Monday, January 3, 2011

Apakah Al Quran dari Tuhan + Bukti-bukti dari Pewahyuan (Ep 28)

Episode 28- Apakah Al Quran dari Tuhan + Bukti-bukti dari Pewahyuan

Muhammad: Para penonton yang terkasih, selamat datang pada episode baru acara kita, “Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman” dengan senang hati kita sambut Bapak Pendeta Zakaria Botros. Selamat datang.

Bpk.Zakaria: Terima kasih

Muhammad: Pada episode sebelumnya kita telah berbicara tentang konsep pewahyuan dalam Kekristenan dan Islam. Pada episode ini, kita akan berbicara mengenai bukti-bukti pewahyuan dalam Kekristenan dan Islam. Bapak yang terkasih, kami menerima banyak pertanyaan dan kita akan memulai satu diantaranya. Apakah ada bukti yang meyakinkan tentang keaslian pengilhaman dalam Islam? Dan apa yang dikatakan dalam buku-buku Islam tentang itu?

Bpk. Zakaria: Tentu saja. Ini sebuah pertanyaan penting: bukti dari pengilhaman, karena diperlukan suatu bukti untuk membuktikan apakah ini Firman Tuhan atau bukan. Dalam Kekristenan, bukti dari keaslian Alkitab adalah– saya akan menceritakan sesuatu. Pada suatu waktu, seorang raja bertanya kepada salah satu menterinya yang adalah Kristen, seorang beriman, yang hidup untuk Tuhan. Raja tersebut bertanya kepadanya, “Apa bukti yang bisa kau berikan untuk membuktikan keaslian buku ini?” menteri tersebut menjawab, ”Saya memiliki dua bukti. Pertama adalah saya sendiri.” Raja bertanya, ”Bagaimana? Apa maksudmu dengan ‘saya’? Engkau bukti keaslian Alkitab?” menteri menjawab, ”Ya. Engkau tahu bagaimana aku hidup sebelumnya, betapa jahat dan tak bermoralnya aku dulu. Anda tahu itu dengan jelas, dan anda juga tahu bagaimana saya diubahkan, bagaimana saya ditransformasi. Alkitab yang mengubahkan saya, dari serigala yang buas menjadi domba yang lembut. Saya katakan saya adalah bukti yang cukup, karena anda tahu saya dan kehidupan saya. Anda tahu bahwa seorang manusia biasa takkan mampu merubah saya.”

Dan kita baca banyak orang di dalam Alkitab yang mengalami sebuah perubahan seperti itu. Saul seorang teroris kemudian diubahkan menjadi Paulus sang pekabar Injil. Agustinus, yang adalah seorang yang cabul dan tak bermoral menjadi Santo Agustinus, dan banyak lagi. Bukti terkuat bahwa Alkitab adalah buku yang dari Tuhan adalah buku ini mempunyai kekuatan untuk mengubah kehidupan seseorang. Saya dulu buta tetapi saya sekarang melihat. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.“ Lalu raja bertanya lagi, “ Baiklah, berikan saya bukti kedua.” Dia berkata, ”Bukti kedua adalah, penggenapan dari nubuat-nubuat dalam Alkitab.” Perjanjian lama telah menubuatkan tentang Kristus, dimana Dia lahir, dimana Dia tumbuh, bagaimana Dia masuk ke Yerusalem, dan semua yang terjadi pada-Nya. Semua ini sudah diberikan dalam nubuatan yang sangat akurat: “Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

Muhammad: Dimanakah nubuatan-nubuatan ini disebutkan?

Bpk. Zakaria: Di Perjanjian Lama.

Muhammad: Baiklah, di Perjanjian Lama.

Bpk. Zakaria: Semua nubuatan itu digenapi dalam Kristus, dan banyak lagi yang lain. Dan terdapat nubuatan-nubuatan lain yang telah digenapi dalam Perjanjian Baru. Alkitab menubuatkan masa depan, dan hal itu terjadi.

Muhammad: Ya. Dan apa yang anda maksud dengan ”Perjanjian Baru”?

Bpk. Zakaria: Perjanjian Baru berarti Injil, surat-surat rasul Paulus, dan sebagainya, yang dikenal sebagai kabar baik (Injil). Tetapi saya juga melihat bukti pewahyuan dalam Islam. Walaupun sebenarnya, saya tidak dapat menemukan orang untuk ditanyai. Setiap kali saya bertanya kepada seseorang dia akan berkata kepada saya,“ Mengapa engkau bertanya?” Oleh karena itu, saya terpaksa untuk melihat kepada buku-buku referensi lagi. Kepala penulis biografi dari Muhammad, salah satu yang besar dari para penulis biografi Muhammad, yaitu Ibn Hesham; saya menemukan dua bukti yang dia kutip. Salah satunya dikutip sebagai “ujian Khadijah sebagai bukti dari pewahyuan”. Anda dapat menemukan buku ini di internet, oleh Ibn Hesham.

Muhammad: Ada alamat situs yang lebih spesifik?

Bpk. Zakaria: Islam

Muhammad: Islam.com

Bpk. Zakaria: Buku ini berkata, Ibn Ishak berkata ini pada jilid satu halaman 230. Ibn Ishak berkata, ”Dan Ismaeel Ibn Aby Hakeem mengatakan kepadaku, seorang budak dari rumah Zobair, dimana dia menceritakan tentang kisah dari Khadijah, semoga Tuhan berkenan kepadanya, bahwa Khadijah berkata kepada pembawa pesan Tuhan, semoga doa Tuhan dan damai ada di atasnya, “Sepupuku, dapatkah engkau menceritakan tentang temanmu yang selalu datang padamu, setiap kali dia datang?” Ya, dia berkata. Khadijah berkata, ”Setiap kali temanmu itu datang, beritahukan kepadaku.” Kemudian Jibril datang kepadanya sebagaimana Jibril biasa datang. Jadi pembawa pesan Tuhan berkata kepada Khadijah, ”O Khadijah, ini Jibril, dia telah datang kepadaku.” Khadijah berkata, ”Bangun, sepupuku, duduklah di paha kiriku.” Lalu pembawa pesan Tuhan bangkit berdiri dan duduk diatasnya. Khadijah berkata, ”Apakah kau melihatnya? Dia berkata, “Ya”. Khadijah berkata padanya, ”Baiklah, berputarlah dan duduk pada paha kananku.” Kemudian pembawa pesan Tuhan berputar dan duduk pada atas paha kanannya. Dan Khadijah bertanya kepadanya, ”Apakah kau masih melihatnya?” . Dia berkata,“ Ya, aku melihatnya”. Khadijah berkata, ”Baiklah, berputar dan duduk di pangkuanku.” Lalu pembawa pesan Tuhan berputar dan duduk di pangkuannya. ”Apa kau masih melihatnya?” kata Khadijah. “Ya”, dia menjawab, kemudian Khadijah melepaskan jilbabnya dan melepaskan penutupnya selagi pembawa pesan Tuhan masih duduk di pangkuannya. Kemudian Khadijah bertanya kepadanya, “Apa kau masih melihatnya?”. Dia berkata, “Tidak”. “ O sepupu,” Khadijah berkata,” tabah dan gembiralah, dalam Tuhan aku katakan kepadamu itu adalah malaikat, bukan setan.” Ibn Ishak kemudian juga berkata, “Dan Khadijah juga mengatakan tradisi ini kepada Abd Allah Ibn Hassan dan dia berkata, ”Aku mendengar ibuku Fatema Bent Hussain menceritakan tradisi ini dalam kisah Khadijah, dan juga aku mendengar dia berkata bahwa Khadijah membiarkan pembawa pesan Tuhan berada diantara tubuh dan bajunya, dan pada waktu itu Jibril pergi meninggalkannya. Sehingga dia berkata pada pembawa pesan Tuhan bahwa ini jelas adalah malaikat bukan setan.” Bukti ini dikutip Ibn Hesham dalam biografi dari Mohammad, sebagaimana dituliskan oleh Ibn Ishak. Buku ini, “Al Sira Al Nabawia”, telah diteliti kebenarannya oleh Mostafa Al Sakka dan Ibraheem Al Ibiary dan Abd Al Hafeez Shalaby, dan dicetak di Dar Al Ma’aref, di Beirut Lebanon, pada tahun 2001. Sheik Khalel Abd Al Kereem telah menuliskan tentang anekdot ini juga dalam bukunya , “Al Nass Al Mo’asses” atau “Tulisan Dasar Pembentuk”

Muhammad: Maksud anda anekdot yang anda ceritakan?

Bpk.Zakaria: Ya. Dia menggunakan ini, dan juga dia menggunakan buku lainnya. Saya hanya mengutip di tempat dimana saya menemukannya. Dan saya juga harus membaca buku, “Al Nass Al Mo’asses”, oleh Sheik Khaleel Abd Al Kereem dan saya menemukan hal ini tertulis dalam buku ini. Dalam buku ini yang berjudul “Al Nass Al Mo’asses”, jilid I, halaman 63 dan 64. Dia berkata, “ Muhammad berkata, O Khadijah” (ini adalah jibril, cerita yang sama), Khadijah berkata padanya, “Oh sepupuku, datang dan duduk pada paha kiriku,” maka dia duduk. Dan Khadijah bertanya padanya, ”Apakah kau masih melihatnya?” ,dia berkata, “ya”…sampai pada akhir ceritanya. Dan Khadijah berkata padanya pada akhir cerita tersebut, ”Oh, demi Tuhan ini adalah malaikat, bukan setan.” Dan penulis memberikan daftar buku referensinya, ”Tareekh Al Islam” oleh AL Thahaby, halaman 60. “Al Khasa’es Al Kobra” oleh Al Siouty, halaman 218 dan 219. “Al Sira Al Halabiya”, oleh Al Halaby, jilid I halaman 386. “Al Sira Al Nabawia”, oleh Ibn Hesham, buku yang kita kutip sebelumnya. Dan juga, “Tareekh Al Tabary”, jilid 2 halaman 298, dan “Al Sira Al Nabawia”, oleh Ibn Katheer, “Al Sira Al Shamiya”, jilid 2 halaman 314, dan “Hayat Muhammad”, kehidupan dari Muhammad, oleh Haykal halaman 152, dan “Muhammad Rasool Allah”, pembawa pesan Tuhan, oleh Nasser Al Deen, halaman 105. Dan uraian “Hawamesh Al Shaikh Abd AL Haleem Mahmoud”, dan anaknya Muhammad, dan “Al Rasool In Ramadan” oleh AL Kharbotly halaman 31, dan “Muhammad”, oleh Tawfeek Al Hakeem, halaman 24. Semua ini adalah buktinya. Beberapa orang berkata kepada kami, ”Tetapi ini adalah sebuah tradisi. Tidak ada persetujuan diantara negara-negara Islam”. Atau “Tidak tidak, ini adalah tradisi yang dibuat-buat, ini adalah tradisi orang Israel”. Tetapi saya mengutip semua buku-buku referensi ini dengan tujuan untuk menunjukkan ada tanda tanya yang besar. Yang ingin saya anda perhatikan adalah, apa bukti yang digunakan cerita ini untuk membangun fakta bahwa ini adalah malaikat, bukan setan?

Muhammad: Saya sendiri, sangat tertekan mengetahui ini.

Bpk. Zakaria : Saya hanya menunjukkan anda sebuah perbandingan. Anda menanyakan kepada saya tentang bukti dalam Kekristenan, saya memberitahukan anda, merubah kehidupan dan penggenapan dari nubuatan. Tetapi satu-satunya bukti yang dikutip dari buku-buku Islam tentang pewahyuan, adalah seperti ini.

Muhammad: Sepanjang yang anda tahu, tidak ada bukti lainnya?

Bpk. Zakaria : Saya tambahkan sesuatu. Yunes dalam kisah dari Ibn Ishak mengatakan, "Abd Allah Ibn Al Hassan Ibn Aly Ibn Aby Taleb menceritakan, "Aku mendengar Fatema anak dari Hussain, yang adalah ibunya, menceritakan tradisi ini dalam kisah dari Khadijah. Dan juga aku mendengar Fatema berkata, bahwa Khadijah menyelipkan pembawa pesan Tuhan diantara tubuhnya dan bajunya (ya benar, di dalam bajunya), yang membuat Jibril pergi.” Hal ini dituliskan dalam Al Sira Al Nabawiya, sebuah biografi nabi yang ditulis oleh Ibn Ishak. Ini adalah lanjutan yang lain dari anekdot aneh yang sama. Saya masih mengutip dari buku Sheik Khaleel Abd Al Kereem. Dan ini bukanlah kata-kataku sendiri; saya tidak memiliki hak untuk berbicara. Ini semua adalah buku-buku referensi Islam. Sheik Khaleel Abd Al Kereem dulu adalah seorang pengacara dalam pengadilan agama. Sampai dia wafat, dia masih mengenakan sorban dan jubahnya. Mari kita lihat apa yang dia katakan disini: ”Dan akhir dari anekdot yang luar biasa ini adalah pengujian orang yang datang kepada Muhammad, yang dikatakan “temanmu”, oleh seorang perempuan yang disucikan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dia malaikat atau setan. Pengujian ini diadakan dengan bimbingan Waraka Ibn Nawfal. Sheik Khaleel Abd Al Kereem mengutip “Al Sira Al Halabiya”, jilid 1 halaman 406. Dia menguraikan: “Sebenarnya Waraka Ibn Nawfal menyuruh dia hanya untuk membuka tudungnya, tetapi untuk membuat yang besar, yaitu Muhammad, duduk di pahanya kemudian di pangkuannya, kemudian menyelipkan dia di bawah bajunya adalah sesuatu yang dibuat dan rencanakan sendiri”. Khaleel Abd Al Kereem bertanya: ”Dan mengapa itu terjadi?” dan dia sendiri menjawab: “Ini dapat dihubungkan kepada kasih sayang ibunya, yang begitu besar kepada nabi, bahkan sampai ia berumur 43 tahun. Ini sepanjang yang terkait dengan ibunya, tetapi terkait dengan pihak yang tunduk, sehingga pembaca tidak boleh salah mengerti,lalu dia telah menjadi contoh untuk ketaatan dan perubahan. Khadijah berkata duduk di pahaku, dan dia duduk, datang pada pangkuanku, dan dia datang. Menyelip diantara baju dan tubuhku, dan dia masuk ke dalam“. Dia lanjut berkata, “Sebenarnya ini adalah anekdot yang sangat ganjil.” Pernahkah anda mendengar tentang ini sebelumnya?

Muhammad: Saya belum pernah mendengarnya.

Bpk. Zakaria: Dan saya percaya bahwa penonton juga belum pernah mendengarnya. Ini adalah cerita yang sangat manis. Biar saya lanjutkan. Saya lanjutkan dengan apa yang dikatakan Khaleel Abd Al Kereem. Dia berkata,” Hal ini menunjukkan sesuatu kepada siapapun yang memiliki satu iota kecerdasan, bahwa pihak yang tunduk mulai melihat istrinya sebagaimana anak melihat ibu yang dikasihinya, yang mendapatkan kesenangan dengan cara menyenangkan dan memuaskannya, dan apapun yang dia perintahkan harus dilakukan segera. Karena seorang ibu yang penuh kasih sayang akan memberikan apa yang baik dan bermanfaat untuk dia, bahkan jika dia tidak tahu siapa dibalik perintah ini dan tujuan dibelakangnya.” Dia melanjutkan ini, dengan berkata, “Disini kita menemukan contoh yang jarang, contoh ekstrim yang jarang dari ketaatan kepada yang disayangi, atau sedikit kehilangan diri sendiri untuk orang yang disayangi. Ini juga mengingatkan kita kepada peribahasa, ”dua tubuh dalam satu roh.” Kemudian dia melanjutkan, ”Tetapi kita bertanya: apakah ini selalu ada dalam jiwa atau pengorbanan diri sendiri atau kesatuan yang utuh?”. Dia menyimpulkan,”Pilih apapun yang kau suka. Tetapi ini adalah bukti bahwa gambaran ini lebih biasa dari sulfa merah, seperti yang saya katakan cinta bapak-anak, atau anak- bapak kepada istri-ibu atau ibu-istri.” Sebenarnya semua ini memerlukan pemikiran kembali atau dikatakan dengan cara lain, karena mentalitas abad 21 sangat berbeda dengan mentalitas abad pertama setelah hijrah. Apa bukti dari pewahyuan? Apakah itu bukti? Apa bukti yang dapat diberikan? Seseorang harus berpikir dan mengerti. Buku-buku ini harus diubah dan dianalisa, tidak untuk membuat sesuatu yang baru. Tetapi mereka harus menjelaskan mengapa ini terjadi dan mereka harus memunculkan kesimpulan yang meyakinkan sehingga pikiran bisa menerimanya.

Muhammad: Pertanyaan yang lain.

Bpk.Zakaria: Silahkan

Muhammad: Tidak dapatkah setan turut campur dalam proses pewahyuan?

Bpk.Zakaria: Jadi, tidak bisakah setan ikut campur dalam proses pewahyuan? Sebuah pertanyaan yang beralasan. Sebenarnya, saya teringat akan yang dituliskan dalam buku Asbab Al Nozool, tentang alasan pewahyuan dalam Al Quran. Uraian pada Surah An Najm 53, pasal 19 dan 20, dituliskan: ”Maka apakah patut kamu menganggap Al Lata dan Al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian”. Semua ini adalah berhala yang telah disembah, tiga berhala; Al Lata dan Al Uzza dan Manah. Muhammad memberikan kata-kata disini yang mana Al Imam El Nassafy dan Al Jalalyen mengatakan tentang itu: El Nassafy berkata: dia(Muhammad), semoga damai ada atasnya, sedang mengumpulkan umatnya, yaitu , di tempat dewannya, dan membaca surah yang berkata: ”Sebagaimana bintang-bintang tak berpindah, penyertaanmu tak pernah sesat atau dia bersalah, sampai dia mencapai bagian yang berkata apakah patut kamu menganggap Al Lata dan Al Uzza dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian?”. Lidahnya telah terseleweng. Siapa yang mengatakan ini? El Nassafy sendiri dalam bukunya Asbab El Nozool. Dia berkata bahwa lidah dari Muhammad terselewengkan, dan berkata,”Dewa-dewa yang besar ini, yang turut campur tangan mereka sangatlah indah.” Nassafy melanjutkan berkata, ”Dan diberitakan bahwa Jibril, semoga damai berada atasnya, memberikan perhatiannya pada hal ini, jadi dia pergi dan mengatakan kepada mereka bahwa ini adalah dari setan.” Ini adalah uraian dari El Nassafy, jilid 3 halaman 161. Jadi, sebagai jawaban kepada pertanyaan anda: dapatkah setan turut campur? Jelas, ya, tentu saja.

Muhammad: Tetapi kami tahu sewaktu Islam bangkit, akhirnya menghancurkan seluruh berhala-berhala tersebut.

Bpk.Zakaria: Ya berhala yang telah disembah tersebut.

Muhammad: Ya, dan meninggalkan dewa dan dewi tersebut, yang mengambil bentuk berhala.

Bpk.Zakaria: Tetapi, sebagaimana dikatakan disini, setan datang, menurut Al Nassafy, dan menyelipkan kata-kata padanya, kata-kata ini, dengan tujuan untuk menyenangkan orang Quraish. Dan pada saat orang Quraish mendengar tentang itu, mereka semua berlutut dan menyembahnya bersama dengan Muhammad, dan mereka berkata, ”Nabi menyembah Tuhan kita”. Bahkan mereka mengirimkan surat kepada orang yang pindah ke Eithopia, dan mengatakan kepada mereka, “Sekarang kami telah bergabung dengan orang-orang Quraish.” Sehingga mereka yang pindah kembali lagi. Juga pada uraian Al Galalyn, tentang hal ini dimana nabi, semoga damai dan doa ada diatasnya, mulai membaca Surah Al Najm di kumpulan Qorashite, tepat setelah kata-kata: ”Apakah kalian semua mempertimbangkan Allat dan Al U’zza dan Manat yang lain yang tergolong pada tempat ketiga?” setan turun, pada kata-katanya, hal yang dia (Muhammad) tidak sadari. Dan ini yang diturunkannya, “Dewi-dewi yang besar ini yang turut campur tangan adalah sangat indah.” Dalam tulisan Arab ini berarti, ”Dewi-dewi yang sangat-sangat cantik,” atau sangat dikagumi. Dan mereka bersuka cita akan berita tersebut. Kemudian Jibril berkata padanya tentang kata-kata yang setan masukkan atau dibacakan melaluinya. Sehingga Muhammad sangat bersedih. Dan dia sangat terhibur oleh ayat-ayat ini. Katakanlah, dia menemukan penghiburan dari ayat-ayat ini. Imam Abu Ga’far Al Nahass, dalam uraiannya pada kejadian dewi-dewi ini, ”Setan datang dalam pembacaan dari pembawa pesan, semoga damai dari Tuhan dan doa ada padanya.” Ini dalam bukunya, ”perubahan dan yang diubah dalam Al Quran”, halaman 225. Ini adalah pertanyaan yang timbul dari orang yang dapat berpikir. Bagaimana setan dapat mengucapkan kata-kata melalui lidah dari sang pembawa pesan? Bagaimana setan dapat menyusun ayat yang terdengar seperti ayat Al Quran, sehingga Muhammad sendiri tidak dapat mengatakan bahwa itu bukanlah ayat Al Quran?

Muhammad: Tak dapat diragukan, setiap orang yang berpikir benar akan menolak hal seperti itu.

Bpk.Zakaria: Dan tebak? Ini terjadi pada masa dimana Allah Tuhan dari Al Quran, menantang orang untuk datang dengan ayat-ayat yang sama dengan ayat-ayat dalam Al Quran, sebagaimana dalam Surah 2 Al Baqara ayat 23: ”Jika kamu dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami, buatlah satu surat yang semisal Al Qur’an, dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” Tetapi disini kami menemukan setan membawa bagian seperti itu. Itu sangatlah mirip sehingga nabi tidak dapat mengatakan perbedaan antara itu dan perkataan Jibril. Anda akan membaca ini pada uraian Al Nassafy jilid 1 halaman 68. Apakah anda melihat maksud saya disini? Ya. Dan pada Surah 10 Yunus, ayat 38 berbunyi, ”Atau mereka mengatakan “Muhammad membuat-buatnya”. Katakanlah : maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siap-siapa yang dapat kamu panggil selain Allah, jika kamu orang-orang benar” Baiklah, setan telah membawa sesuatu yang mirip dengan itu. Bukankah ini aneh? Hal ini terdengar sangat ganjil. Ini tidaklah mudah. Dan lagi, dalam Surah 11 Hud, ayat 13 dituliskan juga: “Bahkan mereka mengatakan : “Muhammad telah membuat-buat Al Qur’an itu”, Katakanlah :” maka datangkanlah sepuluh surat yang dibuat-buat yang menyamainya”. Imam Al Nassafy mengomentari hal ini dengan berkata, ”Anggap saya membuat-buat hal ini, lalu mengapa engkau tidak membuat kata-katamu sendiri yang serupa dengan yang telah aku katakan? Tetapi hal mengenai dewi-dewi? Bukankah ini dibuat? Dan bahkan ini terelewati tanpa diketahui. Tidak seorang pun menyebutkan perbedaannya. Lagi, pada Surah 17 Al Esraa’, ayat 88, kami membaca: ” Sesungguhnya jika berkumpul manusia dan jin untuk membuat yang serupa Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dia.” Nassafy menjelaskan ini, dengan berkata: ”jika mereka saling membantu dan membuat sesuatu yang serupa dengan Al Quran dalam kefasihan berbicara dan urutan serta pengaturan yang sangat indah ini, mereka tidak akan dapat membuat sesuatu yang seperti itu.” Jadi setelah banyak tantangan ini, pembawa pesan Tuhan tidak dapat melihat perbedaan antara yang dari setan atau Jibril.

Muhammad: Tetapi sisipan yang telah anda sebutkan tidak disirkulasikan dalam Al Quran saat ini bukan? Atau malah ya?

Bpk.Zakaria: Ya memang, mereka adalah bagian yang dihapuskan.

Muhammad: Dan mereka tidak ada lagi disana.

Bpk.Zakaria: Yah, bukankah Jibril yang mengatakan padanya? Bukankah dia yang mengatakan bahwa itu bukan dari Tuhan, dan itu dari setan? Lalu kemudian Tuhan menghapus kata-kata setan. Ya, anda menanyakan pertanyaan, apakah itu mungkin? Dan saya katakan itu mungkin. Tetapi tidak di dalam Kekristenan. Kita tidak mempunyai hal yang seperti itu. Dan isu ini mengenai dewi-dewi..suatu hari di ruang bicara…kami memiliki ruang bicara untuk mendiskusikan hal-hal seperti ini.

Muhammad: Tetapi orang berkata tentang setan datang untuk mencobai Kristus dan mencoba untuk menggodaNya. Bagaimana pendapat anda?

Bpk.Zakaria: Saya katakan Kristus mengalahkan setan, dan tak pernah menyerah terhadapnya. Dia tidak menerima perkataannya. Setan melawan. Alkitab berkata bahwa sadar dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Muhammad: Seperti singa yang mengaum.

Bpk.Zakaria: Benar, tetapi Kristus, dengan kekuatan dari kekudusannya, mampu untuk mengalahkannya, dan tidak menyerah kepadanya. Masalahnya disini memberikan kesempatan setan untuk masuk, sehingga mereka mengatakan hal yang lain. Mereka katakan, ”Tradisi ini palsu, ini dibuat oleh orang Israel”, atau itu hanya dibuat oleh seorang narator, itu tidak berdasarkan pada kesepakatan dari seluruh Negara. Tetapi itu disebutkan oleh Al Nassafy dan Al Galalayn dan komentar-komentar di dalamnya, dan dalam “Asbab Al Nozool” oleh Al Wahedy, dan “perubahan dan yang diubah dalam Al Quran”, oleh Ibn Salama dan “Nasb Al Majaneek” oleh Shaikh Al Albany dan juga dalam buku oleh Abu Ga’afar Al Nahass yang berjudul “perubahan dan yang dirubah”.

Muhammad: Dalam sisa acara ini, saya ingin bertanya: apakah manusia dapat ikut campur dan memasukkan sesuatu dalam buku yang diwahyukan?

Bpk.Zakaria: Manusia biasa? Oh, ya. Anda mengingatkanku pada sesuatu yang sangat aneh. Dalam Al Quran, Al Siouty mengatakan dalam bukunya ”Al Etqan Fi Ulom Al Quran”, halaman 53 dan 54. Dengarkan apa yang dikatakannya: dia mengatakan disini, ”Tuhan meletakkan kebenaran pada lidah dari Omar, Pembawa pesan, nabi dan dalam hatinya.” Ibn Omar berkata, ”Tidak ada yang disingkapkan kepada orang-orang”, dan dia berkata, “Dan Tuhan mewahyukan Al Quran dengan cara yang sama sebagaimana Omar mengucapkan sesuatu.” Dan Ibn Mardaweh mengutip dari Kisah Mogahed, ”Kapanpun Omar menyusun sebuah pendapat, itu akan diwahyukan nanti di dalam Al Quran.” Omar ibn Al Khatab. Dan AL Bokhary mengutip, sebagaimana dengan yang lain pada kisah Anas,”Omar berkata, aku berhubungan dengan Tuhanku pada 3 hal. Aku berkata, oh pembawa pesan Tuhan, mengapa tidak kita contoh tempat suci Abraham sebagai tempat untuk berdoa? Dan kemudian ayat seperti itu diwahyukan: ”Contoh tempat suci Abraham sebagai tempat untuk berdoa.” Dan aku berkata, ”Oh pembawa pesan Tuhan, lelaki sopan dan tak sopan datang kepada istri-istrimu, mengapa engkau tidak menyuruh mereka memakai tudung? Dan kemudian, ayat tentang tudung diwahyukan, dan kemudian, pada saat aku berkata kepadanya,“ Jika engkau menceraikan mereka,” ayat mengenai ancaman perceraian diwahyukan. Dan ada yang ke empat, mengenai tawanan perang Badar. Saya masih mengutip Al Siouty. Mengenai tawanan perang Badar. Ini sangatlah penting. Sangat penting. Apa yang dia katakan disini? Istri-istri pembawa pesan, semoga damai Tuhan dan doa ada besertanya. Berkumpul untuk melawannya dalam kecemburuan, dan aku berkata kepada mereka, itu adalah Omar yang berkata, ”Mungkin dia harus menceraikan kalian, Tuhannya akan memberikan dia istri yang lebih baik daripada kalian”. Dan ayat tentang ini diwahyukan dalam jalan yang sama. Omar mengatakan sesuatu, dan ayat akan diwahyukan sama seperti apa yang diucapkannya. Islam mengutip, pada kisah dari Ibn Omar, bahwa dia berkata, ”Aku berhubungan kepada Tuhanku dalam 3 hal.” Dan ini adalah kutipan yang lain. Disini dia berkata tentang hal mengenai tudung dan tawanan perang Badar dan tempat suci Abraham. Dan Ibn Abi Hatem mengutip Anas, berkata, ”Omar berkata, aku berhubungan dengan Tuhanku dan Tuhan menghubungiku dalam 4 hal.” Pada saat ayat ini diwahyukan: “Kami menciptakan manusia dari tanah liat.” Dan pada saat ayat ini diturunkan, aku berkata, ”Terpujilah Tuhan, pencipta yang terbaik” dan begitulah dituliskan. Terpujilah Tuhan, pencipta yang terbaik,” dia juga mengutip Abd Al Rahman Ibn Abi Laila, bagaimana seorang Yahudi bertemu dengan Omar Ibn Al Khatab dan berkata kepadanya, ”Ini adalah Jibril, yang temanmu katakan tentangnya, adalah musuh kami.” Katakanlah, bahwa Jibril, yang berbicara kepada Muhammad, adalah musuh untuk orang Yahudi. Omar berkata, ”Siapa yang menjadi musuh Tuhan dan malaikat-malaikatNya dan pembawa pesanNya, seperti Jibril dan Mikael, sebagaimanapun Tuhan adalah musuh dari orang yang tidak beriman.” Ini adalah yang Omar katakan. Dia lanjut mengatakannya, “Dan ayat diwahyukan persis seperti apa yang Omar katakan.” Dan begitu seterusnya. Ada sesuatu yang lain juga. Yang berkata tentang kejadian dari calumny, mengenai Aisah. Saad Ibn Ma’az berkata, ”Terpujilah Engkau, ini adalah kebohongan besar.” Dan ayat diwahyukan seperti yang dikatakannya. Ada dua orang, teman dari Muhammad; Zaid Ibn Haretha dan Abu Ayoub,yang juga mengatakan ini: “Terpujilah Engkau, ini adalah kebohongan besar.” Dan ayat tersebut diwahyukan sebgaimana diucapkan tersebut.

Muhammad: Waktu kita sudah habis, dan ini cukup untuk sekarang. Terima kasih banyak. Penonton yang terkasih, saya hanya dapat berkata, pada saat dihadapkan pada isu ini memberikan kejutan dan perasaan luar biasa. Saya belum pernah mendengar hal seperti ini sebelumnya. Tetapi mari saya bacakan sebuah ayat dari injil Matius pasal 12 ayat 19. Berbicara tentang Kristus. Ayat ini berkata, ”Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya”. Tolong angkat hatimu kepada Tuhan besertaku. Terima kasih, pada tamu kita yang terhormat, dan pemirsa yang terkasih. Pada layar, anda akan melihat alamat situs internet dimana anda dapat mengirimkan pertanyaan, kami menyambut baik seluruh pertanyaan anda. Jika anda ingin mendapatkan Alkitab, kami sangat senang mengirimkannya gratis. Terima kasih, semuanya. Sampai berjumpa lagi.

No comments:

Post a Comment