Friday, December 31, 2010

Konsep Pewahyuan dalam Kekristenan dan Islam (Ep 27)

Episode 27. konsep pewahyuan dalam Kekristenan dan Islam

Muhammad : Pemirsa yang terkasih, selamat datang kembali pada program kita,”Pertanyaan-pertanyaan tentang Iman”. Dan kami dengan senang menyambut tamu kita yang terhormat, Bapak Zacharia Botros. Selamat datang.

Bpk. Zack: Terima kasih

Muhammad : Pemirsa yang terkasih, Tuhan Yesus Kristus berkata,” Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi“. Kita telah bicarakan bagian dari firman Tuhan ini sebelumnya, dan juga tentang pencabutan perjanjian. Kita telah tetapkan bahwa tidak dilarang untuk menanyakan tentang agama. Maka pada episode ini, kita akan melanjutkan pembicaraan ini dan berdiskusi tentang topik pewahyuan. Salah satu dari pertanyaan yang kami terima berkata, ”Bagaiman konsep pewahyuan dalam kekristenan, dan bagaimana itu terjadi?”

Bpk.Zach: Baiklah, pewahyuan dalam kekristenan, Alkitab mengatakan: ”Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” Konsep pewahyuan dalam kekristenan adalah Tuhan membicarakan sebuah tujuan kudus yang bermakna melalui komunikasi spiritual antara nabi dan Tuhan. Jadi Roh Kudus, sebagaimana kita percayai, adalah Roh Tuhan. Roh Kudus atau Roh Tuhan menanamkan maksud dan gagasan, sebagaimana esensi dari subyek itu ke dalam roh manusia. Kemudian penerima dapat bergumul akan hal tersebut, mengidentifikasi dan bersatu dengan mereka sebagaimana mereka hidup.

Tuesday, December 28, 2010

Kesimpulan dari Pencabutan Perjanjian (Ep 26)

Episode 26. Kesimpulan dari pencabutan perjanjian

Mohamed: Penonton yang terkasih, senang bertemu lagi dengan anda di acara kita “Pertanyaan – pertanyaan tentang Iman”, dan juga senang dengan adanya tamu terhormat kita Bapak Zacharia Botros, selamat datang Pak Pendeta.

F.Zach: Terima kasih

Mohamed: Para penonton, sebelumnya kita telah berbicara tentang pencabutan perjanjian. Dan di episode ini juga kita akan berbicara mengenai isu lain seputar pencabutan perjanjian. Namun sebelum dimulai ada sesuatu yang saya ingin bagikan dari hati saya. Sesuatu dari dalam hati saya untuk dibagikan dan dibicarakan dari hati ke hati, jiwa ke jiwa, dan roh ke roh. Saya mendengar definisi seorang Muslim adalah seseorang yang dari perbuatan dan perkataannya orang lain menjadi selamat. Tetapi saya percaya bahwa seorang Muslim yang benar adalah seseorang yang telah menyerahkan hidup, hati dan jiwanya kepada Allah yang Maha Tinggi untuk mentaati dan menyenangkan-Nya. Perkataan ini datang dari hatiku, ini adalah kesaksianku dan kesaksian banyak orang lain juga. Sebagai seorang anak yang boros dan kemudian kembali kepada ayahnya, setelah beberapa tahun dalam khayalan, pengasingan dan kebingungan, Ismail kembali ke pelukan ayahnya, Abraham, yang tentangnya Alkitab berkata, “dia menjadi percaya dan oleh karena itu imannya diperhitungkan sebagai kebenaran”. Saat ini Ismail kembali ke pelukan Yesus Kristus, yang telah ada sebelum Abraham, ayahnya, atau dapat dikatakan sebelum dunia dibentuk. Benar, ya Allahku dan Juru selamatku, Kau datang untuk mengajar kepenuhan yang baik kepada yang miskin, kesembuhan untuk yang hancur hati, mewujudkan kemerdekaan kepada yang terikat dan kebebasan kepada yang tertindas.

Saturday, December 25, 2010

Ep 25

Episode 25

Pembawa Acara : Pemirsa terkasih, selamat datang lagi pada acara kami, “Questions about Faith”, saya akan memulai acara ini dengan mengutip apa yang nabi Daud katakan, kiranya damai sejahtera Allah ada atasnya, sudah dikatakan, “Mata Tuhan ada pada orang benar, dan telingaNya terbuka untuk seruan mereka.” Saya berdoa, meminta dan permohonan saya adalah, saat ini, “Tuhan, biarlah terang wajahMu menyinari kami dan tolonglah kami untuk mengenal kebenaran, karena kami tahu Engkau Maha Esa, Maha Mengetahui dan Maha Hadir.” Selamat datang kepada tamu kehormatan kita, Bapak Pendeta Zakaria. Terima kasih sudah ada bersama-sama dengan kami, dan sudah menerima banyak sekali pertanyaan-pertanyaan saat ini dan ini akan menjadi episode terakhir dari pembahasan tentang issue penarikan kembali dalam Qur’an. Pertanyaan yang sudah seringkali diulang-ulang selama ini adalah, “Apakah bahayanya penarikan kembali terhadap Qur’an dan demikian pula dengan Islam?”

Bpk. Zakaria : Saya percaya ini adalah perkara penting. Karena saya sudah bertemu secara pribadi dengan beberapa orang Muslim terkasih dan memulai dialog dengan mereka tentang issue ini, tapi respon mereka tidak berbeda. Mereka katakan, “Ini adalah sebuah issue yang tidak berarti, tidak berarti sama sekali dalam Islam atau Qur’an.” Bagaimana bisa anda katakan tidak berarti? Saya pribadi berpikir bahwa ini adalah issue yang sangat penting, teramat serius, saya sendiri tahu paling tidak 5 bahaya issue ini terhadap Qur’an dan Islam. Bahaya pertama adalah: kontradiksi antara ide penarikan kembali; penggantian dan penghapusan dengan pengetahuan awal Allah. Allah tahu kejadian-kejadian sebelum terjadi, tapi jika Allah tetap merubah firmanNya setiap kali, tidakkah Dia tahu sejak permulaan bagaimana akhir dari segala sesuatu? Dan kemudian Dia akan mengatakan pada mereka begitu hal itu terjadi. Jadi untuk berbicara tentang Allah, saat ini dan nanti Dia merubah firmanNya, dan menarik kembali firman-firman yang terdahulu dan menggantinya dengan firman yang baru …

Pembawa Acara : Dijauhkanlah dari padanya.

Bpk. Zakaria : Hal ini menjadi pertanyaan akan satu sifat kebesaran Allah, sebut saja Allah Maha Tahu, maka mereka katakan ini ada kaitannya dengan mewahyukan hal-hal secara bertahap, supaya umat dapat mengertinya sedikit demi sedikit. Secara bertahap? Allah memberikan segala sesuatu dalam ucapan atau perkataan yang sempurna, manusialah yang mencoba untuk mencapai itu, tahap demi tahap. Namun Allah memberi sebuah standar kesempurnaan, Dia adalah sumber dari hukum kesempurnaan, tapi bagi manusia mencapai kesempurnaan itu selangkah demi selangkah, itu terserah padanya, tapi bukanlah Allah yang mengatakan sesuatu dan kemudian berkata, “Tidak, ini salah. Ini yang Aku sudah tarik kembali tadi malam, Aku sedang memberi yang lebih baik.” Pembahasan ini menempatkan sebuah bahaya besar. Ini poin pertama. Poin kedua , atau bahaya ke-2 yang kita harus perhatikan, adalah kontradiksi atau pertentangan antara konsep penarikan kembali dengan sebuah ayat yang sangat penting dalam Qur’an, dalam surah (Al Hijr) 15 ayat 9 tertera: “Kami sendiri sudah mengutus pengingat dan Kami benar-benar memeliharanya.” Karena Allah Maha Besar melindungi pengingat, bagaimana bisa beberapa bagian dari Qur’an terlupakan? Tidak terlupakan begitu saja, tidak, tapi Allah sengaja membuat ayat-ayat itu terlupakan? Jadi apakah Allah memeliharanya, atau menyebabkannya untuk dilupakan? “Apapun ayat yang kami batalkan atau sebabkan ayat itu untuk dilupakan.” “Membatalkan” berarti menghilangkan atau menghapus. Bagaimana ayat itu dilindungi? Jika Allah menyebabkannya untuk dilupakan, bagaimana ayat itu dipelihara? Ini tidaklah sesederhana itu, bagaimana orang Muslim untuk mengambilnya dengan spontan untuk melegakan hati nuraninya. Dia katakan, “Ini biasa dan tidak berdampak serius.” Bagaimana mungkin dia bicara begitu? Ini menyerang dasar iman. Iman pada Allah, iman pada sifat-sifat Allah, iman pada pengetahuan awal Allah, iman dalam kuasa dan kekuatan Allah untuk menjaga firmanNya sendiri, dan tidak membiarkan firmanNya hilang atau dilupakan. Jadi menurut orang ini yang memberitahu saya bahwa ini adalah issue yang tidak berarti: Ini hanya 1 atau 2 perkara. Apakah dia mengebalkan hati nuraninya sendiri atau dia tahu keseriusan dan gaya tarik terlibat, tapi tidak mau kelihatan gemetar atau mengakui bahwa ada suatu hal yang begitu serius. Jika dia mengebalkan hati nuraninya maka itu adalah sebuah bencana.

Pembawa Acara : Saya teringat sebuah ayat Alkitab yang berkata: “UmatKu binasa karena kurang pengetahuan.”

Bpk. Zakaria: Dan jika orang Muslim mencoba membodohi orang-orang dengan mengatakan itu, maka itu tidak hanya bencana saja, ini sebuah musibah. Anda mengerti maksud saya? Jadi, bahaya yang pertama adalah mempertanyakan sifat-sifat Allah, terutama sifat Allah … Allah Maha Tahu, Allah benar-benar tahu. Dan bahaya yang kedua adalah menentang Kemahakuasaan Allah, untuk menjaga firmanNya.

Pembawa Acara : Dan Allah adalah Maha Kuasa, dipuji dan ditinggikanlah Dia.

Bpk. Zakaria: Dialah Maha Kuasa.

Bpk. Zakaria: Baiklah, sekarang kita menuju ke bahaya ke-3. Sesungguhnya, saya sangat suka poin ini. Ini datang dari seorang professor Doktor, namanya Dr.Abd El Fattah Mahmood Idrees. Professor ini menulis sebuah artikel penarikan kembali dalam website Al Azhar di internet, ini adalah apa yang beliau katakan. Kata demi kata, dia katakan: “Bahaya lain yang sangat adalah Qur’an telah digambarkan sebagai sebuah kitab yang ayat-ayatnya dibuat sempurna. Dan kesempurnaan dan keakuratan adalah bertentangan dengan penarikan kembali.”

Pembawa Acara : Kebalikan dari penarikan kembali.

Bpk. Zakaria: Saya masih mengutip beliau. “Kesempurnaan tidaklah bertentangan dengan penarikan kembali. Penarikan kembali adalah juga pertentangan dengan hal-hal yang dapat diterima oleh akal budi, itulah kontradiksi bagi kemuliaan Allah, seperti menunjukan atau memperlihatkan kebimbangan dan keraguan dalam peraturan yang Allah sudah berikan. Jadi bagaimana bisa anda katakan ayat-ayat Qur’an dibuat sempurna? Jika mereka sudah sempurna, mereka tidak dapat dirubah.

Pembawa Acara : Apakah artikel ini masih ada di internet sekarang, kalau saya mau mengeceknya sendiri? Dapatkah saya melihat dan membacanya dengan mata saya sendiri?

Bpk. Zakaria: Ya, saat ini, sementara pemirsa menyaksikan saya. Hidupkan saja computer anda; buka internet explorer dan ketik www.Alazhar.com

Pembawa Acara : Jadi maksud Bapak ini adalah homepage resmi dari Al Azhar? Dan artikel ini ada disana.

Bpk. Zakaria: Tapi ada 2 macam website Azhar, yang pertama Al Azhar; H A R dan yang ini …

Pembawa Acara : Tidak ada hubungannya dengan Al Azhar.

Bpk. Zakaria: Oh ada hubungannya, tapi dengan gedungnya atau hal-hal ini. Ini berbeda, namun Azhar dengan HR hanya yang satu ini, Al Azhar tanpa a.

Pembawa Acara : Terima kasih untuk penjelasannya.

Bpk. Zakaria: Pergilah ke bagian yang mengatakan, “Konsep-konsep Islam”, dan ketik di mencari - “Al Naskh” atau “penarikan kembali” , dan artikel dari orang ini akan muncul, dan anda bisa membacanya. Jadi ini adalah 3 bahaya yang sangat ekstrim. Jadi masih ada 2 lagi tersisa, yang ke-4 adalah, saya mau perhatian anda pada, yang berkaitan dengan loh batu/tabung yang diawetkan. Loh batu ini yang adalah dari masa lampau. Qur’an mengatakan: “Sebuah bukti atau kitab yang nyata dalam sebuah loh batu/tabung yang diawetkan.” Saya bingung, termasuk menarik kembali ayat-ayat atau ayat-ayat yang ditarik kembali? Atau apakah kombinasi dari keduanya? Maksud saya, Allah adalah kekekalan dari dahulu dan loh batu/tabung yang diawetkan adalah dari kekekalan lampau. Apakah itu terdapat kedua-duanya? Atau hanya salah satunya saja? Dan ada banyak opini disini, saya telah banyak meneliti atau melakukan penelitian karena perdebatan ini. Saya menghormati akal budi.

Pembawa Acara : Apa yang Bapak katakan kontradiksi atau menyangkal penarikan kembali.

Bpk. Zakaria: Loh batu/tabung yang diawetkan yang melakukannya. Mari kita dengarkan ini. Al Qurtubi berkata dalam komentarnya tentang surah 13 (Ar Ra’du) ayat 39, “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab.” Dia menghapus dan masih memiliki induk kitab. Al Qurtubi mencoba menjelaskan ini dengan mengatakan, “induk kitab adalah loh batu/tabung yang diawetkan.” Dan beliau menambahkan sebagai berikut: “yang mana yang tidak dapat dirubah dan yang tidak bisa diganti? Wah, jadi apakah itu, itu sudah ditarik kembali, padahal loh batu/tabung yang diawetkan itu tidak dapat dirubah dan diganti. Loh batu/tabung yang diawetkan ini kepunyaan Allah. Tidakkah mereka mengklaim bahwa ini milik Allah? Dan tidak bisa dirubah dan tidak bisa diganti, jadi apakah itu yang bisa dirubah dan dialihkan? Sebuah tanda tanya besar sekali. Jadi apakah ini penting bagi kita, atau bagi orang Muslim atau tidak? Masalah yang sangat serius.

Pembawa Acara : Benar-benar pertanyaan yang sangat serius.

Bpk. Zakaria: Ya, tepat sekali. Yang lain lagi, Al Qurtubi sendiri melanjutkan dengan mengatakan sebagai berikut, “seperti yang sudah dikatakan bahwa ini mengalami penggantian atau peralihan.” Jadi, beliau mengatakan ini tidak bisa dirubah dan tidak bisa dialihkan, dan sebaliknya, mengatakan bahwa ini mengalami peralihan. Bersediakah anda memutuskan sesuatu? Masalah dari buku-buku Islam, sahabat terkasih saya, adalah mereka memberitahu anda opini dan kemudian mereka memberitahu anda kebalikannya. Lalu mereka menyimpulkan seluruh pembahasan, mengatakan hanya Allah yang tahu. Kita tahu bahwa Allah tahu, tapi kita mau dengar sesuatu dari Allah. Jadi ini adalah issue problematik. Perhatian ini. Al Tabari, yang diperhitungkan sebagai master para komemtator, dalam komentarnya tentang ayat yang sama, mengatakan: “Kitab ini sebenarnya 2 kitab, sebuah kitab yang Allah hapus apapun yang Dia kehendaki dan menetapkannya juga dan kitab yang satu lagi adalah induk kitab.” Apakah anda lihat pembenaran-pembenaran ini membawa anda kepada masalah yang lebih lagi? Apakah itu berarti Allah punya 2 salinan terpisah? Yang lama dan yang terbaru atau yang diperbaharui? Ini akan menyebabkan orang-orang berbicara dengan cara yang … Apakah ini tidak dapat dipahami? Issue ini sangat serius, dan saya bertanya-tanya adakah solusinya. Permasalahan besar, sekarang bahaya yang terakhir kita sudah sebutkan 4 diantaranya, pertama kontradiksi keMaha Tahuan Allah, kontradiksi yang lainnya akan Kemahakuasaan Allah, dan yang ke-3 kontradiksi apa? Saya baru saja menyebutkannya.

M: Anda menyebutkan sebuah buku yang ayat-ayatnya dibuat sempurna?

F: Ya, anda benar. Kesempurnaan, apakah ini tidak sempurna, lalu? Lalu yang terakhir adalah loh batu/tabung yang diawetkan, dan nomor 5 adalah kontradiksi antara ayat ini yang berbicara tentang penarikan kembali dan “menyebabkan dilupakan”, dengan ayat yang paling berbahaya dengan segala hormat. Terdapat dalam Surah 4 (Al Nesaa) ayat 82, berbicara tentang Qur’an, ayat ini mengatakan - sebuah tantangan. Dikatakan: “Jika ayat ini datang dari sumber lain selain Allah, mereka akan menemukan perkara besar tentang kontradiksi didalamnya.” Tidakkah ini berasal dari Allah. Perhatikan, disini ada sebuah keadaan dan apodosis. Keadaannya bahwa ayat ini datang dari sebuah sumber lain daripada Allah … Mereka akan menemukan kontradiksi didalamnya. Sebuah apodosis adalah: mereka akan mendapati banyak kontradiksi didalamnya. Baiklah kalau begitu. Menurut kesaksian para cendikiawan Islam mengenai ilmu pengetahuan penarikan kembali/abrogasi, kami dapati 71 Surah berisikan kontradiksi-kontradiksi. 71 Surah ini mewakili 62.28% dari keseluruhan Qur’an.

M: 62 %.

F: 62 %, bahkan lebih.

M: Berisi kontradiksi-kontradiksi!!

F: Benar, berisi kontradiksi-kontradiksi. Tidakkah itu dipertimbangkan sebuah kontradiksi besar? Tidakkah itu banyak? Ini terlalu banyak. Inilah apodosis, dan ini mengajukan sebuah pertanyaan yang sangat, sangat penting atau mendesak yang ditujukan kepada setiap pemikir, yang menghormati pikirannya sendiri. Pada waktu anda mendengar klausa bersyarat, dan apodosisnya adalah ‘ya’, kita punya sebuah kontradiksi yang luar biasa. Ini disaksikan oleh ahli-ahli abrogasi/penarikan kembali, jadi karena adanya kontradiksi yang besar, dari mana asalnya buku ini? Saya akan meninggalkannya kepada inteligensi para pemirsa supaya mereka tidak bisa menuntut kita jika mencoba menggali iman orang percaya. Yang saya rindukan adalah supaya manusia berpikir, dan melihat dimana dia melangkah. Apakah dia ada diatas batu karang? Tuhan Yesus Kristus membuat pernyataan yang indah ini, Dia mengatakan, ”Aku mengumpamakan orang yang mendengar perkataanku dan melakukannya sama dengan orang yang membangun rumahnya di atas batu karang”.

M: Ya, bagus sekali.

F: Ya, di atas batu karang, kuat, tidak tergoyahkan. Badai dan angin puting beliung, ombak menghantamnya, rumah itu berdiri tak tergoncangkan. Namun, orang yang membangun rumahnya di atas pasir akan goncang dan roboh karena tiupan angin sedikit saja, pertanyaan saya bagi saudara-saudara Muslim terkasih: atas dasar apakah kalian membangun iman kalian? Apakah kokoh atau goyah? Sahabat terkasih, di sini kita sedang membicarakan tentang hidup kekal. Dan saya mengatakan hal yang sama juga yang sedang saya katakan kepada pemirsa sekalian, kehidupan atau nyawa manusia lebih berharga dari apapun juga di dunia ini. Alkitab mengatakan, “Apakah untungnya bagi manusia jika ia kehilangan nyawa sendiri?” Jiwa anda sangat berharga, kemana anda pergi setelah anda mati? Anda harus tahu destinasi anda, apakah anda pergi ke tempat yang anda tak tahu? hanya berharap dan berandai? Tanpa tahu dengan pasti, tapi mengikuti apapun yang anda dengar?

M: Bapak berbicara seolah-olah Bapak tahu kemana Bapak akan pergi setelah meninggal dunia.

F: Tuhan Yesus Kristus sudah dengan jelas menyediakan jalan menuju keselamatan dan kehidupan kekal, oleh kemurahan Allah dan kasih karunia Kristus kita memiliki hidup kekal. Jika tidak, lalu mengapa Kristus datang? Benar? Itulah mengapa saya katakan kepada saudara Muslim terkasih, saya mau memanggil semua saudara-saudara Muslim terkasih pada penghujung penjelasan yang panjang akan issue abrogasi/penarikan kembali dalam Qur’an, yang adalah salah satu issue yang paling serius dalam Islam. Dan tidak seharusnya diabaikan, seseorang seharusnya tidak bertindak seperti burung unta yang mengubur kepalanya dalam pasir seolah-olah tidak ada masalah, sampai pemburu datang dan datanglah bahaya yang serius. Saya menghimbau para cendikiawan Islam untuk menjelaskan issue-issue problematik ini seserius mungkin, yang telah disentuh oleh majalah Caireen “Al Usboo’a” yang mengatakan kontradiksi dalam Qur’an itu sendiri,” ini adalah kesimpulan sendiri, dari diskusi tentang menarik kembali ayat-ayat dan ayat-ayat yang ditarik kembali bahwa Qur’an sendiri bertentangan dan menggali implikasi dan dasar-dasarnya sendiri pada tahap paling dalam.

M: Siap yang mengatakannya?

F: Amr Nassef dalam majalah Caireen ”Al Usboo’a”, dalam issue 19 januari 2004. Dia menulis artikel ini sebagai sebuah hasil dari menyaksikan episode-episode pertama pada acara kita di TV Al Hayat, beliau mengatakan, “Konklusi dari pembahasan penarikan kembali/abrogasi membawa kita pada kenyataan bahwa Qur’an sendiri berkontradiksi dan menggali isi-isi dan dasar-dasarnya sendiri pada tahap yang paling dalam. Saya hanya bisa berdoa kiranya Allah membukakan pikiran-pikiran dan menerangi hati-hati dan merubahkan mereka, supaya orang-orang tahu kebenaran. Dan kebenaran itu lebih berharga dari apapun juga. Kristus berkata, “Dan kamu akan tahu kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jadi doa saya dari hati yang terdalam, adalah supaya saudara-saudara Muslim terkasih memikirkan keselamatan jiwa mereka dan hidup mereka yang kekal, “supaya mereka memiliki hidup dan memilikinya dalam kelimpahan.” Selidikilah firman Tuhan, karena anda berpikir bahwa di dalamnya anda peroleh hidup kekal.” Selidikilah. Contohnya, pribadi Yesus dalam Qur’an digambarkan dengan sifat-sifat yang mulia yang tidak pernah digunakan untuk menggambarkan orang lain, mengapa dia tidak mengenal Kristus melalui Qur’an? Telitilah karakterNya, hidupNya, Qur’an mengatakan, Kristus menciptakan seekor burung dari tanah liat, Dia menyembuhkan orang yang terlahir buta dan kusta, Dia membangkitkan orang mati. Dan menurut kesaksian mereka sendiri, Dia tidak ada di liang kubur, tapi Qur’an berkata bahwa Allah mengangkatNya. Issue mengenai penyalibanNya dan tentang rupaNya sebagai manusia dan lain-lain, telah kita bahas issue ini dengan menyeluruh di episode pertama. Tapi paling tidak bertanya, dimana Dia sekarang? Dan dimana yang lainnya sekarang? Jadi siapakah pria atau manusia yang ikut membuka matanya, membuka hatinya, dan membawanya dimana Dia berada? Saya berharap ada cukup waktu dalam acara anda untuk berdoa bagi saudara-saudara Muslim kita yang terkasih. Saya mohon, sebelumnya anda mengakhiri acara ini, saya mau berdoa bagi saudara-saudara, pemirsa di episodeepisode ini.

M: Ya, kami berterima kasih kepada Bapak atas ide-ide dan fakta-fakta yang dapat merubah akar pengetahuan bagi banyak orang dan saya berdoa kepada Allah supaya Dia menunjukan kepada kita kebenaran, dan setiap orang mencari kebenaran. Allah adalah Allah Maha Kasih; Dia mengasihi ciptaanNya dan manusia adalah ciptaanNya yang paling dia kasihi, jadi saya setuju dengan Bapak dalam hal ini. Mari kita berdoa bersama-sama.

F: Apakah kita punya banyak waktu untuk berdoa? Berapa banyak waktu tersisa?

M: Masih ada 5 menit, jadi kalau mau Bapak bisa melanjutkan.

F: Dalam Nama Bapa, Anak dan Roh kudus, Allah yang Esa, Engkau yang mengasihi umat manusia dan berfirman, “Aku mengasihimu dengan kasih yang tidak berkesudahan dan dengan kemurahan Aku mendekat kepadamu.” Ya Allah, mataMu memperhatikan kami sejak zaman awal sampai akhirnya. Engkau yang rindu semua orang diselamatkan dan datang pada penyerahan akan kebenaran. Ya Allah, Engkau yang merentangkan pelukanMu bagi kami dan memanifestasikan atau menyatakan kasihMu yang dalam bagi kami, dan kapanpun kami datang kepadMu dan bertobat, Engkau mengampuni semua dosa-dosa kami. Aku berdoa kepadaMu ya Allah, dalam kesempatan ini, semua pemirsa yang menyaksikan acara ini bertemu secara pribadi denganMu. Jamahlah setiap hati ya Tuhan: Buatlah jalanMu diketahui semua orang, Tuhanku. Biarlah setiap orang menikmati keselamatan dan kasih anugerahMu. Bukalah mata setiap orang. Jamahlah hati mereka sehingga mereka terbakar dengan kasih terhadapMu, Tuhan. Ya Allah, Engkau mengasihi kami dengan murah hati. Kami tidak layak akan kasihMu karena dosa-dasa kami, namun Engkau mengasihi kami secara berlimpah, dan menjulurkan kasih anugerahMu bagi kami. Aku minta berkatMu, Tuhan, bagi setiap jiwayang mendengar dan menyaksikan, supaya mereka datang mengenalMu. Tuhan, biarlah terang pengetahuanMu menyinari semua hati, supaya namaMu dipermuliakan, dan semua jiwa menerima berkat dan keselamatan. Tuhan, aku berdoa supaya Engkau menjumpai mereka dengan berkat rohani. Bagi Mu segala kehormatan dan kemuliaan dari sekarang sampai kesudahan zaman. Amin.

M: Amin. Pemirsa terkasih, saat ini saya hanya bisa berkata, “dan kamu akan tahu kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Inilah doa saya bagi anda saat ini. Saya berdoa kepada Allah bertahun-tahun yang lalu. Saya pergi ke Mekah, saya duduk di bawah kaki Ka’bah dan saya berdoa “Ya Allah, Engkaulah kebenaran dan aku mau mengenal Mu. Dan sesungguhnya, Allah Yang Maha Tinggi berbicara dalam hati saya oleh Roh Kudus dan berbicara kepada pikiran saya dan menunjukkan Kebenaran kepada saya. Doa saya sekarang bagi anda, jika anda tidak memiliki sebuah jawaban untuk banyak pertanyaan yang sedang anda pertanyakan, atau jika acara ini sudah benar-benar mengguncangkan, saya berdoa supaya anda mengangkat hati anda sekarang kepada Allah dan memohon keselamatanNya dari dosa karena kita terpisah dari Allah akibat dosa-dosa kita dan kita mati secara rohani. Jika anda mau didamaikan dengan Allah, bicaralah kepada Allah dari hatimu yang paling dalam dan sekarang saya minta Bapak Pendeta untuk memberikan kepada kita kata penutupan. Kami tidak ingin menyakiti hati siapapun, atau mengkritik, tapi saya tahu ini adalah kehendak Allah untuk menyingkapkan kebenaran secara Alkitabiah.

F: Pemirsa terkasih, saya benar-benar bahagia dengan acara Tanya-jawab ini dan saya berharap ini semua membangkitkan dalam pikiran kerinduan setiap orang untuk menyelidiki, dan menyelidiki lagi agar tahu kebenaran. Bacalah Qur’an anda dengan penuh pendalaman, dengan seksama, dan dengan pikiran yang terbuka. Bacalah setiap komentar-komentar yang anda sukai, juga dengan pikiran yang terbuka. Jangan menganggap segala sesuatu sudah semestinya dan mengalah kepada mereka yang percaya bahwa anda tidak membutuhkan pengertian dan anda seharusnya mengambil segala sesuatu sebagaimana adanya. Saudara terkasih, Allah memberikan kepadamu akal budi untuk digunakan, dan di dalam kekekalan Dia akan bertanya kepada mu, “Apa pendapatmu tentang hal ini?” Bagaimana menurut mu tentang perkara-perkara ini, dan mengapa kamu tidak bertanya kepada seseorang? Mengapa kamu tidak memperoleh pengetahuan? Kenapa kamu tidak mencari untuk mencapai kebenaran? Ini doa saya dan permohonan saya bagi anda, para pemirsa terkasih, dan saya berterima kasih kepada anda karena mengikuti acara ini, sampai bertemu kembali jika Allah menghendakinya. Terima kasih banyak juga karena mengijinkan saya berada di sini, dalam acara ini.

M: Pemirsa yang terkasih, sebagai kesimpulan saya mau mengulang apa yang nabi Daud katakana. “Biarlah bersuka cita mereka yang menaruh percayanya pada Mu, biarlah mereka bersorak kegirangan karena Engkau membela mereka. Biarlah juga mereka yang mengasihi namaMu bersuka cita di dalam Mu. Karena Engkau, ya Tuhan memberkati orang benar, dengan kemurahan Engkau mengelilinginya seperti perisai.” Kita sudah membicarakan mengenai penarikan kembali/abrogasi pada episode-episode sebelumnya, dan masih aka nada banyak Tanya jawab yang datang dimana kami akan membahas mengenai topik-topik lain yang berhubungan dengan penghakiman dan keselamatan dan penulisan nama-nama orang dalam Kitab/Buku Kehidupan Allah Yang Maha Tinggi. Sekali lagi, kami menyambut semua pertanyaan anda. Terima kasih banyak. Sampai jumpa lagi.

Tuesday, December 21, 2010

Penarikan Kembali Ayat-Ayat Quran (Ep 24)

Episode 24

(sambungan 4 + ayat-ayat yang tidak ada)

Pembawa Acara : Pemirsa terkasih, selamat datang sekali lagi di episode kami yang baru dalam acara “Questions about Faith.” Pada episode terdahulu, kami berbicara tentang menarik kembali dan ayat-aya yang ditarik kembali. Saya ingin menyebutkan sebuah ayat dari Quran, yang sudah saya baca dalam salah satu Surah, Surah 12, Yunes ayat 94 yang berbunyi, “Jikalau kamu ragu mengenai apa yang telah kami turunkan kepadamu maka bertanyalah kepada mereka yang sudah membaca Buku/Kitab sebelum kamu, kebenaran sudah datang kepadamu dari Tuhanmu, jadi janganlah menjadi orang yang bimbang” Dan selamat datang kepada Bapak Pendeta Zakaria Botros, tamu kita yang sudah ada bersama-sama dengan kita. Silahkan Bapak memberikan ringkasan kepada kita mengenai topic penarikan kembali sekali lagi, agar kita bisa melanjutkan topik ini.

Bpk. Zakaria : Penarikan kembali di dalam Qur’an berarti sebuah pemindahan (penggantian) aturan-aturan dari ayat-ayat tertentu, dan bukan hanya aturan semata, tapi hal-hal yang lain juga, seperti penghapusan, penggantian dan alterasi/peralihan seperti yang telah kita saksikan di episode-episode terdahulu. Ya, dan kita berhenti pada bahasan kita tentang jenis-jenis dari penarikan kembali, seperti yang ditetapkan oleh cendikiawan-cendikiawan penarikan kembali di Islam. Kami sudah katakan bahwa mereka terdiri dari 3 kategori. Yang pertama adalah penarikan kembali huruf atau tulisan dari sebuah ayat, tetapi aturannya tetap berpengaruh. Apa artinya “tulisan”? Artinya teks dari ayat itu sendiri, firman yang tertulis dalam Qur’an, teksnya sudah ditarik kembali, kita bisa bilang sudah tidak ada lagi di Qur’an. Sudah dibatalkan, tetapi aturannya masih ada. Dan apa maksudnya?

Friday, December 17, 2010

Ketika Manusia Mempertanyakan Sang Pencipta (Ep 23)

Episode 23

Muhammad : Pemirsa terkasih selamat datang sekali lagi pada episode baru dalam acara kami “Pertanyaan tentang iman”. Dan ada bersama-sama dengan kita tamu kerhormatan Bapak pendeta Zakaria Botros. Selamat datang Pak. Kali ini kami menerima begitu banyak pertanyaan, namun apa yang akan kami lakukan adalah melanjutkan menjawab pertanyaan termasuk pertanyaan di episode terdahulu. Dapatkah manusia bertanya dan ingin tahu berkata, “Mengapa Allah Engkau telah melakukan ini dan itu?”

Bpk. Zakaria : Tentu saja, manusia dapat bertanya kepada Allah, “Allah, mengapa Engkau lakukan ini?” Bukan untuk keberatan atau protes, tapi untuk mencari pengetahuan. Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang berakal budi dan manusia berhak untuk tahu. Allah tidak akan menciptakan intelektual dan kemudian menghentikannnya. Akal budi harus berpikir, ini adalah isu yang kita hadapi. Orang-orang kolot dan berpikiran tertutup mengambil segala sesuatu begitu saja, sederhana sekali tidak berdebat. Allah sudah mengatakan demikian, itu saja. Tidak berpikir “Kamu tidak seharusnya bertanya tentang hal-hal yang mereka nyatakan kepadamu, itu akan melukai atau menyerangmu.”

Muhammad : Maksud Bapak itu diperbolehkan untuk manusia bertanya kepada Allah, untuk mencari pengetahuan?


Tuesday, December 14, 2010

Penarikan Kembali Ayat-Ayat Quran (Ep 22)

Episode 22

Muhammad : Pemirsa budiman, selamat datang di episode yang baru dalam acara “Pertanyaan-pertanyaan tentang iman”. Selamat datang kepada tamu kehormatan kita Bapak Pendeta Zakaria Botrus.

Bpk. Zakaria : Terima kasih

Muhammad : Kami telah menerima banyak pertanyaan tentang penarikan kembali salah satunya menyatakan bahwa penarikan kembali terjadi hanya pada perintah-perintah dan larangan-larangan, sebut saja “lakukan ini dan jangan lakukan yang itu”.

Bpk. Zakaria : Saya sudah membaca ini beberapa kali dalam tulisan ilmu hukum Islam. Namun sebenarnya bahkan jika kita mengasumsikan hal ini hanya berlaku pada perintah dan larangan, tetapi apakah sifat alami dari perintah-perintah dan larangan-larangan ini? Sebagai contoh, dalam Surah 9 (At Taubah) ayat 5 dan 29, kita baca perintah “perangi orang-orang yang tidak beriman kepada Allah“ ini adalah ayat yang terkenal dalam Surah pedang. Surah pedang ini telah menarik kembali 124 ayat sesuai dengan kesaksian dari semua ahli hukum, yang telah menulis tentang menarik kembali dan ditarik kembali. Contohnya, Surah 9 (At Taubah) ayat 29 mengatakan, ”lawan orang-orang Kitab”. Bagaimana? Pembacaan yang tepat dari ayat ini adalah sebagai berikut:”Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar yang diberikan kepada mereka, Al Kitab sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. ”. Inilah perintahnya,”perangi atau lawanlah”. Ini adalah perintah yang telah menarik kembali 124 ayat lainnya yang berbicara tentang mengusahakan perdamaian, seperti ayat-ayat berikut ini :”Janganlah bertengkar dengan orang-orang dari Kitab, tapi dalam tingkah laku dan cara yang terbaik, kami percaya dengan apa yang telah kami turunkan kepadamu dan apa yang telah diturunkan kepada kami dan Allahmu dan Allah kami adalah sama. Kamu memiliki agamamu sendiri dan akupun demikian”. Benar? Tapi ini dia satu lagi ayat yang menyatakan,”perangilah mereka yang tidak percaya” dan kemudian apa yang terjadi sesuai dengan perintah ini?


Saturday, December 11, 2010

Pemimpin Islam Iran Mengatakan Orang-Orang Muslim Bebas Untuk Menjadi Kristen – Asal Dilakukan Secara Diam-Diam

22 Oktober 2010-Pemimpin Islam Syiah, yang coba menanggapi Sinode para Bishop Timur Tengah yang diadakan di Vatican baru-baru ini; mengatakan bahwa orang-orang Muslim di Iran bebas untuk memeluk iman Kristiani, meskipun ada hukum Islam yang secara tegas menyatakan bahwa mereka yang meninggalkan Islam akan dijatuhi hukuman mati.

Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan oleh the National Catholic Register, Ayatollah Seyed Mostafa Mohaghegh Ahmadabadi merespon pertanyaan-pertanyaan mengenai konversi dengan menekankan pada sebuah perbedaan antara menerima salah satu iman dan mempropagandakannya melawan orang lain. Saat didesak mengenai apakah seorang Muslim diijinkan untuk memeluk agama Kristen, ia menjawab:

"Ya, tak seorang pun bisa menanyakan seseorang apa agamanya. Hal ini dilarang. Tetapi jika mereka membuat propaganda melawan sebuah agama termasuk Islam, maka hal itu tidak diijinkan."

Jawaban imam Syiah ini tidak menjawab pertanyaan mengenai apa yang bisa terjadi ketika seseorang yang diduga telah berpindah agama, ingin membuat sebuah pengakuan publik bahwa ia sudah menjadi pemeluk Kristen, atau terlibat dalam ibadah secara publik di sebuah gereja Kristen.

Dalam tanggapannya terhadap Sidang Sinode tersebut, Ahmadabadi menyampaikan sebuah gambaran positif mengenai kehidupan orang-orang Kristen di Iran hari ini.

Sumber: http://www.catholicculture.org/news/headlines/index.cfm?storyid=8033

Wednesday, December 8, 2010

Kesaksian Muhammad dan Pendahuluan tentang Penarikan Kembali (Ep 21)

Episode 21

Kesaksian Muhammad dan Pendahuluan tentang Penarikan Kembali

Muhammad : Pemirsa budiman, selamat datang di episode yang baru dalam program “Pertanyaan-pertanyaan tentang Iman, merupakan kebahagian bagi saya sebagai pembawa acara program ini. Saya Muhammad Saeed, menemani anda pada episode-episode selanjutnya dengan tamu kehormatan kita Bapak Pdt. Zakaria Botros. Selamat datang pak pendeta.

Bp. Zakaria : Terima kasih.

Muhammad : Pemirsa terkasih, sebelum kita mulai saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya dibesarkan atau bertumbuh dalam sebuah keluarga muslim, dengan pengaruh Islam dan belajar disebuah sekolah Islam, di sebuah negara Arab.Sejak saya kecil ibu saya menanamkan dalam hati saya hal yang paling penting, yaitu mengasihi Allah.Bahkan sebagai seorang anak kecil saya memiliki gairah dan kerinduan kepada Allah Yang Maha Tinggi. Saya memiliki kerinduan yang begitu kuat untuk menyenangkan Allah dan menaatiNya dan ada dalam kehendakNya Sebagai seorang dewasa saya berkeliling ke banyak negara bersamaan dengan pertumbuhan saya. Saya berusaha sedapat mungkin untuk menjalankan semua doa-doa dengan pengajaran Muslim dan berpuasa, dan sebagainya. Selama perjalanan saya pula, saya berpergian ke Saudi Arabia ,saya begitu tertarik untuk mengunjungi Mekah dan El Kaaba (Ka’bah), dimana saya berdoa dan mencari Tuhan. Selanjutnya, saya bertemu dengan seorang teman Kristen yang mulai bercerita tentang Kristus kepada saya, dan dia juga mengatakan kepada saya tentang keselamatan, penghakiman, dan dosa. Hal ini semua baru bagi saya, saya tidak pernah berpikir tentang semua itu sebelumnya.

Sunday, December 5, 2010

Pencabutan QURAN (Ep 20)

EPISODE 20

Nahed : Pemirsa yang saya kasihi, selamat datang di episode baru program kami “Questions About Faith” (Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman). Kami senang dapat melakukan Tanya-jawab yang berlangsung terus dan dapat menjawab semua pertanyaan Anda. Juga merupakan kehormatan bagi kami dengan kehadiran Bapa Zakara Boutros. Selamat datang Bapak Pendeta.

Bpk. Zakaria : Terima kasih banyak.

Nahed : Di akhir episode yang lalu, Anda telah menyinggung satu topic yang sangat penting dan serius, yaitu isu tentang abrogation (pencabutan). Tetapi pertanyaan ini tentu saja membutuhkan banyak penjelasan dan diskusi. Kami disini ada banyak pertanyaan dan bila Tuhan menghendaki, Anda dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Bpk. Zakaria : Kata “abrogate” (mencabut) berarti menyalin, yang berarti seseorang menulis sesuatu disini dan menyalinnya disana. Dan secara khusus didalam Quran sehubungan topic ini, kata tersebut berarti memindahkan sebuah ayat atau menggantikan sebuah ayat dengan ayat yang lain, atau menggantikan aturan sebuah ayat dengan aturan yang lain. Seperti yang dikatakan Ibn Katheer dalam ulasannya jilid 1 halaman 154 dengan mengutip Ibn Gareer.

Wednesday, December 1, 2010

QURAN Mencabut TAURAT dan INJIL? (Ep 19)

EPISODE 19

Pembawa Acara : Pemirsa yang saya kasihi, selamat datang pada program “Questions About Faith” (Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman). Senang bisa kembali memulai sesi ini dan menjawa setiap pertanyaan yang telah dikirimkan kepada kami. Juga merupakan suatu kehormatan, karena telah hadir Bapak Pendeta Zakaria Botros bersama kami disini. Selamat datang, Bapak Pendeta.

Bpk. Zakaria : Terimakasih banyak.

Pembawa Acara : Pada episode yang lalu kita telah membahas apakah Qur’an telah mencabut Taurat dan Injil, dan Anda telah membuktikan kepada kami bahwa hal tersebut tidak benar. Dan sekarang anda 2 pertanyaan lagi. Jadi kita dapat menyelesaikan topik ini dan memulai yang baru. Anda telah berkata: Bagaimana Qur’an dapat mencabut Injil, walaupun Qur’an memerintahkan orang-orang Kristen dan Yahudi untuk memutuskan perkara menurut apa yang telah Allah nyatakan. Dapatkah Anda menjelaskannya?