya kasihi, saudara dan saudariku, pesan yang terpenting untuk setiap kita dan masing-masing Anda adalah untuk mengangkat hatimu kepada Allah saat ini juga, sekarang sebelum Anda pergi, saat Anda duduk, berdoa dan katakanlah, “Allah, Engkau yang telah menyediakan sebuah rencana penebusan dosa dan pendamaian. Engkau sudah datang dalam rupa manusia, kudus dan suci, membuat pendamaian bagi kami. Inilah jiwaku, Ya Tuhan, membutuhkan keselamatan dari pada Mu. Ampunilah dosa-dosaku, hapuskanlah pelanggaran-pelanggaranku, lepaskanlah aku dari kebinasaan, dari api neraka. Karena Engkau sudah datang sebagai penebus, bangkitkan aku bersama Mu kepada kehidupan yang baru. Saudara-Saudariku, pecayalah bahwa Allah sedang menanti untuk mendengar Anda berdoa, menanti untuk mendengar suara Anda, untuk menganugerahkan pada Anda kekayaan kasihNya, karena Dia mengasihi setiap kita dan masing-masing dari Anda. Amin.

Pembawa Acara : Pemirsa yang saya kasihi, Saya minta pada Allah untuk menjamah hati Anda, supaya Anda mendekat kepada Kristus yang sudah mati bagi Anda pemirsa terkasih, ini adalah sukacita besar bagi kami untuk menjawab semua pertanyaan Anda. Silahkan surati kami di alamat yang terdapat di layar kaca di akhir episode ini. Silahkan surati kami dan bertanya, dan kami akan menjawab Anda. Jika Anda menginginkan sebuah Alkitab atau buku-buku agama, silahkan surati kami dan kami akan mengirimnya kepada Anda dengan gratis. Terima kasih, sampai jumpa lagi.

Saturday, November 6, 2010

Apakah Kristus Disalibkan? (Ep 12)

Episode 12

Pembawa Acara : Hallo para pemirsa terkasih, selamat datang di episode baru dari program kami “Questions about Faith”. Kami sangat senang menjawab semua pertanyaan Anda, dan ada bersama dengan kami Bapak Pendeta Zakaria Botros. Selamat datang Bapak Pendeta.

Bapa : Terima Kasih

Pembawa Acara : Kita telah membahas fakta-fakta penyaliban Kristus. Bersediakah Anda memberikan pada kita rangkuman khususnya bagi pemirsa yang tidak menyaksikannya, sehingga mereka bisa mengikuti topik yang sedang dibahas, karena Anda tahu betapa pentingnya topik ini bagi kita semua?

Bapa : Ini adalah inti dari kekristenan, ini merupakan kekuatan (pendukung) atau porosnya. Jika Anda meniadakan penyaliban dari kekristenan, kekristenan akan menjadi tidak berarti. Inilah dasarnya. Kita sedang berbicara tentang penyaliban Kristus, tapi dalam hal inkarnasi bahwa Kristus adalah Putra Allah, mengapa? Karena Dia adalah Allah yang berinkarnasi, kenapa? Untuk mengenapi penebusan kita dan kita harus tahu bagaimana Dia menggenapi penebusan itu. Karena pada mulanya Allah menciptakan manusia karena kasih menurut gambar dan rupaNya, menyediakan segala sesuatu bagi manusia. Kemudian dosa masuk melalui tipu daya dan kebencian iblis yang dapat memisahkan manusia dari Allah dengan cara memberontak terhadap Allah, melanggar perintahNya. Dan sekarang manusia harus menghadapi penghakiman yang adil, dia sekarang dihakimi oleh kematian. “Upah dosa adalah maut.” “Pada hari engkau memakan buah ini engkau akan mati.” Sekarang dia menghadapi hukuman mati. Kita telah belajar di episode sebelumnya bahwa Allah Maha Pengampun, jadi akankah Allah membiarkan manusia mati?

Wednesday, November 3, 2010

Penyaliban Yesus Kristus dan Penebusan (Ep 11)

Episode 11

Pembawa acara : Para pemirsa yang terkasih, selamat datang di episode yang baru dari acara kami “Questions about Faith” (baca: Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman”. Kami sangat senang menjawab semua pertanyaan Anda, dan kami senang bersama-sama dengan kami ada Bapak Pendeta Zakaria Botros. Selamat datang Pak Pendeta.

Bpk. Zakaria : Terima Kasih

Pembawa Acara : Kami telah membahas 2 episode soal penyaliban dan kami akan melanjutkannya hari ini. Dapatkah Bapak memberikan dengan cepat rangkumannya kepada pemirsa yang baru bergabung dengan kita supaya mereka mengerti apa yang sedang kita bahas. Silahkan Bapak.

Bpk. Zakaria: Sebenarnya episode ini tidak hanya berhubungan dengan 2 episode sebelumnya. Tapi ini lebih berhubungan dengan semua seri episode dari awal “Questions about Faith”. Kita telah memulai dengan sebuah pertanyaan penting mengenai Allah, iman percaya kita pada Allah. Kita percaya bahwa Allah itu Esa, atau kita percaya kalau Dia tiga? Kita menghadapi persoalan keTritunggalan Allah. Kami telah menjawab pertanyaan ini dan saya percaya kami mendedikasikan seluruh episode pada topic ini. Lalu kita berlanjut pada pembahasan tentang Kristus, siapa Dia? Apakah Dia Allah? Dan apakah arti dari “Putra Allah”? Kami sudah membahasnya., dan kami sudah membahas mengenai inkarnasi Allah yang tak terelakan dalam rupa manusia, dan mengapa? Kami katakan untuk menggenapi penebusan dan penyaliban itu. Tapi mengapa? Dan pertanyaan tersebut membawa kita pada narasi cerita tersebut dari awal. Dan untuk alas an itu, bagi pemirsa yang baru pertama kali dan bergabung dengan kami, dan pemirsa yang sudah mendengarkan episode-episode sebelumnya, dan yang mau menontonnya unutk diri mereka sendiri, maka saya dengan singkat memberikan highlight tentang mengapa Kristus berinkarnasi, atau apa cerita yang sedang dibahas mulai dari awal. Ini semua berawal dari penciptaan manusia.

Sunday, October 31, 2010

PENYALIBAN KRISTUS (Ep 10)

EPISODE 10

Nahed: Pemirsa yang saya kasihi, selamat datang kembali pada acara kami “Pertanyaan-pertanyaan tentang iman”. Kami selalu senang dapat menjawab semua pertanyaan anda. Dan sekali lagi sebuah kehormatan bagi kami, karena telah hadir disini bersama kami, Pendeta Bapak Zakaria Boutrous. Selamat datang Bapak.

Bapak Zakaria: Terima kasih.

Nahed: Bapak Zakaria, pada episode sebelumnya, kita telah berbicara tentang awal penciptaan dan kejatuah Adam. Bisakah anda memberikan ringkasan, sehingga para pemirsa dapat tetap mengikuti diskusi kita. Silahkan.

Bapak Zakaria: Terima kasih banyak karena sudah mengundang saya disini. Topik utama kita dalam episode kali ini adalah tentang penyaliban Kristus. Pembahasan tentang penyaliban Kristus. Kami telah menjelaskan pada episode-episode sebelumnya tentang Tritunggal dan Keesaan Tuhan, dimana kami tidak menyembah 3 allah. Kami juga telah menjelaskan tentang inkarnasi Allah ke dalam seorang manusia Yesus Kristus seperti Dia menjelma di sebuah pohon dan di atas gunung kepada Musa. Setelah itu, kami telah menjelaskan tentang penyaliban Kristus yang merupakan tujan dari inkarnasi Allah. Lalu mengapa harus penyaliban? Dan mengapa semua ini dilakukan untuk mencapai penebusan? Dari awal Allah telah menjelma menjadi manusia agar dapat mati sebagai manusia dan menebusnya. Kami telah menjelaskan hal pertama tentang penyaliban Kristus yang diawali dengan cerita penciptaan manusia. Allah telah mencipta manusia karena cinta. Dia mengasihi kita. Dia telah menempatkan Adam di dalam sebuah taman, memeliharanya, dan menyediakan segala sesuatu baginya. Allah mengasihi kita. Dia mengasihi kita. Lalu Setan yang dulu adalah seorang malaikan di surga dan menjadi sombong dan membuatnya jatuh dan terpisah dari Allah, merasa iri melihat Adam dan Hawa atas kelimpahan yang mereka miliki dan ingin mereka juga jatuh dan bergabung dengan nya. Jadi, dia pergi kepada Hawa yang berbicara kepada Adam dan mereka makan dari pohon yang sudah kami jelaskan di episode sebelumnya.

Thursday, October 28, 2010

INKARNASI ALLAH JADI MANUSIA

EPISODE 9

Nahed: Pemirsa yang saya kasihi, selamat datang kembali dalam acara “Pertanyaan Tentang Iman”. Selalu dengan senang hati kami akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah kami terima dari Anda. Sekali lagi suatu kehormatan bagi kami karena telah hadir bersama kami di sini Pendeta Bapak Zakaria Boutrous. Selamat datang Bapak Zakaria.

Bapak Zakaria: Senang berada disini.

Nahed: Kami telah menghadirkan di beberapa episode sebelumnya mengenai fakta bahwa Allah itu Tritunggal dan bahwa Dia tidak terdiri dari tiga allah. Kami juga telah menghadirkan fakta tentang inkarnasi dan manifestasi Allah dalam Kristus.

Dan saat ini, telah hadir Bapak Zakaria untuk membahas topik tentang Penyaliban Kristus. Apakah Kristus benar-benar disalib? Atau itu hanya cerita yang dibuat-buat? Topik ini akan melibatkan banyak pertanyaan. Salah satunya: Bagaimana kaum Kristiani bisa percaya kepada Tuhan yang disalib? Lalu siapa yang mengatur alam semesta ini ketika Kristus mati di kayu salib dan ketika Dia dikubur? Dan masih banyak pertanyaan lainnya, yang oleh kasih karunia Allah, Bapak Zakaria akan menjelaskannya.

Apakah kita mulai dengan pertanyaan yang pertama? Anda ingat, di episode sebelumnya, saya pernah bertanya tentang alasan mengapa Allah melakukan inkarnasi, dan mengapa kaum Kristiani percaya akan hal itu. Anda telah menjelaskan bahwa inkarnasi yang dilakukan Allah adalah untuk tujuan penebusan. Namun saat itu, waktu yang kita miliki tinggal sedikit untuk membahasnya lebih dalam. Oleh karena itu, mohon Anda dapat melanjutkan penjelasan Anda tentang maksud dari pernyataan: Inkarnasi dilakukan untuk tujuan menyelesaikan rencana penebusan. Silahkan, Bapak.

Bapak Zakaria: Ini merupakan pertanyaan dengan rumusan yang bagus dan semua topik berhubungan erat. Konsep inkarnasi dan tujuannya adalah benar-benar untuk menebus manusia. Mengapa? Pertanyaan ini membawa kami untuk menceritakannya dari permulaan. Bagaimana permulaannya? Bagaimana ceritanya?

Bagian permulaannya adalah kembali ke masa penciptaan manusia. Itulah bagian awalnya, penciptaan manusia, kemudian manusia jatuh dalam dosa, hingga perencanaan penyelamatan. Jadi, kita mulai saja ceritanya?

Nahed: Oh, silahkan

Bapak Zakaria: Kita akan mulai dari bagian awal. Alkitab menunjukkan sebuah fakta penting tentang awal penciptaan manusia. Tertulis dalam Amsal 8:31, “... dan anak-anak manusia menjadi kesenanganKu.” Itulah kesukaan Tuhan, yaitu bersama anak-anak manusia. Apa yang dimaksud kesukaanNya? KebahagiaanNya, rasa sukacitaNya, kegembiraanNya, kerianganNya adalah bersama manusia, anak-anak manusia. Oleh karena itu Allah yang Maha Kuasa berpikir untuk menciptakan manusia menurut gambar yang terbaik. Dan itulah mengapa kitab Kejadian mengatakan bahwa ketika Allah berpikir tentang menciptakan manusia, Dia menciptakannya dengan gambar dan rupa yang paling indah. Benar, bukan?

Nahed: Ya

Bapak Zakaria: Atau juga menurut Quran “Allah mencipta manusia dengan format yang terbaik.” Benar, bukan? Quran juga mengatakan “Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambarNya sendiri. Sesuai dengan gambar Allah, Dia menciptakan manusia.” Bukan dengan mata dan hidung seperti yang kami maksud sebelumnya. Gambar yang dimaksud adalah gambar kebesaranNya, kemegahannyaNya, kecerdasanNya, kehidupan kekalNya. Manusia adalah mahluk yang cerdas, sama seperti Allah, abadi seperti Allah.

Jadi, Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambar yang paling indah yang penuh kasih: “KesenanganKu adalah bersama dengan anak-anak manusia.” Benar, bukan? Dia bisa saja menciptakan seorang laki-laki seperti seekor singa, tetapi singa itu binatang. Dan Dia bisa saja menciptakan seorang perempuan seperti seekor rusa, tetapi rusa itu juga binatang. Demikianlah kita melihat kasih Allah sejak dahulu, seperti pernyataan Alkitab tentang siapa Allah, yang menggambarkan Allah seperti Kasih. Hati Nya melimpah dengan kasih kepada ciptaan tanganNya, teristimewa kepada manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah.

Jadi, Dia menciptakan manusia dan menempatkannya di Taman Eden setelah dilengkapi dengan semua kenyamanan dan semua yang dapat dimakan. Juga kegembiraan dan kesenangan. Allah bergembira karena manusia itu. Manusia hidup dalam kebahagiaan bersama Bapanya, seperti seorang anak yang sedang berada di rumah bapanya. Dapatkah Anda bayangkan berapa besar kegembiraan seorang anak yang tinggal dirumah bapanya. Masa kanak-kanak adalah masa-masa kebahagiaan sejati tanpa masalah, tanpa kesedihan,dan kebahagiaan dengan kehidupan dengan perhatian yang besar dirumah bapanya.

Itulah permulaan penciptaan manusia, hingga Iblis datang dengan kecemburuannya. Dia iri hati karena Manusia diciptakan lebih baik dan lebih dari pada dia, karena dulu dia adalah seorang penghulu malaikat di surga, tetapi ketika dia jatuh, dia kehilangan kemuliaannya. Dan disinilah semua masalah dimulai, Anda tahu cerita selanjutnya.

Kita lanjutkan ke masalah intinya, yang adalah: Kami sudah memberikan penjelasan tentang penciptaan manusia, dan kami berkata, “Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambarNya sendiri, sesuai dengan gambar Allah, Dia menciptakan manusia.” Mengapa? Karena kesukaanNya adalah bersama dengan anak-anak manusia. Surah 95:4 juga menyatakan hal yang sama “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia sebaik-baiknya.” Nah, paling sedikit sudah ada kesamaan yang mendasar.

Kemudian kita lanjutkan “Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, jangalah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Dan inilah batu ujian itu. Inilah awal permasalahan.

Cerita yang sama juga tertulis dalam Surah 2:35-38, “Kami berfirman : Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim ” Cerita yang benar-benar sama. Dan disinilah kesusahan dimulai: masalah jatuhnya manusia. Apakah Anda ingin mengetahui lebih rinci?

Nahed: Ya, Bapak, jika Anda ingin melakukannya.

Bapak Zakaria: Agar pemirsa mengetahui urut-urutan cerita ini.

Nahed: Tepat sekali

Bapak Zakaria: Kita sudah berbicara tentang ciptaan yang keluar dari kasih Allah. Dia menciptakan manusia menurut gambar dan rupa yang terbaik, kemudian iblis datang dan menyerang manusia yang sedang berbahagia dan bersuka cita dalam kasih Allah. Saat itulah iblis mulai membujuk manusia itu. Di taman itu, Allah memiliki sebuah pohon pengetahuan baik dan buruk Bagian ini juga menimbulkan beberapa pertanyaan dari pemirsa: Mengapa Allah menciptakan pohon itu di awal penciptaan?

Nahed: Ya betul.

Bapak Zakaria: Pertanyaannya benar, bukan?

Nahed: Dia telah akan menyelamatkan kita dari semua kesulitan ini, lalu ....

Bapak Zakaria: Dia sebenarnya sudah mengetahui bahwa manusia akan jatuh ke dalam dosa, memberontak dan makan dari pohon itu. Lalu mengapa Dia tidak pindahkan pohon itu dari awal?

Ada satu pertanyaan lain sebelum pertanyaan yang tadi: yaitu mengenai setan itu sendiri. Mengapa Allah menciptakan dia, kalau Allah sudah tahu setan akan membujuk manusia dan membawanya jatuh ke dalam dosa? Mengapa Allah mengijinkannya? Saya yakin, sebenarnya pertanyaan tersebut terlintas dalam pikiran setiap orang.

Nahed: Ya, ada dalam pikiran setiap orang.

Bapak Zakaria: Kita mulai dengan pembahasan tentang setan. Mengapa Allah menciptakan setan? Sebenarnya, Allah tidak menciptakan setan. Apakah setan menciptakan dirinya sendiri?

Tidak, tidak sama sekali. Allah menciptakan malaikat. Dulu setan itu penghulu malaikat. Anda bisa membacanya dari kitab Yesaya 14 dan juga Yehezkiel 28. Apakah kita harus melihatnya bersama-sama?

Pertama, Yesaya 14 yang isinya: “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera fajar?” Bintang Timur, Putera Fajar merupakan sebutan untuk malaikat terpenting, Lucifer. “Engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!” Apa alasannya dia dipecahkan dan jatuh ke bumi? Mari kita lihat selanjutnya, “Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!”Alasannya adalah kesombongan, “Aku hendak menyamai Yang Mahatinggi.”

“Sebaiknya, kedalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.” Ini adalah kisah bagaimana malaikat itu diciptakan lebih tinggi, penghulu malaikat, tetapi kesombongan memenuhi hatinya dan ketika dia merasa bangga, “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Kita juga akan menemukan hal yang sama dalam Yehezkiel 28, tetapi dengan ilustrasi yang berbeda. Apa yang dikatakannya? “Engkau”, begitulah Allah memanggil malaikat itu. Nama malaikat itu Sataniel.

Nahed: Darimana asal kata setan?

Bapak Zakaria: Saya akan katakan dari mana asalnya. Kata Sataniel berasal dari 2 suku kata: Satan dan iel.

Nahed: Artinya: Setan adalah iblis.

Bapak Zakaria: Apa artinya 'iel'? Itu berarti Allah. Sama seperti kata Bethel: rumah Allah; Michael: malaikat Mikha dan Allah, Gabriel: Gabor Allah. Kata 'iel' berasal dari kata Ibrani yang artinya Allah. Nama Sataniel seharusnya nama yang indah. Tetapi sekarang nama itu terdengar buruk. Malaikat itu kemudian terpisah dari Allah. Kata 'iel' sendiri dilepas, sehingga setelah itu namanya hanya memakai kata 'setan'. Sampai disini apakah Anda mengerti?

Jadi, inilah asal mulanya kata Setan, yang pada awalnya dia adalah salah satu malaikat Allah.Coba kita lihat apa yang dikatakan disini: “Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Engkau di taman Eden yaitu taman Allah.” Dan bukti lain dari Firman Tuhan tentang malaikat tersebut: “Kuberikan tempatmu dekat kerub” yang berjaga, digunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan ditengah batu-batu yang bercahaya.” Apa itu kerub? Kerub adalah sejenis malaikat, “Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, digunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan ditengah batu-batu yang bercahaya. Engkau tidak bercela dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu.”

Nahed: Benar. Kesombongan

Bapak Zakaria: Ya, kesombongan/keangkuhan. Firman Tuhan juga mengatakan, “Dengan dosamu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuang engkau dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya.” Keangkuhan malaikat tersebut adalah: “Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu.” Bila Anda menyadari betapa cantik atau tampan nya Anda, kesombongan ada pada Anda. Dan hingga saat ini, hal yang sama juga dialami oleh manusia. Ketika seseorang sehat, dia merasa bangga. Ketika seorang wanita menyadari bahwa dia memiliki wajah yang cantik, dia merasa bangga.

Kesombongan adalah bagian yang penting dan mengapa? Karena Setan menanamkan benih kesombongan ke dalam manusia. Anda akan lihat bagaimana Setan telah diciptakan sebagai malaikat, “Hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar. Dengan banyaknya kesalahanmu dan kecurangan dalam dagangmu, engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu. Akhir hidupmu mengerikan dan engkau lenyap selamanya.” Begitulan Setan telah diciptakan sebagai malaikat.

Nahed: Apa artinya 'dan engkau lenyap selamanya'? Apakah itu artinya 'dibinasakan'?

Bapak Zakaria: Artinya dia tidak lagi berada di dalam hadirat Allah untuk selamanya. Dia sudah berakhir. Dia jatuh. Dan ketika dia jatuh, dia kehilangan kemuliannya.

Nahed: Dia kehilangan kemuliaannya.

Bapak Zakaria: Kemudian dia melihat Adam dalam kemasyuran dan itu membuatnya cemburu. Dia tidak akan membiarkannya sendiri. Itu bertolak belakang dengan sifatnya.

Nahed: Ya, dia tidak akan jadi setan.

Bapak Zakaria:

Nahed: Kepada Hawa yang malang.

Bapak Zakaria: Saya hanya mengutip disini, tidak ada maksud menyerang. Saya hanya ingin memberitahukan kebenaran dan Allah adalah saksiku apakah anda suka atau tidak, apakah anda akan menendangku keluar dari studio Anda, ini bukan masalah saya, tetapi saya harus mengatakan kebenaran ini.

Nahed: Baiklah saya punya komentar nanti

Bapak Zakaria: Setan datang ke Hawa, karena Hawa ingin tahu; dia lapar akan pengetahuan, dan dia ingin mengetahui segala sesuatu. Mungkin Adam terlalu sibuk mengerjakan pekerjaannya, masih banyak laki-laki yang seperti itu juga. Jadi, Setan datang ke Hawa dan mengatakan padanya, dan sekarang perhatikan benar-benar kelicikan Setan. Dia mengatakan, “Apakah benar bahwa Allah mengatakan untuk tidak makan dari semua pohon yang ada di taman?” Apakah Anda melihat betapa liciknya? Dia menyeretnya kedalam sebuah percakapan. Hawa berkata, “Tidak. Siapa yang mengatakan itu? Dia berkata kepada kami untuk makan dari semua pohon di taman ini kecuali hanya satu pohon, pohon yang ada disana, phon pengetahuan tentang baik dan buruk. Lalu setan bertanya, “Mengapa? -sebuah pertanyaan yang halus- Tetapi Mengapa? Mengapa hanya itu? Nah, inilah yang dikatakan Allah. Allah berfirman bahwa pada hari engkau memakan dari pohon itu, pastilah engkau akan mati, sehingga kami harus menjauhi pohon itu.” Tetapi Setan mengatakan kepada Hawa, “Oh tidak, tidak, engkau tidak akan mati.” Setan mulai membuat Allah seperti seorang pembohong. “Setan berkata, engkau tidak akan mati. Lalu mengapa Allah melarangnya, kalau memang kami tidak akan mati? Dia berkata: Kamu tidak tahu? Aku kenal Allah dengan baik. Aku pernah di atas sana denga Dia, tetapi kamu tidak mengenalNya. Allah itu licik, Dia taku, kalau kamu makan dari pohon itu, kamu akan menjadi seperti Dia, kamu akan tahu yang baik dan yang jahat. Bila kamu memakannya, kami akan bebas dari Allah.” Dia menyebutnya “kebebasan”, tetapi yang dimaksud Setan sebenarnya adalah “terpisah dari Allah.”

Nahed: Dia tidak mungkin mengatakan kepadanya, engkau akan terpisah dari Allah. Dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Namun dia telah membukusnya dengan sebuah kemasan yang indah.

Bapak Zakaria: Betul. Dia telah mengatakan 'kebebasan'. “Engkau akan tahu semua yang baik dan yang jahat. Engkau tidak akan lagi memerlukan Allah.” Lalu Hawa makan buah itu dan memberikannya kepada pria yang malang itu, suaminya.

Nahed: Oh, jangan katakan 'pria yang malang'.

Bapak Zakaria: Oh, kalau begitu 'pria yang lemah'.

Nahed: Mengapa kelihatannya Anda berpihak, Bapak Zakaria? Mereka berdua sama-sama salah.

Bapak Zakaria: Pria itu mencoba untuk sopan kepada istrinya.

Nahed: Dia makan apa yang istrinya makan. Itu benar bila setan bekerja dulu kepada yang lemah dan kemudian kepada individu yang menurutkan kata hati, tetapi tentu saja dia sudah ambil bagian dalam pelanggaran. Itu tanggung jawabnya.

Bapak Zakaria: Ya, dia tentu saja yang bertanggung jawa, tetapi Anda tahu bagaimana kejadian sebenarnya!

Nahed: Anda ingin menyalahkan semuanya pada Hawa.

Bapak Zakaria: Tidak, tidak, Adam dalam posisi sebagai partner yang aktif, partner aktif dalam kegagalan. Dia telah gagal. Dia seharusnya mengatakan pada Hawa, engkau tidak boleh melakukan itu.

Nahed: Oh, ya, meludahkannya lagi.

Bapak Zakaria: Untuk pergi binasa/mati sendiri. Tetapi, keduanya telah melakukan dosa.

Kembali ke pertanyaan. Pertanyaan yang pertama: Mengapa Allah menciptakan Setan? Allah tidak menciptakan Setan. Setan lebih suka jatuh. Lalu pertanyaan yang kedua: Mengapa Allah menciptakan pohon.

Nahed: Oh, ya

Bapak Zakaria: Karena Setan menggunakan pohon tersebut sebagai akses untuk menipu mereka.

Nahed: Ya, Allah membiarkan pohon itu tumbuh tepat di dekat mereka.

Bapak Zakaria: Ya, benar ada di dekat mereka dan berkata kepada mereka untuk menjauhinya, tetapi mengapa? Saya akan mengatakannya. Hal ini merupakan bagian yang sangat penting. Jika seseorang tidak mengerti bagian ini, dia sama sekali tidak akan mengerti rencana Allah.

Tetapi ini bagian yang penting, bagaimana bisa? Allah menciptakan binatang, bukan? Dan juga burung, ikan, pohon, apakah semua ini punya akal budi? Tidak Tetapi Dia menciptakan manusia dengan apa? Dengan akal budi, bukan?

Nahed: Ya.

Bapak Zakaria: Jadi seseorang dengan akal budi dan Anda tahu apa yang dikatakan Amsal “Seseorang melihat dengan kecerdasan” Benar, bukan? Dia dapat melihat dan membedakan segala sesuatu. Pemberian kecerdasan pada manusia, yang berarti memberi dia kehendak bebas, sehingga pikirannya yang akan memerintahkan jalan mana yang harus diambil, pikirannya yang akan memilih jalan yang ini atau yang itu. Begitulah fungsi pikiran, kalau tidak begitu pikiran tidak berguna.

Pasti ada kehendak bebas, dan untuk memiliki kehendak bebas harus ada pilihan bebas, yang artinya Anda memiliki kebebasan untuk memilih yang ini atau yang itu. Jadi, seseorang yang diberkati dengan sebuah kecerdasan, juga harus ditandai dengan kehendak bebas yaitu sebuah kebebasan untuk menginginkan dan dengan pilihan bebas yaitu sebuah kebebasan untuk memilih. Karena tidak mungkin menyembah Allah dengan remote control tanpa pilihan-pilihan. Benar, bukan? Jadi, Allah memberinya sebuah tes lakmus.

Nahed: Harus.

Bapak Zakaria: Harus. Untuk memilih antara hidup bahagia dengan Allah, atau jatuh, atau makan dari pohon dan terpisah, manusia dapat melihat dan membedakan dan memilih. Lalu manusia itu benar-benar pintar, karena apa yang dihargai dari manusia, seorang manusia yang lengkap, jika dia tidak mempunyai kecerdasan. Saya ingat kembali awal pelayanan saya yang saya gunakan untuk melakukan kunjungan. Suatu kali saya berkunjung ke sebuah rumah, saya menemukan orang yang baik sekali. Orang itu juga kaya dan dia seorang pejabat penting. Keluarganya adalah keluarga yang sangat bahagia. Tetapi mereka memiliki satu kesedihan. Yang membuat mereka sedih adalah seorang laki-laki muda berusia sekitar 16 atau 17 tahun, seorang laki-laki yang sopan, baik, dan tidak kekurangan apapun. Dia sedang duduk di sana, ketika mereka bercerita tentang tragedi yang telah mereka lalui. Mereka mengatakan, “Anak laki-laki kami seperti yang Anda lihat disana, dia tidak juga bergerak kecuali kami yang menggerakkannya, dia tidak makan kecuali kami menyuapinya, dia tidak juga pergi ke toilet -maaf- kecuali kami yang membawanya, dia tidak tidur kecuali kami meletakkannya ke tempat tidur, dia tidak bangun kecuali kami membangunkannya.” “Mengapa bisa begitu?” Mereka berkata, “Dia tidak lagi memiliki otak, tetapi dia tidak berbahaya, dia tidak berbahaya.”

Nahed: Dia tidak melukai seorangpun disekitarnya.

Bapak Zakaria: “Dia hanya duduk disana seperti sebuah kursi. Anda menariknya, membawanya, dia akan ikut dengan Anda tanpa merasa keberatan. Bahkan jika Anda membiarkannya duduk seharian, itupun tidak masalah buat dia.” Mereka benar-benar bersedih. “Tetapi kenapa bersedih, jika Anda mempunyai seorang anak laki-laki yang tampan dan berharga?” Mereka mengatakan “Bagaimana dia bisa berharga kalau dia sama sekali tidak mampu mengerti?” Dan mereka menangis, mereka benar-benar menangis. Orang ini adalah seorang insinyur yang bekerja sebagai inspektur irigasi, berusia hampir 45 tahun. Dia sangat sedih melihat anaknya. Dan dia sangat marah pada Tuhan: Mengapa Tuhan memberinya cobaan seperti itu, Mengapa Tuhan memberinya anak seperti itu? Hingga dia mempunyai sebuah mimpi, dimana dia berjalan-jalan di sekitar kanal, karena dia seorang inspektur irigasi, dan pergi ke sebuah desa yang ingin membunuhnya karena dia telah memotong penyediaan air dari mereka dan mengalirkannya ke desa lain. Pekerjaan itu adalah haknya. “Tetapi bagaimana Anda bisa memotong penyediaan air kami? Kami akan membunuh Anda.” Dan mereka membawa semua sumbu dan mereka ingin membabatnya, dan tiba-tiba dia melihat sang mayor berlari dan mengatakan kepada mereka semua untuk berhenti. Mayor itu berkata, “ Kalian semua, berhenti. Biarkan dia, biarkan dia pergi karena anak laki-lakinya yang dia rawat.” Dia terbangun dari mimpinya dan dia pergi dan mencium tangan anak laki-lakinya dan berkata, “Terima kasih, Tuhan, Engkau telah memperpanjang hidup saya karena anak laki-laki saya.” Dan walaupun demikian kesedihan itu tetap ada di hatinya, karena anak laki-lakinya tidak mempunyai otak. Apa yang telah Anda pikirkan jika Allah telah menciptakan Adam, Adam dan Hawa tanpa otak seperti lembu?

Nahed: Pasti sangat sulit

Bapak Zakaria: Akankah Dia mengatakan “KesukaanKu adalah bersama dengan anak-anak manusia?” Kesukaan yang mana sebenarnya? Apakah itu kesedihan. Tetapi Allah menciptakan manusia dengan akal budi untuk mengerti dengan cepat, untuk memilih dan untuk mengerjakan segala sesuatu bahkan jika dia tinggal dengan Allah, dengan keinginan penuhnya dan dengan pilihan penuhnya, bukan? Itu adalah suatu kemajuan. Jadi Allah menempatkan baginya pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk, sebagai lakmus tes. Saya akan ceritakan sebuah cerita singkat. Anda tahu bagaimana satu cerita menghasilkan cerita yang lain.Apakah Anda terburu-buru?

Nahed: Tidak, silahkan Bapak.

Bapak Zakaria: Pada suatu hari seorang ateis datang kepada seorang pastor dan berkata “Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk adalah akar dari semua masalah. Jika Anda percaya hal seperti itu, akankah Anda ceritakan kenapa pohon itu ada?” Dia bertanya kepada saya seperti dia sedang menguji saya. Pastor berkata kepada orang itu bahwa pohon itu adalah sebuah tes. “Tes omong kosong apa itu? Koq bisa ada tes?” Pastor itu menjawab: “ok. Saya undang Anda makan siang di rumah saya. Kita akan makan siang bersama.” Orang itu berkata, “ok” Dia pergi makan siang dengan pastor itu. Sebuah meja besar sudah disiapkan dan semua panci makanan sudah terbuka kecuali sebuah piring besar yang masih tertutup. Selang beberapa waktu pastor itu meninggalkan orang itu dan pergi mengerjakan bisnisnya. Orang atheis itupun duduk sendiri di meja makan, sambil melihat-lihat semua yang ada di meja makan. ok, sayuran ada. Tetapi ada apa dengan piring yang masih tertutup itu? Dia pun membukanya dan seekor tikus melompat ke mukanya. Dia berteriak. Pastor kemudian datang, “Apa ang Anda telah lakukan? Anda membuka piring itu, ya?” Lalu pastor itu melanjutkan, “Inilah pohon pengetahuan tentang yang baik dan buruk.” Benar, bukan? Semua ini masalah kepatuhan. Kalau saya berkata jangan lakukan itu, Anda harus mematuhinya. Tetapi Anda melanggarnya dan itulah hasilnya. Anda mengerti maksud saya?

Jadi kecerdasan itu perlu. Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang cerdas dan itulah mengapa Allah membuat sebuah tes untuk menguji keinginannya dan pikirannya. Jadi Hawa memakan buah itu dan memberikannya juga ke Adam, suaminya.

Keduanya memakan buah itu dan keduanya jatuh dan Alkitab dalam kitab Kejadian 3 mengatakan, “Lalu ular itu berkata kepada perempuan itu. Engkau tidak akan benar-benar mati, karena Dia tahu jika kalian makan buah itu, mata kalian akan terbuka dan kalian akan menjadi seperti Allah dan mengetahui apa yang baik dan apa yang jahat.” Perempuan itupun mengambil dan memakan buah itu dan memberikannya kepada suaminya dan diapun memakannya. Seketika itu mata mereka terbuka dan sadar bahwa mereka telanjang. Mereka menutupi aurat mereka dengan daun ara yang mereka rangkaikan.

Mari kita lihat hal yang sama dalam Quran. Surah 20 ayat 117 dan 123. Cerita yang sama, “Setan berbisik padanya dan berkata, Adam haruskah aku menuntunmu kepada pohon keabadian dan kontrol seperti itu tidak akan pernah hilang? Mereka berdua makan beberapa dari pohon itu dan bagian pribadi mereka menjadi terlihat oleh mereka sendiri. Mereka menutupi diri mereka dengan daun-daun dari taman. Adam tidak patuh pada Tuhannya dan dihukum.” Inilah kejatuhan. Inilah kejatuhan. Inilah bagian permulaan cerita penciptaan manusia dengan kasih. Mereka telah tinggal dan hidup dengan segala sesuatu tersedia. Kemudian manusia itu menguji pikiran, pilihan dan keinginannya, dengan mendengarkan ibils dan lalu jatuh dari tempat tinggi dimana mereka dulu tinggal. Jelas, bukan?

Nahed: Ya, inlah permulaan dosa.

Bapak Zakaria: Kejatuhan pun perlu penghukuman.

Nahed: Pasti

Bapak Zakaria: Karena upah dosa adalah kematian (maut). Dan hukuman, Anda tahu yang saya maksud Allah dengan kasihNya pasti/harus memaafkan, dan untuk mengampuni harus ada sebuah rencan penebusan. Dan inilah urut-urutan cerita yang kami maksud. Benar, kan?

Nahed: Ya, Bapak. Nah, kemudian ada pertanyaan yang sangat penting, yaitu: apa hubungan antara penciptaan manusia dengan topic yang sedang kita bahas yaitu penebusan?

Bapak Zakaria: Telah dikatakan bahwa Allah dengan kasihNya menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, tetapi manusia yang tidak mempertahankan citra yang luar biasa itu. Ketika dia jatuh ke dalam dosa, citranya rusak. Kebenarannya diserahkan kepada kejahatan, kemurniannya menjadi tidak murni, bersatu dengan Allah menjadi terpisah dari Allah, dan itu semua diperlukan penebusan, sebuah rencana penyelamatan.

Nahed: Ternyata kita sudah kehabisan waktu. Acara kali ini hampir berakhir. Saya yakin, kita semua akan berdiskusi lebih banyak lagi, Bapak, karena topic ini cukup luas dan menimbulkan banyak pertanyaan di benak setiap orang, baik dari kaum Muslim dan Kristen.

Terima kasih pemirsa, dan ingin saya ulangi lagi, jika Anda mempunya pertanyaan-pertanyaan, silahkan kirim kepada kami dan kami siap menjawab Anda.

Terima kasih dan sampai jumpa.