Tuesday, December 14, 2010

Penarikan Kembali Ayat-Ayat Quran (Ep 22)

Episode 22

Muhammad : Pemirsa budiman, selamat datang di episode yang baru dalam acara “Pertanyaan-pertanyaan tentang iman”. Selamat datang kepada tamu kehormatan kita Bapak Pendeta Zakaria Botrus.

Bpk. Zakaria : Terima kasih

Muhammad : Kami telah menerima banyak pertanyaan tentang penarikan kembali salah satunya menyatakan bahwa penarikan kembali terjadi hanya pada perintah-perintah dan larangan-larangan, sebut saja “lakukan ini dan jangan lakukan yang itu”.

Bpk. Zakaria : Saya sudah membaca ini beberapa kali dalam tulisan ilmu hukum Islam. Namun sebenarnya bahkan jika kita mengasumsikan hal ini hanya berlaku pada perintah dan larangan, tetapi apakah sifat alami dari perintah-perintah dan larangan-larangan ini? Sebagai contoh, dalam Surah 9 (At Taubah) ayat 5 dan 29, kita baca perintah “perangi orang-orang yang tidak beriman kepada Allah“ ini adalah ayat yang terkenal dalam Surah pedang. Surah pedang ini telah menarik kembali 124 ayat sesuai dengan kesaksian dari semua ahli hukum, yang telah menulis tentang menarik kembali dan ditarik kembali. Contohnya, Surah 9 (At Taubah) ayat 29 mengatakan, ”lawan orang-orang Kitab”. Bagaimana? Pembacaan yang tepat dari ayat ini adalah sebagai berikut:”Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar yang diberikan kepada mereka, Al Kitab sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. ”. Inilah perintahnya,”perangi atau lawanlah”. Ini adalah perintah yang telah menarik kembali 124 ayat lainnya yang berbicara tentang mengusahakan perdamaian, seperti ayat-ayat berikut ini :”Janganlah bertengkar dengan orang-orang dari Kitab, tapi dalam tingkah laku dan cara yang terbaik, kami percaya dengan apa yang telah kami turunkan kepadamu dan apa yang telah diturunkan kepada kami dan Allahmu dan Allah kami adalah sama. Kamu memiliki agamamu sendiri dan akupun demikian”. Benar? Tapi ini dia satu lagi ayat yang menyatakan,”perangilah mereka yang tidak percaya” dan kemudian apa yang terjadi sesuai dengan perintah ini?



Muhammad : Apakah ayat itu mengatakan “perangilah mereka yang percaya” atau “yang tidak percaya?”

Bpk. Zakaria : Yang tidak percaya

Muhammad : Yang tidak percaya, baiklah.

Bpk. Zakaria : Yang tidak percaya kepada Allah, melanggar apapun yang Allah dan utusanNya telah larang, atau tidak memeluk agama yang sejati yaitu Islam.

Muhammad : Dan itu berarti bahwa siapa saja…

Bpk. Zakaria : Diantara orang-orang Kitab. (Ya), Dan ini adalah kejadian yang pertama, yang pertama sekali disebut bahwa orang Kitab harus dibunuh. Siapakah orang-orang Kitab itu? Orang-orang Kristen dan Yahudi adalah orang-orang Kitab.

Muhammad : Tepat

Bpk. Zakaria : Ini dia sebuah ayat, hanya satu perintah. Anda menganggap remeh penarikan kembali dari sebuah perintah? Dan apakah akibat dari perintah itu? Banyak perang terjadi, orang-orang Kristen dan orang Yahudi berperang dan dunia dijungkirbalikkan, hanya karena satu ayat.

Muhammad : Jadi Bapak katakan ada beberapa ayat yang ditarik kembali yang bukan merupakan perintah atau larangan.

Bpk. Zakaria : Ya, tepat sekali. Ada ayat-ayat seperti itu, kita telah membahas tentang perintah-perintah hanya seperti,”jangan berperang” atau “peranglah”. Ini adalah perintah-perintah dan larangan-larangan. Namun akibatnya atau konsekuensinya sangat serius, dimanakah Allah yang … Itu adalah sebuah pertanyaan. Maafkan saya, saya tidak sedang menyerang Islam tapi saya memiliki pertanyaan ini dalam pikiran saya. Allah seperti apakah ini yang membuat sebuah ikatan janji dengan orang Kristen dan orang-orang Kitab dan kemudian memerintahkan mereka untuk dibunuh? Benar? Ada ayat-ayat yang sangat menghargai orang Kristen. Dikatakan dalam Qur’an, bahwa Allah akan mengangkat mereka yang mengikut Kristus melampaui mereka yang tidak percaya sampai pada hari kebangkitan.

Muhammad : Siapakah mereka yang tidak percaya?

Bpk. Zakaria : Artinya orang-orang yang tidak percaya, yang bersekutu dengan orang lain selain Allah yang tidak percaya pada Allah sama sekali.

Muhammad : Pertanyaan lain yang muncul dengan sendirinya. Apakah mungkin Allah berkenan kepada ciptaanNya? Akankah Dia berkata, jika kamu mengikuti agama ini, Aku akan disenangkan oleh kamu dan jika tidak kamu harus mati?

Bpk. Zakaria : Penyesatan. Pemutar-balikkan fakta. Dari pembacaan dan observasi saya, saya sangat hati-hati dengan apa yang saya katakan sehingga tidak seorang pun salah pengertian dengan saya, dan berpikir bahwa saya sedang menyerang Muslim atau Islam. Kami sangat mengasihi orang Muslim. Kami hanya menyerukan pada mereka untuk berpikir dan mencoba untuk menyelesaikan masalah-masalah ini. Apakah anda mengerti? (Ya). Masalahnya adalah Islam di Mekkah bukan garis keras tapi Islam di Medinah dipenuhi oleh ayat-ayat tentang membunuh, tapi kenapa? Saya berhak untuk bertanya.

Muhammad : Baiklah, dapatkah Bapak berikan kepada kami contoh-contoh ayat yang bukan merupakan perintah dan larangan?

Bpk. Zakaria : Ya, tentu saja. Ada banyak ayat.

Muhammad : Tolong beritahukan kami.

Bpk. Zakaria : Contohnya, temanku terkasih ayat tentang setengah dewa atau tuhan. Dalam Surah 22 (Al Hajj) ayat 52, mengatakan, “Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu,.” Apa artinya ini, “Allah akan membatalkan apapun yang setan palsukan?” Semua orang Islam mengomentari, ketika sang Nabi sedang mengkotbahkan Surah 53 (Al Najm) ayat 20, yang mengatakan,”Maka apakah patut kamu menganggap Al Lata, Al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian?”. Dalam hal ini beliau mengatakan bahwa setan menyisipkan kata-kata ini, maka ia mengucapkan: ”Mereka yang melebihi setengah dewa, doa syafaat merekalah yang dicari.” Semua orang di Mekkah berlutut dan bersujud, mengikuti beliau. Dia berlutut dan mereka semua berlutut mengikutinya. Melebihi setengah dewa? Apakah ini berarti penghormatan mereka dan doa syafaat mereka juga dicari?

Muhammad : Apa arti dari kata “setengah dewa”?

Bpk. Zakaria : Artinya mereka lebih dari manusia dan siapakah mereka itu? Mereka adalah Allat dan Uzza dan Manat, para dewa atau illah. Jadi ayat aslinya berarti bahwa mereka bertiga setengah dewa memiliki hak istimewa dan kehormatan. Orang-orang penyembah berhala di Mekkah sangat senang bahwa Nabi Muhammad mengakui dewa-dewa mereka. Itulah mengapa mereka semua menyembah dan bersujud. Bahkan mereka yang tidak dapat berlutut mengambil pasir ditangan mereka dan berlutut begitu saja. Mereka mengirim sebuah pesan kepada orang yang pindah ke Etiopia untuk kembali ke Mekkah.

Muhammad: Tapi disebutkan juga bahwa Jibril memberitahu Muhammad apa yang setan telah sisipkan, dan dia didukakan olehnya.

Bpk. Zakaria : Benar. Dan tibalah “penghapusan” itu, karena Jibril memberitahu beliau bahwa hal itu berasal dari setan, jadi beliau sedih. Dan beliau menyatakan kepada umatnya bahwa itu berasal dari setan dan itulah yang dimaksud dengan “penarikan kembali”. “Allah akan membatalkan atau menghapus apapun yang iblis telah sisipkan atau diktekan”. Jadi penarikan kembali tidak terbatas untuk perintah-perintah dan larangan-larangan saja, jadi mereka yang mengklaim bahwa penarikan kembali terjadi hanya untuk perintah-perintah dan larangan-larangan sebenarnya salah.

Muhammad: Adakah ayat-ayat yang mengacu pada kitab-kitab surgawi yang diwahyukan atau dinyatakan terutama untuk Qur’an?

Bpk. Zakaria : Oh, ya.

Muhammad : Disebutkan?

Bpk. Zakaria : Tentu saja.

Muhammad : Maukah Bapak membagikan beberapa ayat kepada kami?

Bpk. Zakaria : Ya, tentu saja. Orang-orang Mekkah Surah selalu memuji buku-buku surgawi yang diwahyukan khusus untuk orang-orang Islam. Contohnya, Surah 5 (Al Ma’idah) ayat 43 mengatakan : ”Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya hukum Allah,?” Disini Qur’an menunjukan rasa hormat dan apresiasi kepada kitab Taurat dan dalam Surah 5 yang sama ayat 47 mengatakan: ”Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya ”. Jadi Injil juga dihormati. Surah 5 ayat 48: ” Dan kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya yaitu kitab-kitab”, yang adalah kitab Taurat dan Injil. Sekarang kita tiba pada penarikan kembali. Ini adalah bukan perintah bukan juga larangan, namun demikian mereka ditarik kembali. Surah 4 (An Nisa) ayat 46 mengatakan: ” Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya”. Menghilangkan kata-kata? Orang-orang mengambil ayat ini sebagai bukti perubahan dalam kitab Taurat. Tetapi sebenarnya, apa yang dikatakan adalah bahwa mereka menghilangkan kata-kata dari tempatnya (asalnya), yang salah menterjemahkan artinya. Surah 2 (Al Baqarah) ayat 75 mengatakan: ”padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui” Jadi sebenarnya mereka telah mendengar firman Allah, yang berarti firman Allah ada dan tidak dirubah. Namun mereka salah menginterpretasikannya. Jadi ini merupakan contoh-contoh Surah-surah yang ayat-ayatnya sudah ditarik kembali yang digunakan untuk menarik kembali ayat-ayat suci yang sudah ada terlebih dahulu, namun ayat-ayat ini bukanlah perintah bukan juga larangan. Ini lebih serius dari pada perintah-perintah dan larangan-larangan, mereka adalah keseluruhan kitab-kitab. Semua pengajaran. Anda bisa percaya buku-buku itu bisa juga tidak. Dia hanya membatalkan begitu saja doktrin-doktrin kepercayaan dalam ayat-ayat suci.

Muhammad : Tapi saya teringat sebuah ayat yang mengatakan: ”Kami sendiri telah menurunkan sang pengingat (Zikr), sama seperti kami menjaganya”. Saya menyadari bahwa “sang pengingat” seharusnya mengacu pada Qur’an. Namun apakah ini dapat menggambarkan bahwa Allah akan menjaga atau mempertahankan firman-Nya pada waktu tertentu, dan lupa tentang firmanNya yang lain …. yang saya maksud ayat-ayat kitab suci yang lain?

Bpk. Zakaria : Inilah salah satu pertanyaan yang hidup. Pada saat yang bersamaan Alkitab baik Perjanjian Baru maupun Perjanjian Lama telah dihubungkan kepada sang pengingat. Pengingat, pembimbing dan cahaya. Jadi mengapa, Allah menjaga atau melindungi sang pengingat. Yang adalah Qur’an, bukan Taurat dan Injil? Ini adalah salah satu tanda tanya besar yang akal budi orang Muslilm harus pikirkan. Dan tidak sekedar jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan ini akan diterima … Anda mengingatkan saya akan suatu hal yang lain. Penarikan kembali tidak hanya terbatas pada perintah-perintah dan larangan-larangan ; bahkan lebih dari pada itu ; untuk membatalkan semua agama-agama, agama-agama terdahulu. Pada awalnya dia menunjukan rasa hormat terhadap mereka. Dalam Surah 2 (Al Baqara) ayat 62, mengatakan sebagai berikut: ”Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Sabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak mereka bersedih hati ”. Tidak ada ketakutan pada mereka, orang-orang Kristen dan orang-orang Yahudi. Dan dalam Surah 29 (Al ‘Ankabut) ayat 46: ”Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim diantara mereka, dan katakanlah :”Kami telah beriman kepada yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu ” Jadi kita menyembah Allah yang sama. Lagi, dikatakan dalam Surah 4 (Al Nisa) ayat 136: ”Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya“. Jadi beliau mengatakan disini, siapa saja yang tidak percaya kepada utusan-utusan dan kitab-kitab, tidak hanya Qur’an, telah jauh tersesat.

Muhammad: Apakah maksud Bapak dengan ini bahwa ayat-ayat tersebut telah ditarik kembali dengan ayat-ayat yang lain?

Bpk. Zakaria : Benar sekali.

Muhammad : Dan apakah ini dapat dimengerti?

Bpk. Zakaria : Oh, ya. Mari kita lihat dalam Surah 3 (Ali ‘Imran) ayat 19:”Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam”. Dia mengesampingkan (menyingkirkan) agama-agama yang lain, sekali lagi dalam Surah 3 (Ali ‘Imran) ayat 85 menyatakan: ”Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” Ini adalah pembatalan dari seluruh agama. Jadi ini bukan perintah-perintah dan larangan-larangan? Bagaimana bisa pada awalnya … Maafkan saya, saya hanya bertanya. Ini adalah sebuah pertanyaan; saya sekarang sedang berbicara dengan pemirsa sekalian. Saya berbicara lebih kepada orang-orang Muslim daripada saya berbicara kepada orang-orang Kristen. Ini adalah sebuah perdebatan agama. Kita mau hidup rukun berdampingan; dunia ini terlalu kecil untuk perang. Kita mau perdamaian dan kita ingin hidup dengan damai. Ketika seorang Muslim yang ekstrim membaca Qur’an dan mendapati sebuah ayat yang mengatakan: ”Perangilah orang-orang Kristen dan orang-orang Yahudi,” dan bahwa mereka adalah orang-orang yang najis, dan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang berkenan kepada Tuhan, saya katakan, ”Ada ayat-ayat sebelumnya yang memerintahkan kamu untuk memperlakukan kami dengan damai. Mengapa kamu hanya mengambil ayat-ayat yang penuh kekerasan saja? Kenapa kamua tidak memilih untuk hidup dalam perdamaian?” Mereka mengatakan, ”Yang ini tidak membatalkan yang itu”. Maka ketika ekstrimis atau teroris ini mengambil ayat-ayat yang penuh kekerasan menyatakan bahwa mereka telah membatalkan ayat-ayat utama, tidakkah itu menyebarkan teror diseluruh dunia? Itulah mengapa kami bertanya, saya katakan kepada orang-orang, silakan berpikir, ini menuntut pemikiran dan menggunakan akal budi yang merupakan karunia dari Allah kepada kalian. Benar? Anda tahu ini lebih dari hanya sekedar itu saja. Ini tentang kebebasan beragama, orang-orang Islam Mekkah mengijinkan kebebasan beragama, mengijinkan orang-orang percaya agama-agama yang lain. Orang-orang Islam Madinah telah melarang dan membatalkan semua agama yang lain, sebagai sebuah contoh dalam Surah 109 (Al Kafirun) ayat 6 mengatakan: ”Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku”. Ini berarti kebebasan dalam Surah 2 (Al Baqara) ayat 256 mengatakan :” tidak ada paksaan untuk agama.” Inilah yang kita dengar di media dan surat kabar-surat kabar.

Muhammad : Ya, tapi apa yang terjadi dalam praktek kehidupan yang berbeda total dengan ini.

Bpk. Zakaria : Anda tahu mengapa? Karena itu telah ditarik kembali. Mereka memiliki sebuah alasan yang dicari-cari? Melalui ayat-ayat yang membatalkan kebebasan beragama, seperti yang ada di Surah 3 (Ali ‘Imran) ayat 19: ”Agama yang disisi Allah adalah Islam.” Surah 3 (Ali ‘Imran) ayat 85: ” Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. Dan Surah 9 ayat 29: ”Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar yang diberikan kepada mereka Al Kitab.” Jadi hal ini telah membatalkan kebebasan beragama secara total. Bagaimana menurut anda?

Muhammad : Sebenarnya, saya punya pertanyaan yang lain, adakah ayat-ayat yang berkenaan dengan para sekutu, saya maksud mereka yang memalsukan agama mereka?

Bpk. Zakaria : Tentu saja. Jika ada ayat-ayat demikian seperti mengenai orang-orang Kitab, maka harus ada ayat-ayat lain yang terdahulu berbicara tentang toleransi, lalu datanglah ayat-ayat itu membatalkan atau menarik kembali toleransi. Kami masih sedang membicarakan tentang penarikan kembali di dalam Qur’an.

Muhammad : Dapatkah Bapak Pendeta membuktikan, apa yang sedang Bapak bicarakan?

Bpk. Zakaria : Ya, tentu saja. Sebenarnya ada banyak ayat-ayat, tapi saya mencoba untuk mempersingkatnya karena keterbatasan waktu di acara ini. Dalam Surah 3 (Ali ‘Imran) ayat 20 mengatakan: ”jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan.” Sebut saja, jangan menyusahkan dirimu sendiri. Biarkan mereka. Jika mereka mendengar, itu baik dan bagus. Jika mereka tidak mendengar, kamu hanya perlu memberitahukan mereka. Dan dalam Surah 5 (Al Maidah) ayat 13 mengatakan: ” maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka” toleransi. Semua ini diberikan di Mekkah dan dalam Surah 8 (Al Anfal) ayat 61 mengatakan: ”Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya.” Kita dengar hal ini di banyak media dan itu memang benar, tapi jika anda tidak tahu tentang penarikan kembali, anda tidak akan tahu semua pembicaraan yang baik ini telah ditarik kembali. Sekarang, apakah ayat yang membatalkannya? Ayat 89 dari Surah (Al Fajr) mengatakan: ”Jika mereka berpaling …” Sebelumnya, beliau mengatakan, ”Jika mereka berpaling kewajiban kamu hanyalah menyampaikan.” Dalam Surah 3 (Ali ‘Imran) ayat 20. tetapi disini dalam Surah 4, beliau mengatakan, ”Dan jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya.” Apakah ada yang lebih dari ini yang dibutuhkan seorang teroris? Teroris harus mengerti apa artinya ini untuk menghindari melakukan teror, apa yang dibutuhkan dari para cendikiawan agama Islam adalah untuk muncul di chanel-chanel TV, dan menjelaskan kepada para teroris apa maknanya ini. Mereka harus menjelaskan ayat-ayat tersebut, jika ada penjelasan. Dan lagi, dalam Surah 47 (Mohammad) ayat 35 menyatakan,” Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang diatas”. Ketika kamu mengambil alih kuasa, jangan pernah memanggil atau menyerukan perdamaian. Ini berbahaya, ini drastis, ini semua pertanyaan, Pak Mohammad. Saya tidak sedang memberikan penjelasan semata-mata, saya tidak berhak melakukannya. Saya hanyalah pembaca, saya sampai kepada buku-buku tesebut dan membacanya. Saya perlu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut atau pikiran saya tidak akan tenang dan begitu pula orang-orang yang tergantung pada teroris dan mereka juga membutuhkan hal-hal yang dijelaskan kepada mereka … Bagaimana menurut anda?

Muhammad : Ya, saya setuju dengan apa yang Bapak pendeta tanyakan. Apakah ini dapat dimengerti bahwa Allah mengingini 80% dari ciptaannya dibunuh dengan pedang? Kita tahu bahwa populasi orang Muslim adalah sekitar 21% di seluruh dunia saya tujukan pertanyaan ini kepada anda, penonton yang budiman. Apakah ini dapat dibayangkan Allah mau 80% dari yang telah Dia ciptakan dimusnahkan dan dihapus secara total? Apakah ini dapat dimengerti?

Bpk. Zakaria : Sebuah pertanyaan yang lebih serius, maafkan saya karena mengatakannya.

Muhammad : Silahkan

Bpk. Zakaria : Menyambung pertanyaan anda tapi ini lebih serius, Allah adalah satu-satunya hakim. Bagaimana bisa Dia memberikan hak istimewa Illahi kepada manusia untuk saling melenyapkan? Tidak mungkinkah ini seseorang yang anda bunuh hari ini, orang yang najis ini, sekutu ini yang anda ingin bunuh sekarang, jika anda menunggu beberapa hari dia mungkin bertobat dan kemudian mengenal kebenaran? Anda seharusnya berkhotbah untuknya, bicara padanya dan tunjukan padanya jalan bukan menghabisinya.

Muhammad : Saya setuju dengan Bapak karena ada sebuah ayat dalam Qur’an yang mengatakan, ”Kamu tidak bisa mengarahkan mereka yang kamu suka atau mau tapi Allah akan mengarahkan siapa saja yang Dia kehendaki”.

Bpk. Zakaria : Ya, namun ayat ini telah ditarik kembali juga.

Muhammad : Benar

Bpk. Zakaria : Ya, kita masih sedang berbicara tentang penarikan kembali, kan?

Muhammad : Ini sangat menyedihkan, tapi biarlah terjadi, karena ada orang-orang yang mengklaim bahwa penarikan kembali ada dalam semua agama-agama yang lainnya dan tidak terbatas hanya pad Qur’an. Apa pendapat Bapak tentan hal ini?

Bpk. Zakaria : Baiklah. Anda tahu, anda sedang menggemakan suara kaum intelektual dan pikiran bebas untuk berpikir untuk bertanya dan juga berhak untuk dijawab. Bagus sekali mengajukan pertanyaan ini, karena pertanyaan-pertanyaan ini adalah pertanyaan yang aktual dari para pemirsa, dan kita harus menjawab sebaik yang kita tahu. “silahkan”. Saya telah membaca sebuah pernyataan oleh Siouty; Galal El Deen Al Siouty dalam bukunya Al Etkan Fi ulum Al Qur’an halaman 342. Ngomong-ngomong, buku ini ada di internet di Warak website.

Muhammad : Pemirsa dapat mengeceknya.

Bpk. Zakaria : Anda hanya mengkliknya dan menemukannya.

Muhammad : Sudikah Bapak mengulangnya lagi?

Bpk. Zakaria : Warak website www.Alwarak.com Hanya meng-kliknya di internet dan anda akan mendapatinya, jadi silahkan anda lihat-lihat. Apa yang Al Siouty katakan? Kita tahu beliau adalah seorang cendikiawan terkenal: ”Allah hanya mengkhususkan penarikan kembali kepada Islam saja, orang-orang Islam menyetujui ijin dan pemberlakuannya” jadi orang-orang Muslim semua setuju tentang perijinnya. Maka, penarikan kembali hanya berlaku pada agama Islam dan Qur’an saja.

Muhammad : Baiklah, menurut pengetahuan Alkitab Bapak, tidak ada penarikan kembali dalam Alkitab atau kekristenan.

Bpk. Zakaria : Kita dihukum kalau ada penarikan kembali dalam Alkitab.

Muhammad : Tapi ini tidak …

Bpk. Zakaria : Issue ini menuntut pengertian, saya tidak suka pada mereka yang hanya berkata, “Tidak, kita tidak punya hal seperti itu”. Anda tidak bisa hanya menjawab dan berkata, “Tidak, kami tidak memilikinya”, Kita seharusnya berpikir, “Mengapa kita tidak ada penarikan kembali? Baiklah. Contohnya, kita diberitahu bahwa Kristus menarik kembali hukum-hukum dari Perjanjian Lama. Melalui kotbah di atas bukit, Dia menarik kembali Perjanjian Lama. “Kamu telah mendengar apa yang dikatakan, tetapi Aku berkata …” mereka katakan ini adalah penarikan kembali. Padahal issue ini menuntut sedikit pengertian, anda tidak bisa mengeluarkan penilaian yang dangkal seperti itu saja. Tuhan Yesus dengan mulutnya sendiri mengatakan, ”Aku datang bukan untuk meniadakan hukum taurat, yang adalah Perjanjian Lama tapi untuk menggenapi Hukum Taurat.” Meniadakan sama seperti menarik kembali. Jikalau Dia sendiri mengatakan, ”Aku telah datang tidak untuk menarik kembali Hukum Taurat, tapi untuk menggenapi atau melengkapi Hukum Taurat”. Lalu mengapa? Perjanjian Lama hanya sebuah hukum semata, penuh dengan “lakukan”dan “jangan”. Jika anda tidak melakukan itu, ini akan menimpamu. Tapi hal ini tidak memulihkan sifat dasar(alami) manusia. Kristus sudah datang untuk memulihkan atau menyembuhkan sifat alami manusia, menganugrahkan hati yang baru, sifat yang baru, roh yang baru, untuk mengubah manusia secara total.

Muhammad : Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Bpk. Zakaria : Ya, ini adalah pesan yang sangat penting. Ijinkan saya memberitahukan anda sesuatu. Alkitab mengatakan, ”Jika seseorang ada didalam Kristus, dia adalah ciptaan yang baru”. Keuntungan dari karya Kristus adalah Dia tidak memberi saya serangakaian “jangan” dan “lakukan”. Tidak, namun Ia mengubah sifat saya dari dalam ketika Ia datang dan tinggal dalam saya Dia katakan, ”Lihatlah, Aku berdiri dipintu dan mengetuk. Jika seseorang mendengar suaraku dan membukakan pintu, Aku masuk kedalamnya”.

Muhammad : Pintu apa ?

Bpk. Zakaria : Pintu hatimu, ”Aku masuk ke dalam dia dan aku akan makan bersama dengannya”.

Muhammad : Anda tidak sedang berbicara tentang makanan?

Bpk. Zakaria : Tentu saja tidak, kekristenan menggunakan banyak perumpamaan; menggunakan banyak metamorfosis dan kalimat retorik. Jadi ini sedang membicarakan tentang membuka hatimu dengan rela untuk Kristus, dan menerima Dia, yang menghasilkan sebuah persekutuan yang dapat dinikmati.

Muhammad : Sebut saja, Dia sedang berbicara tentang Roh, bukan daging.

Bpk. Zakaria : Ya, tentu saja bukan daging.

Muhammad : Ya. Lanjutkan

Bpk. Zakaria : Alkitab mengatakan, ”FirmanMu didapati dan aku memakannya dan firmanMu adalah sukacita bagiku dan menyukakan hatiku”. Jadi ketika aku berkata kepada Allah, ”Tuhan Engkaulah yang mencariku, aku membutuhkanMu, aku dianiaya, aku letih, aku bingung, aku kehilangan. Adalah baik Engkau mengetuk pintu hatiku dan aku membukanya dengan rela dan menyambutMu masuk. Masuklah ke dalam hidupku, ubahlah hidupku. Ubahlah hatiku, pikiranku dan sifat alamiku. Pada titik itu manusia diubahkan, dari seekor serigala menjadi seekor domba. Dia menjadi manusia baru dan ada banyak contoh tentang hal ini.

Muhammad : Bisakah siapapun melakukannya?

Bpk. Zakaria : Tentu saja.

Muhammad : Kalau begitu pintu pertobatan terbuka untuk semua, tidak terbatas hanya untuk orang-orang Kristen saja.

Bpk. Zakaria : Tidak. Alkitab mengatakan, ”Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Ia memberikan anakNya yang tunggal, supaya barang siapa yang percaya kepadaNya tidak akan binasa tetapi memperoleh hidup yang kekal”. Allah siap menerima dan mengakui setiap manusia dari latar belakang apapun dan dibawah keadaan apapun dan dalam tingkah laku apapun, karena kita adalah buatan tanganNya. Kita dikasihi olehNya. Dia rindu kita diselamatkan, Kristus siap menyelamatkan manusia, Dia mau mengubah seluruh keberadaan dan seluruh hidupnya, hanya jika manusia menerima dan meminta. Jadi, dalam kekristenan tidak ada penarikan kembali. Kekristenan adalah Roh dan kehidupan.

Kekristenan adalah kelengkapan dari Perjanjian Lama yang berisi rangkaian jangan dan lakukan dan merubahnya menjadi kehidupan. Alkitab mengatakan, ”Hukum Taurat diberikan kepada Musa, tetapi anugrah dan kebenaran datang melalui Yesus Kristus.” Dan “Oleh kasih karunia kamu diselamatkan.” Apa itu kasih karunia? Artinya pemberian cuma-cuma dari Allah. Allah yang penuh kasih memberikan hadiah kepada anak-anaknya, apapun yang mereka butuhkan. Tapi terserah pada manusia untuk menerima hadiah itu.

Muhammad : Sungguh ekpresi yang indah, ” Bapa yang penuh kasih”.

Bpk. Zakaria : Seorang Bapa, benar.

Muhammad : Muncul sebuah pertanyaan disini, yang saya juga tanyakan sebagai seorang anak, saya ingat ketika dulu saya tanyakan kepada guru agama kami. Ada beberapa pertanyaan tertentu mengenai Allah atau tentang agama itu sendiri, saya selalu dengar jawabannya: HARAM (dilarang atau tidak diperbolehkan). Pertanyaan ini tidak diijinkan dan saya yakin ada banyak orang yang mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang sama, dan pertanyaan saya adalah kita bahkan menerima pertanyaan ini. “Dapatkah seseorang keberatan kepada Allah dan berkata, mengapa Engkau lakukan itu?”

Bpk. Zakaria : Tentu saja manusia tidak bisa protes kepada Allah. Protes itu sendiri tidaklah sepantasnya, tapi bagaimanapun juga adalah hak pikirannya manusia untuk mengerti. Mengapa Allah menciptakan manusia dengan akal budi, tidakkah Allah mau manusia untuk mengerti? Allah bisa saja mengendalikan manusia dengan remote pengendali. Kenapa Allah memberikan manusia akal budi sejak semula?

Muhammad : Jadi tidak dilarang untuk bertanya kepada Allah?

Bpk. Zakaria : Tidak sama sekali, Allah sendiri berkata, ”Mintalah dan kamu akan diberi, carilah dan kamu akan mendapatkan, ketuklah dan pintu akan dibukakan bagimu.” Tapi ijinkan saya untuk mengatakan itu, dan saya mau mengulangnya, saya tidak sedang menyerang, tidak menyerang hanya ingin tahu. Qur’an mengatakan, “Kamu yang percaya janganlah bertanya hal-hal demikian yang akan menyerangmu.”

Muhammad : Benar. Terima kasih, tapi kita sudah kehabisan waktu, pemirsa terkasih kami akan mencoba untuk menjawab pertanyaan ini di episode selanjutnya begitu pula pertanyaan-pertanyaan anda yang baru. Anda akan lihat alamat dilayar kaca anda, kami menyambut semua pertanyaan anda dan jika anda menginginkan sebuah Alkitab, dengan senang hati kami mengirimnya untuk anda tanpa dipungut biaya apapun. Pertanyaan-pertanyaan yang saya pertanyakan sejak saya masih kecil. Apakah anda punya pertanyaan lain tentang Allah? Terima kasih dan sampai jumpa lagi.

Bpk. Zakaria : Terima kasih banyak.

No comments:

Post a Comment