Thursday, March 24, 2011

TERORISME dalam ISLAM (Ep 38)

EPISODE 38 TERRORISM IN ISLAM

Muhammad: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.” Merupakan kesediaan para tamu akan program kami, juga saya sendiri, Mohamed Saeed, untuk menghadirkan episode yang baru “Questions About Faith”(Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman). Dan tamu kami yang terhormat, Bapak Pendeta Zakaria, selamat datang. Topik kita pada episode kali ini adalah tentang perang, kesengsaraannya dan konsekuensi yang harus diderita banyak orang karena perang. Kami akan mencari tahu perang dalam Islam, juga dalam agama lain. Bapak Pendeta, topic kita kali ini adalah topic yang cukup sulit. Hal ini akan menyebabkan banyak bencana bagi manusia, dan saya ingin tahu bagaimanakah posisi perang dalam Islam? Dan bagaimana pendpat pribadi Anda tentang hal ini? Bisakah Anda berbagi dengan kami?



Pendeta Zakaria: Ini benar-benar masalah serius dan orang harus berjuang dengan masalah tersebut, sejak masyarakat dan bangsa-bangsa menjadi sengsara karena perang. Secara alami, manusia memiliki insting untuk bertarung. Tetapi ketika manusia mengenal Allah, menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, dan ketika Tuhan memerintah dalam hidupnya, Tuhan mengontrol insting ini. Tuhan mengendalikan insting bertarung tersebut. Jadi, ketika Allah hidup dalam diri seorang manusia, ia diharapkan dapat menjinakkan insting bertarungnya. Dan oleh karena itulah saya merujuk kepada ayat yang dikatakan Tuhan Yesus. Ayat ini sangat berkuasa: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya.” Karena Petrus ingin membela Kristus dengan melakukan pembunuhan, tetapi Tuhan Yesus berkata: “Jangan, Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.” Hal ini menunjukkan manusia cenderung berperang satu dengan yang lain dan terus menerus meluncurkan pertempuran dengan kejam. Dan karenanya, pesan dari Yesus adalah sebuah pesan tentang perdamaian, sejak mulai dari awal: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi, dan damai di bumi.” Menjelang kenaikkanNya, Yesus juga berkata, “Damai sejahtera Kutinggalkan kepadamu, damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu.” Sekarang kita lihat pada agama Yahudi, kita menemukan bahwa mereka juga melakukan perang. Tetapi perang orang Yahudi terjadi sebelum masa kemuliaan Kristus datang, karena pada masa itu tidak ada kemuliaan yang mengontrol hidup manusia. Sehingga manusia akan mengikuti instingnya dan terlibat dalam peperangan. Peperangan orang Yahudi dalam Perjanjian Lama tidak dilakukan dengan maksud penyebaran agama Yahudi, karena seperti dikatakan sebelumnya, agama Yahudi bukan agama Kristen. Agama tersebut hanya terbatas untuk satu keturunan, yaitu keturunan Yakub. Anda mengerti maksud saya? Tetapi dengan membaca buku-buku Islam, seperti Anda ketahui, semua pengetahuan yang kami miliki tentang topik ini adalah berdasarkan buku-buku Islam, karena hal ini merupakan sejarah yang diwariskan dan buku-buku referensi tersedia dimana saja. Lalu, bila kita membaca buku-buku Islam, apakah itu dari meminjam dari perpustakaan, atau dari internet, kita akan membaca tentang kejadian-kejadian aneh yang selama ini didiamkan. Ada peperangnan yang cukup penting bagi agama. Maksud saya sebagai contoh, satu contoh yang sangat sederhana, kita baca dalam tradisi para nabi, dalam bagian Saheeh of Al Bokhary tentang Iman, tradisi 25, sebuah traidisi yang sangat aneh, secara berurutan, dan kemudian akhirnya dalam rentetan Ibn Omar, bahwa utusan Allah berkata: “Saya diperintahkan untuk memerangi siapa saja hingga mereka menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Perkataan ini adalah dari Saheeh Al Bokahary. Kami tidak memalsukan segala sesuatu, kami tidak sedang menuduh seseorang berbohong. Ini adalah sebuah buku referensi yang sangat dipercaya – Saheeh Al Bokhary – yang dianggap sebagai buku referensi yang boleh dipercaya perihal tradisi. Dan Anda tahu apa yang dikatakannya sebagai penyelesaian dalam tradisi ini: “Hingga mereka menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dan melakukan sholat, dan membayar Zakat, karena jika mereka melakukan hal tersebut, mereka menyelamatkan darah dan harta benda mereka dari aku kecuali yang menjadi hak agama Islam, dan nama mereka akan diperhitungkan dihadapan Allah.” Mereka menyelamatkan darah dan harta benda mereka dari aku? Mereka harus dibunuh? Hingga mereka menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa tidak ada nabi selain Muhammad? Atau pedang? Ini adalah sebuah prinsip yang dibangun. Apakah Anda tahu, teman yang saya hormati, dan mungkin para pemirsa yang juga belum mengetahui, berapa kali tradisi atau frase ini diulang dalam buku-buku yang dipercaya mengenai tradisi?

Muhammad: Saya tidak tahu.

Pendeta Zakaria: Saya akan katakan kepada Anda, 7 kali dalam Saheeh Al Bokhary, 6 kali dalam Saheeh Muslim, 4 kali dalam Sunan Daood, 5 kali dalam Sunan Al Turmuzy, 22 kali dalam sunan Al Nasaey, 5 kali dalam Sunan Ibn Maja, 21 kali dalam Mosnad Ahmed, 6 kali dalam sunan Al Darqatny, dan dalam sunan Al Bayhaqy disebutkan ada 25 kali. Total keseluruhannya adalah 102 kali dalam buku-buku tradisi. Dan mereka semua berbicara tentang membunuh. Ini hanya tentang 1 ayat. Maksud saya hanya satu tradisi, yang menyebutkan: “Aku telah diperintahkan untuk memerangi orang-orang.” Dia menyebutnya sebanyak 102 kali. Oh, iya, karena begitu pentingnya, dia menyebut ayat itu sebanyak 102 kali.

Muhammad: Dan tradisi mengatakan: “Aku telah diperintahkan untuk berperang.” Kalimat pasif disini merujuk kepada siapa? Tentu saja pada Allah. Secara pribadi saya benar-benar heran. Saya lahir dan juga besar dalam sebuah keluarga Muslim, namun saya heran, apakah mungkin, apakah dapat dibayangkan, Tuhan akan memerintahkan kita untuk membunuh dengan tujuan memaksa orang untuk memeluk agama?

Pendeta Zakaria: Pertanyaan Anda penting dan sangat serius. Saya sendiri tidak berhak menjawabnya. Saya hanya memiliki apa yang telah saya baca: “Aku telah diperintahkan untuk memerangi orang-orang.” Prinsip membunuh sendiri merupakan sebuah prinsip yang sangat sulit dan kejam. Dan mengapa bisa demikian? Kemudian dikatakan juga bahwa dia: “terus memerangi mereka hingga mereka menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Itu artinya membunuh demi Islam.

Muhammad: Ya, saya tahu. Namun ketika saya masih seorang Muslim dulu, setahu saya, perang dalam Islam bukan untuk menyebarkan agama Islam, melainkan untuk membela agama.

Pendeta Zakaria: Ya, Begitulah yang mereka sebarkan. Itulah yang disebarkan untuk tujuan membenarkan apa yang telah mereka lakukan. Bagaimana menurut Anda sendiri mengenai tradisi ini? “Aku telah diperintahkan untuk memerangi orang-orang hingga mereka menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.” “Hingga mereka menyatakan bahwa tidak Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, karena jika mereka melakukan hal itu, mereka menyelamatkan darah dan harta benda mereka dari aku.” Perkataan ini sederhana sekali. Dan terlebih lagi, dalam Ensiklopedia Arab Islam, dibawah judul “Jihad”, secara harfiah, berarti perang untuk tujuan penyebaran agama Islam. Ada di Ensiklopedia Arab, Ensiklopedia Islam.

Muhammad: Ada di Ensiklopedia? Bisakah orang membelinya?

Pendeta Zakaria: Ya, ada di Ensiklopedia, dan tersedia di took-toko buku. Anda dapat membeli yang berukuran besar, yang original. Ensiklopedia ini juga dibuat dalam edisi berukuran kecil.

Muhammad: Maksud saya, orang biasa yang mempunyai dana terbatas, dapat membelinya?

Pendeta Zakaria: Ya, tentu.

Muhammad: Atau ada di perpustakaan Al Azhar?

Pendeta Zakaria: Ya, disana juga tersedia. Sebenarnya, hal ini dikemukakan oleh Sheikh Al Azhar. Hal ini membawa kita kepada hal lainnya. Apakah Anda, teman yang saya kasihi, mengetahui dan apakah Anda, para pemirsa yang saya kasihi, menyadari, berapa banyak kata dalam Quran yang berbicara tentang membunuh, perang, Jihad, pembunuhan, dan sebagainya, juga dalam tradisi? Saya telah melakukan penjumlahan. Setiap orang juga dapat melakukan hal yang sama. Kunjungilah website Al Azhar dan carilah Quran, dan ketik dalam kolom pencarian, semua kata yang berhubungan dengan perang perkelahian, membunuh, pembunuhan dan lain sebagainya. Lalu lihatlah angka terakhir yang Anda dapat. Anda tahu berapa jumlah yang peroleh? 35213 kata tentang membunuh, pembunuhan, perang dan Jihad.. 35213 kali.

Muhammad: Astaga . . . Saya diingatkan tentang semangat Kristus yang diulang sebanyak jumlah hari dalam setahun: “Jangan takt, Aku menyertaimu.”

Pendeta Akaria: Anda benar. “Jangan takut.” Tetapi ini adalah kenyataan, dan sangat sulit. Sejarah Islam, menurut seorang sejarahwan Islam, adalah sebuah sungai darah, sebuah sungai darah. Bayangkan, sebagai contoh, perang antara Aly Ibn Aby Talieb dan Aisha, seperti yang diceritakan dalam buku-buku sejarah. Pertempuran unta. 300 orang terbnuh dalam satu hari, dari kedua belah pihak. Dan pada akhir perang, keduanya berkumpul bersama untuk mendoakan para martir. Pertanyaan saya adalah martir dari pihak yang mana? Martir dari kedua belah pihak? Apakah mereka dianggap sebagai martir? Semuanya 3000 orang? Atau hanya martir dari kelompok Aly Ibn Aby Taleb? Atau mereka adalah orang-orang yang dibunuh dari kelompok Aisha? Atau apakah mereka semuanya adalah martir? Ini merupakan sebuah tanda tanya yang sangat besar dimana saya tidak memiliki jawabannya.

Muhammad: Benar

Pendeta Zakaria: Ketika Anda membaca tentang utusan di Medina, Anda menemukan bahwa dia menghabiskan 10 tahun disana setelah migrasinya, karena dia mati di tahun ke 10 setelah Hegra.Selama 10 tahun di Medina, apakah Anda tahu berapa banyak serangan, ekspedisi, penyerbuan, perang dan penaklukan yang dia lakukan?

Muhammad: Saya sama sekali tidak tahu.

Pendeta Zakaria: 84 perang militer. Sebut saja perang, ekspedisi, penyerbuan, penaklukan atau peperangan … ada 84 perang. Dia tidak ambil bagian dalam ke 84 perang tersebut, karena dia melakukan ekspedisi tersebut di bawah perintah orang lain. Hal inilah yang diceritakan buku-buku sejarah kepadakita. Hal inilah yang diceritakan buku-buku biografi kepada kita.

Muhammad: Saya dengar Anda mengatakan bahwa Islam mulai dengan perang dan berakhir dengan perang. Namun setahu kami, tidak demikian. Sebagai seorang Muslim, bukan itu yang telah diajarkan kepada kami. Lalu bagaimana? OK. Kapan perang dimulai dalam Islam? Ketika dimulai, Islam sedang menyebarkan sebuah pesan damai.

Pendeta Zakaria: Anda benar. Islam dimulai di Mekah dengan damai. Selama nabi Muhammad tinggal di Mekah, di hidup dengan damai. “Kamu memiliki agamamu sendiri, dan aku memiliki agamaku sendiri.” “Aku hanya menyampaikan.” “Aku hanyalah seorang pembawa kabar baik dan seseorang untuk mengingatkan.” “Dan jika mereka tidak mendengarkan mu dan pergi dari mu, pergilah dari mereka.” Namun segera setelah dia pergi ke Medina, seluruh situasi berubah. Dan mengapa situasi telah berubah? Situasi berubah karena di Medina dia mulai mengembangkan kekuasaannya. Ada sesuatu yang menyebut Islam tanpa kekuatan. Jadi, di Mekah, Islam tidak menyebar? Tidak, Islam masih lemah. Hanya 72 orang yang menganut agama Islam selama Muhammad tinggal di Mekah. Berapa banyak? Hanya 72 orang. Hanya 72 orang? Jadi, pada waktu itu Islam tanpa kekuatan, Islam masih lemah. Dia harus membangun perdamaian, kalau tidak mereka akan menghabisi nya. Namun suatu kali kekuasaannya bertambah kuat, karena keberuntungan yang diperoleh dari serangan yang dilakukannya secara tiba-tiba kepada kafilah Quraish yang sedang dalam perjalanan pulang ke Syria. Dia melakukan serangan kepada mereka dan dari penyerangan-penyerangan lainnya, dia mulai merekrut tentara dan melatih satu kompi angkatan darat, satu tentara inti, dan dari sanalah dia mulai melakukan penaklukan-penaklukan. Dan serangan terhadap Badr dianggap sebuah titik balik dalam sejarah Islam. Karena di Ohod dia kalah dalam peperangan, dan di Badr dia memenangkan peperangannya, dan kekuasaannya pun bertambah kuat. Jadi, hal itu benar, bahwa peperangan dalam Islam dan pengarahan untuk menggunakan kekerasan dan pedang dimulai di Medina, dan dari sana Islam menyebar.

Anda tahu, teman yang saya hormati, keseluruhan masalah ini tentang apa? Masalah ini bahkan lebih serius. Yaitu bahwa ada ayat-ayat Quran, seperti dikatakan sebelumnya, yang mendorong orang untuk membunuh: “Bunuh mereka dimanapun kamu menemukan mereka.” Ayat ini membicarakan tentang siapa disini? Yaitu memerangi sekutu, pertama-tama, dan kemudian: “perangilah mereka yang tidak percaya pada Allah dan hari terakhir dan tidak percaya dalam agama yang benar diantara para ahli Kitab.” Sikap pun berubah. Ini, Surat 9 (At Taubah), ayat 29. Untuk pertama kalinya dia menentang para ahli Kitab, karena sebelum masa ini, dia penuh dengan damai; dia berdamai dengan para ahli Kitab: “dan jangan bertengkar dengan para ahli Kitab, kecuali dalam sikap sopan.” Semua ini kenyataan dalam Quran. Hal ini bukan sebuah dugaan palsu atau tuduhan. Ini merupakan kenyataan yang dibangun. Dan setiap orang harus membukan matanya terhadap hal ini, bukan menutup-nutupinya. Ini telah menjadi sebuah titik balik yang serius dalam sikap Islam terhadap para ahli Kitab. Dan “para ahli Kitab” itu adalah tentu saja orang-orang Kristen dan Yahudi.

Muhammad: Seandainya kita ingin membandingkan pesan dalam Islam dengan pesan dalam Kekristenan. Dapatkah Anda mengemukakan hal-hal tentang kesamaan antara kedua pesan tersebut, sehubungan dengan topik perdamaian dan peperangan?

Pendeta Zakaria: Sehubungan dengan perang dan kedamaian? Kesamaannya … , saya kira tidak ada. Anda tidak akan menemukan satupun kesamaan. Anda hanya menemukan kontradiksi, karena Tuhan Yesus memulai pesanNya dengan damai dan mengakhirinya dengan damai. Maksud saya, pada hari kelahiranNya, satu paduan suara malaikat muncul, dan berkata: “Kemuliaan bagi Allah di tempat maha tinggi, dan damai di bumi,dan kebaikan turun kepada manusia.” Dan pada hari kenaikanNya ke surga, setelah Dia dibangkitkan dan hidup …. Yaitu 4 hari setelah penyalibanNya, Dia berkata: “Damai Kutinggalkan kepadamu, damaiKu Kuberikan kepadamu.”

“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Itulah Kristus. Dia adalah Pangeran Perdamaian. Dia memproklamirkan perdamaian, PesanNya adalah tentang kedamaian. Namun bila kita melihat ayat-ayat Quran, tradisi-tradisi dan sejarah atau biografi-biografi Muhamad, yang dapat kita temukan melalui internet, buku-buku Al Wakedy, Ibn Hesham, atau Ensiklopedia Islam, Anda akan mendapatkan kesaksian-kesaksian yang sama tentang Islam. Saya akan katakan sesuatu kepada Anda. Ini kenyataan. Ketika saya masih beragama Muslim, sesuatu mengenai ayat-ayat Mekah dan Medina. Tahukah anda bahwa satu-satunya ayat dalam Surat 9 (At Taubah), ayat 5: “bunuhlah orang-orang yang tidak percaya pada Allah”, atau “bunuhlah sekutu”, telah mencabut dan membatalkan 124 ayat-ayat tentang damai.

Muhammad: Saya ingin tahu dimana ayat-ayat ini.

Pendeta Zakaria: Dalam Quran. Maksud saya semua ayat-ayat ini dan di Qurannya orang-orang Mekah, dimana dia memproklamirkan perdamaian dengan orang-orang. Namun segera setelah dia pergi ke Medina, dia menambah kekuasaannya dan orientasinya berubah untuk membangun sebuah kerajaan dan membentuk tentara angkatan darat. Satu ayat turun dan membatalkan 124 ayat yang berbicara tentang perdamaian. Benar-benar mengerikan, bukan? Penjelasan ini hanya menunjukkan kepada Anda bagaimana Islam berubah. Ini adalah sejarah. Kami tidak sedang mengada-ada. Saya bahkan tidak sedang menganalisa sejarah, saya benar-benar membacanya, tidak lebih dan tidak kurang. Jujur, bila mereka berpikir bahwa semua ini salah, mereka harus melakukan sesuatu terhadap buku-buku sejarah, menumpuknya dalam rak. Biarkan saya memberikan satu saran yang baik kepada mereka. Apakah yang dilakukan Othman Ibn Affan terhadap salinan Quran? Ia membakarnya. Benar, ia membakar 6 salinan yang berbeda, dan dia berkata, “Kami hanya ingin salinan yang ini.” OK. Kalau begitu mengapa mereka tidak mengumpulkan semua buku-buku ini dan membakarnya saja, kemudian membuat sejarah baru, dan membakar sisanya?

Muhammad: Sejarah tidak dapat berubah. Sejarah tidak dapat dibalikkan.Dan semuanya direkam dalam banyak buku, seperti yang Anda katakan. Saya juga bergabung dengan mereka yang mengajukan pertanyaan ini: “Mengapa semua ini harus dibagi dengan orang-orang?” Banyak orang yang tidak mengerti tentang hal ini. Dan banyak orang yang memiliki pertanyaan, tetapi mereka terbiasa untuk tidak bertanya, dan saya adalah salah seorang dari mereka karena menanyakan hal ini adalah hal yang sulit dan terlebih lagi membicarakan hal itu adalah hal yang dilarang.

Pendeta Zakaria: Sayang sekali, namun beginilah kita dipimpin. “Jangan bertanya tentang segala sesuatu, yang jawabannya hanya akan menyakiti kamu.” Ini adalah hal yang terpenting. Quran juga berkata, “Padang gurun Arab adalah lebih buruk dalam ketidakpercayaan dan kemunafikan, dan ini lebih cocok bagi mereka yang tidak tahu batasan-batasan Allah.” Itu adalah satu ayat Quran untuk Anda. Ini adalah masalah dan berita. Penindasan kebenaran. Anda tahu, bahkan ada sebuah masalah yang lebih buruk. Beberapa orang membaca tentang hal ini … dan mereka bangga akan hal tersebut. Anda lihat kekuatan Islam? Yunani, Roma dan Persia dikuasai. Negara-negara dikepung dan dirampok. Ini adalah kekuatan Islam. Dapa Anda bayangkan? Hal ini juga merupakan sejarah. Orang-orang membicarakanya. Tetapi dimana konsep spiritualnya? Mengapa tidak disebutkan hal-hal mengenai hubungan dengan Allah dalam agama ini? Apakah agama merupakan serangkaian perang? Akankan seseorang menghabiskan hidupnya dengan melancarkan perang? Atau apakah agama merupakan sebuah hubungan kasih dan damai antara manusia dan Tuhan? Anda tahu apa yang dikatakan Alkitab? Ada satu ayat (Yesaya 57 : 20) yang sangat penting: “Tiada damai bagi orang-orang fasik itu," firman Allahku. Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur.” Tuhan ingin memberikan damai kepada manusia. Saya ingin mengajukan satu pertanyaan. Apakah Anda mengetahui berapa banyak rumpun yang telah dihancurkan dan dimusnahkan dari Semenanjung Arab? Saya tidak tahu. 3 rumpun. Rumpun Bano Quraitha, Bano Al Notheer dan rumpun Yahudi dari Khaibar Genocie. Mereka tidak ingin ketiga rumpun ini tetap ada, mereka membunuh para pria, terutama dari rumpun Bano Quraitha. Mereka membunuh semuanya dalam waktu 1 hari. Mengambil para wanita dan anak-anak dan menjual mereka, dan hasil penjualannya digunakan untuk membeli senjata. Karena mereka orang-orang Yahudi atau orang-orang yang tidak percaya. Sederhana saja, karena mereka bukan orang-orang Muslim. Hal ini bukan masalah Yahudi atau Kristen atau sekutu atau tidak punya agama. Keseluruhan masalahnya adalah seperti yang mereka katakan, “Tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Atau bila tidak? Yaitu, jika mereka tidak memeluk agama yang benar, mereka harus dibunuh. Benar bukan? Jadi masalah ini sangat serius. Mengapa demikian? Karena perang saat ini telah menjadi-jadi. Dan kemudian, bila Anda mengijinkan saya, hari ini ketika kita berbicara tentang teroris, kita menyebut mereka dengan teroris “ekstrimis”. Tetapi jika Anda pergi kepada teroris dan bertanya kepadanya, dia akan berkata, “Tidak, saya bukan teroris. Saya hanya mengikuti Sunna Allah dan utusanNya.” Dan mereka mengutip banyak ayat-ayat Quran dan tradisi, dan Anda tahu bagaimana mereka membela diri mereka sendiri dalam persidangan. Ketika banyak teroris ditangkap, pengacara mereka akan berdiri dan mengutip ayat-ayat Quran dan tradisi-tradisi para nabi, dan juga biografi Muhammad, untuk membuktikan bahwa ini adalah Islam yang benar. Ini adalah Islam. Jadi, masalahnya adalah teroris-teroris ini mengambil keuntungan dari masalah ini dan menyebarkan kekacauan, malapetaka dan perang yang berbau busuk dimana-mana. Saya yakin ada beberapa orang yang beralasan, dari antara saudara-saudara Muslim, yang benar-benar seimbang, yang mengambil jalan lain denan politik dan lebih bijaksana, dan meniadakan pedang. Tetapi juga ada satu kelompok yang mengambil jalan pedang dan berkata bahwa ini adalah Islam yang benar. Sebagai contoh, Persaudaraan Muslim Brotherhood Muslim juga mulai dengan membunuh, menggunakan kekerasan dan pedang, kemudian ketika mereka diserang oleh pemerintah, ditangkap dan dipenjara, mereka mulai belajar politik. Kelompok ini pun terpecah. Kelompok Muslim Brotherhood menjadi politisi karena mereka mengadopsi prinsip dari Islam yang lemah, hingga mendapatkan kekuatan, dan kelompok Islamic Gama’at adalah kelompok teroris. Kelompok Islamic Gama’at berkata, “inilah kekuatan, kami masih memiliki kekuatan.” Hal ini menanamkan prinsip-prinsip agama. Namu apa yang kami tanyakan kepada pemirsa adalah: Kami perlu datang untuk mengatasi situasi ini, untuk mempelajari sejarah, dengan kesadaran dan biarkan setiap orang berpikir: Apakah jalan perang dan pertumpahan darah sesuai dengan masyarakat modern saat ini? Apakah kita berbicara tentang hak-hak manusia, mempertimbangkan orang lain dan pendapat-pendapatnya? Masihkah kita harus melakukan pola yang sama? Masalah ini harus didiskusikan. Hal ini harus diajukan dan diselidiki. Saya menyukai Sheikh Abd Al Mo’ez Abd Al Sattar yang berbicara tentang membawa kitab-kitab suci untuk diperiksa sehubungan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip di dalamnya, untuk tujuan memegang erat mana yang lebih baik. Namun seseorang yang mengetahui jalan Kristus akan menikmati damai Kristus dari dalam, dan akan menyebarkan damai dari luar. “Terpujilah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” “Dan damai Allah yang melebihi akal pikiran akan memimpin hati dan pikiranmu melalui Yesus Kristus.” Saya berdoa, dan meminta Tuhan dengan seluruh hati saya, dengan mengatakan, “Oh, Tuhan, berikan damaiMu kedalam hati, berikan damai kepada jiwa, berikan damai kepada masyarakat, damai kepada semua negara dan pemerintah, damai untuk seluruh dunia, bahwa semua akan datang dan mengenal Mu, Pangeran Perdamaian dan selalu hidup dalam damai.” Amen.

Muhammad: Terima kasih. Waktu kami telah habis.Dan kami memiliki lebih banyak tanya jawab bersama. Pemirsa yang saya kasihi, nabi Daud, berkata, “Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.” Saya sendiri tidak berpikir bahwa firman Allah bagi ciptaanNya, manusia, memberikan semangat untuk menyebarkan firmanNya melalui perang dan kekerasan. Dan saya juga heran seperti sebelumnya,bahwa ada banyak pertanyaan dalam pikiran saya yang tidak pernah saya ungkapkan selama bertahun-tahun. Kami bertanya atas nama mereka yang tidak dapat melakukannya. Kami bertanya pada Anda, para pemirsa, apakah pemikiran-pemikiran in pernah terjadi pada Anda? Allah berkat, “selidikilah kitab suci.” Terima kasih. Sampai jumpa.

1 comment:

  1. KEMATIAN OSAMA BEN LADEN BUKAN AKHIR RADIKALISME & TERORISME



    Terkait pembacaan teks Kitab Suci yang dipahami secara literal oleh kaum radikalis, nampaknya tidak semua Muslim menyepakatinya. Sangat menarik membaca ulasan kritis Ashgar Ali Engineer mengenai makna Jihad dan peperangan. Beliau menuliskan kritik internal terhadap pembacaan hurufiah teks Qur’an sbb: “Hendaknya diingat, perintah Qur’an tentang perang seharusnya ditempatkan dalam konteks Arab abad keenam dan tujuh dan dunia Arab dalam tradisi kesukuan. Mutlak tanpa kekerasan, sebagaimana anggapan banyak orang masih merupakan utopia hingga deasa ini, lebih-lebih Arab pra Islam. Nabi Muhammad (saw) dan para sahabat harus berhadapan dengan situasi nyata yang mau tidak mau harus dihadapi...Memang terdapat sejumlah besar kekerasan dalam sejarah Islam, tapi lebih banyak disebabkan oleh kepentingan pribadi demi keuntungan sendiri, katimbang ajaran Qur’an. Demikian juga, perlu diingat bahwa dalam sejarah Islam cukup banyak kita temuka perang permusuhan di dalam tubuh umat Islam daripada peperangan melawan Non Muslim atau peperangan menyebarkan Islam”[20].



    Namun beliau pun memberikan kritik atas penilaian Barat terhadap Islam sbb: “Sejumlah ahli sejarah, sayangnya memotret peperangan ini sebagai peperangan untuk menyebarkan Islam. Pemotretan sejarah semacam ini terkesan sangat simplistis, terlalu disederhanakan. Ini tidak berdasar pada pemahaman cukup terhadap Islam. Atau dalam kata lain bentuk ketidakadilan untuk Islam dan sejarah sekaligus”[21]. Tidak lupa beliau memberikan solusi bijaksana dimana Muslim memperjuangkan kepentingannya secara elegan dan demokratis sebagaimana beliau katakan: “kelompok-kelompok jihad dalam masyarakat muslim hari ini, begitu pula melakukan ketidakadilan besar terhadap Islam. Ajaran kekerasan tidak ada hubungannya dengan ajaran Islam. Yang demikian itu, berangkat dari ketidaksabaran ataupun kepentingan pribadi, yang membuat mereka mengangkat senjata, kendati problem dapat diselesaikan secara damai dan demokratis”[22].



    Read More….

    http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/05/kematian-osama-ben-laden-bukan-akhir.html

    ReplyDelete