Antoine: Selamat datang, para pemirsa terhormat, ke episode baru program ‘Pertanyaan Mengenai Iman’. Selamat datang juga kepada tamu terhormat kita, Bapak Pendeta Zakaria Botros.
Bpk. Pdt. Zakaria B.: Terima kasih
Antoine: Saya ingin memberitahu Anda sesuatu. Baru-baru ini, sebuah surat kabar Mesir menuduh Anda telah muncul di saluran Israel, AMOS. Apa pendapat Anda mengenai hal ini?
Bpk. Pdt. Zakaria B.: Sebuah saluran bernama AMOS? Baik. Mereka benar-benar melihat saya disitu?
Antoine: Itu yang mereka katakan.
Bpk. Pdt. Zakaria B.: Biarkan mereka mendapatkan gambar saya ada di saluran tersebut dan beritahu saya kapan siarannya terjadi. Apa yang saya katakan? Harus ada bukti nyata untuk membuktikannya. Tuduhan tanpa bukti hanyalah pencemaran; tidak lebih dan tidak kurang. Semoga Allah memberkati mereka, menolong mereka, dan menguatkan mereka.
Antoine: Mungkin mereka keliru dengan Saluran Hayat.
Bpk. Pdt. Zakaria B.: Saluran Hayat adalah satu-satunya saluran yang menyiarkan program kita.
Antoine: Terima kasih. Terakhir kali, Anda membicarakan isu seksual yang disebutkan di Hadis. Apakah Anda dapat membuka sebuah arsip baru hari ini?
Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tentu saja. Tradisi Rasul penuh dengan arsip-arsip. Sebenarnya, kita terbiasa menghakimi bentuk dosa dari pandangan manusia. Kita mengelompokan dosa: dosa kotor, seperti dosa seksual; dosa karakter, seperti kesombongan; dosa pintar, seperti berbohong dan menipu. Akan tetapi, kita perlu melihat dosa dari pandangan Allah. Dosa adalah dosa!
Antoine: “Bayaran dosa…
Bpk. Pdt. Zakaria B.:
…adalah kematian.” Siapapun yang terjatuh di salah satu area, bersalah atas semuanya. Kita harus terbiasa melihat dosa dari pandangan Allah.
Di Hadis Rasul ada pengelompokan dosa diantara dosa pintar. Disebuh taqiyya, atau kepura-puraan. Ada banyak Hadis Rasul mengenai kepura-puraan.
Antoine:
Apa arti kata ‘taqiyya’?