Episode 25
Pembawa Acara : Pemirsa terkasih, selamat datang lagi pada acara kami, “Questions about Faith”, saya akan memulai acara ini dengan mengutip apa yang nabi Daud katakan, kiranya damai sejahtera Allah ada atasnya, sudah dikatakan, “Mata Tuhan ada pada orang benar, dan telingaNya terbuka untuk seruan mereka.” Saya berdoa, meminta dan permohonan saya adalah, saat ini, “Tuhan, biarlah terang wajahMu menyinari kami dan tolonglah kami untuk mengenal kebenaran, karena kami tahu Engkau Maha Esa, Maha Mengetahui dan Maha Hadir.” Selamat datang kepada tamu kehormatan kita, Bapak Pendeta Zakaria. Terima kasih sudah ada bersama-sama dengan kami, dan sudah menerima banyak sekali pertanyaan-pertanyaan saat ini dan ini akan menjadi episode terakhir dari pembahasan tentang issue penarikan kembali dalam Qur’an. Pertanyaan yang sudah seringkali diulang-ulang selama ini adalah, “Apakah bahayanya penarikan kembali terhadap Qur’an dan demikian pula dengan Islam?”
Bpk. Zakaria : Saya percaya ini adalah perkara penting. Karena saya sudah bertemu secara pribadi dengan beberapa orang Muslim terkasih dan memulai dialog dengan mereka tentang issue ini, tapi respon mereka tidak berbeda. Mereka katakan, “Ini adalah sebuah issue yang tidak berarti, tidak berarti sama sekali dalam Islam atau Qur’an.” Bagaimana bisa anda katakan tidak berarti? Saya pribadi berpikir bahwa ini adalah issue yang sangat penting, teramat serius, saya sendiri tahu paling tidak 5 bahaya issue ini terhadap Qur’an dan Islam. Bahaya pertama adalah: kontradiksi antara ide penarikan kembali; penggantian dan penghapusan dengan pengetahuan awal Allah. Allah tahu kejadian-kejadian sebelum terjadi, tapi jika Allah tetap merubah firmanNya setiap kali, tidakkah Dia tahu sejak permulaan bagaimana akhir dari segala sesuatu? Dan kemudian Dia akan mengatakan pada mereka begitu hal itu terjadi. Jadi untuk berbicara tentang Allah, saat ini dan nanti Dia merubah firmanNya, dan menarik kembali firman-firman yang terdahulu dan menggantinya dengan firman yang baru …
Pembawa Acara : Dijauhkanlah dari padanya.
Bpk. Zakaria : Hal ini menjadi pertanyaan akan satu sifat kebesaran Allah, sebut saja Allah Maha Tahu, maka mereka katakan ini ada kaitannya dengan mewahyukan hal-hal secara bertahap, supaya umat dapat mengertinya sedikit demi sedikit. Secara bertahap? Allah memberikan segala sesuatu dalam ucapan atau perkataan yang sempurna, manusialah yang mencoba untuk mencapai itu, tahap demi tahap. Namun Allah memberi sebuah standar kesempurnaan, Dia adalah sumber dari hukum kesempurnaan, tapi bagi manusia mencapai kesempurnaan itu selangkah demi selangkah, itu terserah padanya, tapi bukanlah Allah yang mengatakan sesuatu dan kemudian berkata, “Tidak, ini salah. Ini yang Aku sudah tarik kembali tadi malam, Aku sedang memberi yang lebih baik.” Pembahasan ini menempatkan sebuah bahaya besar. Ini poin pertama. Poin kedua , atau bahaya ke-2 yang kita harus perhatikan, adalah kontradiksi atau pertentangan antara konsep penarikan kembali dengan sebuah ayat yang sangat penting dalam Qur’an, dalam surah (Al Hijr) 15 ayat 9 tertera: “Kami sendiri sudah mengutus pengingat dan Kami benar-benar memeliharanya.” Karena Allah Maha Besar melindungi pengingat, bagaimana bisa beberapa bagian dari Qur’an terlupakan? Tidak terlupakan begitu saja, tidak, tapi Allah sengaja membuat ayat-ayat itu terlupakan? Jadi apakah Allah memeliharanya, atau menyebabkannya untuk dilupakan? “Apapun ayat yang kami batalkan atau sebabkan ayat itu untuk dilupakan.” “Membatalkan” berarti menghilangkan atau menghapus. Bagaimana ayat itu dilindungi? Jika Allah menyebabkannya untuk dilupakan, bagaimana ayat itu dipelihara? Ini tidaklah sesederhana itu, bagaimana orang Muslim untuk mengambilnya dengan spontan untuk melegakan hati nuraninya. Dia katakan, “Ini biasa dan tidak berdampak serius.” Bagaimana mungkin dia bicara begitu? Ini menyerang dasar iman. Iman pada Allah, iman pada sifat-sifat Allah, iman pada pengetahuan awal Allah, iman dalam kuasa dan kekuatan Allah untuk menjaga firmanNya sendiri, dan tidak membiarkan firmanNya hilang atau dilupakan. Jadi menurut orang ini yang memberitahu saya bahwa ini adalah issue yang tidak berarti: Ini hanya 1 atau 2 perkara. Apakah dia mengebalkan hati nuraninya sendiri atau dia tahu keseriusan dan gaya tarik terlibat, tapi tidak mau kelihatan gemetar atau mengakui bahwa ada suatu hal yang begitu serius. Jika dia mengebalkan hati nuraninya maka itu adalah sebuah bencana.
Pembawa Acara : Saya teringat sebuah ayat Alkitab yang berkata: “UmatKu binasa karena kurang pengetahuan.”
Bpk. Zakaria: Dan jika orang Muslim mencoba membodohi orang-orang dengan mengatakan itu, maka itu tidak hanya bencana saja, ini sebuah musibah. Anda mengerti maksud saya? Jadi, bahaya yang pertama adalah mempertanyakan sifat-sifat Allah, terutama sifat Allah … Allah Maha Tahu, Allah benar-benar tahu. Dan bahaya yang kedua adalah menentang Kemahakuasaan Allah, untuk menjaga firmanNya.
Pembawa Acara : Dan Allah adalah Maha Kuasa, dipuji dan ditinggikanlah Dia.
Bpk. Zakaria: Dialah Maha Kuasa.
Bpk. Zakaria: Baiklah, sekarang kita menuju ke bahaya ke-3. Sesungguhnya, saya sangat suka poin ini. Ini datang dari seorang professor Doktor, namanya Dr.Abd El Fattah Mahmood Idrees. Professor ini menulis sebuah artikel penarikan kembali dalam website Al Azhar di internet, ini adalah apa yang beliau katakan. Kata demi kata, dia katakan: “Bahaya lain yang sangat adalah Qur’an telah digambarkan sebagai sebuah kitab yang ayat-ayatnya dibuat sempurna. Dan kesempurnaan dan keakuratan adalah bertentangan dengan penarikan kembali.”
Pembawa Acara : Kebalikan dari penarikan kembali.
Bpk. Zakaria: Saya masih mengutip beliau. “Kesempurnaan tidaklah bertentangan dengan penarikan kembali. Penarikan kembali adalah juga pertentangan dengan hal-hal yang dapat diterima oleh akal budi, itulah kontradiksi bagi kemuliaan Allah, seperti menunjukan atau memperlihatkan kebimbangan dan keraguan dalam peraturan yang Allah sudah berikan. Jadi bagaimana bisa anda katakan ayat-ayat Qur’an dibuat sempurna? Jika mereka sudah sempurna, mereka tidak dapat dirubah.
Pembawa Acara : Apakah artikel ini masih ada di internet sekarang, kalau saya mau mengeceknya sendiri? Dapatkah saya melihat dan membacanya dengan mata saya sendiri?
Bpk. Zakaria: Ya, saat ini, sementara pemirsa menyaksikan saya. Hidupkan saja computer anda; buka internet explorer dan ketik www.Alazhar.com
Pembawa Acara : Jadi maksud Bapak ini adalah homepage resmi dari Al Azhar? Dan artikel ini ada disana.
Bpk. Zakaria: Tapi ada 2 macam website Azhar, yang pertama Al Azhar; H A R dan yang ini …
Pembawa Acara : Tidak ada hubungannya dengan Al Azhar.
Bpk. Zakaria: Oh ada hubungannya, tapi dengan gedungnya atau hal-hal ini. Ini berbeda, namun Azhar dengan HR hanya yang satu ini, Al Azhar tanpa a.
Pembawa Acara : Terima kasih untuk penjelasannya.
Bpk. Zakaria: Pergilah ke bagian yang mengatakan, “Konsep-konsep Islam”, dan ketik di mencari - “Al Naskh” atau “penarikan kembali” , dan artikel dari orang ini akan muncul, dan anda bisa membacanya. Jadi ini adalah 3 bahaya yang sangat ekstrim. Jadi masih ada 2 lagi tersisa, yang ke-4 adalah, saya mau perhatian anda pada, yang berkaitan dengan loh batu/tabung yang diawetkan. Loh batu ini yang adalah dari masa lampau. Qur’an mengatakan: “Sebuah bukti atau kitab yang nyata dalam sebuah loh batu/tabung yang diawetkan.” Saya bingung, termasuk menarik kembali ayat-ayat atau ayat-ayat yang ditarik kembali? Atau apakah kombinasi dari keduanya? Maksud saya, Allah adalah kekekalan dari dahulu dan loh batu/tabung yang diawetkan adalah dari kekekalan lampau. Apakah itu terdapat kedua-duanya? Atau hanya salah satunya saja? Dan ada banyak opini disini, saya telah banyak meneliti atau melakukan penelitian karena perdebatan ini. Saya menghormati akal budi.
Pembawa Acara : Apa yang Bapak katakan kontradiksi atau menyangkal penarikan kembali.
Bpk. Zakaria: Loh batu/tabung yang diawetkan yang melakukannya. Mari kita dengarkan ini. Al Qurtubi berkata dalam komentarnya tentang surah 13 (Ar Ra’du) ayat 39, “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab.” Dia menghapus dan masih memiliki induk kitab. Al Qurtubi mencoba menjelaskan ini dengan mengatakan, “induk kitab adalah loh batu/tabung yang diawetkan.” Dan beliau menambahkan sebagai berikut: “yang mana yang tidak dapat dirubah dan yang tidak bisa diganti? Wah, jadi apakah itu, itu sudah ditarik kembali, padahal loh batu/tabung yang diawetkan itu tidak dapat dirubah dan diganti. Loh batu/tabung yang diawetkan ini kepunyaan Allah. Tidakkah mereka mengklaim bahwa ini milik Allah? Dan tidak bisa dirubah dan tidak bisa diganti, jadi apakah itu yang bisa dirubah dan dialihkan? Sebuah tanda tanya besar sekali. Jadi apakah ini penting bagi kita, atau bagi orang Muslim atau tidak? Masalah yang sangat serius.
Pembawa Acara : Benar-benar pertanyaan yang sangat serius.
Bpk. Zakaria: Ya, tepat sekali. Yang lain lagi, Al Qurtubi sendiri melanjutkan dengan mengatakan sebagai berikut, “seperti yang sudah dikatakan bahwa ini mengalami penggantian atau peralihan.” Jadi, beliau mengatakan ini tidak bisa dirubah dan tidak bisa dialihkan, dan sebaliknya, mengatakan bahwa ini mengalami peralihan. Bersediakah anda memutuskan sesuatu? Masalah dari buku-buku Islam, sahabat terkasih saya, adalah mereka memberitahu anda opini dan kemudian mereka memberitahu anda kebalikannya. Lalu mereka menyimpulkan seluruh pembahasan, mengatakan hanya Allah yang tahu. Kita tahu bahwa Allah tahu, tapi kita mau dengar sesuatu dari Allah. Jadi ini adalah issue problematik. Perhatian ini. Al Tabari, yang diperhitungkan sebagai master para komemtator, dalam komentarnya tentang ayat yang sama, mengatakan: “Kitab ini sebenarnya 2 kitab, sebuah kitab yang Allah hapus apapun yang Dia kehendaki dan menetapkannya juga dan kitab yang satu lagi adalah induk kitab.” Apakah anda lihat pembenaran-pembenaran ini membawa anda kepada masalah yang lebih lagi? Apakah itu berarti Allah punya 2 salinan terpisah? Yang lama dan yang terbaru atau yang diperbaharui? Ini akan menyebabkan orang-orang berbicara dengan cara yang … Apakah ini tidak dapat dipahami? Issue ini sangat serius, dan saya bertanya-tanya adakah solusinya. Permasalahan besar, sekarang bahaya yang terakhir kita sudah sebutkan 4 diantaranya, pertama kontradiksi keMaha Tahuan Allah, kontradiksi yang lainnya akan Kemahakuasaan Allah, dan yang ke-3 kontradiksi apa? Saya baru saja menyebutkannya.
M: Anda menyebutkan sebuah buku yang ayat-ayatnya dibuat sempurna?
F: Ya, anda benar. Kesempurnaan, apakah ini tidak sempurna, lalu? Lalu yang terakhir adalah loh batu/tabung yang diawetkan, dan nomor 5 adalah kontradiksi antara ayat ini yang berbicara tentang penarikan kembali dan “menyebabkan dilupakan”, dengan ayat yang paling berbahaya dengan segala hormat. Terdapat dalam Surah 4 (Al Nesaa) ayat 82, berbicara tentang Qur’an, ayat ini mengatakan - sebuah tantangan. Dikatakan: “Jika ayat ini datang dari sumber lain selain Allah, mereka akan menemukan perkara besar tentang kontradiksi didalamnya.” Tidakkah ini berasal dari Allah. Perhatikan, disini ada sebuah keadaan dan apodosis. Keadaannya bahwa ayat ini datang dari sebuah sumber lain daripada Allah … Mereka akan menemukan kontradiksi didalamnya. Sebuah apodosis adalah: mereka akan mendapati banyak kontradiksi didalamnya. Baiklah kalau begitu. Menurut kesaksian para cendikiawan Islam mengenai ilmu pengetahuan penarikan kembali/abrogasi, kami dapati 71 Surah berisikan kontradiksi-kontradiksi. 71 Surah ini mewakili 62.28% dari keseluruhan Qur’an.
M: 62 %.
F: 62 %, bahkan lebih.
M: Berisi kontradiksi-kontradiksi!!
F: Benar, berisi kontradiksi-kontradiksi. Tidakkah itu dipertimbangkan sebuah kontradiksi besar? Tidakkah itu banyak? Ini terlalu banyak. Inilah apodosis, dan ini mengajukan sebuah pertanyaan yang sangat, sangat penting atau mendesak yang ditujukan kepada setiap pemikir, yang menghormati pikirannya sendiri. Pada waktu anda mendengar klausa bersyarat, dan apodosisnya adalah ‘ya’, kita punya sebuah kontradiksi yang luar biasa. Ini disaksikan oleh ahli-ahli abrogasi/penarikan kembali, jadi karena adanya kontradiksi yang besar, dari mana asalnya buku ini? Saya akan meninggalkannya kepada inteligensi para pemirsa supaya mereka tidak bisa menuntut kita jika mencoba menggali iman orang percaya. Yang saya rindukan adalah supaya manusia berpikir, dan melihat dimana dia melangkah. Apakah dia ada diatas batu karang? Tuhan Yesus Kristus membuat pernyataan yang indah ini, Dia mengatakan, ”Aku mengumpamakan orang yang mendengar perkataanku dan melakukannya sama dengan orang yang membangun rumahnya di atas batu karang”.
M: Ya, bagus sekali.
F: Ya, di atas batu karang, kuat, tidak tergoyahkan. Badai dan angin puting beliung, ombak menghantamnya, rumah itu berdiri tak tergoncangkan. Namun, orang yang membangun rumahnya di atas pasir akan goncang dan roboh karena tiupan angin sedikit saja, pertanyaan saya bagi saudara-saudara Muslim terkasih: atas dasar apakah kalian membangun iman kalian? Apakah kokoh atau goyah? Sahabat terkasih, di sini kita sedang membicarakan tentang hidup kekal. Dan saya mengatakan hal yang sama juga yang sedang saya katakan kepada pemirsa sekalian, kehidupan atau nyawa manusia lebih berharga dari apapun juga di dunia ini. Alkitab mengatakan, “Apakah untungnya bagi manusia jika ia kehilangan nyawa sendiri?” Jiwa anda sangat berharga, kemana anda pergi setelah anda mati? Anda harus tahu destinasi anda, apakah anda pergi ke tempat yang anda tak tahu? hanya berharap dan berandai? Tanpa tahu dengan pasti, tapi mengikuti apapun yang anda dengar?
M: Bapak berbicara seolah-olah Bapak tahu kemana Bapak akan pergi setelah meninggal dunia.
F: Tuhan Yesus Kristus sudah dengan jelas menyediakan jalan menuju keselamatan dan kehidupan kekal, oleh kemurahan Allah dan kasih karunia Kristus kita memiliki hidup kekal. Jika tidak, lalu mengapa Kristus datang? Benar? Itulah mengapa saya katakan kepada saudara Muslim terkasih, saya mau memanggil semua saudara-saudara Muslim terkasih pada penghujung penjelasan yang panjang akan issue abrogasi/penarikan kembali dalam Qur’an, yang adalah salah satu issue yang paling serius dalam Islam. Dan tidak seharusnya diabaikan, seseorang seharusnya tidak bertindak seperti burung unta yang mengubur kepalanya dalam pasir seolah-olah tidak ada masalah, sampai pemburu datang dan datanglah bahaya yang serius. Saya menghimbau para cendikiawan Islam untuk menjelaskan issue-issue problematik ini seserius mungkin, yang telah disentuh oleh majalah Caireen “Al Usboo’a” yang mengatakan kontradiksi dalam Qur’an itu sendiri,” ini adalah kesimpulan sendiri, dari diskusi tentang menarik kembali ayat-ayat dan ayat-ayat yang ditarik kembali bahwa Qur’an sendiri bertentangan dan menggali implikasi dan dasar-dasarnya sendiri pada tahap paling dalam.
M: Siap yang mengatakannya?
F: Amr Nassef dalam majalah Caireen ”Al Usboo’a”, dalam issue 19 januari 2004. Dia menulis artikel ini sebagai sebuah hasil dari menyaksikan episode-episode pertama pada acara kita di TV Al Hayat, beliau mengatakan, “Konklusi dari pembahasan penarikan kembali/abrogasi membawa kita pada kenyataan bahwa Qur’an sendiri berkontradiksi dan menggali isi-isi dan dasar-dasarnya sendiri pada tahap yang paling dalam. Saya hanya bisa berdoa kiranya Allah membukakan pikiran-pikiran dan menerangi hati-hati dan merubahkan mereka, supaya orang-orang tahu kebenaran. Dan kebenaran itu lebih berharga dari apapun juga. Kristus berkata, “Dan kamu akan tahu kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jadi doa saya dari hati yang terdalam, adalah supaya saudara-saudara Muslim terkasih memikirkan keselamatan jiwa mereka dan hidup mereka yang kekal, “supaya mereka memiliki hidup dan memilikinya dalam kelimpahan.” Selidikilah firman Tuhan, karena anda berpikir bahwa di dalamnya anda peroleh hidup kekal.” Selidikilah. Contohnya, pribadi Yesus dalam Qur’an digambarkan dengan sifat-sifat yang mulia yang tidak pernah digunakan untuk menggambarkan orang lain, mengapa dia tidak mengenal Kristus melalui Qur’an? Telitilah karakterNya, hidupNya, Qur’an mengatakan, Kristus menciptakan seekor burung dari tanah liat, Dia menyembuhkan orang yang terlahir buta dan kusta, Dia membangkitkan orang mati. Dan menurut kesaksian mereka sendiri, Dia tidak ada di liang kubur, tapi Qur’an berkata bahwa Allah mengangkatNya. Issue mengenai penyalibanNya dan tentang rupaNya sebagai manusia dan lain-lain, telah kita bahas issue ini dengan menyeluruh di episode pertama. Tapi paling tidak bertanya, dimana Dia sekarang? Dan dimana yang lainnya sekarang? Jadi siapakah pria atau manusia yang ikut membuka matanya, membuka hatinya, dan membawanya dimana Dia berada? Saya berharap ada cukup waktu dalam acara anda untuk berdoa bagi saudara-saudara Muslim kita yang terkasih. Saya mohon, sebelumnya anda mengakhiri acara ini, saya mau berdoa bagi saudara-saudara, pemirsa di episodeepisode ini.
M: Ya, kami berterima kasih kepada Bapak atas ide-ide dan fakta-fakta yang dapat merubah akar pengetahuan bagi banyak orang dan saya berdoa kepada Allah supaya Dia menunjukan kepada kita kebenaran, dan setiap orang mencari kebenaran. Allah adalah Allah Maha Kasih; Dia mengasihi ciptaanNya dan manusia adalah ciptaanNya yang paling dia kasihi, jadi saya setuju dengan Bapak dalam hal ini. Mari kita berdoa bersama-sama.
F: Apakah kita punya banyak waktu untuk berdoa? Berapa banyak waktu tersisa?
M: Masih ada 5 menit, jadi kalau mau Bapak bisa melanjutkan.
F: Dalam Nama Bapa, Anak dan Roh kudus, Allah yang Esa, Engkau yang mengasihi umat manusia dan berfirman, “Aku mengasihimu dengan kasih yang tidak berkesudahan dan dengan kemurahan Aku mendekat kepadamu.” Ya Allah, mataMu memperhatikan kami sejak zaman awal sampai akhirnya. Engkau yang rindu semua orang diselamatkan dan datang pada penyerahan akan kebenaran. Ya Allah, Engkau yang merentangkan pelukanMu bagi kami dan memanifestasikan atau menyatakan kasihMu yang dalam bagi kami, dan kapanpun kami datang kepadMu dan bertobat, Engkau mengampuni semua dosa-dosa kami. Aku berdoa kepadaMu ya Allah, dalam kesempatan ini, semua pemirsa yang menyaksikan acara ini bertemu secara pribadi denganMu. Jamahlah setiap hati ya Tuhan: Buatlah jalanMu diketahui semua orang, Tuhanku. Biarlah setiap orang menikmati keselamatan dan kasih anugerahMu. Bukalah mata setiap orang. Jamahlah hati mereka sehingga mereka terbakar dengan kasih terhadapMu, Tuhan. Ya Allah, Engkau mengasihi kami dengan murah hati. Kami tidak layak akan kasihMu karena dosa-dasa kami, namun Engkau mengasihi kami secara berlimpah, dan menjulurkan kasih anugerahMu bagi kami. Aku minta berkatMu, Tuhan, bagi setiap jiwayang mendengar dan menyaksikan, supaya mereka datang mengenalMu. Tuhan, biarlah terang pengetahuanMu menyinari semua hati, supaya namaMu dipermuliakan, dan semua jiwa menerima berkat dan keselamatan. Tuhan, aku berdoa supaya Engkau menjumpai mereka dengan berkat rohani. Bagi Mu segala kehormatan dan kemuliaan dari sekarang sampai kesudahan zaman. Amin.
M: Amin. Pemirsa terkasih, saat ini saya hanya bisa berkata, “dan kamu akan tahu kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Inilah doa saya bagi anda saat ini. Saya berdoa kepada Allah bertahun-tahun yang lalu. Saya pergi ke Mekah, saya duduk di bawah kaki Ka’bah dan saya berdoa “Ya Allah, Engkaulah kebenaran dan aku mau mengenal Mu. Dan sesungguhnya, Allah Yang Maha Tinggi berbicara dalam hati saya oleh Roh Kudus dan berbicara kepada pikiran saya dan menunjukkan Kebenaran kepada saya. Doa saya sekarang bagi anda, jika anda tidak memiliki sebuah jawaban untuk banyak pertanyaan yang sedang anda pertanyakan, atau jika acara ini sudah benar-benar mengguncangkan, saya berdoa supaya anda mengangkat hati anda sekarang kepada Allah dan memohon keselamatanNya dari dosa karena kita terpisah dari Allah akibat dosa-dosa kita dan kita mati secara rohani. Jika anda mau didamaikan dengan Allah, bicaralah kepada Allah dari hatimu yang paling dalam dan sekarang saya minta Bapak Pendeta untuk memberikan kepada kita kata penutupan. Kami tidak ingin menyakiti hati siapapun, atau mengkritik, tapi saya tahu ini adalah kehendak Allah untuk menyingkapkan kebenaran secara Alkitabiah.
F: Pemirsa terkasih, saya benar-benar bahagia dengan acara Tanya-jawab ini dan saya berharap ini semua membangkitkan dalam pikiran kerinduan setiap orang untuk menyelidiki, dan menyelidiki lagi agar tahu kebenaran. Bacalah Qur’an anda dengan penuh pendalaman, dengan seksama, dan dengan pikiran yang terbuka. Bacalah setiap komentar-komentar yang anda sukai, juga dengan pikiran yang terbuka. Jangan menganggap segala sesuatu sudah semestinya dan mengalah kepada mereka yang percaya bahwa anda tidak membutuhkan pengertian dan anda seharusnya mengambil segala sesuatu sebagaimana adanya. Saudara terkasih, Allah memberikan kepadamu akal budi untuk digunakan, dan di dalam kekekalan Dia akan bertanya kepada mu, “Apa pendapatmu tentang hal ini?” Bagaimana menurut mu tentang perkara-perkara ini, dan mengapa kamu tidak bertanya kepada seseorang? Mengapa kamu tidak memperoleh pengetahuan? Kenapa kamu tidak mencari untuk mencapai kebenaran? Ini doa saya dan permohonan saya bagi anda, para pemirsa terkasih, dan saya berterima kasih kepada anda karena mengikuti acara ini, sampai bertemu kembali jika Allah menghendakinya. Terima kasih banyak juga karena mengijinkan saya berada di sini, dalam acara ini.
M: Pemirsa yang terkasih, sebagai kesimpulan saya mau mengulang apa yang nabi Daud katakana. “Biarlah bersuka cita mereka yang menaruh percayanya pada Mu, biarlah mereka bersorak kegirangan karena Engkau membela mereka. Biarlah juga mereka yang mengasihi namaMu bersuka cita di dalam Mu. Karena Engkau, ya Tuhan memberkati orang benar, dengan kemurahan Engkau mengelilinginya seperti perisai.” Kita sudah membicarakan mengenai penarikan kembali/abrogasi pada episode-episode sebelumnya, dan masih aka nada banyak Tanya jawab yang datang dimana kami akan membahas mengenai topik-topik lain yang berhubungan dengan penghakiman dan keselamatan dan penulisan nama-nama orang dalam Kitab/Buku Kehidupan Allah Yang Maha Tinggi. Sekali lagi, kami menyambut semua pertanyaan anda. Terima kasih banyak. Sampai jumpa lagi.
No comments:
Post a Comment