Tuesday, December 28, 2010

Kesimpulan dari Pencabutan Perjanjian (Ep 26)

Episode 26. Kesimpulan dari pencabutan perjanjian

Mohamed: Penonton yang terkasih, senang bertemu lagi dengan anda di acara kita “Pertanyaan – pertanyaan tentang Iman”, dan juga senang dengan adanya tamu terhormat kita Bapak Zacharia Botros, selamat datang Pak Pendeta.

F.Zach: Terima kasih

Mohamed: Para penonton, sebelumnya kita telah berbicara tentang pencabutan perjanjian. Dan di episode ini juga kita akan berbicara mengenai isu lain seputar pencabutan perjanjian. Namun sebelum dimulai ada sesuatu yang saya ingin bagikan dari hati saya. Sesuatu dari dalam hati saya untuk dibagikan dan dibicarakan dari hati ke hati, jiwa ke jiwa, dan roh ke roh. Saya mendengar definisi seorang Muslim adalah seseorang yang dari perbuatan dan perkataannya orang lain menjadi selamat. Tetapi saya percaya bahwa seorang Muslim yang benar adalah seseorang yang telah menyerahkan hidup, hati dan jiwanya kepada Allah yang Maha Tinggi untuk mentaati dan menyenangkan-Nya. Perkataan ini datang dari hatiku, ini adalah kesaksianku dan kesaksian banyak orang lain juga. Sebagai seorang anak yang boros dan kemudian kembali kepada ayahnya, setelah beberapa tahun dalam khayalan, pengasingan dan kebingungan, Ismail kembali ke pelukan ayahnya, Abraham, yang tentangnya Alkitab berkata, “dia menjadi percaya dan oleh karena itu imannya diperhitungkan sebagai kebenaran”. Saat ini Ismail kembali ke pelukan Yesus Kristus, yang telah ada sebelum Abraham, ayahnya, atau dapat dikatakan sebelum dunia dibentuk. Benar, ya Allahku dan Juru selamatku, Kau datang untuk mengajar kepenuhan yang baik kepada yang miskin, kesembuhan untuk yang hancur hati, mewujudkan kemerdekaan kepada yang terikat dan kebebasan kepada yang tertindas.

Kelegaan kepada yang menangis, memberikan keindahan kepada abu dan hiburan pada mereka yang berkabung. Dan hati yang memuji untuk mereka yang berbeban berat. Engkau datang untuk membangun reruntuhan kuno, dan membangun kembali kota yang runtuh, untuk mewujudkan kemerdekaan, damai, kesembuhan dan kasih. Oh, Tuhan dan Juru Selamatku. Kau telah datang untuk kami semua, dan aku ini seorang keturunan dari Ismail. Kami telah hidup puluhan tahun tanpa menyadari akan Engkau, tidak mengetahui Engkau bahkan dalam banyak waktu kami menyangkal-Mu dan melawan-Mu, kami adalah musuh-Mu. Tetapi kasih-Mu melebihi akal budi dan pikiran kami, dan kebencian ada pada kami. Engkau telah menunjukkan jalan, memberikan pengampunan dan menebus kami. Oh, Juruselamatku, adalah Kasih-Mu yang membawa kami kepada-Mu, seperti seorang anak yang terhilang kepelukan ayahnya, seperti orang yang tenggelam dan kapal pengorbanan dan bahtera keselamatan. Terima kasih juga kepada Allah karena pahlawan-pahlawan iman-Nya yang memberikan tangan mereka kepada tuaian dan tidak melihat ke belakang. Dan salah satu dari mereka adalah Bapak Zacharia. Anda sangat disambut disini. Kita memiliki pertanyaan baru pula, disini. Salah satunya yaitu: ”Bisakah anda berikan beberapa referensi yang membuktikan apa yang telah kita bicarakan di episode sebelumnya?”

Bpk. Zach: Ya…kita punya banyak referensi. Tentunya saya tidak bisa membawa semua buku referensi saya, tapi mungkin cukup jika saya tunjukkan kepada pemirsa yang terhormat beberapa yang saya miliki, sehingga mereka dapat memeriksanya sendiri dan belajar darinya. Buku ini berjudul “AL Nasekh Wal Mansookh in the Holy Quran”, ditulis oleh Hebatullah Ibn Salama Ibn Nasr Ibn Ali Al Boghdady yang wafat pada tahun 410 setelah Hegra. Buku yang berbeda ini berjudul ”Al Nasekh Wal Mansookh in the Holy Quran”, ditulis oleh Abu Gaafar Al Nahhass yang wafat pada tahun 338 setelah Hegra. Dan ini adalah ensiklopedia Muslim, yang diterbitkan di Arab oleh Ahmed Al Shennawy , Ibraheem Zaki Khorshed, and Abd Al Hameed Yunis. Ensiklopedia ini memiliki 30 jilid. Dan yang ini adalah ringkasan dari seluruh ensiklopedia. Sebagai usaha untuk mempermudah pembaca. Terdiri dari 33 jilid kecil, diterbitkan oleh Markaz Al Sharq Lel Ebdaa Al Fikry, dan buku ini diteruskan oleh sheikh dari mesjid Al Azhar. Mereka juga menulis tentang pencabutan perjanjian.

Mohamed: Maksud anda ini adalah ringkasan dari seluruh buku referensi?.

Bpk. Zach: Betul. Dan ada juga sebuah buku referensi besar ini, yang berjudul: “AL Mawsooa’a Al Arabiya Al Muyassara” yang pembuatannya diawasi oleh Mohamed Shafeeq Ghorbal. Buku ini ditugaskan dibuat oleh Presiden Gamal Abdul Nasser, dan anda dapat melihat pencabutan perjanjian di bagian N yaitu “Naskh – Abrogation” ini semua adalah buku referensi saya, tapi masih banyak juga yang ditulis tentang topic ini. Semoga seluruh penonton mau mengunjungi toko buku dan memeriksa apakah buku itu ada; mereka juga dapat menemukannya di internet. Ya.. jika anda mengunjungi websites islam, banyak sekali, dan ketik kata” Al Naskh” pada kotak pencari, atau” Al Nasekh Wal Mansookh”,

Mohamed: Dapatkah anda menyebutkan beberapa nama website?

Bpk. Zach: Oh tentu. Salah satu dari website Islam adalah alazhr website; www.alazhr.com ada juga alwarrak.com dan juga website dari Almaktaba al Islamiya, web itu dalam bahasa Arab dan itu adalah website Islam. Banyak sekali website Islam. Dan banyak yang membahasnya.

Mohamed: Jadi pemirsa dapat memeriksanya dan beberapa diantarnya adalah alazhr.com dan alwarrak.com

Bpk. Zach: Karena isu ini adalah penting. Dan kecerdasan manusia harus mengikutinya, kearah mana Penyaliban-Nya menuju. Karena jiwa satu orang manusia adalah penting dan berharga. Bumi akan berlalu tapi kehidupan kekal adalah tetap untuk selamanya. Oleh karena itu seseorang harus tahu jalan yang dia lalui.

Mohamed: Dapatkah anda menyebutkan kepada pemirsa beberapa nama dari cendekiawan dari pencabutan perjanjian yang memilah tentang pencabutan perjanjian dan ayat-ayat pencabutan perjanjian? Apakah mereka banyak atau sedikit?

Bpk.Zach: Sebenarnya dalam seluruh buku yang menyinggung isu tentang pencabutan perjanjian, selalu ada beberapa penulis, penulis Islam yang menulis tentang topic yang sama. Seperti Abu Ga’afar El Nahhas dalam bukunya “Al Nasekh Wal Mansookh,” dari halaman 17 sampai halaman 28. Dia mendaftar seluruh penulis yang menulis topic ini dan memberikan ringkasan dari tiap-tiap mereka. Jadi dia menyebutkan, contohnya Ibn Katada Al Sudsy. Dia menuliskan mereka secara berurutan; penulis ini wafat pada tahun 118 setelah hijra. Sehingga dia adalah penulis pada masa-masa awal, pada abad kedua setelah hijra. Dia menulis tentang topic ini. Dan juga Ibn Shehab Al Zuhary. Dia wafat pada awal abad kedua, setelah hijra, pada tahun 124, setelah hegra. Ada juga A’ataa’ Ibn Muslim Al Khorasany, yang wafat pada tahun 135. Dia menulis buku yang berjudul, “Al Nasekh Wal Mansookh in the book of God”. Ibn al Kalby, yang wafat pada tahun 146, menulis buku dengan judul yang sama. Dan Mokatel Ibn Soliman, yang wafat pada tahun 150. Al Hussain Ibn Waqed, yang wafat pada tahun 159. Abd Al Rahman Ibn Zaid, yang wafat pada tahun 182. Dan Abo Nasr Al Bosry, yang wafat pada tahun 204. Sekarang dia berada pada awal abad ketiga. Ibn Haggag Al Aawar. Abu Obaid Abu Al Qasem Ibn Sallam, Ga’afar Ibn Mobasher Ibn Ahmed Al Thaqafy, Abo Al Hareth Al Maroozy, Al Imam Ahmed Ibn Hanbal yang wafat pada tahun 241, Al Sagestany. Nama lengkapnya adalah Soliman Al Ashaath Al Sagestany, yang wafat pada tahun 275. Ibn Al Harby, Ibn Moaaz Al Bosry, Ibn Al Hallag, Abo Dawood Al Sagestany, Abo abd Allah Al Zobairy, Imam Ibn Hazm salah satu dari penulis Islam yang terkenal. Abo Bakr Al Shibany Al Ga’ad, Ibn Al Enbary, Ibn Al Monady, Ibn Al Nahhas, Al Bardaay, Al Ballouty, Ibn Mohamed AL Neesapory, Al Marzabany Al Sirafy, Ibn Salama, Abd Al Qaher Al Boghdady, Makky Ibn Aby Taleb, Ibn Helal, Ibn Abd Allah Al Ashbeely, Al Hazemy, Ibn Al Joozy seorang yang sangat penting. Nama lengkapnya adalah Abo Al Farag Ibn Abd Al Rahman Ibn Abi Al Hasan, nama lengkapnya adalah penasihat hukum Hanbali. Ibn Al Hassar, Al Ja’abary, Al Karmy. Al Ajhoory. Mereka daftarnya. Dia mendaftar 42 orang yang tergugah pada isu pencabutan perjanjian, yang menunjukkan bahwa ini bukanlah isu yang tidak signifikan. Isu ini telah dimulai sejak abad awal dari Islam. Yang pertama menuliskan tentang isu dari pencabutan perjanjian adalah dari abad kedua. Sehingga itu adalah isu yang serius. Kita harus mencari dan mempelajarinya dengan baik, jika seseorang jujur dengan dirinya sendiri dan mau mengetahui kebenaran.

Mohamed: Jadi ada 42 cendekiawan Muslim yang menuliskan tentang topic pencabutan perjanjian.

Bpk. Zach: Tentunya. Itu hanya yang didaftarkan oleh Abu Ga’afar Al Nahhas sampai pada zamannya. Tetapi selanjutnya, banyak orang yang menuliskan tentang topic ini. Pada halaman 28, akan saya sebutkan tanggal dari daftar orang terakhir yang disebutkan. Saya akan memberikan tahun kematiannya sehingga anda tahu siapa yang datang setelahnya. Yang terakhir, dia sebutkan disini, adalah Al Ajhoory, yang wafat pada tahun 1190, setelah hijra. Tahun berapakah saat ini? Kita ada pada tahun 1400. Jadi seiring waktu orang menuliskan buku-buku lagi, karena ini adalah isu yang penting dan harus mantap dan harus diketahui orang.

Mohamed: Saya ingat bahwa setiap kali saya bertanya pada guru agama saya, pertanyaan tentang agama, dia akan mengatakan “haram”, tidak boleh, tetapi terdapat pertanyaan yang muncul pada pikiran dan hanya dari pikiran pemirsa. Apakah seseorang punya hak untuk mendiskusikan tentang buku-buku agama? Siapa yang memberikan kami hak ini, melihat bahwa anda membicarakan tentang ini sekarang?

Bpk. Zach: Ini adalah pertanyaan yang penting sekali, karena faktanya, banyak orang yang takut bertanya tentang agama. Mereka tidak hanya takut, tetapi banyak kali terjadi tidak ada jawaban pada pikiran mereka yang ditanyai. Sehingga orang yang seharusnya menjawab hanya mengatakan,” jangan bertanya. Agama adalah tidak untuk dipertanyakan.”

Mohamed: “Haram”, tidak diperbolehkan. Saya meminta izin dari Tuhan yang Maha Besar.

Bpk. Zach: Itu seharusnya diterima sebagaimana mestinya, saya mengingat sebuah ayat Quran yang berkata “jangan bertanya tentang sesuatu, jika itu dinyatakan kepadamu, itu akan menyalahkanmu.” Hal ini melemahkan bertanya, hal ini berarti jika anda mengetahui latar belakang, jika anda tahu alasan dibalik itu maka anda akan bersalah, jadi lebih baik anda tidak bertanya. Ini bahkan telah menjadi suatu peribahasa sehingga orang tidak bertanya lagi. Mereka menenangkan pikiran mereka. Saya juga mengutip ayat Quran yang lain yang mengatakan,” Padang Arab lebih kuat dalam ketidakpercayaan dan kemunafikan dan lebih baik jika mereka tidak tahu”. Sebut saja, mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi. Lebih baik jika mereka tidak mengerti? Jadi beberapa ayat Quran dimengerti untuk mengecilkan hati yang bertanya, karena jika anda bertanya maka anda akan mendapat masalah. Jadi orang-orang menenangkan pikiran mereka. Jika mereka dikatakan untuk melakukan sesuatu mereka melakukannya, meskipun mereka tidak mengerti, mereka mebiarkan itu berlalu dan melupakannya. Tetapi saya sangat menyukai sebuah artikel yang saya baca di Koran Al Ahram di Mesir, tertanggal 28 safar, 1423 setelah hijra. Yaitu 11 mei 2002. Dalan isu nomer 42159, pada bagian Sandook Al Donia yang ditulis oleh penulis terkemuka Ahmed Bahgat, dalam judul “Anjuran yang Beralasan”. Dia berkata bahwa ini adalah pesan dari konselor Dr. Gamal Al Deen Mahmoud, mantan sekretaris jendral dari dewan tertinggi urusan Islam. Orang ini yang mengirimkan surat atau pesan dan dia adalah mantan presiden dari mahkamah peradilan, yang berarti, orang penting. Ini adalah surat dari surat dimana pesan tersebut dikutip: ”Yang terkasih saudara Ahmed Bahgat. Semoga sejahtera dari Tuhan, pengampunan dan berkat ada atasmu. Pada konferensi dengan dewan dari riset Islam yang diselenggarakan oleh Al Azhar dalam tema “ini adalah Islam”, dari tanggal 16-18 April 2002, Sheikh Abd Al Mo’ez Abd Al Sattar yang sangat berpengalaman dalam mualim, berdiri dan memberikan pidato yang sangat dihargai oleh pendengarnya”. Dan sheikh memberikan sarannya.

Mohamed: Dan apakah saran tersebut?

Bpk Zach: Sarannya sangat aneh tetapi luar biasa. Bahwa mereka harus mencoba- kata-kata yang besar yang saya sendiri tak dapat membayangkannya, tetapi mualim besar mengutarakannya- tulisan seluruh buku-buku agama, termasuk Al-Quran harus diselidiki, dalam petunjuk dan hukum yang dibuat untuk mereka yang beriman. Terdapat isu tertentu yang dibawa pada forum debat internasional, seperti kekerasan, terorisme, tirani politik, hak asasi manusia, status perempuan, dan nilai-nilai kebebasan, keadilan, dan toleransi, penerimaan akan orang lain, dan bagaimana bersikap terhadap mereka yang memiliki doktrin yang berbeda, dan isu-isu lainnya. Saran ini lebih baik daripada debat agama, atau debat tentang kultur”, jadi kepada siapa pesan ini disampaikan? Tuan Ahmed. Tuan Ahmed Bahgat, dikirimkan oleh Doctor Gamal Al Deen Mahmoud, tentang pernyataan yang dibuat pada dewan riset Muslim oleh Sheikh Abd Al Mo’ez Abd Al Sattar. Tentunya, kata-kata ini akan mendukung orang, setidaknya membawa pada pertanyaan atau bertanya, tidak untuk mencobai. Tentunya tidak akan ada orang yang mendapatkan kepentingan dalam memperkarakan buku-buku agama, tapi setidaknya seseorang dapat bertanya dan memiliki hak untuk dijawab. Kita menjawab kepentingan ini. Dan dari titik ini, kita mendiskusikan teks dari buku-buku agama, termasuk teks dari Quran, sebagaimana diminta untuk dilakukan oleh yang terhormat, Sheikh Abd Al Mo’ez Abd Al Sattar, dan mencoba untuk mengerti kejernihan pengertian dari kebanyakan cendekiawan Muslim. Karena seseorang seperti aku sendiri tidak memiliki hak untuk menginterpretasikan dan untuk menghakimi tentang segala sesuatu dalam agama Islam, karena saya bukanlah seorang cendekiawan Muslim. Tetapi kita memiliki buku yang telah berkomentar tentang ini, dan menghilangkan tuduhan. Dan juga buku-buku sunna dan tradisi nubuatan, bahkan, perkataan dari Sheikh Abd Al Mo’otaz adalah sangat tegas, meskipun kita tidak dapat mencobai teks dari Quran, seperti yang saya katakan sebelumnya. Kita semata-mata hanya bertanya tentang penjelasan dan ingin tahu tentang sesuatu dalam teks tersebut. Mungkin kita dapat menemukan seseorang yang dapat menjelaskannya kepada kita dengan logis dan dapat diterima oleh akal sehat. Karenanya, saya menemukan dasar untuk diri saya untuk berdiskusi, jika seseorang bertanya tentang teks dan dia adalah seseorang dari mualim Muslim.

Mohamed: Jadi anda tidak membuat semua ini, anda hanya mengutip apa yang anda baca.

Bpk. Zach: Ya, apa yang saya baca. Mengapa? Karena sebenarnya setiap pengikut agama harus mempelajari seluruh agama dengan tujuan untuk memilih mana yang benar. Setiap orang bertanggung jawab atas pilihannya. Kita tahu bahwa Tuhan menciptakan kita sebagai mahkluk yang cerdas. Ada ayat dalam Alkitab yang berkata: ”kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup,“ pilihlah. Jadi Tuhan menghadapkan beberapa pilihan kepada manusia dan itu tergantung dari manusia untuk mencari, mengerti, memilih dan memutuskan, karena manusia akan diminta pertanggungan jawab untuk keputusannya. Tetapi jika manusia tidak membaca, tidak mengerti, tidak bertanya, dan tidak peduli, maka ia akan seperti burung unta yang membenamkan kepalanya ke dalam pasir. Bahayanya segera terjadi tetapi itu tidak akan menimbulkan masalah sampai akhirnya diserbu oleh musuhnya.

Mohamed: Maksud anda bahwa apa yang seharusnya haram, atau yang dilarang adalah tidak membaca dan menggali firman.

Bpk.Zach: Bukan hanya haram, dilarang, tetapi itu sangat berbahaya. Terdapat bahaya saudaraku, saya juga menyampaikan ini kepada seluruh pemirsa – bahayanya adalah seseorang tidak akan tahu apapun tentang hidupnya atau masa depannya. Bahkan seorang anak sekolah harus mulai memikirkan tentang masa depannya, jika ia ditanya kampus mana yang mau kau masuki? Apa mau masuk fakultas seni? Maka dia akan menjawab, ”Hmm..apa yang saya akan lakukan pada saat lulus nanti?” , jika ditanya, apa mau masih fakultas hukum?, maka anak tersebut akan menjawab, ”Dunia ini penuh dengan pengacara.” Anda akan tetap bertanya pada anak anda sampai ia berkata, ”saya mau masuk fakultas yang begini dan begini”.

Mohamed: Jadi Tuhan memberikan kepada kita kebebasan untuk berpikir dan untuk menggunakan pikiran yang dia berikan kepada kita.

Bpk. Zach: Dan kita bertanggung jawab untuk pilihan kita. Tuhan akan memegang tanggung jawab seseorang. Dia tidak akan sekedar bertanya apakah kita telah melakukan yang baik atau buruk. Tidak, Dia akan bertanya, ”Apakah engkau telah memilih jalan yang benar atau tidak untuk memulainya?” Alkitab mengatakan, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut”. Lalu kemudian manusia akan terkejut pada saat dia tahu bahwa dia berjalan di jalan yang salah.

Mohamed: Apa maksud semua ini? Dapatkah anda jelaskan lebih jauh?

Bpk. Zach: Sejujurnya, adalah keistimewaan yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia, yaitu kemampuan berpikir; manusia seharusnya mengembangkannya, tidak hanya mengembangkan apa yang dapat memberikan dia makan atau minum, tetapi lebih dari situ dan yang sangat penting adalah berpikir akan hidup kekalnya. Dia akan bingung dengan agama yang mengatakan,”ini adalah jalan yang sejati” dan agama lain yang mengatakan “itu adalah jalan yang sejati”, dan agama yang ketiga mengatakan “itu adalah jalan yang benar”. Manusia harus berpikir, mana yang terbaik untuknya, apa keistimewaan tiap-tiap mereka. Apa yang kau ikuti? Dan yang paling penting adalah untuk mencari keselamatan dari jiwanya dalam agama-agama tersebut, karena “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? “ dia harus mencari jalan yang memimpin kepada keselamatan, kepada hidup yang kekal, dan sebagaimana Alkitab mengatakan dengan terbuka dan jelas, saya disini membandingkan agama, tidak menginjili, saya membandingkan agama-agama. Akitab berkata” Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal“. Bagaimana sikapku sebagai orang yang mengikuti agama tertentu dan mau bertemu Tuhan? Apa sikapku kepada sesuatu yang disebutkan oleh Tuhan Keselamatan?

Mohamed: Jadi apa yang harus kulakukan agar selamat?

Bpk. Zach: Ini adalah pertanyaan penting, apa yang harus kulakukan agar selamat? Pertama-tama, seseorang harus coba untuk mengerti, pertama mengerti dahulu, karena pada saat engkau membuat keputusan tanpa mengerti, tanpa kesadaran, adalah semata-mata karena disuruh. Tidak ada orang yang dapat menyuruh orang lain dengan pengendali jarak jauh. Jadi dia harus mengerti, pertama yaitu apa yang menuntunnya ke hidup yang kekal. Dia harus berpikir tentang itu, membaca buku, berdiskusi dengan orang lain, dengan orang yang dia percaya. Dia harus mencari keselamatan dari jiwanya. Itu tidak mudah dan sederhana. Sebelum seseorang masuk dalam kampus tertentu, dia akan bertanya kepada seluruh dunia.

Mohamed: Tetapi pada saat kami bertanya kepada sheikh atau imam Muslim, ”Kemana kami akan pergi setelah mati nanti?”, jawabannya adalah, “Tuhan yang tahu”. Apa pendapat anda tentang itu?

Bpk.Zach: Ya, Tuhan tahu, tetapi Dia menanamkan pengetahuan-Nya kepada manusia. Jika tidak apa gunanya buku yang Dia wahyukan kepada kita?

Mohamed: Bagaimana ini bisa terjadi?

Bpk. Zach: Saya maksud bacalah buku, sebagaimana Kristus berkata,” Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku”, sebagai contoh jika pemirsa Muslim membaca Quran bukunya sendiri, dan memeriksa seluruhnya apa yang dikatakan Quran tentang seorang Kristus. Jika ada seseorang yang di dalam Quran menerima kedudukan yang se-kudus Kristus seperti yang Kristus terima di dalam Quran, sebutkanlah padaku. Dan seturut kemuliaan-Nya dalam kehidupan pribadi-Nya, dalam pengajaran-Nya yang kudus, dalam tanda dan keajaiban yang dibuat-Nya, dalam tujuan yang dicapai-Nya, maka aku harus memberitakan-Nya. Jadi setelah aku belajar dan mendapatkan jawaban aku harus berdoa kepada Tuhan dan berkata,” Tuhan, aku tersesat, aku bingung, aku tak tahu jalan. Bukakan jalan kepadaku, berikanku penerangan, tuntun aku. Tuntun aku ke jalan yang benar. Dan Tuhan pasti menjawab manusia, karena dia berkata,” Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”. Manusia hanya perlu untuk meminta, setelah dia meminta, dia harus melihat, dan pada saat dia melihat maka Tuhan membukakan, dia perlu menerima dan percaya.

Mohamed: Maka setiap orang harus membaca firman dan mencari dalam kita-kitab untuk mengetahui Tuhan yang benar, dan untuk memastikan hidup yang kekal.

Bpk. Zach: Untuk mengetahui menuju kemana dia. Karena pengampunan Tuhan memberikan damai kepada manusia:” Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.” Tetapi yang penting adalah, bahwa seseorang harus berpegang pada sesuatu yang dia percaya adalah benar. Dia mungkin punya iman terhadap sesuatu, tetapi bagaimana kau tahu itu benar atau salah? Kenapa kau tidak mencari? Dan kau berkata,”Tidak, kami diberitahukan bahwa itu benar.” Apa yang kamu maksudkan? Kamu harus belajar, menyelidiki, dan mencari jawaban, dan bertanya kepada Tuhan, dan pada saat Ia membukakan kepadamu, maka kamu harus menerima wahyu dari Tuhan.

Mohamed: Maka itu tidak haram, atau tidak diperbolehkan untuk mendiskusikan buku-buku suci, dan tidak dilarang untuk bertanya kepada TUhan yang maha kuasa tentang kehendak-Nya terhadapku sebagai manusia, tentang relasi pribadiku dengan Dia, dan tentang kehidupan sesudah ini yang kekal?

Bpk. Zach: Ini penting. Jika kau sadari, dulu waktu seseorang bertanya, maka mereka akan mengatakan,” kamu adalah kafir dan sesat.” Sekarang ini, mereka tidak mengatakannya sejauh itu, mereka tidak memanggil orang yang menyelidiki sebagai kafir atau sesat, tapi mereka melemahkan semangat orang yang bertanya. Ada sebuah film; saya tidak punya banyak waktu untuk menonton film tapi….seseorang diberikan tugas untuk melakukan tindak terorisme. Orang ini mulai bertanya,”kenapa aku harus melakukannya?” dan kepala tim ini berkata,”Ali”, atau siapapun namanya. “Ali, jangan bertanya”. Orang ini adalah pelaku bom bunuh diri dia sedang mencoba untuk bunuh diri, dia akan mati, dan mencoba meledakkan dirinya sendiri, dan dia tidak diijinkan bertanya apa atau kenapa dia melakukan itu? Jangan bertanya? Lakukan saja sebagaimana seharusnya? Jangan bertanya. Ini tidak akan membawa kamu kepada jalan keselamatan.

Mohamed: Terima kasih Bapak Pendeta. Pemirsa yang terkasih, waktu kita sudah habis, tapi aku meninggalkan ayat ini dengan anda.” Carilah Aku dan kamu akan menemukan-Ku jika kau mencari dengan segenap hatimu, firman Tuhan”. Terima kasih untuk mengijinkan kami mengunjungi rumah anda dan menemui anda pada episode ini. Sampai kita bertemu di episode berikutnya, pada saat kita berbicara tentang konsep kekristenan dan juga dalam agama lain. Terima kasih, kita akan bertemu lagi.

No comments:

Post a Comment