Wednesday, July 25, 2012

Pertanyaan Mengenai Iman Episode 69


Antoine: Selamat datang, para pemirsa yang terhormat, di episode baru program “Pertanyaan Mengenai Iman”, dan selamat datang tamu kami terhormat, Bapak Pendeta Zakaria Botros.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Terima kasih.

Antoine: Saya ingin berterima kasih kepada teman-teman kita yang telah menuliskan banyak surat-surat kepada kami.
Disini ada sebuah surat yang panjang, yang ditujukan kepada Anda, Pak Pendeta. Saya akan membacakan sebagian dan mendengar komentar Anda.
“Pendeta Zakaria Botros, Pak, argumentasi Anda sangat lemah dan siapapun yang tidak berpendidikan penuh dapat menyangkalnya. Jika Allah mengijinkan saya untuk bersama dengan Anda. Saya akan membingungkan dan mengecewakan Anda.
Al Qur’an, Pak, telah diberikan oleh Allah dalam bahasa Arab, jadi Anda harus mempelajarinya sebelum Anda berbicara.”
Silahkan berkomentar.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Saya sangat senang bahwa orang-orang merasa mereka dapat berkorespondensi dengan kita dan menyatakan pendapat mereka dengan bebas dan saya senang dengan keberanian orang ini.
Saya menyambut Anda dan saya sangat senang dengan Anda.
Anda berkata bahwa argumentasi-argumentasi saya sangat lemah dan siapapun yang tidak berpendidikan penuh dapat menyangkalnya dan bahwa Al Qur’an dalam bahasa Arab dan saya harus belajar sebelum saya berbicara.
Bagaimana dengan Anda, sang pengkritik? Bukankah Anda harus belajar sebelum Anda berbicara? Jangan marah kepada saya! Lihat apa yang Anda tulis. ‘Pak, argumentasi Anda sangat lemah dan siapapun yang tidak berpentitikan penuh…’ ‘Pentitikan’ telah salah dieja, temanku. Seharusnya dieja dengan ‘d’, bukan ‘t’. Bukankah ini bahasa Arab? Bukankah ini bahasa Arab Anda? Atau Anda tidak membaca Al Qur’an dalam bahasa Arab? Jadi, ini ‘pendidikan’, bukan ‘pentitikan’! Ini nomor satu.
Hal lainnya yang Anda katakan adalah bahwa saya tidak akan membaca tulisan Anda. Anda berkata bahwa saya tidak akan membacakan surat Anda di program saya karena surat ini bertentangan dengan pandangan sentimen saya. Tujuan saya adalah untuk memberikan pencerahan dan mewaspadai, tidak lebih dan tidak kurang. Mengapa saya tidak mau membacanya? Tentu saja saya mau. Ini tidak membuat saya marah. Saya akan membaca surat-surat Anda atau siapapun yang juga mengirimkannya kepada kami. Hal ini tidak mengganggu kami karena kami tidak mendiskusikan topik yang dilanggar.
Anda terus menanyakan mengapa saya tidak muncul dengan Al Qur’an yang sama. Tidak, kami mempunyai Kitab Suci dan inilah yang kami tawarkan kepada orang-orang. Kami tidak membutuhkan apa-apa lagi. Tidakkah Anda menyadari hal itu?
Kemudian Anda berkata, “Dalam nama Allah, Maha Pengampun, Maha Kasih. Mereka berkata, ‘Maha Pengampun telah mengambil seorang anak.’ Anda telah mengangkat suatu hal yang dasyat, dan seterusnya…” Kami tidak memotong Anda, kami hanya berkata dan seterusnya.
Baiklah, dikatakan ‘Anda telah mengangkat suatu hal yang dasyat… dan seterusnya’, tetapi apa pendapat Anda mengenai Surat ke 39 (Az Zumar)?
Tolong beri saya Al Qur’an.
Surat ke 39 (Az Zumar), ayat 4. Apakah Anda sudah membacanya? Saya ingin membacakannya untuk Anda,
Surat Az Zumar adalah surat ke 39 dan ayat 4. Dikatakan, “Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Maha Suci Allah. Dia-lah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.”
Sekali lagi? Saya ingin Anda membacanya dengan hati-hati dan dengan pengertian. Dikatakan, “Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak…” Ya, Ia ingin mengambil seorang anak. Ia mengambil seorang anak. “Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Maha Suci Allah.” Ia memilih Isa, yang telah dilahirkan dari perawan Maryam. Ia memilih Isa.
Apa masalahnya? “Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih…” Ya, Ia ingin dan Ia memilih. Syukurlah, Al Qur’an Anda membuktikan bahwa Allah mempunyai seorang anak.
Saya harap saya punya waktu lebih banyak untuk mengelaborasi topik yang Anda angkat.
Ini suratnya.

Antoine: Terima kasih.
Ini sebuah surat lainnya yang kami terima dari seorang pemuda melalui internet. Ia berkata, “Saya seorang Muslim dan saya menonton Saluran Al Hayat dan Pendeta Zakaria Botros. Saya ingin mengetahui Isa dengan lebih baik. Mohon kirimkan sebuah Kitab Suci. Terima kasih banyak.”
Tentu saja kami menerima surat-surat seperti ini dan kami akan mengirimkan Kitab Suci kepada teman-teman.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ia berkata bahwa ia ingin mengenal Isa. Ini indah.
Isa sedang menunggu Anda. Isa akan datang kepada Anda. Isa berkata, “Aku disini! Aku berdiri di pintu dan mengetuk.” Ia mengetuk pintu. “Siapapun yang mendengar suaraKu dan membuka pintu, Aku akan masuk ke dalamnya.” Ketika Anda mendengar suara Allah, katakan, “Allah, masuklah. Masuk ke hidupku dan ubah aku seluruhnya. Penuhi aku dengan karuniaMu.”
Ini cara untuk mengenal seorang Isa.
Saya rasa sebuah Kitab Suci sudah dikirim kepada pemuda ini.
Terima kasih.

Antoine: Terima kasih, saudara.
Di episode terakhir, kita membicarakan Hadis dan Abu Huraira.
Kami ingin mengetahui apa pendapat teman-teman Muslim kita mengenai Hadis dan Tradisi Rasul.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Sebenarnya, jika kita ke internet dan masuk ke website Al Azhar (www.alazhar.com) dan mencari Hadis dan Tradisi, kita menemukan bahwa orang-orang Muslim terbagi menjadi dua kategori.
Kategori pertama menerima semua Hadis dan Tradisi. Mereka percaya itu semua adalah wahyu dari Allah dan merupakan bagian dari pesan Muhammad. Ini kategori pertama.
Kategori lainnya benar-benar menolak Hadis dan Tradisi. Mereka menolak bahwa itu semua adalah wahyu Allah dan mengangkat keragu-raguan atas keaslinya. Mereka menganggap cukup dari Al Qur’an saja. Mereka berkata bahwa sejak sang Rasul berusaha untuk mengartikan dan usahanya meliputi banyak hal, bukankah ada kemungkinan bagi orang-orang yang mendatangi sang Rasul memberikan kontribusi dengan usaha mereka juga, dengan tujuan untuk keuntungan keseluruhan?
Mohon mengacu kembali ke topik ini dan temukan kedua kelompok tersebut; satu kelompok menerima dan yang satunya menolak.

Antoine: Apakah perbedaan pendapat diantara para orang Muslim merendahkan keaslian Hadis?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Keaslian?

Antoine: Ya.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya, tentu saja. Tentu saja menantang keasliannya. Mengapa? Karena jika Hadis merupakan hal yang penting, mereka tidak akan tidak setuju mengenai hal itu, seperti yang mereka lakukan terhadap Al Qur’an. Yang kedua, jika Hadis penting dan banyak perbedaan ditemukan di dalamnya, seharusnya mereka memperlakukan Hadis seperti yang Uthman Ibn Affan lakukan terhadap Al Qur’an. Ia menemukan perbedaan di salinan-salinan Al Qur’an sehingga ia membakar itu semua. Jika Hadis itu vital, mereka seharusnya mengumpulkannya dan membakar hal-hal yang mereka perdebatkan, hanya meninggalkan yang asli. Apakah Anda mengikuti? Hadis dan Tradisi kehilangan keasliannya sebagai hasil dari semua pertentangan mengenai mereka.

Antoine: Apakah ketidak-setujuan ini hanya diantara Suni dan Syiah? Atau adakah pembagian dalam kelompok yan sama?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tentu saja ketidaksetujuan terbesar adalah antara Suni dan Syiah, orang-orang Suni dan Syiah.
Di Ensiklopedia Islam, volume 11… Dapatkah kita menaruhnya di depan kamera supaya siapapun yang ingin membelinya dapat melihatnya?
Ensiklopedia Islam, volume 11, halaman 3509. Apa yang dikatakan di bagian ini?
Dikatakan, “Orang-orang Syiah menilai Hadis menurut pandangan mereka sendiri. Mereka hanya menganggap Hadis yang dihasilkan Ali Ibn Abi Taleb dan para pengikutnya sebagai yang asli. Mereka mengajukan keragu-raguan diantara cerita-cerita Suni, jadi mereka menulis buku mereka sendiri dan menghilangkan hal-hal yang tidak datang melalui Ali Ibn Abi Taleb dan para pengikutnya.”

Antoine: Jadi kita dapat katakan bahwa ada buku Hadis Suni dan buku Hadis Syiah?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tepat! Tentu saja!
Mengenai buku Suni, mereka mempunyai enam buku asli: ‘Sahih al Bukhari’, ‘Sahih Muslim’, ‘Sunan Ibn Abi Dawood’, ‘Sunan El Turmuzi’, ‘Sunan El Nasaii’ dan ‘Sunan Ibn Maja’. Semuanya ditulis di abad ketiga Hijriah.
Buku Syiah adalah: ‘Usul al Kafi’ (Dasar Yang Cukup di Pondasi Agama) oleh Kulainy, ‘Man la yahduruhu al-Faqih’ oleh Ibn Ja’far al-Quimni, ‘Tahthib u’l Ahkam’ oleh al-Tusi, ‘Al-Istibsar fi ma ikhtalafa min al-akhbar’ oleh Ja’far al-Tusi juga, dan ‘Nahj al-Balagha’ (Puncak Kefasihan) oleh Al Murtadi. Buku-buku Syiah ini ditulis di abad keempat dan kelima Hijriah.
Tidak ada yang dari abad pertama dan kedua, baik Suni maupun Syiah.

Antoine: Kami dengar bahwa ada Hadis Rasul dan Hadis Sakral. Apa perbedaan diatara keduanya?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya. Ensiklopedia Islam mempunyai sebuah tulisan dibawah judul ‘Hadis’. Ini sebuah tulisan yang panjang. Saya harap semua orang bisa mendapatkan ensiklopedia dan membacanya. Ensiklopedia membuat pernyataan yang sangat kuat mengenai Hadis: “Tradisi Sakral disebut Tradisi Agung atau Ilahi.”
Ensiklopedia Islam juga mengatakan perbedaan antara Hadis Sakral dan Hadis Rasul di Volume 11, halaman 3523. Dikatakan, “Hadis Sakral menuturkan perkataan Allah, dibedakan dari Hadis Rasul, yang menuturkan perkataan sang Rasul.”
Hadis Sakral adalah perkataan Allah, dan Hadis Rasul adalah perkataan sang Rasul.

Antoine: Jadi perkataan Allah di Hadis berbeda dengan yang ada di Al Qur’an?
Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya.

Antoine: Apakah mereka mempunyai kekuatan ajaran yang sama? Apakah sama dengan yang di Al Qur’an?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ini mengundang pertanyaan lainnya. Jika Al Qur’an adalah perkataan Allah dan Hadis Sakral adalah perkataan Allah, jadi apa perbedaan diantara keduanya? Ini tentu saja pertanyaan yang tidak dapat dihindari.
Di Ensiklopedia Islam, dimana dibahas Hadis, volume 11, halaman 3523, dikatakan, “Al Qur’an datang melalui Jibril, tetapi Hadis Sakral datang melalui wahyu atau pengelihatan.”
Sekarang, saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan!
Al Qur’an datang melalui Jibril, seorang perantara, dan Hadis Sakral datang langsung melalui wahyu atau pengelihatan. Mana yang lebih kuat?
Saya mendorong para sheikh dan ahli hukum Muslim untuk memberitahu kami, mana yang lebih kuat, tinggi, atau hebat; apakah yang telah diterima langsung atau melalui Jibril?
Saya bertanya dan saya menghargai sebuah jawaban.

Antoine: Apakah Ensiklopedia Islam menyebutkan sesuatu mengenai Hadis Sakral?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tentu saja. Banyak disebutkan. Sebenarnya Allah membuat orang-orang ini menulis ensiklopedia karena sangat ilustratif. Di halaman 3.523, volume 11 dikatakan, “Jelas terlihat bahwa beberapa Hadis Sakral dapat ditelusuri kepada Kitab Taurat dan Kitab Injil.
Sebuah contohnya ada di Sahih el Bukhari. Di bab ‘Karakteristik Orang-Orang Firdaus’, Hadis 7498, dikatakan, ‘Mata belum melihat, begitu juga kuping belum mendengar, begitu juga masuk ke hati manusia.’ Tulisan ini ditemukan, kata demi kata, di Surat I Korintus, pasal 2 dan ayat 9.
Di halaman yang sama pada Ensiklopedia Islam, dikatakan, “Ada sebuah Hadis yang mengatakan bahwa di Hari Kebangkitan, Allah akan berkata, ‘Aku sakit dan engkau tidak mengunjungi Aku. O anak Adam, engkau tidak mengunjungi Aku, anak Adam.’” Tulisan yang sama ditemukan di Kitab Injil Matius, pasal 25, ayat 43(1). Ketika Aku sakit dan di penjara, kamu tidak mengunjungi Aku. Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan. Isa Al-Masih mengatakan ini, jadi ini diambil dari sini.
Ensiklopedia menyebutkan buku-buku yang memasukkan Hadis-Hadis ini. Beberapa mengandung 858 Hadis dan yang lainnya mengandung 101 Hadis. Omong-omong, inilah buku Hadis Sakral. Tolong kameranya mengambil gambar buku Hadis Sakral supaya semua orang dapat melihatnya. Mereka menyusun Hadis Sakral, yang merupakan perkataan Allah langsung yang dilaporkan oleh Muhammad.

Antoine: Teman-teman Muslim kami atau para pemirsa dapat bertanya, “Jika ini ditemukan di Kitab Suci, jadi siapa yang mengutip siapa?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya. Sebuah pertanyaan yang bagus!

Antoine: Banyak orang tidak mengetahui mana yang datang terlebih dahulu.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Isa Al-Masih datang di abad pertama setelah Masehi. Dan Muhammad datang di abad ketujuh setelah Masehi. Jadi, siapa yang datang terlebih dahulu? Isa Al-Masih datang sebelum Muhammad, jadi siapa mengambil dari siapa? Tentu saja yang datang lebih akhir mengambil dari yang datang lebih awal. Tidak perlu dipertanyakan!

Antoine: Bahkan setelah berabad-abad, mengapa perkataan-perkataan yang ditemukan di Kitab Suci sesuai dengan Hadis Sakral? Mengapa tidak?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tidak ada alasan mengapa mereka tidak sesuai. Tidak ada masalah sama sekali. Tetapi pertanyaannya tetap. “Hal baru apa yang dihasilkan Muhammad?” Jika ia menyalin dari Kitab Suci dan Kitab Taurat, apa hal baru yang ia bawa?
Bukankah lebih baik mengacu kepada aslinya daripada mengambilnya dari seseorang yang menyalin? Apa pendapat Anda?

Antoine: Tetapi banyak teman-teman kita yang berkata bahwa Kitab Suci sudah dirubah.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Mereka yang mengatakan bahwa Kitab Suci sudah dirubah… kita sudah melakukan 1 episode penuh… 5 episode di topik tersebut. Saya ingin mengatakan bahwa jika Kitab Suci sudah dirubah, mengapa rasul Muhammad mengambil darinya dan menyisipkan tulisan di Hadis Sakral dan di Hadisnya? Jadi…

Antoine: Ia juga mengatakannya di Hadis.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Dan ada juga sebuah ayat yang sangat aneh di Surat ke 28 (Al Qasas), ayat 49. Dikatakan, “Katakanlah: “Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al Qur’an) niscaya aku mengikutinya.”
Jadi ia bersaksi bahwa Kitab Suci berasal dari Allah dan tidak ada petunjuk yang lebih baik dan ia mengikutinya. Anda lihat? Bagaimana Kitab Suci dapat dirubah dan ia bersaksi mengenai Kitab Suci tersebut?

Antoine: Apakah ada dalam Al Qur’an yang mengatakan bahwa Kitab Suci telah dirubah?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ini sebuah tantangan. Kami menantang siapapun untuk menemukan sebuah ayat di Al Qur’an yang mengatakan bahwa Kitab Suci sudah dirubah. Al Qur’an hanya berkata bahwa orang Israel ‘merubah Kitab Suci’. Yaitu, mereka memutar balikkan arti tulisannya dan menjelaskannya dengan cara yang berbeda. Mengapa? Dikatakan, ‘Mereka mendengar perkataan Allah.’ Mereka mendengar!
Di Surat ke 2 (Al Baqarah), ayat 75, dikatakan, “padahal segolongan dari mereka – yaitu orang Israel – mendengar Firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya.” Ini membicarakan orrang Israel, tetapi Kitab Injil tidak disebutkan. Al Qur’an tidak mengatakan apapun mengenai Kitab Injil.

Antoine: Jadi dalam Al Qur’an tidak ada yang mengatakan bahwa Kitab Suci atau Kitab Taurat sudah dirubah?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya. Tepat. Mereka bertumpu pada Surat ke 2 (Al Baqarah), ayat 75, “padahal segolongan dari mereka mendengar Firman Allah…”
Dan tidak semua orang Israel, hanya sekelompok atau segolongan dari mereka!

Antoine: Mereka dari Semenanjung Arab?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Dan dari daerah-daerah lainnya. Dikatakan ’segolongan dari mereka’. Artinya bahwa sisanya tetap berpegang pada yang asli tetapi hanya segolongan dari mereka…. Anda lihat, tidak semuanya. Sebagian besar berpegang pada yang asli dan hanya segolongan kecil merubahnya. Dikatakan ’mereka mendengar Firman Allah’, jadi Firman Allah ada disitu. ’Merubah’ artinya mereka bermain dengan arti dan penjelasan, bukan aslinya.
Dan inilah yang Ahmad Amin katakan dalam bukunya ‘Duha Al Islam’, bagian 1, halaman 358. Ia menyebutkan orang-orang utama Hadis, ahli hukum dan teologia, serta berkata, “Perubahan terjadi di interpretasi, bukan di pewahyuan, yaitu tulisan wahyu.”

Antoine: Jelas dari perkataan Anda, mengapa mereka mengklaim bahwa Kitab Suci telah dirubah?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Alasan yang mereka berikan untuk Kitab Suci yang dirubah adalah…

Antoine: Saya rasa ini sebuah masalah.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Mereka berkata bahwa Isa menubuatkan Muhammad. Ini tidak ditemukan di Kitab Suci kita; ditemukan di Injil Barnabas. Sebenarnya Isa Al-Masih tidak menubuatkan nabi manapun untuk menjadi pengikutNya, tetapi Ia berkata, “Banyak nabi palsu akan muncul…” Tetapi nabi hukum lainnya! Isa Al-Masih adalah pemberi hukum kesempurnaan. Ia memberikan hukum tertinggi supaya kita tidak dapat mundur. Hukum Islam tidak menambahkan apapun ke hukum Isa Al-Masih.

Antoine: Apakah saya dapat membuat sebuah komentar? Saat Isa Al-Masih berkata bahwa Ia akan mengirimkan penghibur, beberapa orang berpikir maksudnya adalah seorang nabi manusia.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Kata Yunani ‘Paracletos’ berarti Ruh Yang Kudus. Dalam bahasa Yunani, ‘parecletes’ berarti ‘sesuatu yang baik’. Jadi mereka mengambil ini daripada penghibur, yang menghibur hati. Tetapi ketika Anda membandingkan Ruh Yang Kudus dan Muhammad, Anda akan menemukan perbedaan yang besar. Isa Al-Masih berkata, “Ia tinggal bersama dengan engkau dan akan ada di dalam engkau.” Dan kemudian Ia berkata, “Ia akan tinggal bersama engkau selamanya” dan “Ia akan memuliakan Aku”. Ini semua tidak berlaku di Muhammad. Ada banyak perbedaan.

Antoine: Jika teman-teman Muslim kita berkata bahwa Injil Barnabas berisikan tulisan asli, mengapa mereka tidak memasukkannya dan membacanya?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tepat. Jika ini injil asli, biarkan Al Azhar mencetaknya dan menerbitkannya dengan Al Qur’an. Biarkan mereka menerbitkannya, sama seperti kita menerbitkan Kitab Taurat dari orang Israel dan memasukkannya di Kitab Suci kita, bersama-sama dengan Kitab Injil. Jika mereka mempertahankan Injil Barnabas dapat dipercaya, biarkan mereka menerbitkannya.
Anda tahu mengapa mereka tidak melakukannya?

Antoine: Tidak, beritahu kami.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Karena menentang Islam.

Antoine: Benarkah?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya.
Ensiklopedia Arab Sederhana, halaman 354, berkata, “Injil Barnabas adalah buku palsu, ditulis oleh seorang Eropa di abad kelima-belas. Ada kesalahan besar dalam penjelasan politik dan agama Yerusalem di masa Isa. Mengutip Isa yang mengatakan bahwa Ia bukan Al-Masih, tetapi mengabarkan Muhammad-lah yang akan menjadi Al-Masih.”
Ini omong kosong dan penuh mitos mengenai Islam.
Lihat, apa yang akan saya katakan kepada Anda adalah Abbass Mahmoud El Akkad, seorang penulis terkenal di Mesir, menulis sebuah artikel di surat kabar ‘Al Akhbar’ 26 Oktober 1959, mengatakan, “Apa yang disebut Injil Barnabas berisikan kesalahan yang bertentangan dengan tulisan Al Qur’an, seperti Muhammad mengatakan bahwa ia adalah seorang Mesias atau Al-Masih.”
Tidak mungkin!
Selanjutkan ia mengatakan, “Tidak masuk akal bahwa Al-Masih akan memproklamirkan berita baik dihadapan ribuan orang dalam nama Muhammad, rasul Allah.”
Bahkan orang-orang Muslim yang mempunyai beberapa pengertian, tidak dapat menerima ini!

Antoine: Fakta-fakta ini telah sepenuhnya meruntuhkan mitos Injil Barnabas. Sebagian besar orang sekarang tahu; bahkan teman-teman Muslim kita.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tetapi ketidak-tahuan orang telah memperkenankan omong kosong ini menyebar dan para pemimpin mengambil kesempatan dari kebodohan mereka untuk menyebarkan prinsip-prinsip yang salah.
Selama 14 abad mereka telah mengambil kesempatan dari kebisuan kita. Pedang telah diangkat dan mereka yang bicara, tetapi saya bersyukur kepada Allah atas satelit-satelit, Paltalk dan internet. Itu semua telah memberikan kita kesempatan untuk membagikan pandangan kita dan, untuk pertama kalinya, dunia Islam dapat mendengar kita. Dunia Islam hari ini sedang bergoncang. “Bagaimana ini dapat dikatakan. Apakah ini mungkin?” Ya, ini mungkin. “Dimana ini semua?”
Kita telah ditekan dan tidak dapat berbicara. Tidak ada kebebasan untuk menyatakan pendapat kita, tetapi kami bersyukur kepada Allah karena Ia telah memberikan kita jalan untuk menyatakan diri kita sendiri dan mendiskusikan kebenaran.

Antoine: Terima kasih. Sebelum kita menutupnya, dapatkah Anda memberikan renungan dari Kotbah di Bukit?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tentu saja.

Antoine: Rahasia dari kebahagiaan sejati!

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya, tepat. Diberkati artinya ‘betapa bahagia atau ‘betapa beruntung’.
Hal terakhir yang kita bicarakan adalah “Berbahagialah para pendamai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Kitab Suci terus mengatakan, “Berbahagialah – betapa bahagia, betapa beruntung, atau betapa diberkati – mereka yang dianiaya oleh karena melakukan kehendak Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.” Berbahagialah mereka yang dianiaya oleh karena melakukan kehendak Allah.
Kotbah di Bukit membalik skalanya. Merendahkan yang tinggi dan meninggikan yang rendah. “Berbahagialah mereka yang dianiaya!” Betapa beruntung atau bahagia mereka yang dianiaya? Dunia berkata, “Betapa bahagia mereka yang menganiaya; mereka yang mempunyai kekuataan dan kekuasaan untuk menganiaya.” Tetapi betapa bahagia mereka yang dianiaya oleh karena melakukan kehendak Allah?
Ada standard yang berbeda, orang yang dianiaya karena melakukan kehendak Allah dan sangat menderita bagi Isa Al-Masih. Ia menderita penghinaan, ketidakadilan, penolakan, dan semuanya itu dalam kasih, dan dalam doa bagi para penganiayanya, dan dalam ruh damai sejahtera. Ia berdamai dengan semua orang. Itulah mengapa ajaran Isa Al-Masih diangkat.
Dulunya mereka percaya bahwa para pendamai pengikut Isa Al-Masih adalah tanda kelemahan dan penurutan. Itulah mengapa, di Amri Decree, mereka mengalahkan pengikut Isa Al-Masih di belakang lehernya dan menyuruhnya untuk membayar tol. Mereka mengoncang para pengikut Isa Al-Masih dan mendorong mereka. Mereka menganggap pendamai adalah kelemahan dan mengasihi orang lain adalah pengabdian. Tetapi ajaran Isa Al-Masih, dengan segala kebaikannya, adalah agama kasih dan damai. Pengikut Isa Al-Masih menunjukkan kepada orang lain bahwa walaupun mereka dihukum dan diperlakukan semena-mena, kita tetap mengasihi orang lain dan menginginkan kedamaian. “Berbahagialah mereka yang dianiaya oleh karena melakukan kehendak Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.”
Hidup di dunia ini adalah sebuah perjalanan yang akan berakhir suatu hari nanti. Tidak ada orang yang akan hidup selamanya di bumi, jadi bukan bagaimana kita hidup di bumi yang dihitung, tetapi bagaimana kita hidup di kekekalan; tujuan kekal, Kerajaan Surga.
Apakah saudara Muslim kita memikirkan Kerajaan Surga? Memikirkan kehidupan kekal? Apakah ia berjalan di jalan yang menuju ke kehidupan kekal? Tidak ada kehidupan kekal di luar Isa Al-Masih.
Tidak ada penebusan selain melalui Dia. “Tidak ada nama lain di bawah surga diberikan diantara manusia, yang olehnya kita diselamatkan.” Tidak ada jalan lain untuk diselamatkan kecuali melalui Isa Al-Masih.
Jika Anda mau diselamatkan dan mempunyai kehidupan kekal, terimalah Isa Al-Masih sekarang. Katakan, “Datanglah Allah, masuklah ke hidupku dan aku akan mengikut Engkau.”
Amin.

Antoine: Amin.
Terima kasih untuk pembicaraan yang baik ini. Saya berharap para pemirsa kami dapat menerima ini. Kami ingin menerima umpan balik dari Anda, dan jika Anda menginginkan sebuah Kitab Suci, kami akan dengan senang hati mengirimkannya kepada Anda. Mohon menulis kepada kami di alamat yang akan muncul di layar.
Allah memberkati Anda. Kita bertemu lagi di episode selanjutnya.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Amin.

Texts being used:
The Indonesian Bible text used for New Testament is “The Indonesian (1912 Translation) – Greek Diglot New Testament” – “Kitab Suci Injil Dwibahasa Indonesia (Terjemahan 1912) – Yunani” version. © LAI (Lembaga Alkitab Indonesia – Indonesian Bible Society), 2000.
The Indonesian Bible text used for Old Testament is “The New Translation, 1974” – “Alkitab Terjemahan Baru (TB), 1974” version. © LAI (Lembaga Alkitab Indonesia – Indonesian Bible Society), 1974.
The Indonesian Al Qur’an text used is taken from

http://Quran.al-islam.com/

Indonesian version:

http://Quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSora=1&nAya=1&nSeg=1&l=eng&t=ind

Notes on this episode:
For verses that is not clearly defined, the translation is done directly as the text said, not taken from the quote in the Bible – Untuk ayat-ayat yang tidak direferensikan secara jelas, terjemahan dilakukan secara langsung seperti apa kata text, bukan diambil langsung sesuai dengan teks dari Kitab Suci.
(1) Found in Matthew 25:43 (instead of verse 41) –verse 43 is used same as what the English text has – Ditemukan di Kitab Injil Matius 25:43 (bukan ayat 41) – ayat 43 digunakan sama dengan teks bahasa Inggris yang ada.

No comments:

Post a Comment