Wednesday, January 5, 2011

Kumpulan dari Al Qur’an dan Salinan yang Dibakar (Ep 29)

Episode 29 – Kumpulan dari Al Qur’an dan salinan yang dibakar

Muhammad : Para penonton yang terkasih, senang menyambut anda kembali pada acara kita, ”Pertanyaan-pertanyaan tentang Iman”, dan kita sambut tamu terhormat kita, Pendeta Zakaria aria Botros. Selamat datang,pak.

Bpk.Zakaria : Terima kasih

Muhammad : Penonton yang terkasih, pada episode sebelumnya kita berbicara tentang bukti-bukti pewahyuan. Tetapi pada episode ini, kita akan berbicara bagaimana Alkitab disusun, dan bagaimana Al Qur’an juga. Mari saya bagikan beberapa ayat dari Alkitab yang berbicara tentang firman Tuhan: ”Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. Karena Tuhan kita menguji hati dan tujuan kita. Pertanyaan pertama kita adalah: bagaimana Alkitab disusun sehingga menjadi seperti sekarang ini?



Bpk. Zakaria : Sejak permulaan Alkitab, sejak zaman Taurat, yang telah dituliskan melalui ilham kepada Musa sang nabi, kita lihat bagaimana Musa menekankan suatu fakta yang penting, yang merupakan alasan Alkitab bertahan terus. Pada kitab Ulangan, yang ditulis oleh Musa sang nabi, tertulis: ”Dengarlah, hai orang Israel, TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

Muhammad : Siapa yang anda maksud dengan “Israel” disini? Apakah kita berbicara mengenai Israel sekarang ini?

Bpk. Zakaria : Ya, itu adalah orang-orang yang kemana Tuhan datang kepadanya, untuk menyelamatkan umatNya.

Muhammad : Jadi kata “Israel” disini tidak menunjuk pada Israel saat ini?

Bpk. Zakaria : Tidak, bukan Negara Zionis Israel. Bukan zionis hari ini. Aku berbicara tentang umat Tuhan, orang yang sama yang disebutkan oleh Al Qur’an, orang Yahudi. Al Qur’an menyebutkan tentang mereka juga. Musa pada Ulangan 11 berkata: “Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu. Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun; engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.” Apakah anda melihat fokus dan penekanan untuk mempertahankan firman Tuhan dan memasukkannya ke dalam ingatan? Dan juga mengenai raja: Tuhan memerintahkan, ”Aku mau mengangkat raja atasku, seperti segala bangsa yang di sekelilingku, maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kauangkat atasmu. Dari tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau mengangkat seorang raja atasmu”, dan pada saat raja itu datang…mari kita dengan apa yang dikatakan Dia katakan kepadanya: ”Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi“. Sehingga ada buku yang disimpan di rumah Tuhan dengan para imam dan orang Lewi dari mana ia menyalinnya.“ Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya supaya jangan ia tinggi hati terhadap saudara-saudaranya,” dan seterusnya. Jadi menjaga dan memelihara firman Tuhan adalah suatu hal yang penting. Bahkan Al Qur’an menyaksikan fakta ini. Al Qur’an berkata tentang ahli kitab, “mereka mengetahui kitab seperti mereka mengetahui anak mereka sendiri.” Kitab selalu disimpan di rumah Tuhan orang Yahudi. Dan pendeta akan membaca itu dengan lantang ke seluruh bangsa. Bahkan pada saat mereka ditawan, mereka memiliki jalan untuk menyembunyikannya pada ruang tersembunyi di bawah tanah di bawah rumah Tuhan, sehingga pada saat mereka kembali dari penahanan mereka mendapatkannya kembali. Ezra dan Nehemiah, kitab yang sama. Jadi Alkitab telah bertahan. Juga pada Perjanjian Baru, para rasul menulis tentang Kristus pada pasal tertentu atau surat-surat dan Injil, yaitu “Kabar baik”, dan salinan mereka disimpan di gereja-gereja. Tidak seorang pun diizinkan untuk mengubahnya sedikit pun. Dan itulah mengapa Alkitab terjaga dan bertahan, bahkan oleh karena kesaksian Al Qur’an itu sendiri. Tidak ada satu pun pernyataan dari Al Qur’an yang diarahkan kepada Alkitab (Injil), bahwa itu salah atau diubah atau dipalsukan. Saya berkata tentang Injil. Tetapi tentang Taurat, ada ayat yang mengatakan bahwa beberapa orang Yahudi merubah atau menyimpang keluar dari konteksnya. Ini berbicara tentang menyalahartikan maknanya. Tetapi mengenai Perjanjian Baru, kami tidak menemukan satu ayat pun yang menyatakan itu telah melalui perubahan, pemindahan, penghapusan atau pencabutan ayat atau bahwa seseorang telah memalsukannya. Dan seperti inilah Tuhan menjaga firman-Nya tak berubah dan tak tergantikan.

Muhammad : Jadi salinan yang anda gunakan sekarang, apakah itu identik dengan salinan yang lama?

Bpk. Zakaria : Secara umum ya. Tetapi untuk menyelidiki sampai ke subjek dari manuskrip kuno kita memerlukan keseluruhan episode berbeda dari yang kita diskusikan hari ini. Apakah kita dapat menunggu lain waktu?

Muhammad : Ya, tentu saja, jika Tuhan berkehendak. Ada pertanyaan lain; bagaimana Al Qur’an disusun?

Bpk. Zakaria : Bagaimana Al Qur’an disusun. Kami tahu tentang Alkitab, dan sekarang kita menuju Al Qur’an. Al Qur’an, faktanya sebagaimana yang saya baca di ensiklopedia dan buku-buku referensi, mereka menyebutkan Al Qur’an telah disusun sebanyak 4 kali. Pertama kali, mereka katakan itu disusun pada zaman nabi, pada saat dia hidup. Dari ingatan sahabat-sahabat nabi, dan mereka menyebutnya penyusunan ini di dalam pikiran, tidak tertulis. Tetapi sebagian dari itu tertulis di kertas, kertas yang terbuat dari kulit. Dan juga batu putih tipis, pelepah pohon palem, dan tulang pundak unta. Jadi, Al Qur’an tidak disusun pada Muhammad dalam bentuk buku. Tidak ada salinan musshaf sampai kematiannya pada tahun 632, pada tahun 10 setelah hijra. Jadi itu tidak disusun dalam bentuk buku tapi dalam ingatan hati dan pikiran. Susunan pertama yang pernah ada, dalam buku, adalah pada waktu Abu Bakar Al Seddeek. Pada saat banyak dari pengingat-pengingat dari Al Qur’an wafat dalam pertarungan dan perang, Omar menasihatkan Abu Bakar untuk menyusun Al Qur’an dalam bentuk buku. Omar Ibn Al Khattab menyadari banyak pengingat Al Qur’an terbunuh pada perang Islam, terutama pada perang Yamama, di bawah Abu Bakar, pada tahun 11 setelah hijra. Setahun setelah wafatnya pembawa pesan. Oleh karena itu, Omar bergegas kepada Abu Bakar dan memintanya untuk menyusun Al Qur’an dalam satu salinan, agar itu tidak hilang. Setelah itu Abu Bakar menyuruh Zaid Ibn Thabet untuk melaksanakan tugas ini, yaitu, menyusun Al Qur’an. Tugas ini selesai, dan seluruh Al Qur’an disusun dalam 7 huruf, maksudnya cara baca yang berbeda. Salinan ini disimpan pada Abu Bakar, kemudian pada Omar, lalu Hafsa anak perempuan Omar setelah ia terbunuh. Dan kepada salinan inilah Uthman mereferensikan, pada saat dia menuliskan salinannya sendiri, lalu kemudian dia mengembalikannya kepada Hafsa. Setelah Hafsa wafat, Marawan Ibn Al Hakam, raja Medina, memegang salinan ini, yang dianggap sebagai referensi asli sebagaimana Muhammad membacanya. Kemudian dia menghancurkannya, menyobeknya, dan menghilangkannya dari adanya. Siapakah itu? Marawan Ibn Al Hakan. Dimana ini diberitahukan?

Muhammad : Maaf..tahun berapakah itu?

Bpk. Zakaria : Setelah kematian Omar. Setelah kematian Omar, Yah. Dan tentunya, setelah kematian Hafsa. Anda dapat menemukan ini dalam Saheeh Al Bokhary, bagian Al Fath, penaklukkan, tradisini nomer 4000. Dan juga pada Dala’el Al Nobowa oleh Al Bokhary, jilid 3 halaman 277. Juga pada buku Al Siouty, “Al Etqan Fi Ulom Al Qur’an”, jilid 1 halaman 60. Dan pada buku yang berjudul “Al Masahef”, oleh Al Sajestany. Ini bukunya, “Al Masahef”. Ini tidak akan jelas karena sampulnya glossy. Jadi, inilah tahap pertama dalam penyusunan Al Qur’an dalam sebuah buku.

Muhammad : Dan itu menghilang.

Bpk. Zakaria : Ya, itu dirusakkan. Dirusakkan oleh tangan dari Marawan Ibn Al Hakam. Sekarang kita masuk ke dalam tahap penyusunan paling penting dalam sejarah, dimana dilakukan pada zaman Uthman Ibn Affan memerintah. Uthman melihat Muslim saling membunuh karena perbedaan atau kontradiksi diantara 7 bacaan. Anda tahu Al Qur’an memiliki 7 cara baca yang berbeda, atau huruf. Sehingga dia menyuruh agar Al Qur’an disusun kembali, pada tahun 25 setelah hijra. Sehingga mereka menyusun 7 Al Qur’an yang berbeda. Dia mengumpulkan seluruh pembawa cerita dan mencoba untuk mengumpulkan seluruh pembacaan dari Al Qur’an. Mereka berakhir dengan 7 Al Qur’an yang berbeda. Tentu saja mereka harus mereferensikan pada salinan yang dikumpulkan oleh Abu Bakar Al Sedeek, yang disimpan pada Hafsa sebelum Marawan Ibn Al Hakam menghancurkannya. Jadi apa yang dilakukan Uthman, bingung dengan 7 macam salinan Al Qur’an , dan orang-orang saling membunuh karena kontradiksi yang terdapat di dalamnya? Dia ingin mengakhiri perkelahian ini. Jadi apa yang dia lakukan? Dia membakar 6 salinan, dan hanya menyimpan satu salinan. Sebuah tindakan yang sangat aneh dan ganjil, sebuah tanda tanya yang besar. Bagaimana mungkin 6 salinan dibakar kemudian hanya meninggalkan satu? Ini adalah hal besar yang harus dipikirkan ulang. Sekarang, salinan Uthman tidak memiliki titik ataupun vokal.

Muhammad : Tidak ada vokal sedikitpun.

Bpk. Zakaria : Tidak ada vokal. Tak ada titik juga. Anda tidak dapat melihat perbedaan B dari T dan N, atau dari Y atau yang lainnya. Anda dapat membacanya dalam buku Al Sajestany, halaman 7. Dia membuat salinan dari salinan yang terakhir ini, yang disebut “salinan utama”. Dan itu yang disebarkan ke seluruh Negara Islam pada saat itu.

Muhammad : Anda katakan tadi, Uthman membakar 6 salinan. Berapa banyak salinan yang ada sebenarnya disana? Apakah ada lebih dari 6 atau 7?

Bpk. Zakaria : Oh, ya, banyak lagi. Tetapi biarkan saya menyelesaikan tentang penyusunan ini, dan selanjutnya, ingatkan saya akan pertanyaan ini.

Muhammad : Baiklah.

Bpk. Zakaria : Sekarang, Al Qur’an disusun pada zaman yang lain sewaktu dinasti Omaiad. Pada saat itu alfabet Arab tidak memiliki vocal, dan oleh karena itu kaum Omaiad di Irak menyiapkan sebuah salinan baru dari Al Qur’an, sepenuhnya memiliki vocal, dengan tujuan untuk menghindari kesalahan pembacaan. Jadi saat ini terdapat inovasi baru. Tidak ada vocal sebelumnya. Dalam ensiklopedia Arab singkat,pada bagian tipis ini. Pada halaman 690, tertulis, ”Pada saat terlalu banyak kesalahan pembacaan pada Al Qur’an…” saya pikir jika saya melihat lebih ke atas akan lebih efektif. Halaman 690. Pada halaman ini, tertulis, ”Pada saat terlalu banyak kesalahan dalam pembacaan Al Qur’an, dia menyuruh Nasr Ibn Assem untuk memvokalkan itu”. Siapa yang menyuruh? Al Hajaj Ibn Yussef Al Thaqafy, ini terjadi pada tahun 660 AD, sampai 714. “Dan pada saat terlalu banyak kesalahan dalam pembacaan Al Qur’an, dia menyuruh Nasr Ibn Asssem untuk memvokalkannya. Dan yang terakhir itu adalah seorang orator yang fasih yang suka menggunakan kata-kata hebat yang tidak biasa dan mengutip puisi untuk berbicara”. Sehingga Al Hajaj Ibn Yussef Al Thaqafy menulis sebuah Al Qur’an baru denga vocal, dan titik, dan seterusnya. Ini tertulis dalam buku oleh Al Sajestany, dalam seluruh buku yang berkaitan dengan Al Qur’an dan sains tentang Al Qur’an sebenarnya. Dikatakan disini mengenai Al Hajaj Ibn Yussef Al Thaqafy, pada halaman 49: disini, Al Haja mengganti, pada halaman 49. Ini adalah hal yang sangat serius, dan celakanya, tidak ada yang menyadarinya. Tidak seorang pun yang benar-benar tahu tentang ini. Ini adalah bagian dalam apa yang Al Hajaj Ibn Yussef telah tuliskan dalam Al Qur’an. Abd Allah menceritakan kepada kita, bahwa Al Sajestany menceritakan kepadanya, bahwa Abbad Ibn Sohaib menceritakan, bahwa Al Hajaj Ibn Yussef yang telah merubah salinan Uthman pada sebelas kesempatan. Dia berkata, mereka seharusnya ada dalam Surah 2 (Al Baqara). Kata-kata “lam Yastasana” dan “Onthor” diganti dengan “Lam Yastasnaho”. Dia terus menuliskan perubahan yang dibuat, 11 huruf diganti oleh Hajaj di dalam Al Qur’an. Jadi, mari kita tanyakan disini, jika saya boleh katakan sebagai manusia yang berpikir, bukankah Al Qur’an ada dalam loh tanah liat yang bertahan, dan bukankah itu diturunkan dalam loh tanah liat. Seharusnya seperti itu. Dan diberitahukan kepadanya, “baca”, dan dia berkata, ”Aku tak bisa membaca”. Baca, dan Tuhan adalah lebih baik dari pada yang dituliskan dengan pena.

Muhammad : Ya, bacalah dalam nama Tuhanmu, yang menciptakan…

Bpk.Zakaria : Baiklah, kemudian. Bagaimana huruf-huruf ini dapat diubah? Bagaimana mereka dapat dibakar? Bagaimana mereka dapat dihancurkan? Ini adalah hal yang orang harus tanyakan, hal-hal ini perlu ditegaskan. Salinan Irak dianggap sebagai salinan asli yang digunakan saat ini dalam dunia Islam. Anda dapat menemukan ini dalam buku Al Siouty yang berjudul “Al Etqan Fi Uloom Al Qur’an”, halaman 351. Sangat banyak tahapan dalam menyusun Al Qur’an. Hal ini menimbulkan banyak keraguan. Dan ini menjadi subyek dari banyak pertanyaan. Bagaimana ini bisa sesuai logika dan beralasan? Dan bagaimana ini sesuai dengan klaim yang mengatakan Al Qur’an terjaga dalam loh-loh tanah liat, tak berubah, dan kita melihat semua hal ini terjadi? Sebagai Muslim, kepada siapa anda memberikan hidup anda? Jika ada seorang Muslim yang mau hidup dalam hidup yang benar yang menjamin dia ada dalam jalan yang benar menuju hidup yang kekal, yang dia harapkan, dan kemudian dia menghadapi semua tulisan ini. Versi mana yang dia ikuti? Jalan mana yang dia ikuti? Semua ini memerlukan pertimbangan.

Muhammad : Baik, kembali kepada topik. Anda menyebutkan bahwa Uthman membakar 6 salinan Musshaf. Apakah ada lebih dari 6 Musshaf pada saat itu?

Bk. Zakaria : Ya, sejujurnya, banyak. Terlalu banyak. Anda akan menemukan ini dalam buku yang diistimewakan oleh Al Sajestany. Penulis wafat pada tahun 613 setelah hijrah. Pada seluruh halaman bukunya sampai halaman- seluruh bukunya 320 halaman maaf 224, yaitu pada halaman terakhir, dia menyebutkan setiap Musshaf yang ada disana dan dia memberikan ringkasan tiap-tiapnya. Dia mencatat semua Musshaf yang ada pada saat itu. Berapa banyak yang dia sebutkan? Dia mencatat 26 Musshaf, atau salinan dari Al Qur’an yang terdapat pada saat itu.

Muhammad : 26?

Bpk. Zakaria : Dia mengurutkannya dari namanya, dan memberikan sedikit catatan setiapnya.

Muhammad : Dapatkah anda sebutkan beberapa dari mereka?

Bpk. Zakaria : Ya, tentu saja. Musshaf dari Omar Ibn Al Khattab dari Aly Ibn Abi Taleb, Musshaf dari Obai Ibn Aby Ka’ab also Salem budak dari Hothayfa, salinan dari Abd Allah Ibn Maso’od, salinan dari Abo Moosa Al Asha’ary , Musshaf dari Abd Allah Ibn Omar, Musshaf dari Abo Zaid , Musshaf dari Ma’ath Ibn Gabal, dan itu dari Abd Allah Ibn Abbas , Musshaf dari Abd Allah Ibn Al Zobair, Musshaf dari Aisha , Musshaf dari Om Salma, istri nabi, Musshaf dari Obaid Ibn Omair Al Leithy, Musshaf dari Ayya’ Ibn Aby Rabbah, Musshaf dari Akrama, Musshaf dari Mogahed, Musshaf dari Saeed Ibn Jobair , Musshaf dari Al Aswad Ibn Zaid, Musshaf dari Alqama Ibn Qais, Musshaf dari Muhammad Ibn Aby Moosa , Musshaf dari Hattan Ibn Abd Allah Al Raqashy, Musshaf dari Saleh Ibn Keesan, Musshaf dari Taha Ibn Masraf, and Musshaf dari Al A’amash. Hal yang lucu tentang semua ini, adalah semua musshaf itu adalah bukan salinan yang sama dari Al Qur’an yang sama. Tidak sama sekali. Ini adalah buktinya. Disini, dalam kata-kata Al Sajestany, halaman 5, dia mengatakan bahwa Abd Allah Ibn Maso’od, yang merupakan pengingat dari Al Qur’an. Dia mengingat 70 surah dari pembawa pesan. Dia mengatakan terdapat lebih dari 1700 kontradiksi. 1700 kontradiksi, apakah ini diketahui atau dipahami? Atau hal ini telah ditutupi dengan baik?

Muhammad : Saya penasaran apa yang terjadi dengan seluruh salinan tersebut.

Bpk.Zakaria : Tidak ada disana. Tidak juga disini. Dia juga mengutip banyak kesalahan dan kontaradiksi. 1700. Dan banyak contoh disini. Salah satunya, sebagai contoh, saya menemukan ini pada sebuah buku yang diterbitkan di Kuwait, buku ini berjudul, ”Kamus pembacaan Al Qur’an”,” Mo’ogam Al Qera’at Al Qur’ania”, dituliskan oleh 2 cendekiawan muslim Doctor Abd Al Aal Salem Makram, dan Doctor Ahmed Mokhtar Omar. Buku ini diterbitkan oleh Dar Al Salasel di Kuwait, dan dicetak pertama kali di tahun 1982, dalam 6 jilid. Itu telah diterbitkan sendiri oleh University of Kuwait. Mereka katakan dalam buku ini, bahwa sebagian besar salinan Musshaf ditulis sampai waktu Uthman Ibn Affan, yang memerintahkan seluruh bentuk yang dia sahkan untuk dibakar. Seperti salinan dari Aly Ibn Abi Taleb dan dari Ibn Maood dan Obai Ibn Ka’ab. Dan juga dia berbicara mengenai cara membaca Al Qur’an. Ada 7 cara, yang disebut sebagai 7 leburan, dan 3 cara lain yang disebut utuh(integral), dan 4 cara lain yang disebut tak lazim. Dia berbicara tentang 7 cara baca, yaitu Nafe’ dan Qaloon, dan seterusnya. Sekarang kita masuk kepada yang utama, bahwa pembacan berbeda dalam tiap cara, ada kontradiksi disini. Dalam buku ini bahkan disebutkan bentuk-bentuk perbedaan. Yang pertama: perbedaan pengucapan. Yang kedua: perbedaan vokal. Yang ketiga: perbedaan kalimat atau uraian. Yang keempat: penggantian dari kata-kata yang serupa. Yang kelima: perbedaan penjajaran. Yang keenam: penambahan dan penghilangan kata-kata tertentu.

Muhammad : Bapak pendeta, sebelum kita kehabisan waktu, ada pertanyaan yang mengatakan, ”Anda mengatakan seluruhnya tentang Al Qur’an dan Islam, bagaimana dengan Injil? Anda memiliki 4 buah Injil.” Bagaimana anda menjawabnya?

Bpk. Zakaria : Sebenarnya, kami tidak menyebutnya 4 Injil. Mereka adalah 4 kabar baik, karena kata gospel dalam bahasa Yunani berarti, ”kabar baik”. Jadi gospel atau Injil adalah satu, tetapi orang yang memberitakan kabar baik, dia yang membawa Injil dan memberitakannya. Kami menyebut mereka evangelis. Sebagai contoh, Matius. Dia menuliskan dalam bahasa aslinya bahasa Yahudi, Injil yang sama kepada orang Yahudi. Markus melakukan yang sama. Lukas juga memberitakan kabar baik, dan Yohanes juga memberitakan kabar baik. Tetapi Injil itu sendiri satu dalam esensinya, karena topiknya adalah satu, dan subyeknya satu, yaitu, kehidupan dan pekerjaan dari Tuhan Yesus, seperti kematianNya untuk orang lain, penebusanNya untuk manusia dari dosa, dan darahNya yang ditumpahkan untuk manusia dengan tujuan untuk keselamatan. Subyeknya hanya satu, tetapi orang yang ini pergi ke sana dan mengabarkan injil, dan yang lain lagi pergi dan menginjili di tempat yang lain lagi, dan yang ketiga disana. Jadi mereka disebut dengan nama mereka, hal yang sama dengan surah dalam Al Qur’an memiliki nama. Sebagai contoh, surah dari sapi, surah dari semut-semut. Apakah ada sapi yang menuliskan surah? Tentu saja tidak. Tetapi ini menjadi sebutan untuk surah.

Muhammad : Ada beberapa tuduhan yang mengatakan bahwa Injil-Injil memiliki perbedaan diantara mereka. Apa pendapat anda?

Bpk. Zakaria : Ya, penuduh harus memberikan buktinya. Jika anda mengatakan dimana kontradiksinya, saya akan menjelaskan dan mengklarifikasikannya. Tetapi biar saya sebutkan perbedaan yang mereka selalu tanyakan –silsilah keturunan dari Tuhan Yesus. Sekilas anda menemukan silsilah dalam Matius, berbeda dengan silsilah yang disebutkan dalam Lukas. Tentu saja, jika anda membacanya, anda akan melihat kontradiksi yang jelas. Dan mereka akan meneriakkan ini dengan keras, ”Ini sebuah kontradiksi!” tenanglah, dan coba untuk mengerti latar belakangnya sebelum menuduhnya. Matius menulis pada orang Yunani sehingga dia menulis silsilah Kristus dalam cara yang sesuai hukum, karena ada hukum dan peraturan dalam Perjanjian Lama, bahwa jika seseorang mati tanpa mempunyai anak laki-laki, saudaranya harus menikahi jandanya dan anak dari pernikahan ini harus dituliskan dalam nama dari saudaranya yang mati, meskipun faktanya dia adalah anak dari yang hidup. Jadi disini anda mungkin memiliki dua nama yang berbeda untuk ayah. Yang ini mungkin ayah yang resmi menurut hukum, dan yang ini adalah ayah yang asli atau ayah kandungnya, karena dia adalah yang menikahi saudara iparnya dan mempunyai anak darinya. Dan ada juga dari garis keturunan melalui Yusuf dan yang lain dari perawan Maria. Jadi tidak ada kotradiksi yang nyata, mereka hanya terlihat seperti itu. Tetapi bila anda pelajari, anda akan menemukan kebenaran tentang mereka.

Muhammad : Pertanyaan akhir, dan kita hanya punya sisa 2 menit. Apa yang ingin anda katakan tentang ini semua? Kita menerima banyak pertanyaan, terutama hal yang anda katakan terasa sangat bermusuhan terhadap Muslim dan Islam. Apa yang anda katakan tentang ini?

Bpk. Zakaria : Saya katakan, hmm, motivasi saya sebenarnya adalah kasih. Tidak ada sedikitpun permusuhan kepada siapapun. Mengatakan kepada seseorang, ”Tolong, carilah jalan menuju kekekalan…”, apakah saya menyerangnya? Saya mencintainya. Akan lebih mudah untuk melepaskan mereka pergi kemanapun mereka pergi, tetapi karena mencintai orang lain agar mereka tidak binasa, saya mengatakan kepada mereka untuk berpikir, tidak lebih. Tidak kurang.

Muhammad : Jadi apa yang anda ingin katakan kepada Muslim sekarang, adalah bahwa anda ingin mereka membuka mata mereka kepada jalan kekekalan.

Bpk. Zakaria : Benar sekali. Jalan untuk menyelamatkan jiwa mereka, karena manusia berdosa secara natural, dan dikutuk untuk kematian yang kekal. Tuhan menyediakan jalan kepada keselamatan dan penebusan, yaitu Kristus, yang datang sebagai penebus. Mengapa anda sendiri menolak jalan kepada keselamatan? Tanpa alasan?

Muhammad : Terima kasih, bapak pendeta. Penonton yang terkasih, Tuhan Yesus berkata bahwa: ”Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." Teman-temanku yang terkasih beberapa yang telah diucapkan mungkin menyakitkan dan menyerang. Tetapi hal ini memang sebenarnya sangat menyedihkan, dan beberapa hal yang disebutkan memang terdengar lucu. Tuhan memerintahkan kita untuk menyelidiki firman dan menguji mereka, oleh karena itu, penonton terkasih, angkat hatimu kepada Tuhan dan carilah Dia, untuk mengetahui kebenaran yang kudus. Terima kasih. Sampai bertemu lagi.

Bpk. Zakaria : Terima kasih banyak

No comments:

Post a Comment