Thursday, August 19, 2010

Tritunggal dalam Kekristenan (Part 4)

Episode 4

Pembawa Acara: Para penonton yang saya kasihi, senang sekali bisa berjumpa lagi dalam program kami “Questions About Faith” (Pertanyaan-Pertanyaan tentang Iman). Senang sekali bisa menjawab semua pertanyaan dan kebutuhan anda. Sebuah suka cita juga buat kami karena Bapak Pendeta Zakaria Boutros bisa hadir di sini, selamat datang Bapa.

Bpk. Zakaria : Terima kasih, sama-sama.

Pembawa Acara: Dalam tiga episode sebelumnya , kita telah membahas mengenai Tuhan atau Allah dalam Kekristenan, dan bahwa Kekristenan percaya hanya pada satu Allah yang setia. Dan tidak ada tiga Tuhan dalam Kekristenan. Bapa, bisa anda memberikan kesimpulan singkat dari apa yang telah kita bahas sebelumnya agar penonton tetap bisa mengikuti diskusi ini.

Bpk. Zakaria : Untuk kesimpulan dari seluruh 3 episode sebelumnya, ada sebuah pertanyaan yang sering kali diajukan. Kenapa kita mempersulit diri kita sendiri dengan mengatakan bahwa ada Tritunggal dalam diri Tuhan kita. Tidakkah akan lebih mudah mengatakan bahwa Tuhan itu hanya satu. Dengan rasa hormat, saya katakan bahwa di masa kanak-kanak, manusia hanya menerima kenyataan-kenyataan yang mudah saja, tapi begitu dia berkembang dan menjadi dewasa,dia akan mulai untuk menganalisa segala sesuatu. Alkitab mengatakan bahwa Roh menganalisa segalanya sampai pada kedalamannya Tuhan. Dalam 3 episode sebelumnya, kita telah menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang Tritunggal, apakah hal ini kemudian diartikan sama dengan bahwa kami percaya pada tiga tuhan? Dan pada waktu itu kita telah sampai pada kesimpulan bahwa Tritunggal tidak sama artinya dengan tiga tuhan; Tritunggal adalah lebih dari pada lambang dari tiga pribadi dalam diri Allah. Allah kami yang hanya satu itu memiliki sifat dalam diri-Nya; Dia harus ada secara nyata. Dalam hal ini, kita menyebutnya dengan Bapa, yang adalah sumber dari keberadaan itu sendiri. Dan demikian juga saat kita memanggil-Nya Bapa, tidak ada maksud untuk memberikan pengertian tentang jenis kelamin atau pengertian secara jasmani atau hal menjadi ayah; sama halnya juga saat kita memanggil seorang laki-laki dengan sebutan bapak.

Seperti yang telah kami katakan, kata-kata mungkin tidak selalu perlu diambil artinya secara harafiah; kata-kata itu mungkin juga mempunyai arti secara kiasan. Sifat dari keberadaan Allah itu yang kami sebut dengan Bapa, sifat dari rasa tanggung jawab, pengetahuan atau kepandaian adalah yang kami sebut dengan Putera, dan sifat dari kehidupan itu yang kami sebut dengan Roh Kudus. Jadi Tuhan itu adalah satu, dengan tiga sifat dasar pribadi: keberadaan, kepandaian dan kehidupan. Inilah Tritunggal kami.

Pembawa Acara: Sangatlah penting untuk menekankan pada saudara-saudari kita yang beragama Islam bahwa Tuhan kita hanya satu, bahwa kekristenan percaya hanya pada satu Tuhan. Pertanyaan tentang Bapa adalah sebagai berikut: Al Qur’an mengatakan di Surat 5 “ Mereka yang mengatakan bahwa Allah itu adalah satu dari tiga tidaklah dipercaya; tidak ada tuhan kecuali Allah” Bagaimana munurut Bapa?

Bpk. Zakaria : itu adalah pertanyaan yang sangat bagus. Al Qur’an atau Islam berkembang di Semenanjung Arab. Di Semenanjung Arab, orang menyembah dewa atau patung dan Kabah dulunya adalah sebuah rumah atau Kuil untuk patung-patung; di dalam situ ada lebih dari 360 patung. Hampir sama seperti satu hari diwakili oleh satu dewa. Ini adalah Kabah yang utama. Tapi di sana ada beberapa lagi kabah yang lebih kecil. Di antara patung-patung itu ada sebuah patung untuk dewa bulan yang mereka sebut dengan Elah. Dan dewi matahari disebut dengan El Lat, dia adalah istri dari dewa bulan. Mereka memiliki anak-anak, yang pertama adalah Manat, kemudian Al Uzza san Al-Lat. Orang Arab pada saat itu percaya bahwa bulan kawin dengan matahari dan melahirkan ketiga dewa di atas: Manat, Al-`Uzza and Al-Lat.

Tentu saja ketika Islam berbicara tentang Tuhan yang satu, secara langsung menyatakan bahwa tiga tuhan itu tidak ada, oleh karena itu ayat yang berikut ini ”Barangsiapa yang mengatakan bahwa Allah itu adalah salah satu dari yang tiga tidaklah mempunyai iman. Ayat ini mungkin saja berbicara mengenai sekte Mariamite

Pembawa Acara: Lalu bagaimana dengan sekte Mariamite yang pernah anda bahas sebelumnya?

Bpk. Zakaria : Kepercayaan itu memang mengakui adanya 3 tuhan. Orang-orang Mariamates itu sebelum memeluk agama Kristen, mereka menyembah dewi langit atau dewi surga yang disebut dengan Venus.

Pembawa Acara: Sebuah pertanyaan singkat; ayat yang mengatakan bahwa “Barangsiapa yang mengatakan bahwa Allah itu adalah salah satu dari yang tiga tidaklah mempunyai iman.” Apakah hal ini ada hubungannya dengan orang Kristen?

Bpk. Zakaria : Tidak sama sekali.

Pembawa Acara: Tapi mereka menerapkan ayat ini pada kita.

Bpk. Zakaria : Sekte ini muncul pada abad ke-5 setelah masehi.

Pembawa Acara: Dan hal ini tidak ada hubungannya dengan Kekristenan.

Bpk. Zakaria : Kekristenan sebenarnya menentang sekte ini, melarangnya dan menghukum para pengikutnya. Sekte ini sering kali mengatakan bahwa Tuhan kawin dengan Santa Maria dan dan menjadikan Maria seperti dewi surga atau Venusnya mereka, yang melahirkan Yesus. Ini tidak benar dan sungguh tidak dapat diterima. Ini adalah bukan yang kita percaya. Oleh karena itu, Al Qur’an mengatakan di Surat 5 ayat ke-116 ”Saat Tuhan berkata ”Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?” Tentu saja ini tidak pernah terjadi. Maryam bukanlah tuhan.

Pembawa Acara: Dan anehnya, Al Qur’an sendiri malahan membuktikan bahwa hal tersebut adalah hal yang salah. Mereka telah menjawab…..

Bpk. Zakaria : Bahwa Yesus menyangkalnya

Pembawa Acara: Mereka mengatakan bahwa “Dia tidak mengatakan begitu.”

Bpk. Zakaria : Dan ini adalah sama sekali bukan hal yang kita percayai.

Pembawa Acara: Jadi saudara-saudari Muslim yang terkasih yang mengatakan bahwa kami menyembah 3 tuhan, adalah sebuah kesalahan.

Bpk. Zakaria : Tentu saja!

Pembawa Acara: Al Qur’an menyangkal konsep-konsep tertentu mengenai Yesus.

Bpk. Zakaria : Saya ingin mengatakan bahwa sebelum seseorang menghakimi sesuatu, seharusnya orang tersebut melihat latar belakang sejarahnya terlebih dahulu. Sejarah dibalik semua itu adalah adanya klenik di abad ke-5 , dan klenik inilah yang disangkal dan ditolak oleh gereja, yang ternyata masih meninggalkan beberapa tempat di Arab dan saat Islam muncul, dengan gampangnya hal ini terulang lagi bahwa kekristenan seperti yang telah diulas diatas, disebut seperti itu karena adanya doktrin yang salah. Dan Islam mengaku bahwa Yesus pernah berkata,”Tidak, Aku tidak pernah mengatakan untuk mengakui aku dan ibuku sebagai 2 tuhan yang terpisah dari Engkau.” Jadi ini tidak bisa diterapkan pada kita sebagai orang Kristen.

Pembawa Acara: Saya ingin para penonton yang menyaksikan program ini untuk bisa menangkap tentang hal ini karena kita telah sering kali dituding melakukan penyembahan pada 3 tuhan karena adanya ayat di atas..

Bpk. Zakaria : Benar sekali. Beberapa orang di antara teman-teman Muslim kita tidak mau mengerti tentang hal ini. Jujur saja, mereka hanya ingin menolak dan tidak mau untuk membuka pikiran mereka, dan mereka takut akan pengertian yang sesungguhnya, merasa takut bahwa mereka akan datang pada kebenaran itu dan mungkin saja kebenaran ini ternyata kebalikan dari apa yang mereka percayai. Hingga dari awal mereka telah menutup pintu mereka, dan menyumbat telinga mereka dan membiarkan mulut mereka yang berbicara. Mereka malahan tidak mau mendengarkan, dan kalau pun mereka mau mendengarkan, mereka tidak ingin untuk mengerti, dan kalau pun mereka mau mengerti, mereka tidak akan mau untuk menerima, yang mereka mau hanya adalah mengeluh dan keberatan dan mencari-cari kesalahan. Belum lagi Islam sendiri terbagi dalam sebuah bagian yang besar.

Pembawa Acara: Puji Tuhan

Bpk. Zakaria : Barang siapa yang ingin mengetahui kebenaran, mereka akan mendapatkan kebenaran itu. Tapi mereka mencoba mendapatkan fakta-faktanya dari sumber yang berhubungan dengan islam. Makanya mereka tidak mendapatkan kebenaran itu; para pengajar yang fanatik tidak memberikan informasi yang benar pada mereka; tapi kita berusaha mendekati teman-teman kita yang telah mengerti dan kita berusaha untuk menyingkirkan semua rintangan yang telah semakin banyak waktu demi waktu. Dan kita berusaha untuk mencapai sebuah perjanjian. Ini adalah yang kita percayai. Apakah anda menemukan adanya kesalahan dengan hal ini?

Pembawa Acara: Anda benar Bapa. Saya masih ingat walau pun waktu itu saya masih kecil, kami dicekoki sesuatu yang masuk sampai ke dasar, bahwa Kekristenan adalah agama yang tidak terhormat dan merupakan agama yang percaya pada banyak tuhan. Jadi tolong jelaskan lebih lagi hingga kami bisa bilang ke orang-orang yang percaya tentang hal itu: “Apa yang kamu percayai tentang Kekristenan itu adalah salah.”

Bpk. Zakaria : Itulah intinya dari program ini, kita sedang mencoba untuk melakukan pendekatan ke saudara-saudara kita beragama Islam. Mencoba menerangkan tentang kekristenan kita dari cara pandang Islam dan bilang,”Lihatlah kekristenan kami; yang bukan merupakan sebuah perkumpulan penyembah dewa.”Dan saya mengucapkan terima kasih pada program ini, untuk persiapannya, untuk segala hal yang telah dilakukan agar bisa menjangkau saudara-saudara kita yang beragama islam.

Pembawa Acara: Kembali pada pertanyaan tentang ayat yang mengatakan “Barangsiapa yang mengatakan bahwa Tuhan adalah salah satu dari yang tiga tidaklah mempunyai iman.”

Bpk. Zakaria : Baik. Ayat ini menyangkal perkawinan antara seorang dewa dan seorang dewi yang hasilnya adalah anak-anak. Dalam hal ini, ada ayat lain dalam Al Qur’an di Surat 4 An Nisa ayat ke 101 yang mengatakan bahwa “Pencipta surga dan bumi – berbicara tentang Tuhan tentunya- bagaimana mungkin Dia bisa memiliki seorang putera, sedangkan dia tidak memiliki pasangan?” Pasangan maksudnya adalah seorang istri. Inilah yang disangkal oleh Islam yang juga ditolak dalam Kekristen.

Islam mengulangi dasar ini dalam Surat 112 yang mengatakan ”Katakanlah: ”Dia-lah Allah. Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” artinya adalah sesorang yang sama dengan-Nya. Dikatakan disini ”Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan.” Dia tidak sedang bericara tentang kita disini. Kami tidak percaya pada kelahiran secara lahiriah antara Bapa dan Putra untuk alasan apapun ; kami percaya bahwa Tuhan adalah Roh. Bagaimana mungkin roh bisa kawin dan memiliki seorang anak lahiriah? Dalam Surat 5 ayat 73 mengatakan, ”Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:” Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan.” Inilah iman Kristen kita. Kami tidak percaya akan adanya tiga tuhan, tapi kami percaya pada satu Tuhan – yang ada saat ini, yang berpengetahuan dan yang hidup. Dan tidak ada yang dapat menolak akan hal tersebut.

Pembawa Acara: Jadi saudara-saudari yang beragama Islam yang saya kasihi, ayat ini bukanlah berbicara tentang kami, ayat ini berbicara tentang kita. Kita sama-sama yakin tentang ayat ini. Kita tidak percaya bahwa Tuhan itu ada tiga.

Bpk. Zakaria : Jadi, kita orang Kristen dapat bergabung dengan orang muslim dan bilang bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan itu sendiri, dan Dia tidak memiliki rekanan yang lainnya. Dan tidak mempunyai rekanan yang lainnya.

Pembawa Acara: Dan sekarang kita tiba pada pertanyaan yang terakhir. Saudara kita disini bertanya “Tapi ternyata hal ini masih sulit untuk dimengerti. Bukankah seperti itu?” dapatkah Bapa mempermudahnya hingga kami dapat mengatakan pada saudara kita bahwa sebenarnya ini tidaklah terlalu sulit.”

Bpk. Zakaria : Pertama-tama, segala sesuatu yang ada hubungannya dengan Tuhan pastilah perlu untuk menjadi sulit. Kenapa? Karena Dia memang berada jauh di atas pengertian manusia dan walaupun hal-hal yang berhubungan dengan ketuhanan sulit dijelaskan, tapi hal-hal ini pastilah mempunyai alasan.

Pembawa Acara: Dapatkah anda menjelaskan hal ini sedikit lagi?

Bpk. Zakaria : Ketika sesuatu bertentangan dengan sebuah alasan, artinya hal itu tidaklah masuk akal. Contohnya, pernyataan bahwa Tuhan kawin dan memiliki seorang anak, hal ini tidaklah masuk akal, sulit untuk dimengerti, karena secara akal hal ini bertentangan – bahwa Tuhan adalah roh, dan bagaimana mungkin roh dapat kawin dan memiliki seorang putera secara nyata. Pernyataan ini sangatlah meragukan.

Tapi hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan memang sulit untuk diberi alasan, karena alasan itu sendiri terbatas padahal Tuhan tidaklah terbatas. Oleh karena itu sangatlah sulit dan susah buat manusia untuk menangkap Tuhan yang memang berada jauh dari akal manusia. Dibutuhkan sebuah anugrah untuk mengerti tentang Dia. Dan orang tersebut membutuhkan sebuah pencerahan / cahaya.

Seperti pencerahan yang dipancarkan oleh orang-orang Sufi, Kaum Sufi sangat dekat dengan kebenaran rohani yang ada hubungannya dengan pengetahuan rahasia-rahasia dari Tuhan. Ajaran Sufi berbicara tentang dasar-dasar dari pencerahan. Dan hal ini saling berhubungan dengan apa yang dipegang oleh Kekristenan; dan Alkitab sendiri mengatakan di 2 Korintus 4 ayat 6: Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Jadi Tuhan sendiri yang memberi kita pencerahan itu, tapi apakah peran kita di situ? Katakan: ”Tuhan, biarlah terang-Mu menyinari seluruh hidupku.”

Pembawa acara: Ya, Bapa. Sangatlah penting untuk bilang ke orang-orang itu apa peran mereka sesungguhnya.

Bpk. Zakaria : Saya akan berikan beberapa ilustrasi untuk membuat hal ini lebih mudah untuk dimengerti. Pertama-tama, sebuah alasan adalah terbatas, sedangkan Tuhan tidak dapat diukur - tidaklah terbatas. Oleh karena itu alasan yang terbatas atau kepandaian manusia tidak dapat menjawab Tuhan yang tidak terbatas itu. Kita pernah diceritakan tentang seorang pemikir yang pandai yang ingin mengerti tentang Tuhan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Singkatnya, dia ingin menangkap Tuhan dengan kepandaiannya. Tapi dia tidak berhasil. Hal ini hampir saja membuatnya menjadi gila. Beberapa waktu kemudian, dia diberikan sebuah mimpi. Dalam mimpi itu, dia melihat lautan yang tidak terbatas. Dia melihat seorang anak kecil yang sedang menggali sebuah lubang di atas pantai dan dengan sebuah ember ia berlari ke laut untuk mengambil seember air yang segera dia tuang ke dalam lubang yang tadi dia gali. Air dari ember itu mengisi lubang itu dan airnya terus merembes ke dalam. Dia pergi lagi dan membawa air dalam ember dan menuangkannya lagi ke dalam lubang itu. Lalu orang pandai itu bertanya kepada anak kecil itu,” Nak, apa yang sedang kamu lakukan? Aku sejak tadi melihatmu sedang berusaha mengisi lubang itu dengan air laut.”

Anak kecil itu menjawab,” Ya, dari tadi aku memang lakukan itu,”

Orang pandai itu bertanya: ”Kenapa kamu lakukan hal itu?”

Anak kecil itu menjawab ”Aku bermaksud untuk mendapatkan semua air laut itu dan menuangkannya di dalam lubang ini.” Orang pandai itu berkata:”Nak, apa kamu sudah gila? Apakan kamu pikir kamu dapat menuang air dari lautan yang luas ini ke dalam lubang yang sangat kecil ini?”

Anak kecil itu menjawab,”Kenapa tidak kamu katakan hal itu kepada diri kamu sendiri?” Kamu pikir kamu bisa meraih Tuhan yang maha kuasa dan maha besar itu dan mengemas Dia dalam pikiran mu yang terbatas itu?” Pemikir itu terbangun dan berkata ”Ampuni aku Tuhan.”

Hal –hal seperti itu sungguh berada jauh dari alasan dan kepintaran dan dibutuhkan sebuah tuntunan dari surga.

Saya ingin memberikan ilustrasi lebih jauh.

Ada seorang pria yang ingin meninggalkan Mesir, dan berencana untuk pergi ke Amerika, hanya sebuah contoh; Dia telah membeli sebuah mobil, sebuah Mercedes keluaran terbaru. Orang akan bertanya kepadanya: “ Bagaimana rencana anda untuk bisa pergi ke sana?” Ia akan berkata:”Saya akan terus mengendarai mobilku sampai mencapai Alex lalu aku akan sampai ke Mediteranian dengan mobil ini. Aku akan mengendarai mobil ini menyusuri jalan sepanjang Mediterania sampai saya mencapai Lautan Atlantik, dan aku akan terus menyetir sampai aku tiba di Amerika.” Apa? Apakah kamu sudah gila?” Dan pria itu akan menjawab:”Apa yang membuat hal ini jadi susah? Aku pokoknya terus saja menyetir mobilku.”

“Tapi mobil ini punya batasnya kemampuan; kamu mungkin saja bisa mengendarai mobil ini di darat, tapi kamu tidak bisa menggunakan mobil ini di dalam air. Kamu mungkin saja bisa mencapai Amerika dengan cara yang berbeda.”

Pria itu akan bertanya: “Bagaimana?” “Anda bisa menggunakan mobil anda yang sama dan mengendarainya sepanjang jalan menuju bandara, dan disitu anda dapat memarkir mobil itu, dan anda bisa naik pesawat yang akan membawa anda ke Amerika dan menurunkan anda disana. Tapi mobil anda tidak dapat mengantarkan anda ke sana.”

Kepandaian kita seperti mobil itu tadi. Seperti sebuah Mercedes. Sebuah mobil yang sangat bagus. Saya dapat mengendarainya ke banyak tempat, tapi saya tidak dapat mengendarainya untuk pergi ke surga. Dan pesawat dalam ilustrasi saya tadi adalah tangan Tuhan yang membawa kita dari bawah. Ini adalah kekuatan dan kemampuan Tuhan yang akan memampukan anda untuk mengerti. Ini adalah alasan mengapa Yohanes menuliskannya dalam Kitab Wahyu bab 1 ayat 10: “Pada hari Tuhan aku dikuasai Roh…” Dan ketika Yohanes sedang dikuasai oleh Roh, Tuhan membuka surga, dan Yohanes melihat hal-hal sepeti yang telah ia tuliskan.

Jadi peran saya adalah untuk mengatakan pada Tuhan, “Engkau telah melengkapi aku dengan kepandaian untuk kupergunakan melihat hal-hal yang dapat aku rasakan melalui akal sehat, perumpamaan dan juga untuk bisa mengambil kesimpulan-kesimpulan. Tapi untuk bisa melihat Engkau dan menangkap kebenaran-kebenaran yang luar biasa, aku membutuhkan Roh Kudus-Mu.”

Pembawa Acara: Tapi apa yang baru saja anda katakan tetap saja masih sulit untuk orang-orang Islam. Buat kita mungkin saja hal itu mudah untuk dimengerti, tapi apa yang baru saja anda katakan adalah sulit buat mereka. Dapatkah anda membuatnya lebih mudah? Atau tunjukkan kepada kami cara yang lebih jelas dan lebih sederhana .

Bpk. Zakaria : Baiklah. Yang anda butuhkan hanyalah berdoa pada Tuhan, dan katakan pada-Nya : Tuhan, ajarlah aku, nyalakanlah terangmu di hidupku dan biarlah aku mengerti hal-hal yang tidak aku tahu.” Saya akan ceritakan pada anda sebuah cerita yang bagus ini.

Ada seorang perampok, dia adalah seorang yang pemarah, dan hidupnya tidak ada damai sejahtera.

Dia adalah seorang penyembah matahari. Dia tidak mendapatkan kepuasan sedikitpun dari kebiasaannya menyembah matahari. Hingga suatu hari dia berdiri dan berkata “Matahari, kalau engkau adalah Tuhan, kenapa engkau tidak menyatakan dirimu padaku?” Dia terdiam sejenak lalu berkata lagi “dan Engkau, Tuhan, yang tidak aku kenal, nyatakanlah diriMu padaku.” Sebuah doa dari dalam hati. Dia ingin untuk dapat mengerti tapi dia tidak tahu caranya untuk bisa sampai pada Tuhan. Dan tiba-tiba saja, sebuah pikiran muncul di benaknya, seseorang berbicara padanya dalam pikirannya dan bilang bahwa “Kamu hidup di atas gunung; kamu adalah seorang perampok. Kamu tinggal di dalam gua, dan tidak jauh dari tempat kamu tinggal ada sekumpulan biarawan. Mereka juga hidup di gua sama seperti kamu.” Tentu saja para biarawan itu menyembah Tuhan sedangkan penjahat ini menyembah matahari – disitu letak perbedaannya. “Pergi pada mereka dan tanyakan pada mereka.” “Sebuah pikiran yang bagus,”pikir laki-laki itu. Mungkin pria ini menyukai ide yang terlintas itu karena dia ingin merampok para biarawan itu. Belum pernah sebelumnya terpiikir bahwa dia akan bisa mengeruk keuntungan dari para biarawan. Dan apabila ada sebuah pikiran yang menyeruak sepeti ini, inilah yang kita maksud dengan sebuah sinar pencerahan.

Lalu ia pergi ke para biarawan dan ia berkata: “Aku bingung. Aku menyembah pada matahari tapi aku tidak merasa puas. Tidak ada rasa nyaman dalam diriku. Aku perlu merasa nyaman. Lalu siapakah yang anda sembah?” salah satu dari biarawan itu menjawabnya “Kemarilah anakku yang terkasih, tetaplah disini dan aku akan menjelaskannnya padamu.” Si penyembah matahari itu bertanya terus menerus dan kepala biara menjawabnya sampai semua pertanyaannya terjawab, tapi pada saat yang sama kepala biara itu sedang mendoakan laki-laki itu – kepala biara itu sedang mengemis pada Tuhan atas nama dirinya. Dia katakan pada Tuhan,”Karena Engkau yang telah membawa anak ini ke sini, perlihatkanlah pada anak ini sebuah jalan. Terangilah jalannya ini dan tolonglah dia untuk mengerti dimensi kehidupan ini.”

Begitulah. Banyak orang jahat datang padanya hari demi hari untuk mendengarkan. Kepala biara tadi terus berdoa sambil menjawab pertanyaan dan tetap meminta Tuhan untuk menyatakan diri-Nya pada mereka. Hal ini terus saja terjadi sampai akhirnya orang-orang itu mulai menyadari bahwa dalam kasih-Nya yang begitu besar, Tuhan yang maha besar yang dicari-cari selama ini, sungguh-sungguh muncul dalam rupa manusia untuk menyatakan diri-Nya. Kamu tahu bahwa dalam Surat 7, Musa telah meminta Tuhan untuk menyatakan diri-Nya pada dirinya, untuk memperlihatkan diri-Nya padanya. Tuhan bilang padanya ”Kamu tidak akan dapat melihat Aku.” Dia berkata ”Lihatlah gunung itu, ketika gunung itu menjadi ada, kamu akan melihat Aku. Jadilah Tuhan menyatakan diri-Nya terhadap gunung itu. Gunung itu bergoncang dan Musa dicekam dengan ketakutan. Tahukah anda apa yang Al-Nasafi katakan? “Tuhan memberi kehidupan pada gunung itu, dan memberi gunung itu pengetahuan dan mimpi . Tuhan telah memberikan gunung yang adalah benda mati, hal-hal luar biasa seperti itu. Tuhan telah menyatakan diri-Nya pada gunung itu. Kata-kata yang ada dalam Al Qur’an tidak mengatakan bahwa Tuhan menyatakan diriNya pada Musa. Dia lebih menyatakan diriNya pada gunung itu. Pada gunung itu! Ini adalah kesaksian dari Al Qur’an “Tuhan telah menyatakan diri-Nya pada sebuah benda mati.

Pembawa acara: Mengapa orang berpikir ini adalah suatu hal yang berlebihan bagi Tuhan bahwa Dia sendiri yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia.

Bpk. Zakaria : Tuhan dapat menyatakan diri-Nya menjadi manusia. Tuhan dapat menyatakan diri-Nya menjadi orang Kristen. Tuhan dapat menyatakan diri-Nya menjadi orang Islam.

Pembawa acara: Tuhan telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik, lalu kenapa Dia tidak bisa menyatakan diri-Nya dalam bentuk manusia?

Bpk. Zakaria : Musa waktu itu dicekam oleh terror. Dia sangat ketakutan, saat dia melihat Tuhan, lalu kenapa Musa harus merasa begitu takut kalau dia memang tidak melihat Tuhan? Karena Tuhan telah berjanji padanya saat gunung disana itu muncul maka kamu akan melihat Aku. Sehingga Musa pasti telah melihat-Nya. Tuhan telah menyatakan diri-Nya dan Musa melihat Dia. Musa juga telah melihat Tuhan di waktu yang lain di antara semak yang terbakar. Al Qur’an mengatakan bahwa Tuhan berbicara di tengah-tengah semak-semak itu. Jadi intinya adalah berdoa pada Tuhan dan katakan pada-Nya “Tuhan, tolong aku untuk bisa melihat Engkau, atau biarkan aku melihat-Mu seperti yang pernah Musa alami. Engkau telah menyatakan diri-Mu pada Musa dengan cara yang ajaib. Bahkan bukan cuma Musa yang dapat melihat Tuhan tapi gunung itu juga bisa melihat-Mu. Aku ingin melihat Engkau, Aku ingin sinar- Mu sajalah yang menerangi aku.

Kembali lagi pada illustrasi tentang orang jahat dan para biarawan. Para biarawan itu berkata pada orang jahat itu “Yang Maha Besar, Tuhan yang tidak terlihat itu ingin menyatakan diri-Nya, untuk nampak di depan umatNya, untuk membantu mereka supaya mereka mengerti sifat-sifat-Nya, karákter-karakter-Nya, kebaikan-kebaikan-Nya. Oleh karena itu, Dia mewujudkan diri-Nya dalam tubuh Yesus Kristus. Dia telah menampakkan diri-Nya di hadapan Musa di atas gunung sama halnya waktu Dia menampakkan diri-Nya di antara semak-semak yang terbakar.

Dalam seluruh waktu hidupnya di dunia, Dia nampak sebagai manusia dalam bentuk tubuh jasmani yang diambil dari Santa Maria, dan Dia menyatakan diriNya melalui tubuh itu. Kita telah melihatNya, di dalam Dialah ada kasih Tuhan, kemurahan Tuhan. Kita telah melihat seluruh sifat Tuhan dalam pribadi Yesus Kristus. Jadi Yesus adalah gambaran yang menyatakan pada saya mengenai sifat-sifat Tuhan, karakter-karakter dari Tuhan – Kasih-Nya. Jadi Dialah jalan untuk mengetahui Tuhan itu sendiri.

Saya akan lanjutnya cerita yang tadi. Penjahat ini setelah mengalami pertemuan dengan para biarawan, setelah mengerti, setelah mempunyai hubungan dengan Yesus, setelah menerima Yesus dalam hidupnya, dia kemudian menjadi seorang Santo.

Namanya adalah si Hitam Musa, karena memang kulitnya hitam. Dia adalah seorang kulit hitam dan istrinya sungguh-sungguh telah diubahkan. Secara pikiran kita mungkin tidak mampu untuk menemukan suatu cara untuk tahu tentang Tuhan, tapi melalui doa, dengan meminta pada-Nya lewat doa, saya dapat katakan pada seperti ini: ”Tuhan, nyatakanlah diri-Mu padaku, perlihatkanlah padaku. Tunjukanlah diri-Mu padaku, sentuh hatiku, sinari hidupku dengan cahaya-Mu. Ajari dan pimpin aku dalam cara-Mu yang kekal. Saat kita berdoa pada Tuhan dan minta pada-Nya, Dia mendengarkan dan Dia menanggapi. Dia adalah Bapa; Dia mengasih manusia.

Pembawa Acara: Ini adalah inti yang utama. Kalau saja orang-orang Muslim mau menyadari bahwa Tuhan itu adalah Bapa, seorang bapak yang mengasihi, dan bukan pribadi yang semena-mena atau jahat; Dia telah mengorbankan hal yang paling berharga, atau Dia telah mengorbankan seorang pribadi untuk menebus umat manusia. Dapatkah anda menjelaskan hal ini dengan menggunakan bahasa anda sendiri?

Bpk. Zakaria : Anda pastinya dapat menjelaskan hal ini lebih baik dari saya. Anda telah mengalaminya sendiri dalam kehidupan anda, anda telah membuat sebuah lompatan yang besar dari hidup anda yang lama ke hidup yang baru, dari kegelapan kepada terang. Tapi secara alkitabiah, Alkitab mengatakan bahwa Tuhan itu adalah kasih. Teman-teman kita yang beragama islam menyatakan bahwa Tuhan mempunyai 99 sifat seperti; yang suka menghukum, yang maha kuasa, yang suka membanggakan diri dan lain sebagainya.

Pembawa Acara: Tapi juga masih ada yang lain lagi yaitu pengasih, pengampun, damai, yang suka merendahkan, yang menguatkan, tapi dari semua itu tidak ada sifat mengasihi.

Bpk. Zakaria : Tapi mengapa dia tidak membuatnya menjadi sosok yang penuh saja dengan hanya menambahkan sifat “mengasihi”? Apakah hal ini luput dari padanya?

Bukan seperti itu, dia tahu tentang hal itu tapi kemudian jadinya malahan perilaku yang satu dengan perilaku yang lainnya akan bertentangan. Tapi dalam Kekristenan Tuhan adalah kasih. Dia mengasihi dunia ini. Dan inilah peran saya untuk berdoa padaNya: “Tuhan, ajar aku dan tunjukanlah padaku diri-Mu, tunjukkanlah kasih-Mu padaku.

Pembawa acara: Masih ada lagi satu hal penting. Saat saya masih memeluk agama Islam, saya merasa takut sekali pada Tuhan. Tidak saja takut, tapi ketakutan. Karena Dia adalah Tuhan yang suka menuntut balas, dan Dia mengatakan bahwa semuanya ini akan pergi ke neraka, tapi sekarang saya tidak percaya lagi bahwa Tuhan itu seperti itu.

Saya ingin anda yang menjelaskan pada mereka bahwa Tuhan tidaklah seperti itu. Dia bukanlah Tuhan yang suka menuntut balas, Dia tidaklah kejam. Dia adalah Tuhan yang mengasihi, Dia adalah Bapa yang penuh kasih sayang.

Bpk. Zakaria : Tuhan Yesus mengatakan demikian. Dia mengatakan “Belajarlah dariku karena aku lemah lembut dan rendah hati. Karena Tuhan begitu mengasihi dunia ini. ”Begitu” artinya adalah sangat. Dia telah memberikan anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, hingga semua yang percaya pada-Nya tidak akan binasa, tapi memiliki hidup yang kekal. Tuhan telah menunjukkan kasih-Nya pada kita, padahal kita adalah orang yang berdosa, tapi Yesus rela mati untuk kita. Menunjukkan kasih, Dia melakukan semua itu. Teman-teman kita yang beragama Islam juga dapat melihat bahwa orang –orang Kristen itu memiliki kasih. Ini merupakan sebuah pembuktian supaya mereka dapat melihat bahwa Yesus Kristus itu adalah kasih. Sangatlah jelas tapi tetap saja orang tersebut harus berdoa dan mengatakan ”Tuhan, aku mau menikmati kasih-Mu. Limpahkanlah aku dengan kasih-Mu. Selimutilah aku dengan kasih-Mu. Tunjukanlah kasih-Mu itu padaku supaya aku juga mampu mengasihi-Mu” Seperti yang Alkitab katakana,”Kita mengasihi-Nya karena Dia mengasihi kita terlebih dahulu.” Saat seseorang menangkap kasih Tuhan, dia akan dicurahkan gairah dengan kasih dari Tuhan

Pembawa acara: Sebagai kesimpulan dari pembicaraan kita hari ini Bapa, nasihat apa yang ingin anda sampaikan pada rekan-rekan kita yang beragama islam untuk membantu mereka dalam menyeberang untuk meraih kebenaran yang kita pegang.

Bpk. Zakaria : Tentu saja pertama-tama kita menekankan kasih itu pada saudara-saudara kita yang beragama islam, dan kasih ini merupakan cerminan dan pewahyuan dari kasih Tuhan kita kepada mereka. Yang ingin saya katakan pada mereka adalah: bukalah telinga anda, bukalah pikiran anda, dan mulailah untuk berpikir sesuai dengan abad 21. Abad 14 telah berada jauh di belakang, orang-orang muslim dulu tidak mau untuk berpikir. Mereka masih mengikuti pola pikiran orang jaman dulu. Tapi kalau mereka mau membuka mata mereka, kalau mereka mengerti , mereka akan mendapatkan pencerahan. Saya menyarankan pada anda untuk berdoa pada Tuhan dan minta pada-Nya: ”Tuhan, terangilah jalanku dengan cahaya-MU.” Mereka harusnya mau untuk mendengarkan, dan mau untuk mengerti, dan berdoa pada Tuhan dan minta dibukakan membuka mata rohani dan hatinya.

Pembawa acara: Kita telah sampai pada kesimpulan akhir dari episode ini. Terima kasih Bapa. Dan saya yakin kita akan memiliki lebih banyak waktu untuk wawancara lagi dengan anda. Para pemirsa yang terkasih, kita dihadapkan pada sebuah kebenaran yang sungguh-sungguh. Anda harus dapat menangkapnya dan pastikan diri anda untuk percaya bahwa hal ini adalah sungguh-sungguh. Bahwa Tuhan mengasihi anda. “Tuhan rindu agar semua manusia diselamatkan, dan mengerti tentang kebenaran itu.”

Pemirsa yang terkasih, Tuhan tidak akan menuntut diri-Nya pada anda untuk. Tuhan tidaklah kejam. Tuhan mengasihi anda.

Permirsa, alamat kami akan muncul di layar kaca tv anda, bila anda mempunyai pertanyaan atau permohonan silahkan tulis surat kepada kami. Dan bila anda menginginkan sebuah kitab suci, kami akan dengan suka cita untuk mengirimkannya kepada anda secara gratis.

Terima kasih dan sampai jumpa lagi.

Sumber: http://www.siaranalhayat.com/pertanyaan-tentang-iman/

No comments:

Post a Comment