Saturday, August 28, 2010

Siapakah Kristus itu?

EPISODE 7

Pembawa Acara: Pemirsa yang saya kasihi, selamat datang di episode baru program kami “Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman”. Merupakan kebahagiaan bila kami dapat menjawab semua pertanyaan Anda. Saat ini kami juga merasa terhormat karena telah hadir bersama kami disini Pendeta Bapak Zakaria Butros untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda. Selamat datang Bapak Zakaria.

Bapak Zakaria: Saya sangat senang.

Pembawa Acara; pemirsa yang saya kasihi, kami akan memulai kembali pembicaraan kami tentang Allah Firman yang hidup. Silahkan Anda kirimkan pertanyaan-pertanyaan Anda kepada kami dan saya ulangi lagi bahwa dengan senang hati kami akan memberikan jawabannya. Pendeta Bapak Zakaria, silahkan Anda berikan ringkasan atas apa yang telah kita bicarakan sehingga pemirsa dapat mengikuti kumpulan pembicaraan kita sebelum kita mulai dengan pertanyaan selanjutnya.

Bapak Zakaria: Baik. Topik utama yang telah kita bicarakan adalah tentang Siapakah Kristus? Apakah Kristus itu Allah? Apakah Kristus itu Putera Allah? Apakah Kristus itu manusia? Apakah Kristus itu Putera Manusia? Semua pertanyaan ini ada dalam pikiran seseorang, karena memang itulah tema episode ini. Kami telah menjelaskan siapakah Kristus itu dan kami harus mengetahui bahwa Kristus itu tidak hanya Allah dan tidak hanya seorang manusia; Kristus adalah Allah yang menyatu dengan manusia. Kami telah sering memberikan ilustrasi untuk membantu penyerapan penjelasan.



Ilustrasi kali ini adalah besi yang bila diletakkan di atas api yang menyala, hasilnya besi menyatu dengan api dan sekarang yang terlihat adalah besi dan api, bukan besi ditambah api, tetapi besi menyatu dengan api. Melalui penyatuan ini bukan besi menjadi api ataupun api menjadi besi, melainkan menjadi sesuatu yang lain. Besi tidak lagi berwarna hitam tetapi merah. Pembuktian dari penyatuan ini adalah sebuah benda tidak lagi terlihat seperti semula, karena jika suatu benda bila kita coba membakarnya dengan benda yang sama, benda itu tidak akan terbakar. Agar dapat dibakar, benda yang satu harus memiliki sifat yang berlainan. Jadi ada dua sifat dalam hal ini yaitu yang satu adalah sifat besi yang dapat ditempa dan sifat api yang membakar.

Pembawa Acara: Masih mempertahankan karakteristik …

Bapak Zakaria: Kedua sifat benda dan mereka benar-benar menjadi satu. Tetapi bagaimana bisa dikatakan Dia adalah Allah dan pada saat yang sama Dia adalah Putera Allah.

Pembawa Acara: Ya

Bapak Zakaria: Pertanyaan ini tentu memerlukan banyak penjelasan kapanpun itu ditanyakan. Kristus adalah Allah yang hadir dalam manusia dan Dia benar-benar Putera Allah, dalam hal ini Dia memiliki sifat Allah. Jadi dalam kemanusiaannya, Dia adalah manusia dan Putera Manusia dengan sifat manusia dan Dia benar-benar manusia.

Itu adalah ringkasan atas apa yang telah kita bicarakan bahwa Kristus adalah Allah yang menjadi hidup dalam manusia; Firman atau kecerdasan Allah yang menjadi hidup dalam manusia, seperti ketika Dia menjelma di pohon Musa dan ketika Allah menyatakan DiriNya sendiri di atas gunung yang juga ditulis dalam surat Surah 7 dan di pohon seperti dalam Surah 20, 27, dan 28. Allah hadir di beberapa obyek benda. Dan kami percaya bahwa Allah hadir dalam tubuh manusia dan tentunya ini bukanlah perkataan yang menghujat dan kami masih tetap percaya bahwa tidak ada allah lain selain Allah.

Pembawa Acara: Dan kami mengutip lebih dari satu komentator Islam yang telah memberikan konfirmasi tentang fakta yang sama. Kami mengutip Quran sebagai bukti.

Bapak Zakaria: Imam Mohey Al-Din Al-Arabi, Imam Ahmed, ketua denominasi Al-Ha’itiyya, Ibn-Al-Hait, Mu’tazalites dan pengikutnya. Al-Qurashi.

Pembawa Acara: Sekarang kita lanjutkan pertanyaan berikutnya: Di awal pembicaraan, Anda juga telah mengatakan bahwa karena penjelmaan Allah dalam Kristus, Kristus mendapat sebutan Putera Allah. Bukankah itu istilah kata yang mengejutkan para pemirsa Muslim, karena banyak ayat dalam Quran yang menolak pernyataan bahwa Allah memiliki seorang anak. Bagaimana Anda menjawab hal itu?

Bapak Zakaria: Tentu saja dalam pemikiran Islam, hal sensitif seperti itu sangat mengejutkan kaum Muslim. Mereka akan mengatakan: “Ini adalah benar-benar bentuk penghujatan.” Tetapi sebenarnya pernyataan tersebut memiliki pengertian lain.

Pembawa Acara: Mereka benar-benar menolak pernyataan itu.

Bapak Zakaria: Jangan Anda mengatakan bahwa ini merupakan bentuk penghujatan karena mengatakan Kristus adalah Putera Allah. Tentu ada orang-orang yang tidak ingin mendiskusikannya, mereka tidak ingin memahaminya. Mereka takut. Tetapi ada juga orang yang ingin mengetahui. Bila ditanya mengenai pendapat mereka, mereka kemudian akan mereka-reka. Apakah itu benar? Apakah itu masuk akal? Apakah itu beralasan? Tetapi kaum Muslim merasa takut bila itu memang beralasan, karena mereka akan ditentang dengan keras. Apa yang akan dilakukan jika mereka menemukan kebenaran? Apa yang dapat dilakukan? Apakah akan ada banyak tanda tanya?

Hal ini memang sangat problematik. Jika merasa ragu, segera matikan tv Anda. Tidak perlu membuat diri Anda sendiri menjadi gelisah. Tepat seperti yang dikatakan seorang teman, “Iblis ada di dalam hal yang terperinci.” Kenyataan bahwa Quran tergolong menentang pendapat yang mengatakan bahwa Allah memiliki seorang anak, telah disebutkan di banyak ayat dalam Quran. Dan Saya ingin memastikan para pemirsa Muslim bahwa saya sadar benar akan pendapat itu. Tetapi kami mempunyai suatu penjelasan mengenai pendapat tersebut. Saya hanya ingin mereka memahami bahwa kami tidak bermaksud memanipulasi mereka atau mencoba menghilangkan kebenaran. Mengenai ayat-ayat Quran yang menyangkal bahwa Allah memiliki anak: Surah 4 ( An Nisa ) ayat 171, mari kita dengan apa yang ditulis, “ Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak” Dan di dalam Surah 6:101 “Bagaimana dia mempunyai anak padahal dia tidak mempunyai isteri” Apa artinya teman hidup ini?

Pembawa Acara: Seorang istri.

Bapak Zakaria: Bukankah demikian? Lalu bagaimana Dia bisa memiliki Anak, padahal Dia tidak memiliki teman hidup. Tentu saja ini menjadi satu keberatan. Dan Surah 19:35 mengatakan, “Tidak layak bagi Allah untuk mempunyai anak, Maha Suci Dia.” Jadi, tidak ada anak. Dan Surat 23:91 mengatakan, “Allah sekali-kali tidak mempunyai anak dan sekali-kali tidak ada tuhan beserta-Nya.” Dan ini diulang di banyak ayat dalam Surah. Surah 2:116 hal yang sama juga diulang, Surah 10:68, Surah 17:111, Surah 18:4, Surah 19:88, 91, 92, Surah 21:36, Surah 25:2 dan Surah 72:3.

Pembawa Acara: Ayat-ayat yang disebutkan tadi adalah yang menyangkal bahwa Allah memiliki seorang anak dan kami mengkonfirmasi hal yang sama. Dia tidak mempunyai seorang anak. Kami mengatakan Dia tidak memiliki anak.

Bapak Zakaria: Itu benar. Ini adalah fakta bahwa teman kita, kaum Muslim, harus memahami hal ini. Kami tidak berpendapat bahwa Allah melahirkan seorang anak. Kami tidak pernah berpendapat seperti itu dan tidak akan pernah.

Pertama, kami mengatakan Ibn adalah putra, bukan walad anak. Silahkan Anda mencari di setiap tempat dalam Alkitab yang mengatakan bahwa Allah telah melahirkan Yesus. Kami mengatakan “putra” dan secara lingually speaking kata tersebut memiliki banyak pengertian, yang kami maksud bahwa kata itu memilki beberapa pengertian harfiah yang juga memiliki beberapa arti.

Saya yakin telah mengatakan bahwa di episode sebelumnya, tetapi sekali lagi demi para pemirsa yang belum sempat mengikuti episode-episode sebelumnya, yang mungkin juga ingin mengetahui, kami akan menjelaskan beberapa dari pengertian yang kami maksud.

Pembawa Acara: Maksud Anda kelahiran alami secara fisik?

Bapak Zakaria: Kami tidak mengartikannya sebagai kelahiran secara fisik atau kelahiran dari sebuah hubungan badan. Sama sekali kami tidak bermaksud itu. Itu tidak ada sama sekali di dalam Alkitab, karena hal itu tak terpikirkan oleh kami.

Pembawa Acara: Ini menegaskan bahwa pernyataan ini tidak ada hubungannya dengan Kekristenan, ataupun Alkitab tidak menyebut baik secara langsung ataupun tidak.

Bapak Zakaria: Tidak ada sama sekali.

Pembawa Acara: Tidak ada sama sekali tentang kelahiran alami. Saya hanya ingin memberitahukan bahwa apa yang kami percayai tidak ada hubungannya dengan kelahiran alami.

Bapak Zakaria: Tidak sama sekali. Itu sama dengan penyembah berhala yang mempercayai bahwa dewa bulan di Kaba, Mekah, menikahi dewi matahari dan melahirkan tiga orang anak. Mereka adalah Manat, Al-Lat, dan Al-Uzza. Oleh karena itu Quran percaya bahwa Allah tidak pernah dapat memiliki anak; dan itu sepenuhnya benar. Kami juga menolak pendapat tersebut. Apa yang kami katakan adalah bahwa Kristus adalah Putra Allah dan Putra Allah bukan secara lahiriah. Ada pengertian lain dari kata Putera Allah.

Pengertian pertama adalah ‘sama’. Sebagai contoh bila kita mengatakan, dia ini seorang manusia atau orang ini adalah putera seorang manusia, kata 'putera' berarti memiliki sifat yang sama dengan manusia. Sama juga seperti bila kita mengatakan putera burung, berarti si putera memiliki sifat yang sama dengan burung, atau juga putera ikan, berarti si putera memiliki sifat yang sama dengan ikan. Benar bukan?

Jadi, bila kita mengatakan Putera Allah, maksud kami adalah seseorang yang memiliki sifat dasar yang sama dengan Allah, itu adalah Ketuhanan yang menyatu dengan kemanusiaan. Seseorang yang memiliki sifat dasar Allah. Jadi, bila kita lihat KetuhananNya, Kristus adalah Putera Allah yang memiliki sifat dasar yang sama dengan Allah. Itu adalah pengertian yang pertama.

Pengertian yang kedua adalah bahwa kata ‘putera’ berarti ‘sama dengan’. Itu mengindikasikan sama atau persamaan. Misalnya dalam bahasa Arab, kalimat “Orang muda ini adalah putera 10 tahun” atau “putera 15 atau 20 tahun”, bukan berarti tahun menikah dengan bulan dan melahirkan anak dan kemudian disebut putera tahun. Bukan begitu. Bila kita mengatakan putera 10 tahun, itu berarti usia putera itu sama dengan 10 tahun. Hal ini sama dengan Putera Allah yang berarti seseorang sama dengan Allah, bukan sesorang yang lain. Kata putera bisa digunakan secara metamorphose untuk memberikan tekanan pada arti kata.

Bila Kita mengatakan “Putera manusia”, kata putera berarti seseorang yang akan Anda hormati dan kagumi. Jadi bila dikatakan Kristus adalah Putera Allah, berarti Dia benar-benar Allah. Dan itulah mengapa kita berkata “Terang berasal dari terang, Allah yang benar berasal dari Allah yang benar.” Itu bukan berarti ada dua Allah, melainkan lebih menunjukkan kepada sifat yang sama dari Ketuhanan dan hadir dalam tubuh manusia.

Sekali lagi, kata ‘putera’ mengindikasikan pernyataan diri sendiri seperti istilah “anak otakku”. Kata ini bukanlah berarti bahwa kecerdasan saya menikah dengan pikiran saya dan kemudian menghasil seorang anak. Tidak dapat terbayangkan oleh saya. Tetapi kata “anak otakku” itu berarti ungkapan pikiran saya. Kata itu merupakan hasil manifestasi dan perwujudan dari gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran saya. Benar kan?

Sekarang saya akan menuangkan apa yang ada dalam pikiran saya. Ketika saya berbicara, apa yang saya pikirkan diperlihatkan melalui audio dan video. Jadi, saya menulis ini ke dalam sebuah buku, seperti buku ini yang telah saya tulis sendiri. Apa yang saya pikirkan, saya mengungkapkannya dengan menulis. Jadi kata putera dapat diindikasikan sebagai ungkapan atau pernyataan dari pikiran.

Jadi kata putera bisa mengindikasikan ungkapan atau manifestasi dari pemikiran-pemikiran. Kata putera bisa mengindikasikan issuance, kehadiran dan issuance.

Pembawa Acara: Tetapi hal tersebut butuh penjelasan, Bapak.

Bapak Zakaria: Issuance berarti berasal dari. Keluar dari, sumbernya dari mana, seperti seseorang mengatakan dalam bahasa Arab: “dia belum mengeluarkan seorang anak perempuan dari mulutnya”. Anak perempuan yang dimaksud adalah sebuah “kata” anak perempuan.

Pembawa Acara: Itu merupakan referensi dari pengertian issuance.

Bapak Zakaria: Jadi, bila dikatakan Putera Allah, itu berarti Seseorang yang keluar dari Allah, Seseorang yang datang dari Allah, Seseorang yang diproses dari Allah. Dan kata putera juga berhubungan dengan kesetiaan, kata “setia kepada” menyatu dengan ungkapan “Tidak masalah bagaimana dia mengasihinya, bagaimana dia memberikan kekayaannya kepada keluarganya, kepada para yatim piatu, kepada orang miskin, kepada putera pengembara.” Apa yang dimaksud oleh Ibn Al sabil? Al-Nasafi menjelaskan, “Setiap orang yang hidup di jalanan, dia menyerahkan hidupnya dijalanan yang tidak dapat dipisahkan, seolah-olah jalanan itu anaknya.”

Pembawa Acara: Benar

Bapak Zakaria: Jadi dalam KetuhananNya, Kristus menyatu dengan Allah dan tidak dapat dipisahkan dari Allah sama sekali. Walaupun keberadaanNya di dalam manusia, Dia tidak pernah dipisahkan dari pokok KetuhananNya, karena Dia adalah inti yang dimanifestasikan. Bila dikatakan Putera Allah, itu berarti Dia benar-benar Allah, tak terpisahkan dari Allah karena sifat manusiaNya tidak dapat dipisahkan dari sifat KetuhananNya, bahkan untuk semenit pun atau sekedip mata.

Abbas Mahmoud al-Akkad, salah satu penulis besar dari Mesir.

Pembawa Acara: Dia sangat terkenal dan dia juga seorang penulis modern. Dan dia sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.

Bapak Zakaria: Dia telah menulis sebuah buku tentang Allah pada halaman 171. Apa yang dituliskannya mengenai Allah? Dia mengatakan hypostasis adalah satu inti, dan karenanya Firman dan Bapa adalah satu keberadaan.

Pembawa Acara: Bisakah Anda mengulangnya kembali, Bapak?

Bapak Zakaria: Saya pribadi menemukan hubungan antara Bahasa Arab hypostasis dan sebutan untuk Allah yang berarti satu keberadaan, keberadaanNya sendiri yang tidak dapat dipisahkan dari yang lainnya. Jadi Abbas Mahmoud mengatakan bahwa hypostasis adalah satu inti. Oleh karena itu Firman, Firman Allah dan Bapa adalah satu keberadaan. Hal ini sama seperti perkataan dan kecerdasan saya adalah keberadaan saya sendiri. Dan itu berarti identitas Bapa tidak terpisah dan identitas Putera.

Pembawa Acara: Tetapi penjelasan ini sama dengan iman kekristenan. Kita tidak menyimpang sama sekali.

Bapak Zakaria: Mereka adalah pemikir-pemikir yang hebat. Mereka tahu apa yang mereka bicarakan.

Pembawa Acara: Tak seorangpun menyangkal keunggulannya.

Bapak Zakaria: Sekali lagi bila disebut Bapa, itu berarti tidak ada pemisahan dari Putera, karena Bapa dan Putera adalah satu. Dan sekarang dia menjelaskan alasannya “karena tidak ada komposisi di dalam Ketuhanan.” Ketuhanan tidak terdiri dari beberapa identitas. Ketuhanan bukan merupakan sebuah kumpulan, melainkan satu pokok, satu elemen dengan intelektualitas, dengan keberadaan dan dengan satu roh. Jadi, Ketuhanan itu adalah satu keberadaan dengan personal atributeNya yang melekat dengan keberadaanNya. Tidak bisa dibayangkan jika seseorang tanpa kecerdasannya, tanpa jiwa dan rohnya. Jadi tidak mungkin Allah tanpa keberadaanNya.

Pembawa Acara: Tanpa roh dan kecerdasanNya.

Bapak Zakaria: Jadi, kata putera disini berarti sesuatu yang sangat berbeda dari arti harfiah dari kata itu sendiri, karena ketika kaum Muslim mendengar “Putera Allah”, mereka berpikir “Astaga, mereka menghujat.”

Pembawa Acara: Bila Anda tidak keberatan, Mohon dapat diulang pernyataan yang kedua.

Bapak Zakaria: Penjelasan Abbas Mahmoud Al Akkad?

Pembawa Acara: Ya.

Bapak Zakaria: Kalau begitu saya akan mulai dari awal.

Pembawa Acara: Terima kasih, itu lebih baik.

Bapak Zakaria: Bapak Abbas Mahmoud Al Akkad, semoga Tuhan memberkati jiwa mu.

Pembawa Acara: Judul bukunya adalah ..

Bapak Zakaria: Buku tentang Allah halaman 171.

Bapak Zakaria: Dia menjelaskan: Hypostasis adalah satu pokok. Oleh karena itu Firman dan Bapa adalah satu pokok. Identitas Bapa tidak dapat dipisahkan dari identitas Putera. Tetapi kenapa? Karena komposisi di dalam Ketuhanan. Allah tidak terdiri dari susunan beberapa identitas. Dia adalah satu dengan kecerdasan dan roh Nya. KecerdasanNya adalah DiriNya sendiri. RohNya juga adalah Dirinya sendiri. Dia sama dengan kecerdasanNya, Dia sama dengan RohNya, dan Dia sama dengan keberadaanNya. Jadi, Allah memiliki keberadaan. Dia memiliki kecerdasan dan Roh. Mereka tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, dan tak akan pernah. Sederhana saja. Jadi Kristus adalah wahyu Allah sendiri dengan keberadaanNya dan dengan kecerdasanNya dan RohNya yang adalah HidupNya. Dia menjelma menjadi manusia, sama seperti ketika Dia menyatakan DiriNya di pohon, di atas gunung. Mereka semua sama, dan bukan Tuhan yang berbeda-beda.

Pembawa Acara: Saya yakin, semua sudah jelas, Bapak.

Bapak Zakaria: Anda tahu apa yang menjadi masalah? Saudara-saudara Muslim merasa takut untuk menjadi percaya. Mereka takut untuk mendengar hal ini. Saya tahu jika seorang Muslim melihat program ini di tengah-tengah keluarganya, dia akan merasa terganggu dan dia akan mematikan tv nya. Kenapa? Karena mereka takut antara satu sama lainnya. Mereka akan membicarakannya. Matikan, matikan, karena takut, tetapi seseorang itu mungkin telah memikirkannya dan ingin menonton nya sendiri.

Pembawa Acara: Ide yang luar biasa.

Bapak Zakaria: Anda tahu, karena kasih, saya menceritakan hal ini. Dibelakang, mereka maju dan memikirkannya. Anda dapat menontonnya sendiri.

Bila begitu, penting buat Anda untuk menyerahkan hati Anda kepada Tuhan dan katakan kepada Nya: “Tuhan, kedengarannya ini semua masuk akal. Aku tidak melihat satupun yang berbeda dari apa yang kami telah percaya. Tetapi karena semua ini telah menyentuh hati dan diriku, aku ingin Engkau melawat ku. Aku ingin Engkau berbicara kepada ku. Aku ingin Engkau menyinari hatiku dan hidupku dengan cahayaMu, sehingga imanku kembali pada hubungan pribadi antara Engkau dan aku, langsung.

Buatlah hubungan dengan Tuhan, kekasihku. Buatlah hubungan dengan Nya. Tuhan adalah Ayahmu. Dia mengasihi mu. Dia sedang mencari mu, dan Dia sedang bertanya, “Dimanakah engkau, anakKu? Dimanakah anakKu yang boros?” Katakan kepadaNya, “Disini aku, Tuhan. Aku tersesat. Aku lelah. Aku ingin mengetahui kebenaran dan aku ingin mengenal Mu. Aku ingin menikmati Engkau secara pribadi.

Dan Tuhan tidak akan meninggalkan mu.

Pembawa Acara: Amen. Amen.

Bapak Zakaria: Dia tidak akan meninggalkan mu. Seketika itu juga, Anda akan merasakan Tuhan sedang berbicara pada mu dan menyinari hatimu dengan cahayaNya. Dia akan menunjukkan mu segala sesuatu lebih dari apa yang kamu pikirkan. Bukalah hati mu saat ini juga dan katakana pada Nya, “Tuhan lah yang memiliki hidupku. Selamatkan aku dari kesulitanku. Tuhan, lepaskan aku dari kegelapan, kebingungan, kesedihan. Tunjukkan aku jalan yang benar, nyatakan hatiMu yang penuh kasih dan cinta. Bicaralah kepada ku, biarkan sinarMu menerangi hidupku, sentuhlah aku dengan tangan kasih Mu, dan hatiku akan berkobar oleh karena cinta dan kasih sayang mu.” Dan percayalah, Dia mendengarkan doamu walaupun engkau berdoa diam-diam. Dia akan mendengarkan bisikan-bisikan tersebut. Tuhan memberkati engkau dan menyertai engkau.

Pembawa Acara: Amen. Sekarang kita lanjutkan dengan pertanyaan terakhir. Seorang dari pemirsa kita yang beragama Islam bertanya: Apakah arti khusus dari pernyataan “Kristus Putera Allah”? Tentu Anda akan menjawabnya secara implicit. Tetapi kami ingin menjelaskan kepada pemirsa agar lebih mengerti apa yang kita maksud sebenarnya.

Bapak Zakaria: Hal yang paling penting untuk dipahami adalah kata Putera Allah bukan memiliki arti putera secara lahiriah atau putera dari hasil sebuah hubungan perkawinan. Hal inilah yang lebih saya tekankan kepada saudara saya yang beragama Muslim. Tidak ada satu hurufpun dalam Alkitab yang menyatakan Kristus adalah Putera Allah dari hasil sebuah perkawinan. Saya menantang siapapun yang menemukan pernyataan tersebut.

Inilah yang saya tanamkan ke dalam pikiran kaum Muslim bahwa kami tidak mengatakan –dan Tuhan melarangnya- bahwa ada sebuah hubungan secara fisik antara Allah yang maha tinggi dengan perawan Maria. Cerita itu tidak akan pernah terdapat dalam pikiran kami.

Itulah yang terpenting.

Pembawa Acara: Hal itu tidak pernah dapat diterima.

Bapak Zakaria: Sekarang, pernyataan ‘Putera Allah’ memiliki arti kiasan, simbolik yang menyatakan secara tidak langsung bahwa Putera memiliki sifat yang sama dengan Allah, Putera sama dengan Allah, atau bahwa Putera adalah manifestasi Allah dalam tubuh manusia. Hal ini sama seperti ketika pikiran Anda dimanifestasikan kedalam kertas dan tinta.

Lalu seseorang mengatakan “Tuhan, nyatakan kebenaran kepadaku. Tunjukkan kepada ku ya Tuhan”. Ada sebuah hubungan, hubungan personal dengan Tuhan, tetapi bukan melalui program ini. Kami berbicara disini dan orang itu mendengarkan, tetapi dia berada diluar lingkaran. Saya ingin dia masuk ke dalam lingkaran Tuhan dan membangun sebuah hubungan dengan Tuhan dan biarkan Tuhan berbicara kepada nya seperti Dia berbicara kepada ku dan kepada Anda. Apakah Anda juga hidup dengan cara berpikir yang sama?

Pembawa Acara: Ya, saya benar-benar menolaknya.

Bapak Zakaria: Bukankah Anda begitu fanatic terhadap hal-hal ini? Anda menganggap orang-orang ini sebagai penghujat dan tidak setia, bukan? Lalu siapa yang telah menerangi hatimu?

Pembawa Acara: Ya tentu saja Kristus.

Bapak Zakaria: Bila Dia telah menyadari keinginan mu untuk mengenalNya, ingin menikmatiNya dan ingin mengetahui kebenaran, Dia telah berbicara langsung kepada mu dalam sebuah hubungan personal, Dia berbicara dengan dirimu sendiri. Dan saat ini Allah menginginkan itu buat kaum Muslim, yang untuk mereka juga kami telah menyiapkan panggung ini dan kami berkata, “Tuhan mengasihi mu, Dia ada didekat mu saat ini, dan Dia siap berbicara kepada mu. Dia ingin menerangi hidup mu dengan sinarNya, dan Tuhan siap menyatakan lebih dari seratus kali dari apa yang telah kami katakan.”

Pembawa Acara: Nasehat apa yang ingin Anda sampaikan kepada semua pemirsa untuk menemukan kebenaran tersebut? Apa yang dapat mereka lakukan?

Bapak Zakaria: Mereka bisa berdoa. Mereka bisa bertanya kepada Tuhan. Doa dalam konsep Islam adalah mengambil air wudhu, berlutut dan menghafalkan beberapa ayat. Bukan itu yang saya maksud. Cara itu tidak akan membantu mu belajar mengenal Allah. Saya tidak mengatakan sesuatu yang menentang doa yang merupakan kewajiban pemeluk agama. Jika Anda ingin melakukan itu, silahkan. Tetapi yang saya maksud adalah bahwa dalam Islam ada sesuatu yang disebut Du’a, angkat Du’a kepada Allah. Katakan kepada Nya, “Allah bimbing aku, tunjukan kepada ku jalan dan kebenaran. Apakah yang aku dengar itu benar atau tidak? Tunjukan ya Tuhan.” Dan Allah akan menyatakan terangNya kepadamu.

Pembawa Acara: Sebagai kesimpulan untuk episode kali ini, kami ucapkan terima kasih atas semua penjelasan. Nama Tuhan ditinggikan dan Tuhan akan memakai Anda lebih dan lebih.

Pemirsa yang saya kasihi, Allah itu seorang Bapa. Dia penuh kasih sayang dan Dia penuh cinta. Datanglah kepada Tuhan dengan segenap hatimu yang akan menuntunmu kepada Nya. Dia akan menyatakan DiriNya kepada mu dalam berbagai macam cara.

Saudara dan saudari yang beragama Muslim dimanapun Anda berada, janganlah sampai Anda kehilangan kesempatan ini. Percayalah bahwa kami mengasihi Anda semua dan kami akan menjawab semua pertanyaan Anda dengan senang hati. Tulislah surat kepada kami dan kami akan menjawabnya.

Terima kasih dan sampai jumpa.

No comments:

Post a Comment