Wednesday, July 18, 2012

Pertanyaan Mengenai Iman Episode 68

Pertanyaan Mengenai Iman Episode 68

Antoine: Selamat datang, para pemirsa terhormat, ke episode baru dari program “Pertanyaan Mengenai Iman”, dan selamat datang kepada tamu terhormat Bapak Pendeta Zakaria Botros.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Terima kasih.

Antoine: Terima kasih kepada teman-teman kami yang telah mengirimkan banyak surat kepada kami. Banyak yang meminta Kitab Suci gratis. Kami menerima sebuah surat dari Mesir. Saudara kita berkata: “Secara kebetulan, saya menonton sebuah episode dari program Anda yang menarik ini, sangat jelas dan objektif. Anda mendapatkan rasa hormat kami. Di akhir episode, Anda menawarkan Kitab Suci gratis. Salam.”
Kami berharap, saudara, Anda telah menerima Kitab Suci yang kami kirimkan dan Anda menikmati membacanya. Kami percaya Kitab Suci tersebut akan membawa berkat bagi Anda dan keluarga Anda.
Ada sebuah surat lagi dari seorang saudari di Inggris.
“Salam, saudara terkasih. Mohon kirimkan kepada saya sebuah Kitab Suci dalam bahasa Arab.”
Kami berharap Anda sudah menerima sebuah Kitab Suci yang kami kirimkan dan Anda menikmati buku tersebut. Kami percaya Kitab Suci tersebut akan membawa berkat bagi Anda dan keluarga Anda.
Kami juga menerima sebuah surat dari seorang saudara di Algeria. Ia tinggal di bagian selatan dan menulis dalam bahasa Perancis.

“Salam. Dengan senang hati saya menghubungi program Anda di saluran televisi Anda, untuk memohon agar Anda dapat mengirimkan sebuah Kitab Suci dalam bahasa Perancis kepada saya.”
Saudara ini menyalami kami dan berkata bahwa ia senang menghubungi kami, dan sangat menghargai pemberian Kitab Suci dalam bahasa Perancis.
“Terimalah ucapan harapan terbaik di tahun baru 2005.”
Ia juga mengharapkan tahun baru 2005 yang penuh berkat kepada kami.
Semoga Allah memberkati Anda. Saudara kita ini benar-benar mengerti bahasa Arab.
“Berkat untuk semua pemirsa di program kami dalam bahasa Perancis.”
Jika saudara-saudara kita di Afrika Utara ingin menulis dalam bahasa Perancis, kita dapat menterjemahkan surat-suratnya dan mengirimkan buku-buku kepada Anda, terutama Kitab Suci, dalam bahasa Arab maupun bahasa Perancis. Juga ada dalam bahasa Barbaric.
Dapatkah kita melanjutkan diskusi kita di sesi terakhir? Kita sedang mendiskusikan pencatatan Hadis dan masalah mengenai penuturnya, dan kita mengakhiri sesi tersebut dengan Abu Huraira. Dapatkan Anda menjelaskan kepada para pemirsa siapakah Abu Huraira?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Abu Huraira adalah salah satu teman Muhammad dan ia sangat dikenal karena cerita-ceritanya yang banyak atas Tradisi Rasul. Di buku, ‘A Glimpse’ (Pandangan Sepintas), ditulis oleh Abdel Samad Shaker, halaman 36, ia berkata bahwa Abu Huraira adalah seorang yang banyak berbohong. Ini ditemukan di internet, www.rafed.org. Dikatakan bahwa dulunya Omar Ibn El Khattab mengikat Abu Huraira dan memukulinya dengan brutal karena ia banyak berbohong, supaya ia tidak terhanyut dalam membuat Hadis. Ini ditemukan di buku ‘Adwa’a ala el Sunna El Mahamedia’ (Cahaya atas Sunna Muhammad) oleh Mahmoud Abu Rayya, halaman 193, di catatan kaki, dan halaman 299. Abdel Samad Shaker juga mengatakan dalam bukunya mengenai Abu Huraira, disebut ‘A Glimpse’ (Pandangan Sepintas), bahwa: “Abu Salma berkata kepada Abu Huraira, ‘Apakah engkau mengatakan ini semua di masa Omar?’ Ia menjawab, ‘Jika aku mengatakan semua hal yang kukatakan kepadamu ini di masa Omar, ia akan memukuli aku dengan cambuknya.’”
Ia disebutkan di Sahih El Bukhari di Hadis 5040, buku Alimentasi. Ia berkata: “Aku memelihara, dari Rasul Allah, dua penampungan. Aku menyebarkan yang pertama – ia mengatakannya – apakah aku harus menyebarkan yang kedua, tenggorokanku akan dipotong.” Sangat Aneh!
Dan seorang penulis terhormat, Abdel Samad Shaker, memberikan komentar dalam bukunya, ‘A Glimpse’ (Pandangan Sepintas), bahwa, “Jika Omar masih hidup, tidak diragukan lagi Abu Huraira tidak akan dapat menyebarkan penampungannya dari orang Israel. Ia mungkin telah memotong tenggorokan dan kerongkongannya!” Itulah mengapa dalam Ensiklopedia Islam, volume 11, halaman 3514, kolom 1, kita membaca: “Ada beberapa pembohong dan pencipta Hadis yang membuat-buat Hadis mengenai sang Rasul, dan ditemukan ada orang-orang bodoh yang mempercayai kebohongan ini. Mereka percaya Hadis ini benar dan menerimanya. Dan oleh karenanya elemen Israel telah disisipkan. Ada kesalahan-kesalahan yang ditemukan oleh beberapa penutur di beberapa cerita. Tidak ada keraguan bahwa ini terjadi.” Ensiklopedia Islam, volume 11, halaman 3514, paragraf tengah.

Antoine: Ini sangat aneh. Ini semua yang dikatakan mengenai Tradisi Rasul!

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tradisi Rasul adalah fakta, seperti yang telah dinyatakan oleh referensi-referensi Islam yang kita sebutkan. Akan tetapi, saya berpikir bahwa sebagian besar orang Muslim tidak mengetahui hal ini sama sekali. Ini amat sangat serius, jika hal ini dapat dikatakan mengenai Hadis.

Antoine: Mengapa Anda berpikir ini serius?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tradisi-Tradisi ini dianggap sebagai sumber kedua Islam. Ada dua sumber, Al Qur’an dan Hadis (Tradisi). Jadi jika Hadis dipertanyakan, jadi setengah dari sumber Islam diperdebatkan. Ini sangat serius. Bagaimana seorang manusia dapat membangun imannya diatas hal yang meragukan seperti ini? Ini sebuah pertanyaan yang sangat besar!

Antoine: Terima kasih telah memperjelas masalah mengenai para penutur; para penutur palsu. Dan apa intisari yang benar dari Hadis?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Intisari Hadis adalah perkataan yang telah dikatakan. Kita telah membicarakan para penuturnya, tetapi intisari dari Hadis adalah sebuah masalah yang besar.
Sekali lagi, di Ensiklopedia Islam, volume 11, halaman 3501, dikatakan bahwa “Topik penutur Hadis adalah akar perdebatan. Jadi mungkin keganjilan dari isi Hadis – semua orang menuliskan apa yang mereka mau – adalah penyebab pertentangan yang berkelanjutan.”
Juga di Ensiklopedia Islam, halaman 3508, disitu dikatakan mengenai keaslian Hadis di 6 buku yang dianggap asli, yaitu Sahih El Bukhari dan Sahih Muslim, dan lain sebagainya. Ensiklopedia berkata, “Walaupun ke tujuh buku itu mempunyai nilai yang sangat tinggi, kritik mengenai isinya diperbolehkan dan tidak dibatasi.” Ensiklopedia terus mengatakan, “Tidak ada kemufakatan mengenai Tradisi-Tradisi ini dan inilah alasannya, contohnya, Darqatny menulis sebuah buku dimana ia membuktikan kelemahan 200 Tradisi yang ditemukan di Sahih El Bukhari dan Sahih Muslim.”

Antoine: Bagaimana para ilmuwan kontemporer memandang Hadis saat ini?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Sebenarnya, Ensiklopedia juga mengatakan hal yang sangat aneh di volume 11, halaman 3499. Dikatakan, “Walaupun para orang Muslim mengutuk penemu Hadis yang dibuat-buat, mereka mengambil tindakan yang lunak terhadap Hadis-Hadis lainnya.” – Mereka mulai berkompromi. Diteruskan dengan berkata, “Dengan berjalannya waktu, tidak ada orang yang berani mempertanyakan Hadis-Hadis ini.” Mereka tahu bahwa ini semua adalah kebohongan, tetapi sampai ke sebuah masa dimana mereka berkata bahwa ini semua asli dan tidak dapat disalahkan. “Dan menjadi tidak mungkin untuk menganggap seseorang seperti Abu Huraira sebagai seorang pembohong.”
Tetapi Anda katakan sebelumnya bahwa ia seperti itu. Sekarang Anda menyembunyikan masalah ini. Ini suatu kemunduran.
Ensiklopedia terus mengatakan, “Keaslian dari banyak Hadis secara umum diterima, bahkan Hadis-Hadis yang berisikan kesalahan-kesalahan sejarah yang sangat jelas.” Ada kesalahan-kesalahan sejarah!! Ada kesalahan-kesalahan sejarah dan mereka masih mengatakan bahwa itu Hadis asli.
Ensiklopedia meneruskan, “Sesuai dengan perjalanan waktu, kesalahan dulu tidak lagi penting bagi generasi muda – mereka mengatakan tidak ada kesalahan – walaupun beberapa dari Hadis-Hadis tersebut saling bertentangan.”
Dan mereka masih mengatakan tidak ada kesalahan.
Ensiklopedia Islam mengakhirinya dengan berkata, “Oleh karena itu, penolakan Hadis menjadi tindakan radikal yang hanya diambil jika sama sekali tidak ada jalan untuk memutarbalikkan Hadis.” Saat mereka tidak dapat membenarkannya, mereka berkata ini sebuah Tradisi Israel.

Antoine: Dapatkah Anda memberitahu kami jumlah Hadis yang asli?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya. Banyak usaha dilakukan di buku-buku Hadis, dan seperti yang Anda ketahui, semua referensi Hadis akan ditayangkan di layar. Ada banyak ide-ide yang berbeda-beda. Contohnya, Sahih El Bukhari. Yang akan saya kutip, diambil dari buku ‘The Sciences of Hadis and its Terminology’ (Ilmu Hadis dan Terminologinya), ditulis oleh Sobhy El Saleh. Ia berkata bahwa, “Sahih El Bukhari menyetujui 4.000 Hadis diantara 600.000 Hadis.” 4.000 dari lebih dari setengah juta! “Sahih Muslim hanya menyetujui 3.000 Hadis dari 300.033 Hadis.” Artinya 3.000 dari 300.000! “Sunan Abi Dawood memilih 4.800 dari setengah juta Hadis dan Musnad Ahmad hanya memilih 800 Hadis dari 750.000 Hadis. “Abu Hanifa hanya memilih 170 Hadis dari semua Hadis.” Semua ini ditemukan di buku ‘Duha Al Islam’, ditulis oleh Ahmad Amin.

Antoine: Mungkin beberapa Hadis serupa sehingga mereka tidak mengulangnya. Mungkin ada sedikit perbedaan sehingga mereka menggabungkannya.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Mereka telah menggolongkan Hadis menjadi asli atau lemah, di ilmu Hadis. Hadis asli dan Hadis lemah! Hadis asli adalah Hadis-Hadis yang bebas dari kecacatan atau kelemahan dan pertentangan. Mereka diterima.

Antoine: Semua orang menerimanya.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ada 600.000 Hadis lemah.

Antoine: Diterima?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tidak. Mereka diterima tetapi saat Anda mengutipnya, mereka akan memberitahu Anda, “Tidak, mereka lemah.” Diantara Hadis lemah ada yang diangkat, hancur, dibuat-buat, tidak benar, terpisah, dihentikan, disangkal, disampaikan, rumit, tipuan, tidak beraturan, aneh, tidak disetujui, dituturkan dengan ganjil, rusak, acak-acakan, disisipi, ditulis ulang, kabur, dituturkan berulang kali, atau elemen Israel. Apa maksud ini semua?

Antoine: Aneh bahwa ini semua ada di Hadis.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Apa lagi yang dapat kita katakan? Dalam hubungannya dengan Hadis, ada suatu hal yang salah.

Antoine: Dapatkah Anda fokus di Hadis yang salah. Mengapa ada masalah?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Lihat, temanku, ada Al Nisa’i, salah seorang penulis Hadis. Dalam bukunya ‘The Weak and the Abandoned Narrators’ (Para Penutur yang Lemah dan Ditinggalkan), ia menyebutkan 600 penutur Hadis yang lemah dan dibuat-buat. Enam ratus nama! Di buku ‘Lights on the Mohammadan Sunnah’ (Cahaya atas Mohammadan Sunnah) oleh Mahmoud Abu Rayya, halaman 174, ia menyebutkan penutur-penutur yang sangat terkenal, yang dituduh telah menyisipkan Hadis yang dibuat-buat. Contohnya, Abu Hamed El Ghazaly, Abdel Qader El Jeelany, Abu Taleb El Meccy, Al Siddi, Abu Isshaak, Quatada, Mujahid, Abd Allah Ibn Sallam, Ka’b al-Ahbar, Wahb Ibn Munabbih, Abd Allah Ibn Sallam dan Abu Huraira.
Apa maksud ini semua? Ini semua kesalahan dan tidak ada dari mereka yang dapat dipercaya.
Dan di buku, ‘Duha Al Islam’, oleh Ahmed Amin, halaman 128, ia berkata, “Karena penemuan Hadis yang tidak benar, kita menemukan bahwa Hadis bertambah setiap waktu. Jadi ada lebih banyak Hadis di masa Ummayad dibandingkan dengan masa khalifah yang dengan benar dituntun, dan lebih di masa Abbasid dibandingkan masa Ummayad.”
Sejalan dengan waktu mereka menemukan bahwa jumlah Hadis bertambah. Mengapa jumlah Hadis bertambah? Dimana mereka sebelumnya?

Antoine: Tidak ada penjelasan?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ini membuktikan bahwa Hadis ini dibuat-buat dan Ahmed Amin mengutipnya. Dalam buku ‘Lights on the Mohammadan Sunnah’ (Cahaya atas Mohammadan Sunnah) oleh Mahmoud Abu Rayya, halaman 193, ia berkata, “Sepersembilan dari Hadis adalah salah.”
Sepersembilan dari Hadis adalah salah!!

Antoine: Apa alasan menciptakan Hadis yang salah?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Mereka menghubungkan ini dengan banyak alasan-alasan. Di Sahih Muslim, Hadis 72, dikatakan, “Alasan utama untuk ini adalah ketidak-tertarikan Muhammad terhadap pencatatan Hadis di masanya. Jadi kebenaran hilang dimulut para penuturnya.”
Dan yang lainnya mengatakan, “Ada alasan politis dan non agama atas Tradisi yang dibuat-buat ini. Banyak orang telah mencoba menyebarluaskan sekte-sekte mereka dan membenarkan kekuasaan mereka di negara dengan membuat Hadis-Hadis yang mendukung mereka dan mengatakan Hadis tersebut berasal dari sang Rasul.”
Contohnya, orang-orang Suni berkata, “Rasul Muhammad berkata, ‘Jika Rafidis, Kharijites dan Syiah menyetujui sesuatu yang mereka lihat menguntungkan, mereka membuatnya sebagai Hadis.’” Jadi disini orang-orang Suni menuduh Sekte Rafidi, Kharijite dan Syiah. Saat mereka menyetujui bahwa ini adalah Hadis Rasul, mereka mengklaimnya dan menyisipkannya sebagai satu kesatuan.
Orang-orang Syiah berkata bahwa orang-orang Suni telah menjiplak Hadis yang dibuat oleh Aisha dan yang lainnya, dan mereka mencurigai semua cerita Hadis dihasilkan oleh siapapun selain Ali Ibn Abi Taleb.
Mamoom Ibn Ahmed El Harawy membuat komentar sebagai berikut mengenai Abi Huraira, “Apakah engkau tidak melihat Shafei dan para pengikutnya dari Khorasan? Ia berkata, dalam kekuatan(1) Ahmed Ibn Abd Allah, dalam kekuatan(1) Anas, bahwa sang Rasul berkata, ‘Di negaraku akan ada seorang laki-laki bernama Mohamed Ibn Idrees El Shafei. Ia lebih berbahaya bagi negaraku dibandingkan setan – apakah Muhammad telah melihatnya? – dan akan ada seorang laki-laki di negaraku bernama El No’man Abu Hanifa. Ia adalah lentera negaraku.’” Ini diceritakan di ‘The History of Baghdad’ (Sejarah Baghdad) oleh El Khateeb El Boghdady, bagian 13, halaman 335.
Mereka ingin menusuk satu sama lain sehingga mereka berkata, “Sang Rasul berkata demikian.”

Antoine: Saya tidak menyadari hal itu dan mungkin sebagian besar dari para pemirsa, bahkan para Muslim, tidak tahu apa-apa juga.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ini benar-benar aneh, tetapi ada lagi. Apakah Anda pikir ini tidak diketahui? Masih ada lagi.
Sobhy El Saleh, dalam bukunya ‘The Sciences of Hadis’ (Ilmu Hadis), halaman 270, dikatakan, “Jika kita menyelidiki Hadis yang dibuat-buat oleh para penyusunnya – mereka yang menemukan Hadis yang salah – dan menganggapnya berasal dari rasul Allah, kita tidak dapat menghitungnya.”
Ada terlalu banyak. Ia memberikan contoh-contoh, seperti contoh yang kita sebutkan. Ia berkata, “Orang-orang Zindikite sendiri menyisipkan – seperti yang Hamid Ibn Yazeed katakan – 14.000 Hadis yang salah.”
Sangat aneh.
Ia melanjutkan perkataannya, “Abdel Kireem Ibn Abi El Awgaa’ mengaku bahwa ia menyisipkan 4.000 Hadis yang salah.”

Antoine: Bagaimana mereka bisa punya waktu untuk melakukan itu semua?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Dikatakan bahwa ia ditangkap untuk dihukum mati – ini Abi El Awgaa’ – ia memberitahu mereka, “Aku telah membuat bagimu 4.000 Hadis, yang di dalamnya melarang yang diperbolehkan dan memperbolehkan yang dilarang.” Ini ditemukan di buku ‘The Sciences of Hadis’ (Ilmu Hadis), halaman 270. Ini aneh! Sangat aneh!

Antoine: Anda mengatakan bahwa sebagian besar Hadis yang ada sekarang adalah dibuat-buat.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Kata ‘dibuat-buat’ jelas-jelas disebutkan di surat kabar ‘El Naba’, oleh seorang penulis terkenal bernama Dr. Ahmed Sobhy Mansour, seorang lulusan Universitas Al Azhar. Ia seorang profesor disitu. Ada sebuah tulisan di surat kabar tanggal 31 Oktober 2004 berjudul: ‘Hadis Rasul adalah dibuat-buat’. Dr. Ahmed Sobhy Mansour, bekas profesor di Universitas Al Azhar berkata, “Hadis Rasul berdasarkan asumsi, bukan kepastian.” Ia juga berkata, “Hadis dibuat-buat dan dianggap berasal dari sang Rasul, berabad-abad setelah kematiannya, dan diceritakan dengan kewenangan teman-teman sang Rasul yang sudah meninggal, tanpa mereka mengetahui mana yang dianggap oleh para penutur berasal dari mereka, berabad-abad setelah kematian mereka.”
Jadi mereka menyisipkan hal-hal dengan kekuatan penutur, tanpa para penutur itu mengetahui apapun juga.

Antoine: Apa komentar pribadi Anda?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Mengenai isu ini? Sejujurnya, ini sungguh memalukan karena kita mengatakan bahwa sumber agama Islam adalah Al Qur’an dan Hadis. Sekarang, setelah semua yang dikatakan mengenai Hadis, seperti Hadis ini telah dianulir. “Ini tidak pasti tetapi salah, mereka menambahkan, mengurangi, dan…” Ini sebuah masalah!

Antoine: Apakah mereka tidak dapat membersihkannya?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Artinya mereka telah menyerang dan menimbulkan keragu-raguan mengenai sumber Islam, atau lebih kepada setengah dari sumber Islam. Bayangkan sebuah rumah dibangun diatas dua tiang penyangga, dan yang satunya dihancurkan. Apakah rumah itu dapat berdiri dengan satu tiang penyangga? Masalah besar!

Antoine: Sangat aneh. Bagaimana mereka dapat menyerang sumber dari agama mereka sendiri?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Saya akan memberitahu Anda sesuatu.
Al Thahaby di ‘Tathkaret El Hifaz’, bagian 1, halaman 5, mengatakan, dengan wewenang Aisha, Aisha berkata, “Ayahku – yaitu Abu Bakr El Sideek – menyusun Hadis yang dikatakan oleh sang Rasul. Ia menyusun 500 Hadis. Ia bergerak-gerak di malam hari dan terbangun dengan mengatakan, ‘Anakku, berikan aku Hadis yang kau miliki’” Aku membawakan Hadis itu kepadanya dan ia membakar itu semua dan berkata ‘Aku takut mati saat Hadis ini bersama engkau. Mereka pasti telah menyimpan Hadis dibawah kekuasaan seorang laki-laki yang aku percayai. Ia mungkin tidak mengatakan kebenaran dan aku akan membagikannya.’” Ia membakarnya. Ia membakar Hadis.
Di ‘Tabakat El Kobra’ oleh Ibn Saad, bagian 5, halaman 188, dikatakan, “Omar berkotbah kepada orang-orang dan memberitahu mereka bahwa ia ingin melihat Hadis yang mereka miliki. Jadi mereka membawakan buku mereka kepadanya dan ia membakar buku tersebut di api.” Dan dengan wewenang Al Aswad Ibn Hilal, ia berkata, “Abd Allah Ibn Massood datang dengan gulungan kertas kulit yang didalamnya tertulis Hadis. Ia minta air dan menghapusnya, mencucinya dan kemudian memerintahkan agar dibakar.”
Jadi bahkan Hadis-Hadis yang muncul di masa Abu Bakr dan Omar telah dibakar semuanya. Kalau begitu, ada dimana Hadis-Hadisnya?

Antoine: Informasi yang sangat aneh dan juga sangat serius! Jadi berasal dari mana buku-buku Hadis yang ada di tangan orang-orang hari ini?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya, bagaimana buku-buku ini bisa ada disini?
Di Ensiklopedia Islam, volume 11, halaman 3506, dikatakan, “Ini dihasilkan di abad ketiga Hijriah.” Jadi hal-hal ini ditulis diabad ketiga Hijriah. Apakah ada keragu-raguan lainnya mengenai sumber penting agama Islam? Kebenarannya adalah, kita membutuhkan sebuah jawaban dari para sheikh yang terhormat, untuk membuka kebenaran. Ini hanyalah sebuah bagian kecil mengenai Hadis. Kita akan menutup episode kita hari ini dan meneruskannya nanti.

Antoine: Terima kasih dan saya berharap banyak pertanyaan dari para pemirsa sudah terjawab.
Kita tidak akan menutupnya sampai Anda memberikan kami kesempatan untuk mendengarkan Anda berbicara mengenai kasih dan damai sejahtera, serta rahasia kebahagiaan sejati.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Dari Kotbah di bukit. Topik dari episode ini adalah “Berbahagialah para pendamai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Para pendamai disebut anak-anak Allah karena Allah adalah Raja Damai dan Allah Damai, dan mereka yang membuat kedamaian adalah anak-anak Allah yang datang dari Allah. Jadi, dalam hati kita, apakah kita cenderung menyukai kedamaian atau cenderung ke peperangan, pertempuran, kebencian, pembunuhan, dan pertumpahan darah?
Mereka yang bekerja bagi kedamaian adalah anak-anak Allah, tetapi bagaimana mereka yang bekerja untuk pembunuhan dan peperangan? Anak-anak siapakah mereka? Biarkan pemirsa yang memutuskan.
Jika Anda ingin menjadi anak damai, minta kepada Allah sekarang. Katakan, “O Raja Damai, O Allah Damai, O Pemberi Damai, penuhi hatiku dengan kedamaianMu yang penuh, karena aku membutuhkan kedamaianMu, Allah.”
“Damai aku tinggalkan kepadamu. DamaiKu aku berikan kepadamu; Aku memberi kepadamu bukan seperti dunia memberi. Jangan biarkan hatimu resah, juga jangan biarkan hatimu takut.”
Jadi sumber damai adalah Isa Al-Masih.
Kitab Suci berkata, “Tidak ada damai, kata Allah, ‘bagi yang jahat.’” “Tetapi orang jahat seperti lautan yang bergelora, saat tidak dapat tenang, yang airnya melemparkan lumpur dan kotoran.”
Damai ada dalam Isa Al-Masih. Saat Raja Damai tinggal di hati, Ia memberikan kedamaian bagi jiwa. Ia memberikan kedamaian total bagi jiwa. Minta Allah damai untuk tinggal dengan damaiNya di hati Anda dan saya yakin Allah akan menjawab Anda. Amin.

Antoine: Di dalam Kitab Suci, Kitab Nabi Yasyaya (Yesaya) berkata, “Hukuman bagi kedamaian kita ada padaNya.” Ia membayar harga yang mahal bagi dosa kita.
Kami berterima kasih kepada Pendeta Zakaria atas pembicaraannya dan kami berterima kasih kepada para pemirsa yang terhormat. Jangan lupa untuk menulis kepada kami, ke alamat yang akan muncul di layar. Kami siap menjawab Anda secara pribadi melalui internet maupun surat.
Allah memberkati Anda. Kita akan berjumpa lagi dengan Anda di episode lainnya.

Texts being used:
The Indonesian Bible text used for New Testament is “The Indonesian (1912 Translation) – Greek Diglot New Testament” – “Kitab Suci Injil Dwibahasa Indonesia (Terjemahan 1912) – Yunani” version. © LAI (Lembaga Alkitab Indonesia – Indonesian Bible Society), 2000.
The Indonesian Bible text used for Old Testament is “The New Translation, 1974” – “Alkitab Terjemahan Baru (TB), 1974” version. © LAI (Lembaga Alkitab Indonesia – Indonesian Bible Society), 1974.
The Indonesian Al Qur’an text used is taken from

http://Quran.al-islam.com/

Indonesian version:

http://Quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSora=1&nAya=1&nSeg=1&l=eng&t=ind

Notes on this episode:
For verses that is not clearly defined, the translation is done directly as the text said, not taken from the quote in the Bible – Untuk ayat-ayat yang tidak direferensikan secara jelas, terjemahan dilakukan secara langsung seperti apa kata text, bukan diambil langsung sesuai dengan teks dari Kitab Suci.
(1) Red word: in previous episode, it used the word ‘string’ – which was translated as ‘mountains’ (or ‘Rentangan’ in Indonesian). Here, it uses the word ‘strength’ (or ‘kekuatan’ in Indonesian). Please check which one is the right one, we do think the previous one was correct. Therefore “Rentangan” should be used instead of “kekuatan” as it is used now.

No comments:

Post a Comment