Sunday, January 24, 2010

Conv 6 - BAGAIMANAKAH RAHASIA DARI KESATUAN TRINITAS YANG KUDUS DIJELASKAN KEPADA SEORANG MUSLIM?

Siapa saja yang berbicara dengan seorang Muslim akan segera menyadari bahwa ia menganggap iman kita kepada Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai dosa yang tidak terampunkan. Pengakuan iman Islam menekankan bahwa tidak ada Tuhan lain selain Allah! Siapa saja yang menghubungkan antara Anak atau Roh Kudus dengan sang Pencipta dianggap sebagai seorang musuh Allah dan malaikat-malaikatnya (Surat al-Baqara 2:97-98; al-Ma'ida 5:73).


Penolakan Trinitas yang Kudus di dalam Islam

Keberatan mengenai Trinitas Yang Kudus oleh orang-orang Muslim memiliki banyak segi. Hal ini akan disimpulkan sebagai latar belakang informasi untuk percakapan dengan orang-orang Muslim:

Muhammad menantang orang-orang Kristen, “Janganlah kamu mengatakan ‘Tuhan itu tiga.’ Berhentilah kamu, itu lebih baik bagimu” (Surat al-Nisa' 4:171). "Tidak mungkin ada ibu dari Allah atau ada wanita yang melahirkan seorang anak dari Allah” (Surat al-Ma'ida 5:116). "Tidak seorangpun boleh menerima manusia lain sebagai Tuhannya” (Surat Al 'Imran 3:64; al-Tawba 9:31). "Allah bukanlah Kristus " (Surat al-Ma'ida 5:17,72; al-Tawba 9:31). "Bagi Yang Mahakuasa akan menjadi sesuatu yang sangat gampang untuk melenyapkan Kristus dan ibunya, kalau mereka mengaku diri senagai allah” (Surat al-Ma'ida 5:17).


Penolakan keilahian Yesus Kristus

Pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah secara lengkap ditolak sampai 17 kali di dalam Al-Qur'an (Surat al-Tawba 9:30 dll.). Isa hanya disebut sebagai anak Maryam tetapi tidak pernah disebut sebagai Anak Allah. Ia dianggap sebagai ciptaan saja sama seperti Adam (Surat Al 'Imran 3:59). Allah sudah berfirman, “Jadilah! Maka ia jadi“ (Surat al-Baqara 2:117; Al 'Imran 3:47,59; Maryam 19:35). Ini tentu saja tidak tepat, karena di dalam Al-Qur'an sendiri dengan jelas dikatakan: “Kami tiupkan kepdadanya (Maryam) dari ruh Kami”; jadi Isa diciptakan di dalam Maryam (Surat al-Anbiya' 21:91; al-Tahrim 66:12). Orang Muslim bisa percaya kepada kelahiran Kristus dari anak dara Maryam, tetapi juga mengatakan yang bertentangan dengan pengakuan iman Kristen: Ia diciptakan, bukan dikandung atau dilahirkan dari Allah.



Al-Qur'an mengindikasikan bahwa Kristus adalah seorang hamba Allah (Surat al-Nisa' 4:172; Maryam 19:30), rasulnya (Surat al-Baqara 2:87; Al 'Imran 3:49,53; al-Nisa' 4:157,171; al-Ma'ida 5:75,111; al-Saff 61:6) dan nabinya (Surat Maryam 19:30). Ia tunduk kepada Allah (Surat Al 'Imran 3,51; al-Ma'ida 5:117), berdoa kepada (Allahumma; Surat al-Ma'ida 5:114) dan siap mengakui Allah sebagai Tuannya, yang memberikan perintah-perintah kepadanya (Surat Al 'Imran 3:51; al-Ma'ida 5:72,114,117; Maryam 19:36; al-Shura 42:13; al-Zukhruf 43:64).

Di dalam 50 ayat di dalam Al-Qur'an ini Yesus dilucuti dari semua keilahiannya. Peringatan rohani dari Rasul Yohanes juga berlaku bagi orang-orang Islam juga (1 Yohanes 2:18-25; 4:1-5).


Penolakan keilahian Roh Kudus

Kita harus menyadari bahwa Al-Qur'an tidak hanya merendahkan Tuhan Yesus Kristus, tetapi juga menyatakan Roh Kudus sebagai salah satu makhluk dan bukannya Tuhan. Allah mereka berbicara beberapa kali tentang Roh “kami” (Surat Maryam 19:17; al-Anbiya' 21:91; al-Tahrim 66:12), atau roh “ku” (Surat Sad 38:72; al-Hijr 15:29), tetapi dalam semua peristiwa itu roh ini dianggap sebagai sesuatu yang diciptakan dan bukan bersifat ilahi. Di dalam Islam tidak ada Roh Kudus yang independen yang bisa diterima karena Allah hanya bisa satu dan tidak mungkin dua atau tiga.

Tradisi Islam menjelaskan bahwa Jibril (malaikat Gabriel) adalah roh yang dari Allah (Surat al-Baqara 2:97-98; al-Tahrim 66:4) yang sudah menyatakan wahyu dari Tuannya kepada Zakharia, Maria, Isa dan Muhammad. Di sini ia disebut sebagai “rohulqudus,” yang menguatkan Yesus di dalam melakukan mujizat-mujizatnya (Surat al-Baqara 2:87,253; al-Ma'ida 5:110; al-Nahl 16:102). Di dalam Islam roh ini tetaplah sebagai hamba Allah, yang berada di bawah perintahnya (Surat al-Qadr 97:4; al-Isra' 17:85; al-Shura 42:52), yang melaksanakan ketetapannya dengan setia (Surat al-Shu'ara 26:193). Dia sangat dihormati oleh orang-orang Muslim, meskipun mereka tidak tahu siapa dia yang sesungguhnya.



Apa yang hilang di dalam Islam?

Mengikuri pendahuluan singkat ini mereka yang bisa berpikir tentang hal rohani akan memahami beberapa prinsip dasar di dalam berbicara dengan orang-orang Muslim: Di dalam Islam tidak akan bisa ada Bapa, Anak, ataupun Roh Kudus (Surat al-Ikhlas 112:1-4).

Tidak ada keamanan secara rohani di dalam pemeliharaan Allah-Bapa, tidak ada hubungan yang bersifat pribadi dengan Yang Mahakuasa, tidak ada kepastian akan pengampunan dari segala dosa, tidak ada kemungkinan mengenal Trinitas Yang Kudus ( 1 Korintus 12:3; Roma 8:8-10,15-16 dll.), tidak ada buah-buah Roh (Galatia 5:16-26) dan tidak ada pengharapan yang pasti akan kehidupan kekal ( Yohanes 11:25-26). Dimana Roh Kudus tidak diakui keberadaannNya tidak akan pernah ada pemikiran rohani ataupun kehidupan Kristen.

Selain usaha kita untuk menawarkan dan untuk membuka Injil kepada orang-orang Muslim, syafaat yang terus menerus merupakan sesuatu yang diperlukan agar Yesus Kristus akan mempersiapkan orang-orang dengan RohNya dan mengaruniakan kepada kepadanya anugerah untuk mendengar FirmanNya, memahaminya dan melakukannya. Tidak ada seorangpun yang bisa menjelaskan tentang rahasia Trinitas Yang Kudus kepada seorang Muslim kecuali kalau Roh Kudus menciptakan di dalam dirinya kerinduan akan Allah yang sejati dan kesiapan untuk mendengar firmanNya dan menerima terang rohani yang menembus kegelapan hati manusia.

Kalau kita ingin menjelaskan Injil kepada orang-orang Muslim kita jangan sampai menjadi kecewa atas penolakan mereka dan semangat anti kekristenan yang akan sangat nyata di depan mata kita. Kasih Kristus lebih kuat dari ikatakan kolektif di dalam Islam. Dalam mencari lima argumentasi praktis untuk menjelaskan tentang Kesatuan dari Trinitas Yang Kudus, lima sumber pembicaraan bisa ditemukan:




I. Kesaksian Perjanjian Lama tentang Kesatuan dari Trinitas Yang Kudus

Di dalam Taurat dan Kitab Para Nabi kita bisa menemukan beberapa catatan bahwa Allah adalah Satu di dalam Tiga. Kesaksian Perjanjian Lama sangat penting bagi orang-orang Muslim yang tertarik karena hal itu menunjukkan bahwa Trinitas Yang Kudus bukanlah sesuatu yang diciptakan oleh orang-orang Kristen tetapi memang sungguh-sungguh menjelaskan mengenai keberadaan yang sesungguhnya dari Allah sejak jaman kekekalan.


Ayat yang pertama di dalam Alkitab sudah menyaksikan tentang Trinitas Yang Kudus:

Kejadian 1:1-3: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.

Di dalam pengantar kepada Alkitab ini kita bisa membaca tentang Allah, Roh-Nya dan Firman-Nya. Penginjil Yohanes mengakui bahwa Allah menciptakan alam semesta ini melalui Yesus, Firman-Nya yang berinkarnasi (Yohanes 1:1-4).

Ayat yang pertama di dalam Alkitab ini juga akan menuntun kita untuk meminta kepada Allah agar Roh-Nya akan melayang-layang di atas orang-orang, keluarga-keluarga, desa-desa, kota-kota, dan negara-negara Muslim, supaya pikiran dan hati mereka akan dipersiapkan sampai Tuhan bisa berfirman, “Jadilah terang." Lalu terang itu jadi!

Dl dalam Kejadian 1:26 Allah berfirman, “Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita!”

Allah (Elohim) seringkali disebutkan dalam bentuk jamak (kita), yang mencakup juga kemungkinan akan Trinitas. Orang-orang Yahudi dan orang-orang Muslim bagaimanapun menyebut bentuk ini sebagai pluralis majestatis. Di dalam pembicaraan dengan suatu delegasi orang-orang Kristen dari Wadi Najran (sebelah utara Yaman) Muhammad begitu tersentuh dengan ayat ini sehingga sesudah itu ia membiarkan Allah disebutkan dalam bentuk plural di dalam Al-Qur'an juga.

Elohim, kata Ibrani untuk Allah adalah dalam bentuk jamak. “El” berarti kuasa, kemampuan dan kekuatan (Matius 26:64), “him” berarti “mereka”, jadi kata Elohim bisa dibaca sebagai “yang kuasa adalah jamak.” Kata Allah di dalam Islam bisa dipahami dalam cara yang berkaitan, sehingga “al-el-hu” bisa dibaca sebagai “kuasa adalah dia” (pribadi tunggal saja)! Allah di dalam Alkitab sebaliknya harus dipahami sebagai kesatuan di dalam kejamakan. Muhammad sudah mengambil ungkapan Elohim ke dalam bahasa Arab dan menggunakannya sebagai Allahumma sebanyak lima kali di dalam teks-teks yang sangat penting di dalam Al-Qur'an (Surat Al 'Imran 3:26; al-Ma'ida 5:114; al-Anfal 8:32; Yunis 10:10; al-Zumar 39:46). Bagi dia nama Allah di dalam Perjanjian Lama nampaknya menjadi kunci untuk doa yang secara pasti akan dijawab dan digenapi.


Di dalam Kejadian 18:1-3 kita membaca bahwa Abraham dikunjungi oleh tiga orang. Tetapi ia menyebut mereka, “Tuanku”, yang adalah dalam bentuk tunggal.


Dalam Bilangan 6:24-27 kita menemukan Berkat Harun, yang di dalamnya kata “Tuhan” disebutkan sebanyak tiga kali. Beberapa gereja mengidentifikasikan berkat itu sebagai berkat dari Bapa, berkat dari Anak dan berkat dari Roh Kudus, sebagai berkat dari Tuhan yang “satu.”


Dalam Mazmur 2:1-4 kita membaca mengenai pemberontakan manusia terhadap Tuhan dan Yang Diurapi-Nya (Mesias). Tetapi Yang Mahakuasa mentertawakan mereka dan mengatakan hanya satu kalimat: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini!” (Mazmur 2:7). Wahyu ini dinyatakan 1.000 tahun sebelum masa Yesus Kristus. Ini menunjuk kepada kemunculan secara rohani sang Anak dari Bapa sebelum segala waktu, yang tidak boleh disalahpahami sebagai pembuahan biologis di dalam diri Maria. Yesus sudah ada jauh sebelum Ia berinkarnasi. Ia adalah Allah yang kekal dari Allah yang kekal! (Yohanes 1:14; Filipi 2:6-7).


Yesaya 9:5 adalah contoh yang sangat jelas sekali tentang kesatuan dari Trinitas: Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Ayat ini menjelaskan bahwa Anak yang dijanjikan itu bukan hanya Penasihat Ajaib dan Alllah yang Perkasa, tetapi di dalam Dia Bapa yang Kekal sendiri menjadi manusia. Dimana lagi ada seorang anak bayi yang baru lahir yang pada saat yang sama adalah Bapanya sendiri? Pewahyuan yang sangat unik ini terjadi 700 tahun sebelum Yesus Kristus hidup di dunia ini. Teks ini adalah suatu kesaksian yang sangat penting akan kenyataan yang kekal dari Allah yang Trinitas.


Mazmur 45:6-7 berbicara mengenai pengurapan pengurapan Allah oleh Allah dengan minyak urapan sukacita. Bapa mengurapi Anak dengan Roh Kudus. Masing-masing pribadi dari ketiganya adalah “Allah yang sejati dari Allah yang sejati” di dalam kesatuan yang sempurna (Ibrani 1,9).


Yesaya 6,3 dan 8 menolong kita mendengar tiga kali penyebutan “Kudus” dari para Serafim: Bapa adalah kudus, Anak adalah kudus, dan Roh Kudus adalah kudus! Ketiganya, bagaimanapun, adalah satu, karena kemuliaan-“Nya” memenuhi seluruh dunia.


Mazmur 110:1 menggemuruh seperti suara tabuhan genderang sepanjang waktu sampai kekekalan. Di sana dituliskanL “Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu."”

Gereja Mula-Mula memahami ayat ini sebagai suatu janji yang menjelaskan tentang Kenaikan Yesus dan penobatan-Nya di surga (Matius 26:64; Kisah Para Rasul 2:25, 34; 1 Korintus 15:25; Filipi 2:9-11; Ibrani 10:12-13). Anak duduk dengan Bapa-Nya di tahta (Wahyu 3:21). Keduanya memerintah alam semesta ini dalam kesatuan yang lengkap. Karena Anak sudah menggenapi penebusan manusia maka Bapa akan membuat semua musuh-musuh-Nya menjadi “tumpuan kaki-Nya!” Janji ini mencakup juga semua kekuatan anti kekristenan dan memanggil kita untuk menyatakan iman kepada kemenangan dari Allah kita!


Mereka yang berbicara dengan orang-orang Muslim perlu menekankan janji-janji di dalam Perjanjian Lama untuk menjelaskan kesatuan Kristus dengan Bapa-ya, karena implementasi mengenai hal itu di dalam Perjanjian Baru akan muncul sebagai suatu “keharusan” yang tidak bisa ditahan oleh seorang Muslim yang setia. Apa saja yang diperintahkan oleh Allah harus dilakukan seketika. Kalau Ia menjanjikan sesuatu maka hal itu tidak perlu diragukan lagi akan menjadi kenyataan. Tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan penggenapan dari pernyataan ini. Bagi beberapa orang Muslim 333 janji di dalam Perjanjian Lama yang digenapi di dalam Perjanjian Baru bisa menjadi bukti yang kuat akan kesatuan Trinitas Yang Kudus. Janji-janji itu dan penggenapan semuanya dengan demikian harus dibaca bersama dan dihafalkan.




II. Kesaksian dari Perjanjian Baru tentang Kesatuan Trinitas Yang Kudus

Keempat Injil, Surat-surat Para Rasul dan Kitab Wahyu sangat diwarnai dengan penjelasan mengenai kesatuan dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Kalau kita menemukan orang Muslim yang siap untuk membaca Perjanjian Baru, kita harus menekankan kepada mereka tentang kesatuan dari Trinitas itu. Orang Muslim dan orang Yahudi memahami Allah sebagai “Yang Esa.” Beberapa orang Kristen justru menekankan mengenai Allah yang tiga pribadi. Mereka harus berbalik dan kembali menjadi anak-anak Abraham untuk bisa menjelaskan tentang kesatuan dari Trinitas Yang Kudus dalam pola pemikiran mereka.


Matius 1:23: Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.

Immanuel adalah salah satu dari 250 nama Yesus di dalam Alkitab. Ia adalah Allah sejati dan manusia sebenarnya pada saat bersamaan. Di dalam Dia Allah menyertai kita. Janji ini ada di dalam Yesaya 7:14 dan penggenapannya bisa memberikan penghiburan kepada kita.


Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:16-17).

Bagi seorang Muslim kisah tentang baptisan Kristus (Matius 3:16-17; Markus 1:9-11; Lukas 3:21-22; 6:37-38) memuat suatu kenyataan yang sangat menarik: suatu suara terdengar dari sorga! Orang-orang Muslim memahami hal ini sebagai wahyu langsung. Tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi Yang Mahakuasa untuk berfirman. Siapa yang akan bisa melarang Dia untuk berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan”? Roh Kudus turun dari sorga ke atas-Nya untuk memperlengkapi Dia bagi pelayanan-Nya meski Dia pada kenyataannya dilahirkan dari Roh Kudus. Yesus sendiri sudah dibaptiskan di Sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis. Yesus yang tanpa dosa dan tidak perlu dibaptiskan. Tetapi dengan tenang Ia menanggung segala dosa kita sejak awal masa pelayanan-Nya.

* Itulah sebabnya Yohanes Pembaptis berseru, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia!” (Yohanes Pembaptis 1:29).

* Inilah sebabnya Roh Kudus turun ke atas-Nya sebagai merpati dan tetap di dalam Dia.

* itulah sebabnya Bapa menyaksikan, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan!”

Baptisan Kristus adalah teks pusat di dalam gereja untuk memahami kesatuan dari Trinitas Yang Kudus. Bapa, Anak, dan Roh Kudus bekerja bersama bagi keselamatan manusia daru sejak awal pelayanan Yesus.


Matius 12:18 berbicara mengenai hamba Tuhan yang sudah dipilih-Nya, yang dikasihi dan kepadanya Ia berkenan. Ia akan memberikan Roh-Nya kepadanya sehingga ia bisa memberitakan kebenaran kepada segala bangsa. Penggenapan dari Yesaya 11:1-5 ini menunjukkan, bahwa Tuhan, hamba-Nya dan Roh-Nya ada dalam kesatuan pribadi Yesus. Keseluruhan kehidupan-Nya bukan hanya kehidupan satu pribadi saja, tetapi Ia tetap ada di dalam kesatuan di dalam Trinitas.


Lukas 4:18-19a: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.

Dalam Lukas 4:18 Yesus Kristus memperkenalkan diri-Nya di Nazaret dengan mengatakan, “Roh Tuhan ada pada-Ku…” Rumusan singkat ini sekali lagi menunjuk kepada Trinitas Yang Kudus karena Allah, Roh-Nya dan Yesus nyata di dalam kesatuan yang penuh. Kristus menjelaskan kenyataan ini dan berkata, “oleh sebab Ia telah mengurapi Aku.” Kata Kristus berarti: Mesias, yang diurapi.

Untuk alasan apa Yesus diurapi? “untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin!” Siapa saja yang menerima pengurapan di dalam Perjanjian Baru (2 Korintus 1:21; 1 Yohanes 2:20,27) bisa menyaksikan kesaksian Yesus ini, karena orang Kristen hanya menjadi Kristen sesungguhnya kalau Roh Tuhan ada padanya dan mendorongnya untuk menggenapi panggilannya (Yesaya 61:1-2; Roma 8:10-16).


Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. (Matius 28:18-20).

Di dalam Amanat Agung kita membaca bahwa semua orang yang memutuskan untuk mengikut Kristus harus dibaptiskan di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Mengapa perintah itu tidak mengatakan “di dalam nama-nama”? Karena Ketiganya adalah Satu! Nama yang sebenarnya dari Allah kita adalah “Bapa, Anak dan Roh Kudus.”


Yohanes 10:30: Di dalam Injil Yohanes kita bisa membaca kesaksian yang sangat jelas mengenai gembala yang baik: Aku dan Bapa adalah “dua”? Tentu saja tidak, tetapi “satu”! Mengapa kemudian kita senantiasa mengkhotbahkan sebagai dua sementara Yesus sendiri mengatakan hanya satu? Pemahaman yang kurang benar ini menuntut pertobatan dari para penginjil kepada orang Muslim dan orang Yahudi. Bapa dan Anak adalah satu dan bukan dua! Kita harus mengubah pikiran kita dan belajar untuk berpikir bukan hanya dengan cara yang teknis dan pragmatis tetapi juga dengan menggunakan sisi kenyataan rohani, dan menyesuaikan diri kita dengan para pencari kebenaran dan orang yang percaya di daerah Timur.


Dalam kesaksian yang sangat jelas dari Yesus tentang diri-Nya sendiri (Yohanes 14:9-11) kita membaca: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa!” Dengan pengakuan ini Yesus menyaksikan akan kesatuan-Nya dengan Bapa di dalam rupa dan penampilan, sebagai penggenapan dari Kejadian 1:27. Kemudian Yesus juga mengatakan bahwa kata-kata yang diucapkan-Nya bukan berasal dari diri-Nya sendiri, tetapi dari Bapa, yang ada di dalam Dia, bukan hanya berfirman melalui Dia tetapi juga menggenapi apa yang dikatakan-Nya. Yesus tetap ada di dalam Bapa dan Bapa di dalam Dia. Ini menggarisbawahi kesatuan keduanya yang sempurna di dalam hakekat dan roh.


Di dalam Yohanes 14:23 Yesus mengatakan, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”

Yesus menyatakan tentang berdiamnya Roh Kudus di dalam diri pengikut-pengikut-Nya. Di dalam teks ini Roh Kudus bukan hanya ada di dalam kesatuan yang mutlak dengan Bapa dan Anak, tetapi Ia menyatakan semuanya sebagai Roh-Nya juga.


Di dalam tiga janji tentang Penghibur yang akan datang (Yohanes 14:26; 15:26; 16:13-15) kita membaca 10 karakteristik dari kesatian dan kerjasama antara Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus tidak meempermuliakan diri-Nya sendiri atau diri pembawa talenta karismatisnya tetapi mempermuliakan Yesus. Yesus juga tidak memegahkan tentang diri-Nya sendiri tetapi senantiasa memberikan penghormatan kepada Bapa-Nya. Allah kita adalah Allah yang rendah hati dan lemah lembut (Matius 11:28-30)! Tidak ada bahaya terjadi kekacauan di dalam Trinitas Yang Kudus. Tidak ada anggota yang membuat diri-Nya sendiri menjadi besar tetapi senantiasa mempermuliakan yang lainnya! Karena alasan inilah Allah menyerahkan kepada Anak-Nya segala kuasa di langit dan di bumi; dan Yesus demikian juga memberikan wewenang kepada Roh Kudus untuk membangun Gereja-Nya. Kerendahan hati dari kasih ilahi ini adalah salah satu rahasia dari kesatuan Trinitas Yang Kudus. Kita bisa memahami Allah kita hanya ketika kita mengijinkan Dia mengubahkan karakter kita dan menjadikan kita rendah hati, sebagaimana adanya Dia. Ini bertentangan dengan kebanggan Allah mereka dan pengikut-pengikutnya (Surat al-Hashr 59:23 yang secara literal berarti “Dialah Allah, selain dia tidak ada Tuhan yang lain. Dialah Raja, Yang Kudus, Yang Damai, Percaya, Penjaga, Yang Perkasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Yang Bangga. Puji kepada Allah, [ia berbeda] dari [segala makhluk] yang mereka hubungkan [dengan dia]”).


Yohanes 17:21-23: Di dalam doa Imam Besar-Nya Yesus meeminta kepada Bapa-Nya bagi para pengikut-Nya: supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu …”

Dalam dialog di dalam Trinitas Yang Kudus ini Yesus menyimpulkan rahasia-Nya: Kita adalah satu! Kenyataan rohani ini memisahkan kita dari orang-orang Yahudi dan orang-orang Muslim. Kesatuan rohani dari Bapa dan Anak di dalam Roh Kudus ini adalah dasar dari iman kita. Kesatuan ini bagaimanapun tidak muncul sebagai suatu gagasan yang masuk akal sebagai yang berdiri sebagai suatu obyek di hadapan kita, tetapi bisa dibandingkan dengan suatu magnet yang besar yang berusaha untuk menarik kita ke dalam dirinya. Kasih Allah adalah suatu kuasa yang menarik.

Yesus meminta kepada Bapa-Nya agar menjadikan kita satu, sebagaimana Ia dan Bapa-Nya adalah satu, Dia di dalam kita dan Bapa di dalam Dia. Trinitas Yang Kudus ini bukanlah suatu dogma hasil pemikiran semata tetapi suatu kenyataan rohani yang akan menggabungkan kita di dalam keberadaan ilahi ini oleh kasih karunia. Kita disebut sebagai “tubuh Kristus” (Roma 12:4-5; 1 Korintus 12:27; Efesus 4:4, 25) dan “bait” dari Roh Kudus (1 Korintus 3:16 dll.) dan memiliki hak istimewa untuk masuk dan berdiam di dalam Trinitas Yang Kudus, di dalam Kristus ( 2 Korintus 5:17; Yohanes 15:4) dan di dalam Allah sendiri (1 Yohanes 4:15-16).

Perjanjian Baru dipenuhi dengan indikasi tentang rahasia Trinitas Yang Kudus. Mereka yang dengan tekun mencari, membaca dan menjelaskan mungkin akan berpikir tentang ayat-ayat ini: Yohanes 17:1-3; 20:21-23; Kisah Para Rasul 1:4-5; 2:32-36; 1 Korintus 2:10; 2 Korintus 5:19; Galatia 4:4-6; Kolose 2:9-10; Ibrani 9:14; Wahyu 7:10; 21:22-23; 22:3-4 dan yang lainnya. Kita perlu membaca referensi mengenai kesatuan Bapa, Anak dan Roh Kudus ini bukan hanya secara rasional saja tetapi juga dengan didasari oleh doa, pengucapan syukur dan penyembahan. Hanya Roh Kudus yang bisa memperkenalkan kita kepada rahasia Trinitas Yang Kudus. Kemudian kita tidak akan lagi memandangnya sebagai teori yang membosankan, tetapi mengakuinya sebagai kenayataan yang agung dari pengalaman kita sendiri.




III. Referensi Dari Sumber Sekuler Tentang Kemungkinan Adanya Kesatuan di dalam Trinitas

Refleksi dari Trinitas Yang Kudus adalah melampaui pemahaman manusiawi kita. Rahasia ilahi ini hanya bisa kita pahami secara rohani. Banyak orang Kristen bagaimanapun tidak ada dalam posisi berpikir secara rohani karena di dalam Islam Roh Kudus yang sesungguhnya tidak ada. Yesus menceritakan perumpamaan untuk mereka yang belum menerima Injil-Nya. Jadi siapa saja yang mau menjelaskan tentang Kesatuan Trinitas Yang Kudus kepada orang Muslim yang tidak taat kepada Alkitab, bisa menggunakan begitu banyak ilustrasi dan contoh praktis dari kehidupan sehari-hari. Anak-anak sekolah menengah dan para mahasisa akan sangat senang mendengarnya.

Matahari adalah sebuah bola api dengan diameter 1,5 juta kilometer. Sebagian dari sinarnya mencapai bumi ini meski melewati jarak 150 juta km dan memberikan terang, panas dan kehidupan. Semua perwujudan itu, matahari, sinarnya dan panasnya adalah suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Listrik biasanya berasal dari generator yang menghasilkan arus listrik yang menciptakan terang, panas, dan gerak. Ketiganya, generator, arus dan gerak itu adalah satu!

Air bisa berwujud cairan, es atau uap. Di dalam wujud apapun ia ada, tetap saja hakekatnya sama.

Suatu ruangan memiliki panjang, lebar dan tinggi. Kalau salah satunya tidak ada, maka ruangan itu bukan lagi suatu ruangan tetapi hanya suatu bidang tertentu saja.

Suatu pribadi terdiri atas tubuh, jiwa dan roh. Kalau salah satunya sakit maka semua yang lain juga akan menderita. Kalau salah satunya tidak ada maka yang lainnya tidak akan ada sebagaimana yang normalnya.

Suatu keluarga normalnya terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan anak-anak. Ketiganya ada bersama sebagai satu keluarga. Perceraian akan menjadikannya tidak alamiah dan menyakitkan.

Mata terdiri atas beberapa bagian: kita bisa mengenal putih mata, bagian selaput yang berwarna dan pupil yang berwarna hitam. Semuanya itu berasal dari satu mata. Kalau salah satunya tidak ada, kita akan menjadi buta.

Telur adalah sebuah mujizat dengan cangkang, putih telur, dan kuning telur. Dari telur itu kemudian menjadi kehidupan – atau sebuah telur dadar!

Pancaran cahaya yang putih bisa dibagi dalam sebuah prisma menjadi tiga warna, karena warna putih pada dasarnya juga merupakan kombinasi dari beberapa warna.

Sebuah segitiga memiliki tiga sudut dan tiga sisi, tetapi selalu menjadi satu bentuk geometri.

Matematika juga mendukung kesatuan Trinitas. Menambahkan satu ditambah satu ditambah satu menjadi tiga, tetapi mengalikan satu kali satu kali satu hanya akan menghasilkan satu. Sehubungan dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus, mereka tidak akan berada masing-masing sebagai pribadi yang terpisah; tetapi ada di dalam kesatuan yang lengkap, dimana masing-masing berdiam di dalam yang lainnya. Dalam kenyataan ini, mereka berada di dalam kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Adonan untuk membuat roti bisa menjelaskan rahasia aritmetis ini. Tepung, air dan ragi yang diletakkan saling berdampingan belum menjadi roti. Tetapi encampurkan ketiga elemen ini, mengadonnya dan memanaskannya akan menjadikannya sebagai roti. Jadi di dalam Trinitas Yang Kudus tidak ada satu pribadi yang ada secara sendiri atau lepas dari yang lain, tetapi masing-masing hidup di dalam lainnya dan pada saat yang sama mereka adalah satu.

Di Afrika seorang penginjil mengunjungi suatu desa di tengah padang rumput dengan rumah yang terbuat dari semak-semak. Seorang wanita memasak makanan untuk seluruh keluarganya dengan sebuah periuk di tungku di luar rumah. Penginjil itu menyarankan agar wanita itu mengambil salah satu batu yang dipakai untuk tumpuan bagi periuk itu. “Tidak bisa,” seru wanita itu, “kalau saya mengambil salah satu batunya, periuk itu akan jatuh dan makanannya akan masuk ke dalam api!” “Betul,” kata penginjil itu, “Anda tidak bisa memasak tanpa Trinitas itu. Kalau anda mengambil salah satu saja elemennya, hidup anda akan jatuh dan anda akan masuk ke dalam api!” Lalu ia menjelaskan mengenai kesatuan Trinitas kepada wanita itu dengan kata-kata yang sederhana dari situasinya sendiri.

Semua petunjuk dari kehidupan sehari-hari ini bukan menjadi bukti atas kesatuan dari Trinitas itu! Iman tidak bisa dibuktikan. Kalau kita bisa membuktikan iman maka itu bukan lagi iman. Contoh-contoh hanyalah untuk menolong dan tanda-tanda yang membuka diri mereka sendiri bagi orang-orang yang ingin memahami tentang kebenaran rohani, dan menuntun mereka kepada rahasia dari iman itu.

Contoh-contoh yang disebutkan di atas memiliki kesamaan dalam hal adanya elemen-elemen independen yang disatukan oleh suatu kesatuan yang lebih kuat. Bahasa atau budaya yang belum sepenuhnya berkembang tidak akan busa berpikir secara dialektik. Roh Kudus bagaimanapun mengajarkan kepada kita suatu akal logis yang baru yang nampak berlebihan dan tidak masuk akal bagi manusia biasa. Kita percaya, sebagai contoh, bahwa Yesus duduk di sebelah kanan Bapa di suatu tahta dan pada saat yang sama Ia hidup di dalam hati kita. Ini tidak bisa dipahami bagi banyak orang Muslim: Ia harus duduk di surga atau berdiam di dalam hati kita tetapi tidak bisa kedua-duanya dalam waktu yang sama.

Kita mengakui bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang dibenarkan karena anugerah. Seorang Muslim tidak bisa menjawab: anda adalah orang berdosa atau orang yang dibenarkan tetapi anda tidak akan bisa menjadi orang berdosa yang dibenarkan.

Roh Kudus mengajarkan kepada pengikut-pengikut Yesus suatu akal logis rohani yang tidak bisa dengan mudah dipahami oleh orang Muslim. Pemikiran duniawi mereka berbeda dengan akal logis rohani. Karena itu kita harus senantiasa bersabar di dalam pembicaraan kita dengan mereka. Bagaimanapun, kenyataan rohani nampaknya aneh dan tidak masuk akal juga bagi kita dalam waktu yang cukup lama. Syafaat untuk wawasan dan inspirasi bagi orang-orang Muslim tetaplah sesuatu yang sama pentingnya dengan pembicaraan itu sendiri.

Kita juga jangan sampai lupa dalam diskusi dengan orang Muslim bahwa kata “Trinitas” tidak pernah muncul di dalam Alkitab! Karena itu kita jangan sampai berjuang untuk Trinitas tetapi justru untuk kesatuan Allah! Kenyataan tentang Allah, Anak dan Roh Kudus begitu nyata di seluruh kitab di dalam Alkitab, karena Yesus menekankan kesatuan kekal-Nya dengan Bapa-Nya di dalam Roh Kudus.

Ungkapan Trinitas adalah juga merupakan kesalahan linguistik dari bahasa Inggris dan Arab. Tidak ada kata “Trinitas” di dalam Alkitab! Kristus dan para rasul menyatakan tentang Allah yang tritunggal, mereka tidak pernah berbicara mengenai tiga Allah yang berbeda. Kita harus berpikir lembali dasar dari iman kita dan kembali kepada kenyataan Alkitabiah.



IV. Tanda-tanda Kesatuan Trinitas Yang Kudus di dalam Al-Qur'an

Banyak orang Muslim belum siap mendengarkan teks dari Alkitab karena mereka curiga bahwa hal itu sudah dipalsukan. Jawaban dari akal logis dan ilmu pengetahuan sangat menolong bagi para siswa sekolah menengah dan mahasiswa yang tertarik. Orang Muslim dalam jumlah yang terus bertambah akan menerima hanya jawaban dari dalam Al-Qur'an dan tradisi Islam saja. Kita harus menari kalimat-kaliamat yang tersembunyi tentang Trinitas Yang Kudus di dalam Al-Qur'an sendiri bagi kaum fundamentalis itu.

Kutipan dari Al-Qur'an bisa dipakai di awal sebuah pembicaraan karena lebih dari 60 persen dari Al-Qur'an megandung ungkapan-ungkapan dan pemikiran dari Perjanjian Lama, yang disampaikan secara verbal kepada Muhammad di dalam versi Mishnah dan Talmud. Sekitar delapan persen dari Al-Qur'an diambil dari cerita-cerita yang beredar secara lisan dari Injil atau mitos-mitos dari sekte-sekte Kristen. Karena itu kita memiliki hak untuk menerim dan mengambil kesaksian-kesaksian dari orang Yahudi dan orang Kristen yang dimasukkan ke dalam Al-Qur'an dalam bahasa Arab, karena mereka aslinya berasal dari sumber-sumber Alkitab. Bagaimanapun mereka harus diisi dengan kebenaran hakekat rohani yang sebenarnya. Lebih jauh lagi banyak ungkapan-ungkapan di dalam bahasa Arab memiliki makna yang beragam dan mengijinkan adanya penafsiran yang berbeda. Jdi bisa dimungkinkan untuk mengisi makna yang asli dari Alkitab ke dalam beberapa teks Al-Qur'an.

Mengenai Trinitas Yang Kudus ada 5 kelompok ayat di dalam Al-Qur'an yang mendukung kenyataan akan Allah yang tritunggal:


Dikandungnya Kristus oleh Maryam

Surat al-Anbiya' 21:91 dan al-Tahrim 66:12 menjelaskan adanya wahyu Allah:

"Kami tiupkan kepadanya dari ruh Kami!”

Dengan itu Kristus akan berarti diciptakan di dalam Maryam. Allah berbicara dalam bentuk jamak yang bisa dianggap sebagai tanda akan kejamakannya. Ia mengatakan, “Kami tiupkan kepadanya dari ruh Kami.” Allah tentu saja tidak meniupkan malaikat Jibril kepada Maryam, dan Jibril juga tentu saja tidak akan meniupkan ruhnya sendiri kepada Maryam, bahkan sebaliknya tertulis bahwa Allah meeniupkan ruhnya sendiri kepada Maryam. Salah satu dari dua ayat itu mengatakan bahwa Allah meniupkannya secara umum kepada Maryam, sedangkan yang satunya mengatakan bahwa ia meniupkan ruhnya ke bagiannya yang sangat pribadi!

Dengan kesaksian ini di dalam Al-Qur'an penegasan orang Muslim tentang keadaan ayah biologis oleh Allah sepenuhnya dihilangkan. Ayat-ayat ini menejlaskan tentang kelahiran Kristus oleh Roh Allah. Ketiganya: Allah, Roh-Nya dan Kristus muncul juga di dalam Al-Qur'an sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Para penafsir Islam memperhatikan kelemahan di dalam ayat ini dan berusaha untuk membelokkan maknanya dengan memberikan pemahaman yang baru: “Isa hanyalah diciptakan di dalam Maryam oleh Roh Allah dan dengan Firman-Nya.” Tetapi ini bukan isi yang sebenarnya dari ayat-ayat ini. Pembalikan tafsiran ini dibuat ke dalam ayat itu untuk melenyapkan keilahian Kristus sebagai akarnya.


Allah mendukung Kristus dengan Roh-Nya

Di dalam Al-Qur'an anda bisa menemukan tiga ayat yang mengatakan bahwa Allah menguatkan Kristus dengan Roh dari Yang Kudus, sehingga Ia akan bisa menggenapi mujizat-mujizat yang menakjubkan. Menurut ayat-ayat ini Kristus sudah membuka mata orang buta, menyembuhkan orang kusta dengan perkataan-Nya, dan membangkitkan orang mati dari kubur-Nya (Surat al-Ma’ida 5:110). Al-Qur'an melaporkan mengenai sepuluh mujizat Kristus, yang, menurut Islam, tidak bisa dilakukannya dengan kekuatannya sendiri, tetapi senantiasa dngan pertolongan Roh yang diutus kepada-Nya oleh Allah. Ini berarti bahwa Allah, Roh-Nya dan Kristus bekerjasama dalam kesatuan yang aktif!

Para penafsir Islam bagaimanapun menekankan: Kristus tidak bisa melakukan mujizat apapun dengan kekuatannya sendiri, karena itu Allah harus mengutus Jibril untuk menguatkan Dia untuk melakukan pekerjaan-Nya. Mereka tidak bisa mengerti kerendahan hati Kristus yang mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak” (Yohanes 5:19-23). Tetapi siapapun yang bertanya kepada orang Muslim, “Siapa yang bisa membangkitkan orang mati?” akan mendapatkan jawaban, “Hanya Allah!” Tetapi kalau ia kemudian bertanya, “Apakah anda kemudian setuju bahwa Kristus adalah Allah?” ia akan menerima penyangkalan yang sangat keras. Kenyataan yang ada adalah bahwa Allah, Roh-Nya dan Kristus membentuk suatu kesatuan di dalam tindakan, bahkan di dalam Al-Qur'an.


Kristus – Ayatullah yang sejati

Pemberitahuan tentang kelahiran Kristus di dalam Al-Qur'an menawarkan suatu berita yang sangat menarik dari Allah, yang mengatakan tentang Kristus:

Kami hendak menjadikannya sebagai tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari “Kami” (Surat Maryam 19:21).

Kata dalam bahasa Arab untuk tanda adalah ayatun, yang dibaca bersama dengan Allah menghasilkan kata “Ayatullah”, yang berarti “mujizat yang unik dari Allah”. Kristus adalah satu-satunya Ayatullah yang Allah sendiri tunjuk sebagai suatu tanda bagi semua manusia. Di dalam dialah teks yang sangat menarik di dalam Kejadian 1:27 dan Yohanes 14:9 sudah digenapkan.

Allah selanjutnya menyatakan bahwa Kristus adalah suatu rahmat dari “kami”, yang berbicara dalam bentuk jamak. Pernyataan ini membimbing beberapa pengajar Al-Qur'an di Afrika untuk mengadakan perenungan khusus. Mereka menemukan bahwa setiap Surat, kecuali satu, dimulai dengan kalimat: “Di dalam nama Allah, yang maha pengasih, dan maha rahmat!” Para pencari kebenaran di dalam Islam ini kemudian sampai kepada kesimpulan: Yang Maha pengasih (al-Rahman) adalah Allah Bapa, Maha penyayang (al-Rahim) adalah Roh Kudus dan maha rahmat (al-Rahmat) sendiri adalah Isa, Anak Maryam. Ketiganya itu membawa hakekat yang sama di dalam diri masing-masing.

Muhammad dengan sesungguhnya menggantikan penafsiran ini dengan membuat Allah menyatakan kepadanya: “Kami tiada mengutusmu (Muhammad) melainkan rahmat bagi semesta alam” (Surat al-Anbiya' 21:107).

Apakah rahmat Allah di dalam kehidupan Muhammad? Ia membawa suatu hukum yang baru, Syariat, sebagai dasar untuk negara agama miliknya. Hukum Allah ini tidak menyelamatkan satu orang Muslimpun, tetapi justru akan menghakimi semua manusia yang ingin menerima kebenaran dengan perbuatan baiknya. Namun Yesus memberikan bukti dari rahmat Allah di dalam mujizat-mujizat-Nya: Ia menyembuhkan semua orang yang datang kepada-Nya, membangkitkan orang-orang dari kematian dan memperkenalkan Roh Kudus damai sejahtera ke dalam dunia ini. Di sini menjadi nyata siapa yang sebenarnya membawa rahmat ke dunia ini dan siapa yang sebenarnya penuh dengan belas kasihan!


Kristus adalah firman Allah dan Roh dari-Nya

Beberapa kali Muhammad mengeksploitasi perkataan yang diucapkan oleh Yohanes Pembaptis, bahwa Yesus adalah firman Allah yang berinkarnasi (Surat Al 'Imran 3:45 dan al-Nisa' 4:171; lihat juga Surat Al 'Imran 3:39,64 dan Maryam 19:34). Dengan gelar ini ia mengakui kuasa Kristus sebagai kedaulatan yang penuh dari Firman Allah. Menurut Al-Qur'an sendiri, di dalam Kristus, daya cipta, penyembuhan, pngampunan, penghiburan dan pembaharuan dari firman Allah sepenuhnya ada dan aktif. Kristus tidak hanya mengatakan Firman Allah tetapi ia adalah firman itu sebagai pribadi. Menurut Al-Qur'an, Kristus tetaplah tidak memiliki dosa, karena tidak ada perbedaan antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukannya. Di dalam Dia kehendak Allahd an Roh-Nya menjadi nampak, sehingga sebagaimana wahyu Allah bersifat ilahi, Kristus yang adalah Firman Allah juga bersifat ilahi.

Al-Qur'an menyaksikan beberapa kali bahwa Kristus tidak dibuahi secara biologis tetapi suatu Roh Allah yang berinkarnasi. Orang-orang Muslim mengakui bahwa anak Maryam itu adalah Roh yang berjalan di dalam dunia ini, yang menyatakan diri sebagai manusia (Surat al-Nisa' 4:171; al-Anbiya' 21:91; al-Tahrim 66:12; lihat juga Surat Al 'Imran 3:49) dan yang, sesudah kematiannya, kembali ke tempat asalnya yang semula, kepada Allah (Surat Al 'Imran 3,55 dan al-Nisa' 4:158). Dengan pernyataan-pernyataan ini Islam menjadi semakin mendekat kepada rahasia pemahaman Kristen tentang Trinitas Yang Kudus. Para penafsir, bagaimanapun, berusaha untuk membelokkan penjelasan ini dan menyebut Kristus sebagai Firman yang “diciptakan” dan Roh Allah yang diciptakan. Tetapi hal ini tidak muncul di dalam Al-Qur'an, dan hanyalah sisipan yang dimasukkan secara salah.


Suatu Dialog di dalam Trinitas Al-Qur'an

Dalam kita orang Muslim orang bisa menemukan tanda-tanda keunikan Kristus. Allah sudah mengangkat Anak Maryam setelah kematiannya kepada diri-Nya sendiri di dalam kemuliaan-Nya (Surat Al 'Imran 3:55 dan al-Nisa' 4:158). Menurut orang Islam, Kristus hidup dengan Allah saat ini.

Dalam suatu dialog (Surat al-Ma'ida 5:116-117) Allah bertanya kepada Kristus, apakah Ia sudah mengajarkan kepada manusia untuk menerima diri-Nya dan ibu-Nya sebagai dua ilah di samping Allah. Jawaban Kristus di dalam Al-Qur'an atas pertanyaan yang sangat kritis ini jelas sekali tidak! Suatu sekte Kristen sudah membayangkan Trinitas yang keliru demikian di Semenanjung Arab, yang tentu saja ditolak oleh semua gereja. Mungkin Muhammad pernah mendengar tentang sekte ini dan berpikir bahwa orang Kristen percaya bahwa Allah tidur dengan Maryam dan menjadi ayah dari seorang anak dengannya. Mereka sangat benar ketika menolak penghujatan ini! Trinitas yang demikian sama sekali tidak ada! Dengan persetujuan ini banyak ketegangan di antara orang-orang Muslim tentang kekristenan dilenyapkan! Kita harus menjelaskan kepada mereka bahwa kita percaya kepada Trinitas dalam Kesatuan secara rohani dan bukan secara biologis, suatu Trinitas di dalam Kesatuan yang terdiri atas Allah, Roh-Nya dan Firman-Nya (Yohanes 1:1-14).

Dalam dialog Al-Qur'an antara Allah dan Kristus di sana muncul –selain beberapa penyimpangan anti kekristenan—beberapa kata-kata yang sangat menarik, bahwa sesudah Kenaikan Kristus, Allah sendiri akan menyaksikan dan memelihara para murid Kristus yang menjadi yatim sebagaimana Kristus sendiri sudah menyaksikan dan menjadi gembala bagi murid-murid-Nya. Di sini Allah mendapatkan gelar dan nama yang sama lagi yang menggaris bawahi keilahian Kristus di dalam Al-Qur'an!

Tidak bisa diragukan bahwa kita tidak bisa menginjili orang-orang Muslim dengan Al-Qur'an. Di dalam kitab orang-orang Muslim ini keselamatan sepenuhnya tidak disebutkan sama sekali! Kita tidak bisa percaya kepada pewahyuan ilahi dari Al-Qur'an. Tetapi kita bisa menemukan bagian-bagian dari kesaksian Kristen di dalam kitab orang Muslim itu. Karena itu keluarkan semuanya itu, murnikan semuanya dan taruh semuanya seperti batu mosaic di tempat yang benar di dalam Injil. Kaum Islam fundamentalis tidak secara normal mendengar bahasa yang lain kecuali kata-kata yang ada di dalam Al-Qur'an. Untuk alasan ini kita bisa membawa kepada mereka Injil di dalam istilah-istilah mereka sendiri. Tetapi kita tidak perlu mengutip kata-kata dari Al-Qur'an kalau kita sendiri tidak memahaminya secara pasti.




V. Kesaksian akan Trinitas Yang Kudus dari Kesaksian Pribadi orang-orang Kristen


Para rasul dengan jelas mengakui keberadaan Trinitas Yang Kudus.


Petrus mengatakan: Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, … (1 Petrus 1:3; lihat juga 5:10)


Yohanes menuliskan: Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. (1 Yohanes 4:13-15; lihat juga 5:12,20)


Paulus menuliskan: yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan. (1 Timotius 2:4-6; lihat juga 1 Korintus 8:6 and 2 Korintus 3:17-18)


Kesaksian para rasul sering kali begitu menakjubkan. Mereka bersaksi tentang kenyataan rohani dari kesatuan Trinitas Yang Kudus di dalam kehidupan kita.

Seorang penatua gereja di Libanon mengunjungi anak laki-lakinya, seorang insinyur, di Qatar, di Teluk Persia. Ketika ia berdoa di depan makanan di hadapan semua orang yang ada, seorang tamu Muslim mendatanginya dan berkata kepadanya, bahwa ia bisa melihat kalau ia adalah seorang yang saleh; karena itu orang itu menyarankan agar ia menjadi orang Muslim dan menerima kepenuhan rahmat Allah.

Penatua itu menjawab dengan bijaksana, “Saya akan memikirkan tawaran anda. Kalau anda bisa menawarkan kepada saya leebih dari apa yang sudah saya terima, saya akan mempertimbangkan tawaran anda!”

Dengan bingung, orang Muslim itu bertanya, “Apa yang anda miliki yang tidak kami miliki?”

Penatua itu menjawab, “Allah adalah Bapa saya, Ia mengenal saya, memelihara dan mengasihi saya. Kristus adalah Anak Domba Allah, yang membawa segala dosa saya dan memperdamaikan saya dengan Allah. Saya tidak akan dihukum dan masuk neraka karena Ia sudah menjadikan saya sebagai orang benar di hadapan Allah. Roh Kudus Allah berdiam di dalam saya karena Kristus sudah memurnikan hati saya yang berdosa. Saya bisa berbicara dengan Bapa surgawi saya dalam doa dan mengucap syukur kepada-Nya untuk kehidupan kekal yang diberikan-Nya kepada saya. Saya tidak akan mati, tetapi akan hidup elamanya dan bangkit dari kematian seperti Tuhan saya bangkit dari kematian” (Yohanes 11:25-26).

Orang Muslim itu pergi dalam pemikirannya yang mendalam karena penatua itu sudah bersaksi kepadanya dengan kata-kata yang sederhana mengenai kesatuan Trinitas Yang Kudus di dalam kehidupannya.

Dengan pemahaman ini kita menyambut semua yang terpanggil melayani Tuhan Yesus di antara orang Muslim dan berdoa bagi mereka supaya Tuhan memimpin mereka kepada pembicaraan yang bersifat rohani dengan pengikut-pengikut Muhammad di tempat mereka berada.



Kasih karunia Tuhan YESUS KRISTUS,

dan kasih ELOHIM,

dan persekutuan ROH KUDUS

menyertai kamu sekalian.

(2 Korintus 13:13)


K U I S


Pembaca yang kekasih!


Apabila anda sudah mempelajari buklet ini dengan seksama, anda akan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan mudah. Setiap orang yang menjawab 90 persen dari semua pertanyaan di dalam kedelapan buklet dari seri ini, akan mendapatkan sertifikat dari kantor pusat kami di


Studi Lanjutan

Mengenai cara yang sangat menolong untuk mengadakan percakapan dengan orang-orang Muslim tentang Yesus Kristus


sebagai dorongan untuk masa depan pelayanannya bagi Kristus.


1. Apa arti dari setengah pengakuan iman (shahadat) Islam?

2. Dengan cara bagaimana Muhammad menolak Trinitas Yang Kudus?

3. Berapa kali kita membaca di dalam Al-Qur'an bahwa Allah tidak memiliki Anak? Apa arti penyangkalan ini menurut 1 Yohanes 2:18-25?

4. Mengapakah Isa anak Maryam di dalam Islam bukan Anak Allah?

5. Bagaimana Al-Qur'an mengajarkan bahwa Kristus adalah seorang hamba Allah dan tunduk kepadanya?

6. Mengapa Roh Kudus tidak bisa ada di dalam Islam? Apa arti hal ini bagi kehidupan rohani orang Muslim?

7. Mengapa Allah tidak pernah bisa dipahami sebagai Bapa di dalam Al-Qur'an?

8. Apa yang hilang dalam konsepsi Islam tentang Allah?


9. Apa yang dinyatakan oleh tiga ayat pertama di dalam Alkitab mengenai Kesatuan dari Trinitas itu? Apa arti dari ketiga ayat itu dalam pelayanan kita di antara orang-orang Muslim?

10. Mengapa Tuhan di dalam Perjanjian Lama seringkali menyebut diri-Nya sebagai “Kami” (yaitu, dalam bentuk jamak)? Apa arti yang sebenarnya dari kata bahasa Ibrani “Elohim”?

11. Bagaimana kemungkinan menjelaskan tentang berkat Harun (Bilangan 6:24-27) dan penyembahan ilahi dari para Serafim di dalam Yesaya 6:3 sebagai pengakuan akan Allah ytang Tritunggal?

12. Apa yang diajarkan oleh Mazmur 2:1-7 mengenai pandangan tentang Trinitas?

13. Mengapa Yesaya 9:6 tetap menjadi referensi yang unik akan kesatuan dari Trinitas?

14. Bagaimanakah penulis surat kepada orang-orang Ibrani (1:9) menjelaskan Mazmur 45:6-7? Bagaimana hal ini bisa menjadi penting dalam percakapan kita dengan orang Muslim?

15. Mengapa Mazmur 110:1 tetap menjadi tantangan bagi setiap orang Yahudi dan orang Muslim?

16. Apa makna janji-janji di dalam Perjanjian Lama bagi orang Muslim dan orang Yahudi?

17. Apa arti kata “Immanuel” sebagai suatu nama bagi Yesus? Dimana janji tentang hal ini dituliskan di dalam kitab para nabi?

18. Mengapakah pernyataan yang sangat unik dari Trinitas Yang Kudus mengikuti peristiwa pembaptisan Yesus di Sungai Yordan? Apa makna yang bisa diambil dari perkataan Allah yang singkat setelah peristiwa pembaptisan Yesus bagi orang Muslim? Siapa yang bisa menghalangi Allah yang mahakuasa untuk memiliki anak kalau Ia menghendakinya?

19. Bagaimana Yesus menjelaskan gelar-Nya “Kristus” di sinagog di Nazaret? Apa arti hal ini bagi pemahaman tentang Kesatuan dari Trinitas Yang Kudus?

20. Di mana di dalam Amanat Agung Yesus kita bisa menemukan petunjuk kepada kesatuan Trinitas Yang Kudus?

21. Mengapa Yesus tidak mengatakan, “Aku dan Bapa adalah dua”? Mengapa kemudian kita selalu berbicara mengenai dua Allah yang berbeda kepada orang-orang Muslim?

22. Apa yang harus kita terima dari Yohanes 14:9-11 mengenai rahasia yang dalam dari Trinitas Yang Kudus?

23. Mengapa Roh Kudus mempermuliakan Akan sebagaimana Anak senantiasa mempermuliakan Bapa-Nya?

24. Apa yang dijanjikan Yesus di dalam Yohanes 14:23 tentang kesatuan dari Tritunggal?

25. Wawasan penting apakah tentang Tuhan Tritunggal yang dinyatakan Yesus di dalam Yohanes 17:21-23?

26. Mengapa kata “Trinitas” merupakan kesalahan linguistik dalam bahasa Inggris ketika menyebut tentang Allah yang Alkitabiah? Mengapa pernyataan “Allah tritunggal” lebih cocok untuk menjelaskan kenyataan tentang Bapa, Anak dan Roh Kudus? Apa yang harus kita tekankan di dalam percakapan kita dengan orang Muslim dan orang Yahudi mengenai pokok ini?

27. Mengapa matahari, sinar surya dan panas surya menunjuk kepada Tuhan tritunggal?

28. Bagaiman sebuah generator, arus listrik dan efek semuanya di dalam pemanas, kipas angin, mesin pendingin atau komputer mengilustrasikan kesatuan dari Trinitas?

29. Apa yang bisa kita pelajari dari air, dari sebuah ruangan dan dari suatu pribadi sebagai suatu kesatuan yang sangat kompleks?

30. Bagaimanakah mata, telur atau sebuah segitiga menunjuk kepada kesatuan dari Trinitas?

31. Apakah perbedaan antara 1+1+1 dan 1x1x1? Bagaimana adonan yang terbuat dari tepung, air dan ragi bisa menjadi roti?

32. Mengapa semua petunjuk dari kehidupan sehari-hari ini bukanlah bukti akan kesatuan dari Trinitas Yang Kudus? Mengapa orang-orang Kristen bisa berpikir dalam pemikiran dialektis dan apa yang diperlukan oleh orang Muslim untuk bisa memahami apa yang nampaknya merupakan kenyataan rohani yang saling berkontradiksi?

33. Bagaimana Muhammad membayangkan bahwa Yesus menjadi ada di dalam Maryam? Bagaimanakah bayangan ini menolong kita di dalam percakapan kita dengan orang Muslim?

34. Mengapakah penguatan kepada Kristus olh roh Allah bisa menunjuk kepada “kesatuan di dalam tindakan” Allah, roh-Nya dan Kristus?

35. Bagaimana Al-Qur'an menjelaskan bahwa Kristus adalah satu-satunya manusia yang adalah Ayatullah yang ditunjuk oleh Allah? Bagaimana ayat Al-Qur'an ini menolong beberapa pengajar Al-Qur'an dari Afrika untuk menarik mereka semakin dekat dengan kenyataan tentang Trinitas Yang Kudus?

36. Bagaimana pernyataan di dalam Al-Qur'an bahwa Kristus adalah “firman yang dari Allah” atau “firman-Nya” yang berinkarnasi bisa menolong kita di dalam percakapan kita dengan orang-orang Muslim?

37. Mengapa penjelasan Al-Qur'an tentang Kristus sebagai “roh yang dari Allah” bisa mendukung kita dalam menjelaskan kepada orang-orang Muslim kekekalan dan keberadaan ilahi dari Anak Maryam itu?

38. Apakah makna dialog di dalam Al-Qur'an antara Allah dengan Kristus setelah peristiwa kenaikan-Nya ke surga? Mengapa kita bisa setuju dngan orang Muslim bahwa pemikiran Trinitas di dalam Al-Qur'an, yang ditolak oleh Muhammad, juga harus kita tolak? Bagaimana persetujuan ini akan menciptakan atmosfir yang positif untuk menunjukkan kpada orang-orang Muslim Trinitas yang “bersifat rohani”?

39. Apakah persyaratan yang mendasar untuk menjelaskan kepada orang Muslim kesatuan rohani dari Trinitas Yang Kudus?

40. Kesaksian yang mana dari para rasul Kristus yang menurut pemahaman anda menyatakan tentang kesatuan Trinitas Yang Kudus dengan cara yang paling bagus?

41. Bisakah anda menunjukkan kepada kami dimana kata “Trinitas” muncul di dalam Alkitab?


Semua peserta dari kuis ini boleh menggunakan setiap buku yang dimilikinya dan untuk bertanya kepada orang yang bisa dipercayai yang dikenalnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Kami menantikan jawaban tertulis anda termasuk alamat lengkap anda di selembar kertas atau di e-mail anda. Kami berdoa agar Yesus, Tuhan yang hidup, agar Ia memanggil, mengutus, membimbing, menguatkan, melindungi dan beserta dengan anda di sepanjang hari kehidupan anda!


Rekan anda dalam melayani Dia

Abd al-Masih dan saudara-saudaranya di dalam Tuhan


Kirimkan jawaban anda ke


GRACE AND TRUTH, P.O.Box 1806,

70708 Fellbach, GERMANY

Atau dengan e-mail ke:

info@grace-and-truth.net


Kristus berkata: Roh TUHAN ada pada-Ku,

oleh sebab Ia telah mengurapi Aku

untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin

dan Ia telah mengutus Aku,

untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan,

dan penglihatan bagi orang-orang buta,

untuk membebaskan orang-orang yang tertindas,

untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN telah datang.

(Lukas 4:18-19a)


1 comment:

  1. Hanya Orang gila yang bilang INJIL PORNO yang sekarang sebagai KITAB SUCI, Arti kalimat Allah dan Yesus satu maknanya adalah apa yang disampaikan Yesus adalah merupakan Wahyu dari ALLAH, jadi jangan bego menanggapinya

    ReplyDelete