Tuesday, August 10, 2010

Tritunggal dalam Kekristenan (Part 1)

Episode 1

Pembawa Acara:

Para penonton yang saya kasihi, selamat datang dalam acara “Questions About Faith”. / Pertanyaan tentang Iman”

Merupakan sebuah kehormatan dan keistimewaan tersendiri untuk bisa menghadirkan Bapak Pendeta Zakaria Boutros, untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan kita.

Para penonton yang budiman, pertama-tama saya ingin memperkenalkan diri saya sendiri. Nama saya adalah Nahed Mahmoud Metwally. Saya dulu adalah kepala sekolah di sebuah SMP di Kairo. Dan pada 7 January 1988, saya dipertemukan dengan Tuhan yang maha besar dan Dia telah menyatakan diri-Nya sendiri dalam diri saya, dan hanya karena anugerah-Nya, saya telah menjadi percaya pada iman Kristen dan percaya pada Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.



Tentunya, ini sama sekali bukanlah hal mudah, karena banyak masalah yang kemudian muncul setelah itu. Saya harus meninggalkan negara saya, saya harus meninggalkan keluarga dan anak-anak saya supaya saya bisa tetap mengikuti Yesus, dan karena anugrah Tuhan saja, sejak 1988 sampai saat ini, saya masih bisa melayani Tuhan.

Selamat datang Bapak Zakaria.

Bapak Zakaria ini sudah sangat terkenal. Dia telah melayani Tuhan selama 45 tahun, dan kita percaya Tuhan memberikan Bapa ini dengan umur yang panjang agar tetap dapat melayani Dia dan hanya untuk nama-Nya.

Bapak, kami telah menerima banyak pertanyaan dari saudara-saudara kita yang berlatar belakang muslim. Pertanyaan mereka yang pertama adalah:

Mengapa kita mempersulit Kekristenan kita sendiri dengan adanya istilah Trinitas? Kenapa kita tidak mempermudahnya saja dengan mengatakan bahwa Tuhan itu hanyalah Satu, titik. Kenyataannya adalah banyak orang yang telah mempertanyakan tentang hal ini dan kami ingin kebijaksanaan dari Tuhan yang ada dalam diri Bapalah yang menjawab pertanyaan ini.

Bapak :

Banyak orang di banyak tempat menanyakan kami tentang kebenaran ini. Hal ini mempunyai banyak hubungan dengan teologi keislaman. Bagaimana mungkin Tuhan itu ada tiga dalam satu?

Kami sangat mengasihi saudara dan saudari kita yang beragama Islam, dengan kasih yang sama dengan saudara-saudara seiman kita. Oleh karena itu, kami hanya mencoba untuk menjelaskan tentang iman dan apa yang kita percayai, hingga saudara-saudara kita yang beragama Islam tahu bahwa kita bukanlah orang kafir, atau kita percaya pada banyak tuhan. Tapi bagaimana mungkin kita hanya percaya satu Tuhan, padahal pada kenyataannya Tuhan itu sendiri adalah Tritunggal, dan saya sangat senang sekali untuk menanggapi pertanyaan yang telah diajukan ini.

Saudara-saudara kita mengatakan bahwa hal tentang Tritunggal sangatlah sulit, pada hal pada kenyataannya hal ini tidaklah sulit sama sekali. Kita sebut saja bahwa Tuhan itu adalah satu dan kita lupakan tentang konsep yang sulit tentang Tritunggal yang katanya sangat sulit untuk ditangkap.

Saya ingin sekali mengatakan satu hal yang sangat penting, yang saya ingin katakan ke semua orang yang sedang menyaksikan acara ini sekarang.

Saya berharap anda akan dapat menyadari kenapa saya bilang seperti diatas dan kenapa Injil juga mengatakan demikian.

Ada sebuah kebenaran yang sangat penting, yang harus kita mengerti tanpa harus diminta. Ketika anda memiliki anak kecil dan anda ingin menjelaskan pada mereka sebuah kebenaran tentang ilmu pengetahuan, anak kecil itu pasti mengalami kesulitan untuk memahami hal tersebut. Pengetahuan dia masih sangat sederhana hingga kita harus mencoba menyederhanakan masalah tersebut untuknya.

Seperti contoh, kalau saya ingin mengatakan pada anak kecil bahwa saya sangat mengasihinya, saya tidak dapat mengatakan padanya seperti ini “Aku memiliki suatu perasaan yang sangat dalam terhadap kamu” tapi pada seorang anak kecil saya akan mengatakan ”aku menyayangimu sebesar ini,” dan anak kecil itu akan senang karena dia mengerti akan hal itu, bahkan beberapa orang akan mengatakan dengan cara “aku sayang kamu sebesar ruangan ini.” Dan dia akan mengerti akan hal itu dengan kita menyederhanakan kebenarannya. Ketika seorang tumbuh dewasa, pikirannya akan mencapai level kedewasaan tertentu, untuk orang lain, seorang lulusan universitas sebut saja untuk contohnya, anda tidak dapat mengatakan ”aku mencitaimu segini besar,” anda sepertinya mengejek kepandaiannya, untuk orang lain mungkin mengerti apa yang anda maksud dengan ”aku cinta kamu”, orang-orang tertentu malah akan mencari tahu apa ada motivasi tertentu, bagaimana anda mencintai dia dan kalau memang dia seperti itu, kenapa kita mesti membuatnya menjadi begitu rumit? Kenapa tidak mempermudahnya dengan hanya mengatakan aku cinta kamu saja? Tidak sulit sama sekali khan?

Kita dengan mudahnya meneliti hal-hal yang pokok dari pernyataan tertentu. Hal yang sama dapat diterapkan sama halnya untuk mengerti hal-hal tentang Tuhan. Ketika manusia kita ada pada level intelektual seperti kanak-kanak, Tuhan pastilah akan memberitahukan kebenaran tentang diri-Nya dalam bentuk yang sederhana, Tuhan memenuhi seluruh bumi, itu saja.

Pembawa acara:

Dapatkan Bapak jelaskan kepada kami apa yang dimaksud dengan “penyederhanaan?”

Bapak:

Ya, contohnya bahwa Tuhan adalah satu, Dia memenuhi alam raya ini, Dia memenuhi surga dan bumi. Ketika manusia ada pada level kanak-kanak, mereka menerima kenyataan bahwa Tuhan adalah Satu, dan bahwa Dia tidak mempunyai rekanan, ketika manusia mulai beranjak dewasa secara budaya, secara intelektual dan secara pengetahuan, logikanya mereka ingin menganalisa pernyataan bahwa Tuhan adalah Satu, apa maksudnya ini? Apa artinya Tuhan? Siapakah Tuhan itu? Apakah Dia sama seperti kita? Apakah Dia pandai? Apakah Dia hidup, atau apakah Dia hanyalah sebuah konsep?

Begitu banyak pertanyaan dan kita harus menjawabnya dan kemudian timbullah pewahyuan secara alkitabiah pada manusia, pada tahap manusia dewasa dan mulailah menjelaskan siapakah Tuhan itu, dan mulai merespon pada pertanyaan-pertanyaan yang sama seperti pertanyaan yang baru saja anda tanyakan pada saya, dan sama seperti yang sangat ingin diketahui oleh penonton kita. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu membutuhkan kepandaian untuk menjawabnya, jawaban-jawaban yang masuk akal, tapi yang lebih penting adalah jawaban-jawaban yang rohaniah, oleh karena itu Alkitab mulai menerangkan kenyataan bahwa manusia pada saat ada di level kanak-kanak dan sesaat setelah mereka mulai tumbuh, kenyataan yang khusus ini sebenarnya telah ditulis di Alkitab.

Rasul Paulus berkata di 1 Korintus 3: ayat 1 dan 2 ”Dan aku, saudara-saudara, (ini yang dikatakan sendiri oleh Rasul Paulus) pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani (maksudnya adalah dewasa, dewasa secara rohani) , tetapi hanya dengan manusia duniawi (apa maksduanya dengan ini? Kita akan melajutkan perikopnya), yang belum dewasa dalam Kristus (Aku hanya dapat berbicara pada kamu tetang hal-hal yang sederhana). Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras (karena seorang bayi hanya minum susu, akanlah gila bila memberi makan seorang bayi, sepotong daging keras misalnya. Bila kamu mencoba dan melakukan hal itu maka kamu akan kehilangan bayimu, tapi ketika bayi itu telah besar, barulah kita dapat memberikannya makanan keras). Oleh karena itu Rasul Paulus berkata , susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Tidaklah mungkin, oleh karena itu dia harus membuat segala sesuatu menjadi sederhana, oleh karena itu kita menyebut bahwa Tuhan adalah Satu, tapi kita juga mengatakan bahwa Dia adalah Trinitas, dan ini bukanlah hal yang kompleks.

Pembawa Acara:

Bapak, tolong jelaskan pada kami sedikit lebih jelas tentang Tritunggal, karena hal ini adalah sebuah halangan yang besar, yang orang muslim temui. Yang mereka mengerti adalah bahwa orang-orang Kristen, menyembah 3 tuhan, dan kami mau Bapa menjelaskan tentang Tritunggal ini dengan cara yang mudah sehingga orang-orang dapat percaya dan menerimanya.

Bapak: Bolehkan saya untuk menunjukkan sesuatu sebelum saya menjelaskan lebih lanjut tentang Trinitas.

Pembawa Acara: Silahkan, Bapa.

Bapak: Pokoknya adalah apakah kita benar-benar percaya ada 3 tuhan atau tidak?

Pembawa Acara: Benar sekali, ini adalah sebuah pertanyaan yang bagus.

Bapak: Kalau saya berbicara tentang Tritunggal saat ini, orang mungkin masih mempunyai pertanyaan tentang hal ini di benak mereka masing-masing.

Pembawa Acara: Anda benar sekali

Bapak: Yang akan kami jelaskan saat ini adalah bahwa Kekristenan percaya bahwa kami hanya menyembah pada satu Tuhan, yang tidak ada rekanannya dengan Dia. Oleh karena itu tidak akan dapat ada 2 atau 3 tuhan karena Tuhan adalah hal yang pada dasarnya adalah tidak terbatas, tidak dapat dihitung, kalau Tuhan adalah sebuah konsep, maka haruslah bisa diukur, bagaimana bisa ada tuhan yang ke-tiga?

Tuhan tidak dapat dihitung, Dia memenuhi jagad raya ini, kalau benar memang begitu, maka tidak ada tempat lagi untuk tuhan yang lain selain Dia. Ini adalah dogma / dasar dan Alkitab menjelaskan ini, bahwa kita percaya pada satu Allah yaitu Tuhan Yesus seperti yang tertulis dalam perjanjian baru juga di perjanjian lama. Saya telah menjelaskan sebuah pokok bahwa kita percaya akan satu Tuhan.

Pembawa Acara: Ya Bapa.

Bapak: Bisakah kita membaca beberapa ayat dari Firman Tuhan, untuk menjelaskan hal ini kepada para pemirsa?

Pembawa Acara: Banyak kali kita ditantang untuk membuktikan dari Alkitab bahwa Tuhan itu adalah satu, dan kita perlu ayat-ayat alkitab yang diambil dari perjanjian baru untuk membuktikan kesatuan dari Tuhan.

Bapak: Dalam kitab Injil Markus bab 12 pasal 29. Seseorang datang untuk bertanya kepada Tuhan Yesus, dan pertanyaannya adalah: Perintah manakah yang paling utama di dalam Perjanjian Lama? Apakah Hukum yang paling utama? “Yesus menjawabnya, Alkitab mengatakan “Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Dan Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.”

Ini adalah Hukum yang utama. Lalu Tuhan Yesus mengulang kembali ajaran yang ada di Perjanjian Lama yang juga ada dalam Bilangan pasal 6 ayat 4 sampai 9. Dia mengulang-ulang secara kata demi kata, Tuhan adalah Allah kita, Tuhan adalah satu, hal yang sama telah disampaikan berulang-ulang oleh para rasul. Rasul Paulus berkata dalam suratnya kepada jemaat di Roma di pasal 3 ayat ke 29, “bahwa hanya ada satu Allah.” Rasul Yakobus juga mengatakan hal yang persis sama di pasal 3 ayat 19 “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik!

Pembawa Acara: Pada kenyataannya ini adalah suatu hal yang sangat penting.

Bapak: Ya, ini adalah hal yang selalu kita katakan, ini adalah hal yang selalu kita ulang-ulang di dalam kepercayaan kita. Iman Rasuli kita mengatakan,”Kita percaya pada satu Allah, Pencipta langit dan bumi, yang kelihatan dan tak kelihatan.” Oleh karena itu, Kekristenan mempercayai hanya satu Tuhan, dan Islam sendiri menerima dan mengakui bahwa kita percaya pada Satu Tuhan.

Pembawa Acara: Tapi pada kenyataannya, Bapa, saudara-saudara kita kaum muslim tetap mengatakan pada kami, ”Kalian menyembah 3 tuhan.” Kami dituding dimanapun kami berada bahwa kami menyembah 3 tuhan, itulah kenapa kami perlu menekankan hal ini bahwa kami hanya menyembah satu Tuhan

Bapak: Kita memang hanya percaya pada satu Tuhan, tapi sekarang mari kita lihat ke belakang pada pertanyaan anda perihal topik dari tiga tuhan – saya belum melupakannya.

Pembawa Acara: Kami persilahkan.

Bapak: Lalu apa hubungannya dengan Trinitas, bukankah itu tadi pertanyaan anda?

Pembawa Acara: Namanya memang seperti itu, jadi apakah Kekristenan percaya bahwa hanya ada satu Tuhan tanpa ada yang lain-lainnya?

Bapak: Benar dan kita sudah menjawab pertanyaan ini.

Pembawa acara: Bukankah ajaran gereja mengenai Tritunggal jadi merupakan sebuah bentuk dari ketidaksetiadaan dan adanya hubungan dari tuhan yang lain dengan Tuhan yang sesungguhnya. Haruskah kita membahas pertanyaan ini satu per satu atau bolehkah saya melanjutkannya?

Bapak: Silahkan, terus saja.

Pembawa acara: OK, jadi siapakah yang telah mengatakan bahwa Tuhan adalah Tritunggal? Dan apakah konsep dari Tritunggal itu sendiri dalam Kekristenan?

Bapak: Bagus sekali dan ini merupakan pertanyaan yang penting.

Pembawa acara: Dapatkan kita membahas pertanyaan pertama dulu kalau begitu.

Bapak:

Ok, kita akan mulai dengan tiga tuhan. Dan kita tidak percaya pada 3 tuhan. Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya. Kami percaya pada Satu Tuhan, tanpa ada yang lain-lainnya. Hal mengenai adanya tiga tuhan tidak pernah terjadi dalam dalam kekristenan. Saudara-saudara kita yang beragama Islam telah salah menterjemahkan kata Trinitas yang dalam pengertian mereka adalah sebagai tiga tuhan dan hal ini menuntun kita pada bagian kedua dalam pertanyaan ini: apakah konsep Tritunggal dalam Kekristenan? Dari mana hal ini berasal? Dan siapakah orang yang pertama kali mengatakan tentang hal ini?

Yang pertama kali mengatakan pada kami tentang hal ini adalah Tuhan Yesus sendiri, dalam Kitab Matius pasal 28 ayat 19, Yesus mengatakan, “Karena itu pergilah, jadikalah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.” Yesus mengatakan “Dalam nama..” kata ini adalah dalam bentuk tunggal, Yesus tidak mengatakan “Dalam nama-nama…” Kalau itu adalah tiga individu yang berbeda, maka Yesus akan berkata “Dalam nama-nama...”, tapi karena mereka adalah satu, maka Yesus menyebutnya dalam bentuk kata tunggal “Dalam nama…” Dalam salah satu surat di Injil Yohanes (1 Yoh 5:7) disana juga disebutkan bahwa ”Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Bagaimana ini bisa terjadi?

Pembawa acara:

Saya baru saja ingin menanyakan hal yang sama, bagaimana hal di atas bisa terjadi?

Bapak: Konsep apa yang baru saja anda lontarkan sekarang ini.

Pembawa acara: Benar sekali

Bapak: Apakah dasar pemikiran dari Trinitas? Mengapa bisa demikian? Apa itu Trinitas dan bagaimana mungkin mereka sama dengan Satu? Benar begitu? Baiklah. Ini adalah bagian yang sangat penting dan saya percaya bahwa apa yang membuat saudara dan saudari kita yang beragama Islam tidak dapat mengerti dan tidak percaya tentang dasar pemikiran ini, tapi ini sebenarnya adalah hal yang sederhana.

Ada Bapa, Putera dan Roh Kudus, dan tentunya hal pertama yang ingin saya tekankan kepada saudara-saudari kita yang beragama Islam adalah bahwa ketika saya mengatakan hal ini, saya tidak bermaksud pada hubungan badan atau fisik sama sekali.

Hal ini sangatlah umum di semua bahasa dan khususnya bahasa arab, bahwa ada 2 tipe atau 2 gaya bicara, baik secara harafiah atau retoris atau secara tidak langsung atau dengan memakai kata-kata kiasan yang akan membawa pada pengertian yang lain.

Jadi kita mulai saja dengan kata Bapa dan Putera. Kalau kita bicara secara harafiah, maka ada seorang pria yang menikahi seorang wanita dan melahirkan seorang anak laki-laki, tapi disini kita tidak berbicara secara harafiah, dan disini maksudnya bukan seperti itu. Walaupun dalam alquran dikatakan demikian. Dalam alquaran dikatakan bahwa tidaklah mungkin bagi Tuhan untuk memiliki seorang anak atau memiliki seorang istri atau seorang pasangan hidup. Kami tidak pernah mengatakan bahwa Tuhan, menikah dan memiliki seorang anak. Ini bukanlah yang kami katakan. Lalu, darimanakah alquran mendapatkan tentang hal ini? Saya katakan pada anda, dulu ada klenik di abad yang ke-5 sebelum ada Islam karena islam baru muncul di abad ke-7. Klenik artinya adalah sebuah pengajaran yang tidak masuk akal, ajaran yang tidak alkitabiah dan klenik itu disebut dengan klenik Mariamite. Orang-orang Mariamite itu menyembah pada dewa-dewa dan mereka memiliki trinitas yang tidak berdasarkan alkitab seperti Isis, Osiris dan Horus.

Osiris adalah dewa kebaikan, Isis adalah istrinya, mereka menikah dan memiliki anak yang mereka panggil dengan nama Horus, dan kita ketahui bahwa orang-orang Mesir kuno telah juga percaya pada hal seperti trinitas. Ada juga orang lain yang sama seperti orang-orang Mesir kuno itu yang percaya pada hal yang sama, mereka menyembah dewa surga, tapi saat mereka mengetahui tentang kekristenan, mereka memakai trinitas yang salah itu menggantikan trinitas yang sesungguhnya. Mereka bilang,”ini hal yang sangat gampang, kami sudah percaya bahwa surga adalah seorang dewa. Kemudian, Maria pastilah seorang dewa perempuan, dan oleh karena itu pastilah Tuhan telah menikahi Maria, dan melahirkan Yesus.” Ini adalah ajaran dari Marimite, tapi Kekristenan menentang ajaran itu dan melarangnya. Dan ketika Islam muncul, masih terdapat tempat-tempat yang masih percaya pada hal yang salah tadi. Kemudian Islam berperang melawan orang-orang itu dan bukan dengan Kekristenan dan saya menentang orang-orang itu dan bukan menentang Kekristenan.

Orang-orang muslim juga memiliki sebuah versi dalam Alquran yang mengatakan,”Kamu akan menemukan orang-orang yang sangat jahat terhadap orang percaya, mereka adalah orang-orang Yahudi dan mereka yang berhubungan dengan lainnya dengan Tuhan, sementara itu kamu akan menemukan orang-orang yang sangat mengasih yang mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang Kristen, dan karena beberapa dari mereka adalah para pendeta dan para biarawan maka mereka tidak berlaku dengan seenaknya. ”Kalau ada orang-orang Kristen di antara mereka yang berhubungan dengan Tuhan yang lain, artinya mereka juga berada di antara orang-orang yang paling jahat itu.

Tapi versi ini juga mengatakan bahwa kamu akan menemukan orang-orang yang sangat jahat terhadap orang-orang percaya adalah yaitu adalah orang Yahudi dan mereka yang justru bersekutu dengan Tuhan, dan di lain pihak, kamu akan mendapatkan di antara mereka yang memiliki kasih dari di antara mereka adalah orang Kristen. Alquran mengatakan “Jangalah bersilat lidah dengan orang-orang itu dan kecuali kamu bisa melakukan dengan cara yang paling sopan. Katakan “Kami percaya pada apa yang telah dikirim ke bumi pada kami dan apa yang telah dikirim ke bumi pada kamu; Tuhan kami dan Tuhan kamu adalah Tuhan yang sama.

Pembawa Acara: Bapa, kami masih perlu penjelasan lebih lagi mengenai topik Trinitas, karena saya masih melihat bahwa topik tersebut masih sulit untuk dimengerti.

Bapak: Memang, saya memang belum selesai. Kita baru membicarakannya sedikit demi sedikit. Dan sekarang kita bahas lagi tentang Trinitas. Kesatuan dari tiga. Ada sebuah perbandingan yang sangat sederhana. Sangat mudah untuk dimengerti bila setiap anda mencoba untuk mengerti tentang hal ini. Tapi tahukan anda apa yang menjadi masalah? Setiap kali saya berbicara pada saudara-saudara kita yang beragama Islam baik pria atau pun wanitanya, mereka seperti menutup telinga, kenapa hal itu terjadi? Karena mereka telah memiliki prasangka buruk terhadap saya, bahwa saya adalah orang kafir, saya bersekutu dengan Tuhan yang lain, mereka tidak mau membuka telinganya karena takut bahwa mereka akan menerima kekafiran saya. Ini benar sekali, mereka sangat siap untuk membuka mulut dan menyela pembicaraan saya, tapi mereka tidak siap untuk mendengar dan mengerti, karena takut bakal kena bujukan. Ini yang sesungguhnya kita hadapi, tapi ini hanya masalah yang sederhana. Alkitab mengatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia serupa dan segambar dengan-Nya, tapi kita tahu bahwa Tuhan tidaklah memiliki gambaran secara fisik, Dia tidak memiliki hidung atau telinga. Lalu apakah maksud Tuhan dengan perkataan itu? Maksudnya adalah manusia itu memiliki kepandaian, dapat berkata-kata dan mempunyai roh, inil adalah trinitas.

Kepandaian, berkata-kata dan roh. Manusia juga memiliki tubuh, mahluk hidup yang memiliki kepandaian yang memampukan dia untuk berpikir dan dia juga mempunyai roh karena itu dia hidup.

Jadi manusia yang sama memiliki ketiganya. Saya tidak bisa mengatakan bahwa Nahed adalah tiga. Nahed adalah satu, tapi dia memiliki keberadaan atau hidup secara fisik dan otak untuk berpikir, otak yang memampukan dia untuk berpikir dan memberikan pertanyaan-pertanyaan, dan roh yang membuat dia ada / hidup. Mahluk hidup ini harus memiliki kehidupan, haruslah mampu berpikir dan harus hidup. Hal ini sama halnya dengan Tuhan. Ketika secara bijaksana berpikir tentang Tuhan, kita mengerti bahwa Tuhan itu hidup. Kita tidak bisa begitu saja percaya bahwa Tuhan hanya merupakan sebuah ide belaka. Tuhan harusnya hidup. Dia bukanlah sebuah ide yang abstrak seperti kedamaian.

Anda tidak dapat pergi kepada rasa damai dan kemudian bersalaman dengannya, tidak bisa begitu. Apakah Tuhan hanyalah sebuah gagasan belaka seperti rasa damai itu? Tidak, Tuhan itu benar-benar hidup, Dia adalah sesosok Mahluk yang hidup, Dia mengisi surga dan bumi dan kehidupan ini yang kita sebut dengan Bapa, karena Bapa adalah sumber dari segala kehidupan. Ini sesungguhnya yang telah saya katakan sebelumnya bahwa saya tidak tidak berbicara secara harfiah tapi secara kiasan. Bahwa ada sebuah arti rohani. Ketika kita berbicara tentang Bapa, itu sungguhan, yang adalah sebuah sumber dari hidup.

Dia adalah hidup itu sendiri dan Dia adalah sumber dari kehidupan, sama seperti bapak duniawi kita yang merupakan sumber hidup dari sebuah rumah tangga, kami hanya mengambil sebuah gambaran atau kemiripan dan kita memanggil dengan Allah Bapa, dalam kapasitas Tuhan sebagai sumber dari kehidupan. Tuhan juga haruslah hebat, kalau tidak mana mungkin Dia bisa menciptakan mahluk hidup seperti manusia? Dan berbicara tentang kehebatan, kita menggunakan bahasa kiasan dan menyebutnya dengan Putera. Bagaimana mungkin kita menggunakan istilah itu? Kalau ada orang yang hanya duduk diam dan tidak berbicara sedikitpun, dapatkah orang lain tahu atau mengatakan bahwa orang tersebut hebat atau tidak waras? Tapi kalau dia bisa berbicara, maka orang dapat mengatakan bahwa dia normal atau tidak. Dan kita tahu bahwa kata-kata menjelaskan pikiran dan kepandaian. Kata-kata mengungkapkan pikiran dan kepandaian. Kata-kata mengungkapkan pikiran dan menjelaskannya secara kiasan.

Hal di atas dianggap tidak sopan; apakah kemudian artinya adalah bahwa bibir atas kawin dengan bibir bawah dan kemudian melahirkan sebuah kata? Tentu saja buka, ini adalah sebuah simbol. Kalau saya berbicara tentang seseorang “Dia adalah seekor singa” Orang ini akan menuntut saya karena dianggap menghinanya dan bilang bahwa saya telah mengutuknya. Apakah maksud saya bahwa dia adalah benar-benar seekor binatang? Seekor binatang kejam yang ber kaki empat? Ini hanya omong kosong, saya menggunakan sebuah kata kiasan. Ketika saya mengatakan bahwa seseorang itu adalah seekor singa, maksud saya adalah dia seorang yang berani. Hal yang sama juga ketika saya mengatakan “anak perempuan dari bibir” maksud kata itu adalah berhubungan dengan bibir. Hal yang sama juga berlaku ketika kami mengatakan bahwa orang yang pandai adalah putera dari sumber kehidupan, maksudnya adalah hal tentang orang pandai tidak ada hubungannya dengan sumber kehidupan. Dan inilah yang kami maksud dengan kata Putera dalam Tritunggal, dan saya kira kita tidak mempunyai masalah dengan Roh Kudus, Roh Kudus adalah roh dari kehidupan dan dan ini cukup mendasar, Tuhan hidup melalui Roh-Nya.

Pembawa acara:

Saya baru saja teringat ada sebuah pertanyaan yang sangat penting saat ini, beberapa orang muslim juga pengatakan seperti ini,”Orang-orang Kristen berkata bahwa Yesus adalah orang yang pandai atau merupakan pikirannnya Tuhan, dan bahwa Yesus adalah penjelmaan. Apakah ini maksudnya bahwa Tuhan itu tidak memiliki pikiran atau kepandaian sendiri?” Mereka sering kali menanyakan tentang hal ini.

Bapak:

Ini adalah sebuah pertanyaan yang penting: Tuhan bukanlah sebuah benda. Dia tidak memiliki tubuh jasmani, Dia itu tidak terbatas, Dia adalah Roh yang memenuhi semua yang ada. Kalau Tuhan itu ada di sebuah sebuah tempat tertentu bukan berarti Dia tidak dapat berada di tempat yang lain.

Pembawa acara: Dapatkah Bapak menjelaskan lebih lagi?

Bapak: tentu, tapi itu akan membawa kita keluar dari topik mengenai Tritunggal, dan akhirnya kita malah akan membahas mengenai penjelmaan. Tapi kita memang perlu untuk membahas hal itu sedikit. Orang muslim percaya bahwa pada malam yang ketiga, Tuhan turun ke surga yang lebih rendah. Dia turun ketempat yang lebih rendah dari surga. OK, lalu siapakah yang berada di surga yang lebih tinggi? Apakah anda mengerti apa yang saya maksud? Kalau anda menterjemahkannya secara harafiah maka hal ini tidak akan dapat dimengerti.

Contoh lainnya, Alquran menyebutkan tentang Tuhan,”Yang Maha Kasih yang duduk di tahta” Duduk artinya duduk, jadi apakah Dia duduk di atas bangku? Tuhan yang maha besar duduk di atas sebuah bangku, lalu dibuat dari apakah bangku itu? Kayu atau besi atau aluminium atau apa? Sebesar apakah bangku ini? Ini pasti hal yang tak dapat diukur. Tapi ini bukanlah cara yang dimengerti oleh orang-orang muslim. Duduk di atas tahta artinya adalah Dia berkuasa. Bahwa Dia yang memegang kendali. Sehingga saya tidak perlu mengerti artinya secara harafiah, tapi harus tahu arti di balik itu.

Kalau kita mengartikannya secara harafiah, ini artinya bahwa Tuhan tidak ada di tempat lain ketika Dia sedang duduk di tahta. Keberadaan Tuhan dalam sebuah tempat tertentu tidak berarti terus menghalangi keberadaan-Nya di tempat lain pada waktu yang sama. Satu hal lagi. Dalam alquran di Surat 24 ayat ke 35 mengatakan,”Tuhan adalah Cahaya dari surga dan bumi, Cahaya-Nya bisa dibadingkan dengan sebuah relung, relung artinya adalah sebuah celah di dinding, saat di balik sana ada lampu yang menerangi. Lampu itu ada di dalam sebuah gelas, lampunya seperti ini, gelasnya ada di atasnya. Apakah kaca ini membatasi cahayanya? Tidak, cahaya ini seolah-olah seperti sebuah bintang yang gemerlap.” Jadi Cahaya yang ada ini tidak dapat dicegah untuk memancar. Cahaya ini gemerlap dan semakin indah. Hingga saat kita mengatakan bahwa Tuhan adalah Cahaya dari surga dan bumi, atau bahwa Dia memiliki cahaya dan Cahaya-Nya dapat dibandingkan dengan sebuah relung, yang berupa sebuah lampu, dan lampu itu ada dalam sebuah gelas dan gelas itu seolah-olah seperti sebuah bintang gemerlap, kita tidak dapat mengartikannya seperti itu, bahwa Tuhan atau Cahaya itu telah dibatasi. Tidak, tidak, melalui gelas itu, Dia dapat menembus ke segala arah. Jadi keberadaan Tuhan dalam tubuh manusia tidak membatasi-Nya. Ini adalah bagian yang ke-2. Saya tidak dapat mengatakan bahwa pikiran Tuhan dipisahkan dari Tuhan itu sendiri, dan tinggal dalam Kristus. Pikiran manusia, seperti yang kita katakan, tidak dapat dipisahkan dari dari firman-Nya.

Pembawa acara: Karena tidak banyak waktu lagi yang tersisa dalam program ini, sedangkan masih banyak pertanyaan yang membutuhkan penjelasan, agar kebenaran-kebenaran ini menjadi lebih dekat dengan saudara-saudara kita yang beragama Islam, untuk memberikan susu seperti yang dimaksud oleh Paulus, artinya memberikan mereka makanan-makanan yang sederhana.

Bapak: Dan juga kita harus berdiri di atas sebuah dasar yang sama. Kita seharusnya berada di atas sebuah dasar yang sama. Alquran mengatakan,”Tuhanmu dan Tuhan kami adalah Satu” dan ini adalah dasar kita.

Pembawa acara: Terima kasih Bapa, saya percaya hanya kehendak Tuhanlah yang memungkinkan episode-episode selanjutnya akan ada lebih banyak kesempatan untuk menjelaskan.

Para penonton yang terkasih, adalah kebahagaian tersendiri buat kami dapat menjawab semua pertanyaan anda, silahkan kirimkan kepada kami pertanyaan-pertanyan anda dan apa saja yang ada di pikiran anda. Kami akan memperhatikan semua yang anda butuhkan. Sebentar lagi anda akan melihat alamat kami, bila anda menginginkan sebuah alkitab anda dapat menghubungi kami di alamat tersebut. Terima kasih dan sampai jumpa di waktu yang akan datang.

Bapak: Terima kasih.

Sumber: http://www.siaranalhayat.com/pertanyaan-tentang-iman/

2 comments:

  1. Jesus adalah Firman Allah yang hidup. Sebelum segalasesuatu ada Yesus yang adalah Firman Allah ada didala diri Allah sendiri. Allah tidak pernah dilihat oleh manusia. Allah selalu memiliki Firman, tidak pernah tidak memiliki Firman, karena dalam Firman ada hidup dan Firman ada didalam diri Alla/Bapa sendiri, artinya hidup dan menyatu dengan FirmanNya, tidak pernah kehabisan Firman, karena Firman sendiri adalah satu adanya. Allah zatNya dalah Rohdah Roh ini disebut Roh Kudus. Sekeli peristiwa Allah ber Firman dan sejak saat itu seluruh alam jagad raya tercipta. Artinya Firman itu Maha mencipta, Maha Tahu, Maha Hadir, Maha Kuasa, terbukti semua materi diciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Alkitab menyebut Firman itu Yesus dan terkhir Firman itu menjadi manusia yaitu Yesua tadi, yang disembah umat kristen sejagad. Terimakasih, semoga dapat dimngerti.

    ReplyDelete
  2. Yesus adalah Firman Allah yang hidup. Sebelum segala sesuatu ada Yesus yang adalah Firman Allah ada didalam diri Allah sendiri. Allah tidak pernah dilihat oleh manusia. Allah selalu memiliki Firman, tidak pernah Allah tidak memiliki Firman, karena dalam Firman ada hidup dan Firman ada didalam diri Allah/Bapa sendiri, artinya hidup hidup dan menyatu dengan FirmanNya, Allah tidak pernah kehabisan Firman, karena Firman sendiri adalah satu adanya. Allah zatNya dalah Roh dan Roh ini disebut Roh Kudus. Sekali peristiwa Allah ber Firman dan sejak saat itu seluruh alam jagad raya tercipta. Artinya Firman itu Maha mencipta, Maha Tahu, Maha Hadir, Maha Kuasa, terbukti semua materi diciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Alkitab menyebut Firman itu Yesus dan terkhir Firman itu menjadi manusia yaitu Yesua tadi, yang disembah umat kristen sejagad. Terimakasih, semoga dapat dimngerti.

    ReplyDelete