Pembawa Acara : Hallo para pemirsa terkasih, selamat datang di episode baru dari program kami “Questions about Faith”. Kami sangat senang menjawab semua pertanyaan Anda, dan ada bersama dengan kami Bapak Pendeta Zakaria Botros. Selamat datang Bapak Pendeta.
Pembawa Acara : Kita telah membahas fakta-fakta penyaliban Kristus. Bersediakah Anda memberikan pada kita rangkuman khususnya bagi pemirsa yang tidak menyaksikannya, sehingga mereka bisa mengikuti topik yang sedang dibahas, karena Anda tahu betapa pentingnya topik ini bagi kita semua?
Bapa : Ini adalah inti dari kekristenan, ini merupakan kekuatan (pendukung) atau porosnya. Jika Anda meniadakan penyaliban dari kekristenan, kekristenan akan menjadi tidak berarti. Inilah dasarnya. Kita sedang berbicara tentang penyaliban Kristus, tapi dalam hal inkarnasi bahwa Kristus adalah Putra Allah, mengapa? Karena Dia adalah Allah yang berinkarnasi, kenapa? Untuk mengenapi penebusan kita dan kita harus tahu bagaimana Dia menggenapi penebusan itu. Karena pada mulanya Allah menciptakan manusia karena kasih menurut gambar dan rupaNya, menyediakan segala sesuatu bagi manusia. Kemudian dosa masuk melalui tipu daya dan kebencian iblis yang dapat memisahkan manusia dari Allah dengan cara memberontak terhadap Allah, melanggar perintahNya. Dan sekarang manusia harus menghadapi penghakiman yang adil, dia sekarang dihakimi oleh kematian. “Upah dosa adalah maut.” “Pada hari engkau memakan buah ini engkau akan mati.” Sekarang dia menghadapi hukuman mati. Kita telah belajar di episode sebelumnya bahwa Allah Maha Pengampun, jadi akankah Allah membiarkan manusia mati?
Pembawa Acara : Tentu saja tidak.
Bapa : Jadi agar tidak membiarkannya mati, karena Allah Maha Pengampun dan Adil pada saat yang bersamaan. Seperti yang telah saya bicarakan mengenai timbangan. Keadilan adalah pengampunan yang setara. Jadi untuk memenuhi persyaratan terhadap keadilan dan untuk memperlihatkan pengampunan kepada manusia, hikmat Allah harus hadir dengan prinsip penebusan. Prinsip penebusan. Dan tentang penebusan yang adalah persoalan kita sekarang ini, saya ijinkan Anda membahasnya selama yang Anda inginkan.
Pembawa Acara : Baiklah Bapak Pendeta, untuk menyampaikan ini kepada saudara Muslim kita terkasih. Adakah sesuatu dalam Alkitab dan Alquran yang membuktikan prinsip penebusan? Tentu saja kita tahu hal itu dalam Alkitab. Namun kita tetap akan memperlihatkan pada mereka bahwa ini adalah prinsip Alkitabiah dan setelah itu kita bisa membuktikannya dari Alquran.
Bapa : Benar.
Pembawa Acara : Silahkan Bapak Pendeta mulai.
Bapa : Baiklah. Sejauh yang terkait di dalam Alkitab, seperti yang saya katakan pada Anda, ini semua terfokus pada penebusan. Dan itu berarti saya tidak bisa menyebutkan semua ayat-ayat.
Pembawa Acara : Saya tahu memang terlalu banyak.
Bapa : Tapi kita akan mengutip surat Rasul Paulus dalam pesannya yang kedua kepada orang-orang di Korintus pasal 5 ayat 14 (2 Kor 5: 14), yang mengatakan sebagai berikut, “Jika seseorang mati untuk semua, maka semua orang mati.”
Pembawa Acara : Ini membutuhkan penjelasan.
Bapa : Jika seseorang mati untuk semua artinya mati demi mereka semua dan hukuman telah diambil oleh seorang penebus atas mereka semua. Ini sedikit memiliki kesamaan dengan yang ada dalam Alquran. Mereka hampir cocok secara identik. Dalam Surah 5 (Al Maidah) ayat 32 kita membaca sebagai berikut, “Oleh karena itu Kami tetapkan bagi Bani Israel, bahwa barangsiapa membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu orang lain.” Saya akan menjelaskan semua itu, “Yang membunuh siapapun tanpa melibatkan jiwa orang lain atau mengakibatkan kejahatan di negeri bertindak seolah-olah ia telah dibunuh untuk semua umat manusia.”
Pembawa Acara : Tapi …
Bapa : Tunggu sebentar. “Dan siapapun yang membawa hidup bertindak seolah-olah ia menganugerahkan hidup pada semua umat manusia.” Ada pertanyaan?
Pembawa Acara : Mohon diulang referensi dan penjelasannya Bapak Pendeta.
Bapa : Surah 5 (Al Maeda) ayat 32. Sekarang penjelasannya. “Kami tetapkan bagi Bani Israel.” Anak-anak Israel sangat khusus karena anak-anak Israel telah menyalibkan Isa. Ayat ini mengatakan, “Kami tetapkan bagi Bani Israel bahwa barangsiapa yang membunuh seseorang manusia bukan karena orang itu (membunuh) orang lain.” Apa artinya tanpa membunuh jiwa?
Pembawa Acara : Tanpa membunuh jiwa.
Bapa : Benar. Itulah “Mata ganti mata, gigi ganti gigi dan jiwa ganti jiwa.” Anda mengerti? Jadi jika ia membunuh 1 jiwa, ia harus dijatuhi hukuman mati ganti jiwa tersebut. Tapi barang siapa membunuh seseorang yang tidak membunuh jiwa yang lain, tidak bersalah, artinya sudah membunuh jiwa yang tidak berdosa.
Pembawa Acara : Sama seperti dia membunuh semua umat manusia.
Bapa : Seperti dia sudah membunuh semua umat manusia, benar? Dan Barang siapa yang membawa jiwa yang tidak berdosa ini hidup kembali ia bertindak sepertinya ia telah menganugerahkan kehidupan kepada semua umat manusia. Jadi dimanakah jiwa yang tidak berdosa ini telah mati?
Pembawa Acara : Dan siapakah dia? Siapakah yang dapat menganugerahkan hidup kembali kecuali Kristus!
Bapa : Benarkah demikian? Ayat lagi. Supaya bisa dimengerti dalam terang dari penjelasan ini. Surah 5 (Al Maidah) ayat 32, “Kami tetapkan bagi Bani Israel ” Secara khusus, persisnya. “Barang siapa membunuh 1 jiwa tanpa jiwa yang lain” itu artinya membunuh 1 jiwa yang tidak berdosa” atau menyebabkan kejahatan di negeri, itu adalah kegagalan negeri tersebut, 1 jiwa yang suci yang merupakan “Barang siapa membunuh jiwa yang tidak berdosa bertindak seolah-olah dia telah membunuh semua orang.” Hampir seperti menjatuhkan hukuman mati atas semua orang. Jadi sekarang apa yang lebih penting dan besar ialah “Barang siapa membawa kehidupan padanya” adalah sebuah jiwa yang telah dibunuh dan yang dihidupkan lagi.
Pembawa Acara : Kecuali Kristus!
Bapa : Kecuali Kristus. “Barang siapa menghidupkannya bertindak eolah-olah dia memberikan kehidupan pada semua orang. Ini adalah prinsip penebusan.
Pembawa Acara : Tapi Saudara Muslim kita yang terkasih tidak mengerti dengan cara yang seperti itu, Bapak Pendeta. Meskipun ini sudah sangat jelas.
Bapa : Ya, ini hanya secara alamiah bahwa setiap komentator akan menjelaskan dari sudut pandangnya saja. Anda tidak bisa mengharapkan seorang komentator Muslim mengatakan inilah makna dari penebusan Kristus. Karena itu tidak akan terjadi.
Pembawa Acara : Tentu saja itu tidak akan terjadi.
Bapa : Ya, ini tidak mungkin. Tapi mereka membenarkannya, mereka menjelaskannya dalam perjalanan mereka menemukan suatu jalan keluar, dan begitulah seterusnya. Namun saya berada di sini memperlihatkan mentalitas abad ke-21. Saya memperlihatkan mentalitas abad ke-21, orang-orang berpendidikan, orang-orang beradab dimana intelektual telah menduduki tempatnya karena ilmu pengetahuan telah tersebar luas, teknologi telah ada dimana-mana, dan setiap orang berpikir untuk dirinya sendiri, karena itu mengerti dirinya sendiri. Marilah kita jangan bertumpu semata-mata pada komentar-komentar yang diberikan pada suku bangsa Arab dan jaman dahulu kala menurut mentalitas mereka, kita mau komentar-komentar yang modern dan setiap orang dapat berpikir apa arti semua ini. Tentu saja jika mereka pergi bertanya kepada alim ulama manapun, mereka akan mengatakan apakah Anda tidak mempercayainya, iblis sedang memperinci dan mengambil apa adanya, demikianlah yang sudah diajarkan kepad kami. Tapi firman Allah sangat jelas, prinsip penebusan terdapat di sana. Sama seperti yang ada di Alkitab demikianlah adanya dalam Alquran, prinsip penebusan. Dan apakah arti sesungguhnya dari penebusan itu? Al Imam Al Nassafy الامام النسفى memberikan penjelasan yang luar biasa dalam volume ke-4 halaman 21. Al Imam Al Nassafy mengatakan …
Pembawa Acara : Dalam komentarnya?
Bapa : Ya, komentar Al Imam Al Nassafi mengenai penebusan putra Abraham. Dia mengatakan penebusan adalah penyelamatan, penyelamatan dari kematian dalam artian seorang pengganti. Arti dari penebusan adalah menyelamatkan dari kematian dengan menyediakan seorang pengganti dan seorang yang mengambil tempat. Karena itu dikatakan dalam Surah 37 (As Saffat) dari ayat 101 sampai 107, “Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” Benar? Ada lagi yang lain. Dalam Alkitab kita dapati penebusan putra Abraham. Kita katakana bahwa itu adalah Ishak…
Pembawa Acara : Tahan sebentar…
Bapa : Baiklah, kita akan menyimpannya secara umum.
Pembawa Acara : Putra Abraham.
Bapa : Putra Abraham agar terhindar masuk dalam persoalan yang lain. Karena putra Abraham, Ia menyediakan seekor anak domba yang merupakan inti dari hal yang disebut dalam Surah 37 (As Saffat), “Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” Dimana Abraham mengambil domba jantan itu dan mengorbankannya. Ada sesuatu yang lain. Ada dalam Alkitab, ketika umat Allah berada di Mesir dalam perbudakan. Di malam hari ketika umat Allah meninggalkan Mesir dimana tulah kematian anak sulung melanda seluruh Mesir mulai dari anak sulung raja sampai kepada anak sulung binatang ternak kecuali anak sulung umat Allah.
Pembawa Acara : Kenapa?
Bapa : Kenapa? Disana dikatakan ketika malaikat datang untuk membunuh semua anak sulung ‘Engkau harus membuat tanda dengan darah di tiang pintumu.’ Menyembelih seekor domba, ambil darahnya dan memercikannya pada ambang pintu dan pada 2 tiang pintu. Begitu malaikat melewati pintu dan melihat tanda darah, ia akan berkata yang ini selamat. Kita memiliki sebuah korban anak sulung tidak akan dikorbankan karena kami telah menyembelih domba itu seagai gantinya. Pergilah ke rumah-rumah yang tidak menyembelih yaitu rumah orang-orang Mesir dan menumpas dan membunuh anak-anak sulung mereka. Jadi ini adalah korban anak domba dan itulah mengapa disebut “Paskah” yang berasal dari kata “Pasakha” yang berarti melewati. Hal itu mengatakan malaikat akan melewatinya dan tidak membunuh. Dan Mengapa? Karena dari pada anak sulung, lebih baik mereka mengorbankan seekor domba jantan. Ini adalah prinsip penebusan lagi. Dalam Islam ada lagi prinsip yang sama.
Pembawa Acara : Ya, saya mau menanyakan hal tersebut. Anda mengatakan bahwa prinsip penebusan disebut di 2 tempat. Sekali lagi untuk mengkonfirmasi.
Bapa : Sekarang dalam Islam ketika anak sulung ditebus oleh seekor domba jantan, sesuatu terjadi pada Abd Allah, ayahnya Muhammad sendiri.
Pembawa Acara : Ya, itu benar.
Bapa : Ketika Abd El Mottaleb kakeknya, kakeknya Muhammad. Dia bersumpah jika diberi 10 putra, dia akan mendedikasikan seorang diantaranya sebagai sebuah korban. Dia memilih dari antara putranya, dan pilihan jatuh pada Abd Allah, ayahnya Muhammad. Muhammad tentu saja belum lahir. Orang-orang Quraish mengatakan, “Tidak, tidak, tidak. Engkau tidak bisa mengorbankannya. Mari kita pilih lagi. Dan mereka pergi ke ahli nujum. Mereka berkata kepadanya,” Kami mau membuat pilihan.” Jadi dia membuat pilihan untuk mereka. Dia bertanya pada mereka apa yang akan mereka pakai sebagai tebusan? Mereka berkata, “Kami akan memberikan 10 ekor unta sebagai tebusan.” Dia berkata, “Baiklah.” Mereka memilih lagi 2 kali dan jatuh pada Abd Allah. Kedua kali, ketiga kali pilihan dilakukan, Abd Allah lagi. Tebusannya terus naik dari 20 ke 30 sampai 100 ekor unta. Jadi pilihan jatuh pada unta-unta. Apakah Anda mengerti? Jadi orang-orang Quraish bersuka cita karena dewa-dewa menerima tebusan atau penebusan. Dan ia telah menebus jiwa Abd Allah dengan 100 ekor unta. Sehingga Abd Allah tidak dibunuh, tapi unta-unta tersebutlah dan itu diteguhkan dalam Islam.
Pembawa Acara : Jadi terdapat prinsip penebusan di sana.
Bapa : Tepat sekali. Ini konfirmasi ke-3 untuk Anda. Dalam Perjanjian Lama kitab Imamat, ada sebuah hukum, hukum pengorbanan. Barang siapa berdosa, ia harus mempersembahkan sebuah korban karena setiap orang berdosa seharusnya dihukum mati, karena upah dosa adalah maut. Jadi mereka memilih penebusan, Allah telah menetapkan hukum penebusan pada mereka, sebuah korban, dan sesuai dengan gaya tarik dosa mereka, masing-masing orang mempersembahkan seekor korban merpati atau anak merpati atau seekor domba, seseorang akan mempersembahkan seekor kambing atau seekor lembu, seekor binatang korban.
Pembawa Acara : Menurut kesanggupan seseorang.
Bapa : Ya, dalam kesanggupan mereka. Ini mengenai penebusan, sesuai dengan dosanya. Ini dipertimbangkan sebagai penebusan dari pada kematian seseorang, mereka ditebus oleh pengorbanan itu. Dan prinsip ini ada dalam Islam.
Pembawa Acara : Para haji.
Bapa : Al Nahr pengorbanan, atau hari raya Adha.
Pembawa Acara : Ya, itu yang saya maksud.
Bapa : Jadi maksud anda Hari Raya Kurban, satu korban untuk menebus seseorang. Dan tentu saja ada di buku-buku Islam, ada banyak tentang hal itu dan saya akan memberitahu Anda sesuatu yang luar biasa. Saya telah mencari dan membacanya dalam sebuah buku berjudul “Agama Islam di Iran.” Buku ini mengatakan Hari raya Kurban di tanah Persia disebut dengan Hari Raya Pengorbanan atau binatang korban. Dan Anda tahu apa yang mereka sebut selama pembersihan mereka pada Hari Raya tersebut, Anda tahu apa yang mereka serukan “Ya, Allah buatlah korban ini suatu pendamaian atas pelanggaran saya dan singkirkanlah yang jahat dari pada ku.” Anda akan temukan ini dalam buku “Deen Al Islam” halaman 367. “Ya Allah jadikanlah korban ini suatu pendamaian bagi pelanggaranku.” Itulah penebusan. “Dan singkirkanlah yang jahat dari pada ku.” Dan dalam buku “Al Feqh oleh Rebeca, narasi muslim tentang Anas أنس kiranya Allah berkenan padanya, dia mengatakan”Nabi- kiranya damai Allah dan doa ada atas mu- mengorbankan 2 domba jantan bagi mu, yang benar-benar bertanduk, artinya domba-domba tersebut sudah cukup tua. Dia menyembelihnya dengan tangannya yang mulia. Dan dalam Mishkat El Masabeeh مشكاة المصابيح halaman 42 mengatakan bahwa ketika sang nabi sedang menyembelih domba-domba tersebut ia mengatakan, “Ya Allah, ini adalah ganti ku dan ganti siapapun diantara bangsaku yang tidak mempersembahkan sebuah tebusan. Dalam buku “Ehian ‘Ulum El Deen” حياء علوم الدين volume 1 halaman 243.
Pembawa Acara : Oleh Imam Al Ghazaly امام الغزالى
Bapa : Ya, oleh Imam Al Ghazaly.
Pembawa Acara : Hanya untuk memperjelasnya. Ya.
Bapa : Ulama Al Bazzar Abul bernarasi pada dawai Abi Saeed, “Pembawa pesan Allah- kiranya damai Allah dan doa untuk nya- mengatakan “Ya Fatimah-yang adalah anak perempuannya-“Angkatlah korban-korbanmu dan maklumatkanlah kesaksian-kesaksian untuk darah yang tercurah pertama kali dari korban-korban , Allah akan mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu. Jadi setetes darah mengampuni. Karena aslinya dalam Alkitab mengatakan “Tanpa pencurahan darah tidak ada pengampunan.”
Pembawa Acara : Ya, tidak ada pengampunan.
Bapa : Dan untuk itulah penebusan tak terhindarkan. Darah yang suci dan tak berdosa harus dicurahkan untuk mengampuni saya. Ini untuk suatu tujuan. Ada lagi dalam buku “Ehiaa’Ulum Deen’ volume 1 halaman 243 mengatakan demikian “Sebagaimana untuk menyembelih korban Al Hadi itulah korban.” Untuk menyembelih korban, itu artinya mendekati Allah Yang Maha Tinggi, jadi Anda harus mempersembahkan yang sempurna dan mencari Allah yang mau melepaskan atau memerdekakan dari dalam api setiap bagian dari korban atau sebagian dari Anda. Jadi ini akan mendamaikan dan menebus dirinya sendiri. Ini akan menjadi tebusannya. Karena itulah semakin besar korban dan semakin banyak bagiannya, semakin besarlah penebusan Anda dari dalam api nantinya.” Jadi kita sekarang membutuhkan tebusan yang luar biasa. Semakin besar semakin bagus, benar? Siapakah si penebus yang besar itu, dan siapa yang bisa menebus semua manusia?
Pembawa Acara : Dan tibalah kita pada bagian yang paling penting.
Bapa : Apa itu? Apa maksud Anda?
Pembawa Acara : Siapa yang sanggup menebus semua manusia? Dan karakter-karakter apakah yang membuatnya sanggup melakukan itu?
Bapa : Hampir benar, sekarang kita tiba di …
Pembawa Acara : Yang paling penting dari perkara ini dan juga pertentangan, hal yang sudah pasti mereka keberatan.
Bapa : Ya, ini adalah yang paling penting dari seluruh perkara. Inilah penyebab inkarnasi.
Pembawa Acara : Semua persediaan Ilahi.
Bapa : Dan penyaliban, semuanya karena bagian ini. Siapakah si penebus yang saya ingin ketahui? Syarat-syarat apakah yang harus dipenuhi oleh penebus itu? Perhatikan baik-baik para pemirsa, kita akan sedikit lebih cepat karena topic ini memerlukan banyak pertimbangan. Jika perasaan Anda sedang tidak enak rekam episode ini agar Anda bisa mendengarkannya nanti. Ambillah waktu. Mari kita berurusan dengan dosa terlebih dahulu supaya bisa melihat penebus itu. Dosa diukur besar dan pelanggarannya, apakah besar atau kecil oleh orang yang disakiti. Jika saya menyakiti orang biasa dan sederhana.
Pembawa Acara : Baiklah. Seseorang menyakiti yang lain.
Bapa : Maksud saya hanya orang biasa. Bukan, apa yang mau saya katakan adalah mungkin seorang penjaga pintu atau pesuruh kantor, jika saya menyakiti orang seperti itu, itu tetaplah dosa, itu adalah pelanggaran. Bagaimana saya dapat memulihkannya? Atau bagaimana saya dapat menebusnya? Saya akan pergi kepadanya dan saya tahu harus apa, saya akan mengeluarkan uang $ 50 atau $ 100 dan saya akan katakana ambil uang ini untuk anakmu atau untuk beli teh. Dia akan berkata, “Tuan, ada apa ini?” Saya akan menjawab, “Saya telah menyakiti kamu, saya sudah maki-maki kamu.” Dan orang miskin itu akan berkata, “Oh seandainya Anda memaki-maki saya setiap hari, Pak.” Bukankah demikian? Seharusnya pelanggaran atau kutuk ini yang saya lakukan terhadap pesuruh kantor saya. Dan seandainya sekarang saya melakukan hal yang sama dengan bos saya.
Pembawa Acara : Maka tebusannya harus lebih besar.
Bapa : Dapatkah saya tetap pergi ke bos saya dan berkata, “Silahkan ambil uang $ 100 ini?”
Pembawa Acara : Tentu tidak.
Bapa : Anda tidak bisa membayar untuk keluar dari masalah ini Tidak mungkin. Jadi sekarang bertambah besar. Sekarang seandainya saya melakukan pelanggaran yang sama melawan presiden. Ini benar-benar cerita yang berbeda.
Pembawa Acara : Anda akan binasa.
Bapa : Ya, saya tidak akan ada lagi. Saya sedang berbicara tentang presiden yang mana saja. Saya tidak mau menjadikannya masalah pribadi. Saya tidk mau ada orang yang bilang saya sedang mengutuki Abd El Nasser. Apakah Anda mengerti? Sekarang dosa saya bertambah besar, dan tingkat kebesarannya menjadi sama dengan orang yang saya sakiti, semakin layak dia, semakin besar dosa saya. Baiklah, sekarang kita tiba dengan orang yang menentang Allah. Siapapun bahkan seorang presiden sekalipun masih terbatas, tapi Allah tidak terbatas. Adakah angka yang dikalikan dengan yang tak terhingga sama dengan tak terhngga,benar? Satu kan tak terhingga sama dengan tak terhingga. Jadi 1 dosa saya melawan ketakterhinggaan Allah sama dengan tak terhingga, benar? Jadi sekarang pelanggaran saya melawan Allah yang tak terhingga telah membesar, tak terbatas. Baiklah. Apakah hukumannya?
Pembawa Acara : Kematian/maut.
Bapa : Pelanggaran saya sudah tak terbatas. Kematian ini pasti kematian kekal. Juga tak terbatas.
Pembawa Acara : Seperti yang telah kita katakana diawal.
Bapa : Ya, pada episode terdahulu. Sekarang menjadi dosa yang tak ada batasnya layak akan sebuah hukuman yang tak ada batas, kematian yang kekal. Baiklah, ketika kita berusaha menebusnya, penebus yang seperti apa yang kita gunakan disini?
Pembawa Acara : Seseorang yang pas.
Bapa : Yang tidak terbatas juga. Ini benar atau salah? Baiklah contohnya seperti saya mengambil mobil Roll Royce Anda dan menabrakannya ke sebuah pohon. Bisakah saya menggantinya dengan Fiat dan mengatakan, “Maaf saya telah menghitung Roll Royce Anda, semoga Anda mau menerima Fiat ini sebagai gantinya. Ini tidak akan terjadi.
Pembawa Acara : Tidak mungkin.
Bapa: Anda tidak bisa melakukan hal itu. Mobil Roll Royce harus ditebus dengan dengan sebuah mobil Roll Royce juga, benar? Sebuah dosa melawan Allah menuntut penebusan yang tak terbatas yang seimbang dengan Tuhan dan itu mustahil. Mempunyai seorang penebus di bumi diantara manusia yang fana yang juga pada saat yang bersamaan tidak terbatas yang kemudian dituntut bahwa Allah yang tak terbatas akan datang menebus kita. Dirinya sendirilah yang akan menebus. Baiklah, jadi itu syarat yang pertama bahwa penebus harus tak terbatas, karena dosa tidak terbatas dan hukumannyapun demikian dan bayarannyapun harus tidak terbatas. Dan satu-satunya pribadi yang tak terbatas adalah Allah, dan karena alasan itu inkarnasi tidak terhindari. Allah sendiri yang mau menebus? Tentu saja Islam mempertahankan bahwa Allah yang menebus dosa. Sebuah ayat di Alquran. Dengarkan. Dalam Surah 65 (At Talaq), “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya.”
Pembawa Acara : Nah itu dia, Allah sendirilah yang melakukan penebusan.
Bapa : Saya tidak mengarangnya.
Pembawa Acara : Tidak, Anda tidak melakukan hal itu.
Bapa : FirmanNya ada disana, tapi dimanakah orang-orang yang membaca dan mengertinya? Benarkah demikian? Surah 65 (At Talaq) “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya.”
Jadi Allah yang melakukan penebusan. Karena hanya Allah satu-satunya pribadi yang tak terbatas. Dan lagi dalam Surah 5 (Al Maidah) “Aku akan menebus perbuatan-perbuatanmu yang jahat dan membawamu ke taman, taman firdaus.” “Aku akan menebus” jadi syarat pertama penebusan adalah kemauan/keinginan.
Pembawa Acara : Maaf, ada sedikit hal yang perlu dijelaskan.
Bapa : Silahkan bertanya.
Pembawa Acara : Terkadang saudara Muslim kita yang terkasih berkata Allah mengampuni, mereka tidak percaya akan penebusan, mereka katakan bahwa penebusan sebenarnya pengampunan dosa, itu bukanlah cara yang kita mengerti. Maka kami mau menjelaskan perbedaan antara dua hal itu. Pengampunan dan penebusan.
Bapa : Tentu saja kata “Yukaffer” artinya menebus, mempunyai akar kata yang berbeda dengan “Takfeer dan Higra.” Takfeer dan Higra bercerita tentang seseorang yang tidak beriman.
Pembawa Acara : Bukan. Kita tinggalkan dulu yang ini, ini tidak ada kaitannya dengan kita.
Bapa : “Kafer” dengan pengertian panggilan untuk seseorang yang tidak beriman. Jangan ada seorangpun yang berkata bahwa Allah Yukaffer dalam pengertian panggilan untuk orang-orang yang tidak beriman. Bukan. Takfeer berhubungan dengan akar kata menutupi. Menutupi artinya menyembunyikan.
Pembawa Acara : Rahasia.
Bapa : Dalam semua bahasa berarti menutupi. “Takfeer” baik dalam bahasa Arab, dalam bahasa Ibrani berarti menutupi, bahkan dalam bahasa Inggris. Semanya. Jadi Yukaffer adalah menutupi. Ada sebuah cela yang dia tutupi, untuk memulihkannya, seperti yang sudah saya katakana pada Anda terdahulu “Maka Aku merentangkan sayapku atas mu dan menutupi ketelanjanganmu.” Jadi melalui penebusan ada perlindungan dan penutup. Dan penutup melibatkan penebusan, mengorbankan diri sendiri mewakili orang yang berdosa, benar? Menebus dosa seseorang. Jadi itulah arti penebusan dosa. Sedangkan pengampunan artinya memaafkan ketika Anda sudah ditutupi, Anda diampuni. Saya menutupi dosa Anda, orang-orang yang mengasihi Anda akan mengampuni apapun pelanggaran Anda, tapi seorang musuh hanya akan mendapati kesalahan Anda. Jadi kata menutupi, menyembunyikan, menebus dosa dan kemudian mengampuni pelanggaran-pelanggaran yang telah Anda lakukan karena itu sudah ditutupi. Seseorang akan menyakiti saya dan kemudian saya akan berkata, “Tidak apa-apa.” Bayangkan ini tidak lagi berlaku disana. Kita baik-baik saja sekarang dan jika Anda belum melakukan apapun karena saya sudah memaafkan Anda. Dengan begini saya menutupi dosanya dan mengampuni nya. Jadi Allah menebus dosa-dosa kita. Bahwa Dia menyembunyikan dosa-dosa dan memaafkan kita. Mengampuni adalah memaafkan, benarkah begitu? Tapi penebusan dosa adalah menutupi dan ini adalah syarat mutlak.
Pembawa Acara : Ini adalah poin yang sebenarnya kita mau komunikasikan.
Bapa : Baiklah. Ijinkan saya memberikan sebuah ilustrasi kepada Anda. Adam dan Hawa, keduanya berdosa di dalam taman, dan setelah berdosa mereka telanjang. Mereka dapati diri mereka telanjang. Jadi mereka mulai mengambil dedaunan untuk menutupi diri mereka, menutupi ketelanjangan mereka. Matahari akan terbit, daun-daun akan mongering, dan ketelanjangan mereka akan kelihatan. Tidak ada gunanya. Usaha manusia tidak akan menebus dosa-dosanya, tidak menutupinya. Tidak menyembunyikannya. Daun-daun tidak menutupi tubuh mereka, benar? Dan ngomong-ngomong, pemahan Yukaffer yang lain dalam pemahaman menyebabkan orang tidak beriman adalah Yukafferuhu tapi pemahaman kami disini adalah Yukaffer ‘Anhu. Jadi apa yang telah Allah lakukan? Alkitab mengatakan bahwa “Allah memberikan pada mereka pakaian dari kulit binatang dan mengenakannya pada mereka.” Dan pakaian itu tidak mengering karena matahari. Tapi dari mana Dia mendapatkan kulit itu?
Pembawa Acara : Seekor korban.
Bapa : Seekor korban. Jadi korban adalah penebusan dosa dan kebenaran dari korban mulai timbul, pakaian korban diambil untuk menutupi manusia untuk menebus dosa-dosa ita ketika Ia menebus kita dengan sebuah korban dan tentang korban ini kita telah katakan syarat mutlak yang pertama yaitu Dia harus tidak terbatas, tidak terbatas karena dosa juga tidak terbatas dan hukumannya tidak terbatas yang menuntut penebusan yang tak terbatas.
Pembawa Acara : Saya kira cara ini sudah kita buat dengan sangat jelas bagi saudara-saudara terkasih kami dimanapun berada bahwa prinsip penebusan dosa ada dalam Alquran dan Islam. Ini juga terbukti dalam kehidupan muslim mereka, dan ilustrasi paling sederhana adalah domba yang dikorbankan pada saat Hari Raya kurban.
Bapa : Anda tahu saya akan katakan sesuatu sebelum Anda menutup acara ini waktu yang berharga. Syarat mutlak pertama adalah ketidakterbatasan, ada syarat mutlak kedua bahwa ia harus menjadi manusia dan yang ketiga adalah Dia harus suci. Saya maksud ada 3 syarat mutlak. Dalam episode ini saya hanya mengangkat yang pertama, ketidakterbatasan.
Pembawa Acara : Kami bersyukur Bapak Pendeta ada bersama-sama kami disini, kiranya Allah memberkati Anda dan pelayanan Anda. Pemirsa terkasih dimanapun Anda berada, yakinlah bahwa Allah adalah Bapa yang mengasihi. Dia mau menebus dosa-dosa Anda. Pemirsa terkasih, jika Allah menghendaki kita akan berjumpa lagi. Terima kasih. Sampai jumpa.
No comments:
Post a Comment