Wednesday, August 1, 2012

Pertanyaan Mengenai Iman Episode 70


Antoine: Selamat datang, para pemirsa kami yang terhormat, ke episode baru program ‘Pertanyaan Mengenai Iman’, dan selamat datang juga kepada tamu kita terhormat, Bapak Pendeta Zakaria Botros.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Terima kasih.

Antoine: Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mengirimkan begitu banyak surat kepada kami.
Hari ini kami menerima sebuah surat melalui internet, dari saudara George.
“Pak Pendeta, terima kasih atas program ‘Pertanyaan Mengenai Iman’. Saya berharap semua orang menonton program yang bagus ini. Semoga Allah membantu Anda dan mensukseskan semua perjalanan Anda, dan membuat program Anda lebih lama sehingga Anda dapat menjawab semua pertanyaan pemirsa.”

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Amin. Semuanya dapat dicapai melalui doa. Terima kasih banyak.

Antoine: Terima kasih, saudara George.
Ada sebuah surat lainnya dari saudara kita di Mesir:
“Pak Pendeta Zakaria Botros, Saya baru melihat beberapa episode dari program ‘Pertanyaan Mengenai Iman’ yang indah ini, dan saya sangat menyukainya. Semoga Allah memberikan Anda kesuksesan dan membantu tim produksi agar melakukan pekerjaan yang hebat. Anda mengajukan beberapa pertanyaan kepada para ahli hukum Islam, apakah Anda dapat membagikan jawaban yang Anda terima kepada kami?
Saya mempunyai permintaan. Dapatkah Anda mengirimkan buku ‘Sons of Ishmael’ (Anak-anak Ismail) kepada saya, karena saya membutuhkannya?”

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Sangat baik, Saya rasa bukunya sudah dikirimkan.
Mengenai jawaban dari para ahli hukum, kami menyajikan jawaban Dr. Imara di episode terdahulu. Kami masih menunggu yang lainnya untuk menulis kepada kami dan kemudian kita akan mendiskusikan topiknya.

Antoine: Terima kasih, saudara. Kami mendorong teman-teman kami untuk menulis kepada kami. Kami siap untuk menjawabnya melalui internet atau surat, bahkan di program ini. Kami telah membahas banyak topik mengenai keaslian atau kesalahan Hadis, serta pengakuan atau penolakan dari teman-teman Muslim sendiri. Mungkin para pemirsa akan menghargai beberapa contoh, terutama Tradisi Rasul. Dapatkah Anda menyebutkan beberapa?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tentu saja. Mereka ada di arsip. Ada arsip di Tradisi Rasul. Contohnya, saya dapat membahas arsip-arsip mengenai terorisme di Tradisi Rasul.
Di Sahih El Bukhari, buku Pemungutan Pajak, Hadis 3203, dikatakan, “Menceritakan Abu Huraira: Saat kami di mesjid dan sang Rasul datang dan berkata, ‘Mari kita mendatangi orang Israel’. Kami pergi sampai kami tiba di Bait-ul-Midras – yang merupakan milik orang Israel. Ia berkata kepada mereka, ‘Jika engkau menerima Islam, engkau akan selamat. Engkau seharusnya tahu bahwa bumi milik Allah dan rasulNya, dan aku ingin mengusir engkau dari tanah ini. Jadi siapapun diantara engkau memiliki tanah, ia diperbolehkan untuk menjualnya, dengan kata lain engkau harus tahu bahwa bumi milik Allah dan rasulNya.’”
Pergi ke orang Israel… menerima Islam agar selamat… terusir engkau!
Saat mereka menolak, ia mulai melawan mereka; melawan Bani Qurayza, Bani Nadeer, Khaibar Israel. Ia membunuh banyak orang dan mengusir banyak orang.
Juga, di Sahih El Bukhari, buku Iman, Hadis 25, dikatakan, “Menceritakan Ibn Umar: rasul Allah berkata, ‘Aku telah diperintahkan untuk melawan orang-orang sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada allah lain selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah rasul Allah.”
Melawan! Anda tahu berapa kali frase ‘Aku telah diperintahkan untuk melawan orang-orang’ disebutkan? Disebutkan 102 kali, seperti yang saya katakan sebelumnya. Ancaman terorisme dan pembunuhan!

Antoine: Beberapa orang berkata bahwa Islam tersebar melalui kotbah-kotbah damai, bukan dengan pedang!

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Di Surat ke 16 (Al Nahl), ayat 125, dikatakan, “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, dan seterusnya…”
Ini adalah Surat Mekah yang telah dibatalkan. 124 ayat damai telah dibatalkan dengan ayat-ayat pedang dan pertempuran. Sebagai informasi, peperangan secara berangsur-angsur dilegitimasi di dalam ayat-ayat Al Qur’an.
Pertama, ijin untuk melawan yang berbuat salah diberikan di Surat ke 22 (Al Hajj), ayat 49(1), “Mereka yang telah dipersalahkan, diperbolehkan untuk melawan (balik) karena Allah dapat mendukung mereka.” Ijin diberikan untuk melawan pelaku kejahatan.
Kedua, ijin diberikan untuk melawan mereka yang menyekutukan yang lain dengan Allah di Surat ke 9 (At Touba), ayat 5, “Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka.” Bunuhlah!
Kemudian peperangan melawan orang-orang yang memiliki Buku (Kitab Taurat), orang Israel dan pengikut Isa Al-Masih, di Surat ke 9 (At Touba), ayat 29, “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.”
Jadi, ini perlawanan dan peperangan. ‘Instruksi baik’ ada di masa Mekah, tetapi di Medinah ia menjadi pemimpin militer yang ingin menciptakan sebuah negara.

Antoine: Apakah sebagian besar orang Muslim tahu bahwa ayat-ayat ini sudah dibatalkan? Beberapa pemirsa kita mungkin tidak setuju dengan informasi ini.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Biarkan mereka membagikan pengetahuan mereka.
Saya ingin menambahkan beberapa fakta mengenai terorisme dan kekerasan. Ada sebuah contoh nyata dari ‘The Prophetic Biography’ (Biografi Kenabian) oleh Ibn Hisham – sebuah contoh yang sangat jelas – volume 2, halaman 340 sampai 342. Sebuah cerita mengenai Abu Sufyan yang menerima Islam.
Apa yang terjadi? Dikatakan, kata demi kata, “Saat Abul Abbass, paman sang Rasul, membawanya ke hadapan Muhammad, Muhammad berkata, ‘Mudah-mudahan kamu celaka, Abu Sufyan, apakah masih tidak jelas bagimu bahwa tidak ada allah lain yang menyelamatkan Allah?’ Abu Sufyan menjawab bahwa ia percaya satu Allah, jadi Muhammad bertanya kepadanya, ‘Mudah-mudahan kamu celaka, Abu Sufyan, apakah tidak jelas bagimu bahwa aku adalah rasul Allah?’ Abu Sufyan menjawab, ‘Dihatiku masih ada keragu-raguan mengenai hal itu.’ Jadi Abul Abbass berkata – ia adalah paman sang Rasul yang membawa Abu Sufyan – ‘Mudah-mudahan kamu celaka, menganut Islam dan berkata, ‘Aku bersaksi bahwa tidak ada allah lain selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah’ sebelum ia memotong kepalamu.’ Jadi Abu Sufyan bersaksi kebenaran dan menganut Islam.”
Mengapa ia melakukan itu? Ia diancam dengan senjata. Ini contoh yang heboh.

Antoine: Ajaib!

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Sebuah cerita yang terkenal!
Di Ensiklopedia Arab, volume 11, halaman 3245, dikatakan, “Jihad adalah menyebarkan Islam dengan pedang dan itu merupakan kewajiban bersama seluruh orang Muslim.” Menyebarkan Islam dengan pedang disebut ‘jihad’. Daripada menggunakan kata ‘terorisme’, disebut ‘jihad’, yaitu menyebarkan Islam dengan pedang.

Antoine: Kebanyakkan orang mungkin tidak mengikuti ajaran ini; mereka menyatakan jihad adalah perang melawan dosa dan kejahatan. Apa pendapat Anda mengenai bentuk jihad seperti ini? Apa yang kita mengerti dari ini?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Kita dapat mengerti seperti apakah kita, tetapi kita harus kembali ke buku-buku Islam. Kita tidak dapat menjelaskan buku-buku Islam. Buku-buku tersebut memberitahu kita bahwa jihad adalah menyebarkan Islam dengan pedang.

Antoine: Apakah ada contoh-contoh lainnya?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya, di Sahih El Bukhari, buku Menghadapi Orang-Orang Murtad, Hadis 7.008, “Menceritakan ‘Ikrima: Beberapa Zanadiqa (orang ateis) dibawa ke ‘Ali Ibn Abi Taleb dan ia membakar mereka. Berita mengenai kejadian ini sampai ke Ibn Abbas yang berkata, “Jika aku berada di posisinya, aku tidak akan membakar mereka, seperti yang dilarang oleh rasul Allah. Aku akan membunuh mereka sesuai dengan pernyataan rasul Allah, ‘Siapa yang merubah agama Islamnya, bunuhlah ia.’”
Bunuh, bukan bakar! Pembunuhan masih merupakan tindakan terorisme!
Di Sahih El Bukhari, buku Jihad, Hadis 2855, “Menceritakan Abd Allah Ibn Abi Aufa: Rasul Allah berkata, ‘Ketahuilah bahwa Firdaus ada dibawah bayang-bayang pedang.’”
Firdaus ada dibawah bayang-bayang pedang!

Antoine: Apakah ini benar-benar terjadi, seperti yang Hadis katakan atau mereka hanya mengatakannya saja?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ini adalah fakta, bukan hanya perkataan. Kita akan mengacu ke beberapa kejadian yang benar-benar terjadi.
Pertama, pembunuhan Abi Rafi Ibn Abd Allah, seorang Israel. Di Sahih El Bukhari, buku Ekspedisi Militer, Hadis 4088, dikatakan, “Menceritakan Al-Bara Ibn Azib: rasul Allah mengirim sekelompok orang kepada Abu Rafi, seorang dari Israel. Abdullah Ibn Atik memasuki rumahnya di malam hari, saat ia sedang tidur, dan membunuhnya.” Pembunuhan!
Dan pembunuhan Ka’b Ibn al-Ashraf, seorang Israel lainnya. Ini juga ditemukan di Ekspedisi Militer di Sahih El Bukhari, Hadis 4087. Dikatakan, “Menceritakan Jabir Ibn Abdullah: Rasul Allah berkata, ‘Siapa yang mau membunuh Ka’b Ibn Al-Ashraf yang telah menyakiti Allah dan rasulNya?’ Kemudian Mohamed Ibn Maslama berdiri dan berkata, ‘O Rasul Allah! Apakah engkau mau aku membunuhnya?’ Sang Rasul berkata, ‘Ya’. Ia datang ke Ka’b di malam hari, bersama dengan saudara tiri Ka’b, Abu Naila. Ka’b mengundang mereka masuk ke bentengnya dan kemudian ia turun mendatangi mereka. Istrinya bertanya kepadanya, ‘Kemana kamu pergi di waktu seperti ini?’ Ka’b menjawab, ‘Tidak kemana-mana, tetapi Maslama dan saudara (tiri)ku Abu Naila telah datang.’ Istrinya berkata, ‘Aku mendengar suara seperti darah yang menetes darinya.’ Istrinya memperingatinya, tetapi ia berkata, ‘Ia adalah saudaraku, Ibn Maslama, dan saudara tiriku, Abu Naila. Mereka tidak akan melakukan apapun yang salah.’ Maslama masuk bersama-sama dengan 2 orang laki-laki, dan berkata kepadanya, ‘Saat Ka’b datang, aku akan menyentuh rambutnya dan menciumnya, dan saat kamu melihat bahwa aku telah memegang kepalanya, serang dia.’ Ka’b Ibn Al-Ashraf datang kepada mereka dengan pakaian dan wewangian. Maslama berkata, ‘Aku belum pernah mencium wewangian yang lebih enak dari ini. Apakah engkau mengijinkan aku menciumnya dari kepalamu?’ Ka’b berkata ‘Ya.’ Maslama menciumnya dan membuat teman-temannya menciumnya juga. Kemudian ia berkata, ‘Apakah engkau membiarkan aku (mencium kepalamu)?’ Ka’b berkata ‘Ya’. Saat Maslama dapat memegangnya dengan erat, ia berkata (kepada teman-temannya) ‘Tangkap dia!’ Jadi mereka membunuhnya dan pergi ke sang Rasul dan memberitahunya.”
Ini mengerikan! Benar-benar mengerikan!
Yang lebih buruk lagi, di buku ‘Rawd El Unof’, bagian 3, halaman 481, ada sebuah cerita mengenai orang-orang yang dikirim untuk membunuh Ibn Abi El Haqueeq. Dulunya ia salah seorang Khaibar Israel. Dikatakan, “Lima orang dari Khazrag pergi kepadanya. Rasul Allah memerintahkan Abdullah Ibn Ateeq untuk memimpin mereka. Mereka melakukan perjalanan agar sampai di rumah Khaibar dan Ibn Abi El Haqueeq di malam hari. Mereka menutup rumahnya dan kemudian mengetuk pintunya. Istrinya keluar dan menanyakan siapa mereka. Mereka menjawab, ‘Kami orang-orang Arab.’ Ia berkata, “Kalian adalah teman-temannya, jadi silahkan masuk.’ Setelah mereka masuk, mereka menutup pintu. Mereka masuk ke kamarnya dan istrinya menjerit saat mereka membunuhnya dengan pedang mereka. Saat itu gelap tetapi mereka dapat melihat Haqueeq karena ia sangat putih. Saat istrinya menjerit, satu dari mereka mengangkat pedangnya kepada sang istri (untuk menakut-nakutinya). Saat mereka menyerang Haqueeq dengan pedang mereka, Abdullah Ibn Anees menusukkan pedangnya ke perut Ibn Abi El Haqueeq – ia menusukkan pedangnya seperti ini – sampai Haqueeq mati. Orang itu mati sambil menjerit, ‘Tolong! Tolong!’ Kemudian mereka pergi dan kembali ke rasul Allah,dan memberitahu sang Rasul mengenai pembunuhan lawannya. Mereka memperdebatkan siapa yang telah membunuh Haqueeq; setiap orang merasa ialah yang membunuh. Jadi rasul Allah berkata, ‘Berikan aku pedangmu’. Jadi mereka memberikannya kepadanya dan ia mencium pedang tersebut dan berkata, ‘Pedang Abdullah Ibn Anees-lah. Ia yang membunuh Haqueeq karena aku dapat melihat bekas makanan di pedangnya.’” Itu adalah pedang yang masuk ke perut seseorang.
Ini semua adalah cerita mengenai pembunuhan!
Dan masih terjadi sampai sekarang di Irak dengan Mus’ab al-Zarqawi, dan di Amerika Serikat. Sama saja. Pembunuhan! Hal ini sangat buruk.

Antoine: Apakah Hadis menunjukkan kepada sang Rasul, posisi Islam terhadap orang Israel dan pengikut Isa Al-Masih?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tentu saja. Di Sahih Muslim, buku Jihad dan Ekspedisi, Hadis 4693, dikatakan, “Telah dituturkan oleh Umar Ibn El Khattab bahwa ia mendengar rasul Allah berkata, ‘Aku akan mengusir orang-orang Israel dan pengikut Isa dari Semenanjung Arab dan tidak akan meninggalkan siapapun juga kecuali orang Muslim.’”
Rasisme! Ini rasisme!
Dan lagi di Sahih Muslim, buku Pemberian Hormat dan Salam, Hadis 5789: “Abu Huraira melaporkan rasul Allah berkata, ‘Jangan menyambut orang-orang Israel dan pengikut Isa sebelum mereka menyambut kamu dan saat kamu bertemu siapapun dari mereka, paksa orang tersebut pergi melalui bagian tersempit dari jalan itu.’”
Dimana kasih?
Di Sahih Muslim, buku mengenai pertobatan, Hadis 7.188, dikatakan, “Umar Ibn Adel Aziz melaporkan dengan wewenang dari ayahnya, bahwa sang Rasul berkata, ‘Tidak ada orang Muslim yang akan mati, tetapi Allah akan mengakui seorang dari Israel atau pengikut Isa di api neraka.’”
Ini sangat aneh! Allah akan menebus seorang Muslim dengan seorang Israel atau pengikut Isa.
Di Sahih Muslim, buku Pertobatan, Hadis 7187, dikatakan, “Abu Burda melaporkan dengan wewenang dari ayahnya bahwa sang Rasul berkata, ‘Akan datang orang-orang dari antara Muslim di hari kebangkitan dengan dosa-dosa yang seberat gunung, dan Allah akan mengampuni mereka dan Ia akan menempatkan (dosa-dosa)nya di orang-orang Israel dan pengikut Isa.’”

Antoine: Sangat aneh!

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Kenapa semua ini? Semua dosa-dosa kita telah diletakkan di Isa Al-Masih, jadi mengapa diletakkan…

Antoine: Mereka semua… Anda, saya, dan semua umat manusia!
Dapatkah Anda memberikan lebih banyak rincian mengenai pembunuhan-pembunuhan yang telah terjadi?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tentu saja. Sangat menyedihkan bahwa ada beberapa Muslim yang senang ketika terjadi pembunuhan. Mereka bersorak bagi Mus’ab al-Zarqawi setelah ia memenggal leher orang. Ini menjadikannya memenuhi persyaratan untuk posisi Amir el Mumineen (pemimpin orang beriman) di Irak. Ini dinyatakan oleh Caliph Ussama bin Laden, teroris yang diasingkan.
Sebuah contoh pembunuhan lainnya ada di ‘The Prophetic Biography’ (Biografi Kenabian) oleh Ibn Hisham, buku Ekspedisi Militer, bagian 2, halaman 617. Dikatakan mengenai pembunuhan Um Qirfa: “Qays dibunuh dengan kejam (ia seorang perempuan yang sudah sangat tua), yaitu dengan mengikat kedua kakinya dengan tali ke dua ekor unta, kemudian unta tersebut disuruh berjalan ke dua arah yang berlainan sampai tubuh Qays terbelah dua.”
Dan ada lagi di buku ‘The Prophetic Biography’ (Biografi Kenabian) oleh Ibn Hisham, buku Ekspedisi Militer, ia berkata, “Menceritakan Abi Mus’ab Ismail, bahwa ada seorang laki-laki tua dari Bani Amr Ibn Ouf disebut Abu Afa. Ia sangat tua, berumur 120 tahun, dan ia tidak menerima Islam. Salem menemukan ia sedang tertidur di halaman sehingga ia menusuk hati orang tua tersebut dengan pedangnya sampai merobek kasurnya. Sebuah ekspedisi lainnya untuk membunuh seorang perempuan bernama Asma’ bint Marwan dicatat di ‘The Prophetic Biography’ (Biografi Kenabian) oleh Ibn Hisham, buku Ekspedisi Militer, bagian 1, halaman 173. Ia berkata, “Abdullah Ibn El Harith menuturkan dengan wewenang dari ayahnya, bahwa Omair Ibn Ady, seorang buta, datang kepada Asma’ bint Marwan dari Bani Umayya. Ia datang saat tengah malam.”
Inilah ceritanya. Saya membacanya supaya para pemirsa dapat mendengar apa yang tertulis di buku ini. Saya tidak mau menggunakan kata-kata saya sendiri.
“Anak-anaknya sedang tertidur dan ia sedang menyusui salah satu anaknya – yaitu, anaknya sedang tidur dan ia sedang menyusui anaknya. Ia (Omair) menyentuhnya, karena ia (Omair) seorang yang buta, dan menemukan bahwa ia (Asma’) sedang menyusui bayinya, sehingga ia (Omair) mendorong bayi itu. – Ia melempar bayi itu. – Kemudian ia (Omair) menusukkan pedangnya ke dadanya (Asma’) dan menembus ke punggungnya.”
Dimanakah Allah? Seseorang mengambil hidup orang lain! Dimana Allah? Mengapa mereka tidak membiarkan Allah yang menghakimi?
“Ia (Omair) keluar dan berdoa di pagi hari dengan sang Rasul. Saat orang-orang pergi, sang Rasul memandang Omair dan berkata, ‘Apakah engkau membunuh anak perempuan Marwan?’ Ia menjawab, ‘Ya, oleh ayahku. Aku melakukannya, O rasul Allah.’ Omair takut ia telah membuat marah sang Rasul dengan membunuh Asma’. Ia pikir ia telah membuat sang Rasul marah, jadi ia bertanya kepada sang Rasul, ‘Apakah aku harus menanggung konsekwensi yang jahat, O rasul Allah?’ Rasul berkata, ‘Dua kambing tidak akan menyerudukkan kepalanya untuk dia (Asma’).’”
Bukan masalah!
“Rasul melihat sekeliling dan berkata, ‘Jika engkau ingin melihat orang yang menolong Allah dan rasulNya, lihatlah Omair Bin Ady.’ Jadi Omar Ibn El Khattab berkata, ‘Lihatlah laki-laki buta ini, yang telah dengan rajin mnematuhi Allah.’ Sang Rasul berkata, ‘Jangan katakan buta; ia tidak mempunyai pengelihatan.’”
Cerita-cerita pembunuhan. Saat kita mendengar pembunuhan hari ini, kita percaya orang-orang tersebut adalah korban dan telah disesatkan karena akarnya datang dari pembunuhan-pembunuhan sebelumnya.
Semoga Allah mengasihani!

Antoine: Ini semua adalah contoh-contoh pembunuhan perorangan. Apakah ada cerita-cerita lainnya dari Hadis di ‘The Prophetic Biography’ (Biografi Kenabian) mengenai pembunuhan sekelompok orang?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Kelompok? Tentu saja.
Di Sahih El Bukhari, buku Ekspedisi Militer, Hadis 4078, “Menceritakan Ibn Omar: Bani El Nadir melawan – Suku El Nadir – dan sang Rasul mengusir mereka, dan Bani Quraiza melawan, jadi sang Rasul membunuh semua laki-laki Bani Quraiza dan menyebarkan para perempuan, anak-anak, dan harta milik mereka diantara para Muslim. Ia mengusir semua orang Israel dari Medinah. Mereka adalah orang Israel dari Bani Qainuqa’ dan dari Bani Haritha dan semua orang-orang Israel lainnya di Medinah.”
Semuanya!
Di ‘The Prophetic Biography’ (Biografi Kenabian) oleh Ibn Hisham, bagian 2, halaman 209, beberapa serangan disebutkan. Dikatakan, “Menceritakan Mohamed Ibn Ishaak El Matlaby: ‘Rasul sendiri melakukan 27 serangan – Rasul sendiri melakukan 27 serangan – termasuk Ghazwa, Dan dan El Abwa.’ ….dan seterusnya.”
Ibn Hisham juga menyebutkan di ‘The Prophetic Biography’ (Biografi Kenabian) bahwa jumlah keseluruhan ekspedisi dan delegasi adalah 38.
Jadi sang Rasul melakukan 27 serangan dan tidak turut serta dalam 38, jadi jika kita menambahkan 27 dan 38, kita mendapatkan 65 serangan, ekspedisi, dan delegasi. Ini berlangsung selama 10 tahun. Dalam 10 tahun, ia memimpin 65 serangan, jadi kira-kira 6 serangan dalam 1 tahun; 1 serangan setiap 2 bulan selama 10 tahun, terus menerus.

Antoine: Suku-suku Arab saling menyerang satu sama lain sebelum Islam, dengan alasan kefanatikan, dan terus berlangsung sampai setelah kemunculan Islam. Apakah Islam tidak melakukan apapun untuk mengubah sifat mereka tersebut?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Kebalikannya. Sejarah Islam penuh dengan darah. Di episode sebelumnya, saya katakan bahwa Islam adalah lautan darah. Hassan El Ghareeb menyebutkan ini dalam bukunya ‘Apostasy in Islam’ (Kemurtadan dalam Islam). Di halaman 112 dikatakan, ‘Dalam peperangan antara Khaled Ibn El Waleed dan Bani Hanifa sendiri, 20.000 orang terbunuh.
Dan di ‘Muroog El Thahab’ oleh El Mass’oudi, dikatakan, “Di peperangan unta, 13.000 orang terbunuh, ditambah 5.000, totalnya 18.000.”
Di ‘Muroog El Thahab’ juga dikatakan bahwa dalam peperangan Siffeen, 70.000 orang terbunuh.
Ibn El Atheer, di bukunya ‘El Kamel’, mengenai pergumulan diantara orang-orang Umayyads, dikatakan bahwa 52.000 orang terbunuh.
Di bukunya ‘The Beginning and the End’ (Yang Awal dan yang Akhir), Ibn Katheer berkata bahwa di masa Ottoman, 575.000 orang terbunuh. Ini diluar orang-orang Israel dan pengikut Isa; angkanya tidak dapat dihitung.

Antoine: Mengerikan bahwa semua darah ini sudah ditumpahkan.
Bagaimana pandangan Islam ini berdampingan dengan hak azasi manusia saat ini?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Untuk mencapai keberadaan berdampingan yang sejati, harus ada pemisahan antara agama dengan negara. Agama untuk Allah dan negara untuk semua orang. Kemudian ada tugas untuk menyediakan pendapat hukum (fatwa). Harus ada pendapat hukum yang dapat membawa masa kedamaian. Mereka harus kembali ke masa Mekah dan ayat-ayat damai Mekah.

Antoine: Terima kasih.
Dapatkah kita mengakhiri program ini dengan membahas damai sejahtera dan Raja Damai? Mari kembali ke Kotbah di Bukit.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Kotbah di Bukit. Betul.
Terakhir kali kita mengakhirinya di “Berbahagialah mereka yang dianiaya oleh karena melakukan kehendak Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.”
Ayat selanjutnya berkata, “Berbahagialah kamu, apabila karena Aku, kamu dicaci maki, dianiaya, serta difitnah orang. Bersukaria serta bergembiralah, sebab pahalamu besar di surga. Pada masa lalu pun para nabi telah dianiaya.” ‘Berbahagialah kamu, apabila karena Aku, kamu dicaci maki.’ Pengikut Isa Al-Masih sering dicaci-maki. Apakah mereka seharusnya marah? Tidak, mereka diberkati. Bahagia. Anda beruntung jika dicaci maki karena Isa Al-Masih, bukan atas dosa yang telah Anda lakukan.
‘Kamu dianiaya.’ Kita sering dianiaya.
‘Serta difitnah orang’. Kita difitnah. Isa Al-Masih sudah menjelaskan. Ia berkata, ‘Difitnah karena Aku.’
Apa yang harus kita lakukan? ‘ Bersukaria serta bergembiralah.’
Mengapa? ‘Sebab pahalamu besar di surga.’
Di bumi, kita mungkin telah di perlakukan dengan tidak adil, dihakimi dengan salah, atau difitnah, tetapi yang penting adalah di surga kita mendapatkan ganjaran.
Harapan yang penuh berkat!
Berapa lama manusia tinggal di bumi? Tidak lama. Ia mungkin mencapai umur 80, akan tetapi yang penting adalah takdir kekal manusia di kerajaan surga. Apakah ia akan senang atau sedih di kekekalan? Bersukaria atau menangis? Inilah yang berarti. Itulah mengapa saya mengundang semua pemirsa terkasih untuk menikmati berkat ini. ‘Berbahagialah kamu’ artinya bahwa Anda akan diberkati dan berbahagia.
Hidup bagi Isa Al-Masih, walaupun Anda harus menderita karenaNya, dipermalukan karenaNya, atau difitnah karenaNya. Bersukacitalah dalam Isa Al-Masih dan ganjaran kekekalan di surga. Saya mengundang Anda untuk membuka hati Anda bagi Isa Al-Masih dan mengikuti langkahNya. Ia akan menjadi benteng yang aman dalam hidup Anda. Bersukacitalah dalam Isa Al-Masih, apapun keadaan Anda. Amin.

Antoine: Amin. Ia-lah sumber sukacita.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Amin.

Antoine: Terima kasih banyak. Saya ingin berterima kasih kepada para pemirsa terhormat. Jangan lupa untuk menulis kepada kami di alamat yang akan muncul di layar. Jika Anda menginginkan sebuah Kitab Suci gratis atau buku-buku lainnya, silahkan menghubungi kami. Kami dapat menulis kepada Anda melalui internet. Kami mendorong Anda untuk berkomunikasi dengan kami dan mengajukan pertanyaan.
Sampai bertemu lagi di episode selanjutnya. Allah memberkati.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Amin.

Texts being used:
The Indonesian Bible text used for New Testament is “The Indonesian (1912 Translation) – Greek Diglot New Testament” – “Kitab Suci Injil Dwibahasa Indonesia (Terjemahan 1912) – Yunani” version. © LAI (Lembaga Alkitab Indonesia – Indonesian Bible Society), 2000.
The Indonesian Bible text used for Old Testament is “The New Translation, 1974” – “Alkitab Terjemahan Baru (TB), 1974” version. © LAI (Lembaga Alkitab Indonesia – Indonesian Bible Society), 1974.
The Indonesian Al Qur’an text used is taken from

http://Quran.al-islam.com/

Indonesian version:

http://Quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSora=1&nAya=1&nSeg=1&l=eng&t=ind

Notes on this episode:
For verses that is not clearly defined, the translation is done directly as the text said, not taken from the quote in the Bible – Untuk ayat-ayat yang tidak direferensikan secara jelas, terjemahan dilakukan secara langsung seperti apa kata text, bukan diambil langsung sesuai dengan teks dari Kitab Suci.
(1) Exact same texts are not found. Therefore, it is translated directly from the English version. – Text yang sama tidak ditemukan. Jadi diterjemahkan langsung dari versi Bahasa Inggris.

No comments:

Post a Comment