Thursday, April 21, 2011

Keanekaragaman dan Perbedaan Mushaf-Mushaf (Ep 42)

Pertanyaan Mengenai Iman Episode 42

Keanekaragaman dan Perbedaan Mushaf-Mushaf

Mohamed:

Pemirsa terkasih, selamat berjumpa lagi di “Pertanyaan Mengenai Iman”. Bersama kita, tamu kita terhormat Bapak Pendeta Zakaria Botros. Selamat datang lagi Pak.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Terima kasih.

Mohamed:

Pemirsa terkasih, rasul Pa’ul berkata: “Bukan aku, melainkan anugerah Allah yang bersama dengan aku.” Kami bersyukur kepada Allah atas anugerahnya, yang menawarkan kesempatan kepada kita untuk mengatakan kebenaran. Satu pesan yang kita terima dari Irak terkasih. Penulis suratnya mengatakan ini dalam suratnya, “Bapak Zakaria yang mulia dan terhormat, sejak program yang pertama, hidup dalam hati dan ruh saya, sebuah cahaya yang tidak dapat dipadamkan. Saya mengikuti program ini setiap hari untuk menikmati setiap dan semua perkataan Anda. Dan bersyukur kepada Allah dan pengetahuan Anda yang asli, Anda telah memberikan cahaya kepada titik yang gelap, yang telah berabad-abad tidak diketahui oleh orang-orang Muslim karena ketidakpedulian dan kesalahan. Ketika Anda membaca ayat, “Ketika Musa telah menyelesaikan masanya,” Saya tidak menemukannya di Al Qur’an saya di Surat ke 28 (Al Qasas): ‘Tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa’”.



“Saudara Abd Al Salam yang terhormat, ayat ini muncul di Surat ke 20 (Ta Ha), nomer 12, yaitu ayat 12. Dan kemungkinan besar para ulama Syi’ah telah menambahkannya untuk menjelaskan tanah Najaf dan Karbalaa adalah lembah sakral. Sebuah interpretasi yang salah dan pemalsuan yang heboh.”

”Saya membaca Kitab Suci dan berpuasa dua hari seminggu selama sebulan untuk mencari wajah Allah dan kehidupan kekal. Saya ingin dipermandikan tetapi tidak ada gereja di kota saya. Dan merupakan keinginan saya untuk menjadikan rumah saya sebagai tempat pertemuan bagi mereka yang mengasihi Isa Al-Masih, dan tempat pengajaran perkataan Allah. Kepada Anda, banyak terima kasih dan hormat.” Abd Al Salam, dari Irak.

Terima kasih Saudara Abd Al Salam. Inilah doa kami, bahwa semua dapat mengenal Kebenaran dan datang kepada Allah yang satu, Allah yang benar. Ada juga banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya, dan inilah salah satunya. Sekali lagi, ini dari seseorang yang telah menonton program-program sebelumnya. Ia berkata, “Kami orang-orang Muslim tidak mempunyai apapun kecuali satu Al Qur’an, satu Mushaf, jadi dari mana Anda mendapatkan pernyataan bahwa ada banyak Mushaf? Apakah maksud Anda salinan dari Mushaf yang sama? Dan apa referensi Islam yang Anda gunakan?” Silahkan.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Ini sebuah pertanyaan yang sangat indah. Dan sangat penting untuk menjawabnya. Ya. Dan inilah buku referensi utama yang telah saya gunakan, sejujurnya. “Summary of Ensiklopedia Islam” (Rangkuman Ensiklopedia Islam).

Mohamed:

Terima kasih.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Jadi ini dia, Ensiklopedia Islam awalnya diterbitkan di tahun 33, 1933. Ya, 1933, dalam volume yang banyak, Dan di tahun 1998 sebuah rangkumannya telah dibuat. Sebuah pendahuluan di volume pertama dibuat oleh Dr. Sheikh Mohamed Sayed Tantawy yang terhormat; seorang Sheikh dari Al Azhar Al Shareef. Ia berkata, “Ensiklopedia Islam, yang telah diterbitkan oleh Egyptian Public Book Corporation (Perusahaan Buku Umum Mesir) bersama dengan Al Shareqa, Center for Intellectual Creativity (Pusat Kreativitas Intelektual), dianggap sebagai proyek ilmu pengetahuan tertinggi dan penting, karena buku ini membimbing pikiran kepada harta benda pengetahuan yang mulia.” Ini sangat menakjubkan, Ensiklopedia yang mengagumkan. Dan saya bersyukur kepada Allah pertama-tama untuk buku ini dan yang kedua, untuk para penyusun Ensiklopedia Islam ini. Pesan penerbit mengatakan suatu hal yang indah: “Ensiklopedia Islam, yang telah diterbitkan antara tahun 1933 dan 1936 dalam tiga edisi, Inggris, Jerman, dan Perancis. Sampai hari ini, Ensiklopedia Islam ini masih merupakan hasil pekerjaan ensiklopedia terlengkap dan satu-satunya mengenai Islam.” Faktanya buku ini sangat menakjubkan. Di volume 26 halaman 8175… Di halaman 8.175, dikatakan sebagai berikut: “Tulisan Al Qur’an yang oleh Uthman Ibn Affan – semoga Allah berkenan kepadanya – telah disahkan, hanya merupakan tulisan tunggal diantara tulisan-tulisan lainnya, yang ada di empat abad pertama setelah Hijriah.” Ya. Baiklah, ini Ensiklopedia Islam yang mengetakan bahwa tulisan Al Qur’an merupakan salah satu tulisan diantara tulisan-tulisan lainnya. Dan ensiklopedia tersebut menambahkan: “Dan ada Mushaf-Mushaf lainnya yang berasal dari beberapa teman-teman (rasul), yang dikatakan telah dipulihkan di Koofa, Basra dan Siria.

Mohamed:

Yaitu, ada Mushaf-Mushaf lainnya yang berasal dari teman-teman Rasul.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Tentu saja.

Mohamed:

Ya. Pemirsa yang sama sebenarnya juga telah meminta Anda menyebutkan referensi-referensi yang membicarakan salinan Al’Quran yang berbeda-beda ini. Jadi dapatkah Anda menyebutkannya untuk dia?

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Buku referensi paling penting yang kita jadikan acuan adalah “Summary of Ensiklopedia Islam” (Rangkuman Ensiklopedia Islam). Ya. Dan buku ini mempunyai 33 volume semuanya, dari “A” sampai “Z”. Ya. Ada juga buku-buku lainnya yang membicarakan pertentangan-pertentangan. Contohnya, Al Nahhas, Abu Gaafar Al Nahhas, dan Al Siouty di “Al Etqan Fi Uloom Al Al Qur’an”, begitu juga referensi-referensi lainnya yang dapat diambil sebagai referensi. Tetapi saya merekomendasikan Ensiklopedia Islam. Mudah dibaca dan dapat diakses.

Mohamed:

Dan tersedia di pasaran.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Benar. Baiklah. Biarkan saya mengatakan juga apa yang telah disetujui oleh referensi-referensi yang berbeda ini. Buku-buku referensi dan sumber-sumber berbicara mengenai bacaan yang berbeda-beda dan salinan-salinan ini berbeda-beda. Lebih dari itu, Ibn Al Nadeem telah menghitungnya. Ini telah dikutip oleh Ensiklopedia Islam; Ibn Al Nadeem menghitung judul dari sebelas pekerjaan di lapangan ini; yaitu perbedaan antara salinan-salinan. Seperti apa? Perbedaan-perbedaan antara Mushaf Siria, Hejaz dan Irak. Siapakah pengarang dari buku ini?

Yaitu Ibn Amer Al Yahoby, yang meninggal dunia di tahun 118 setelah Hijriah Hegra. Dan sebuah buku lainnya berjudul, “The Discrepancies of Mushafs” (Perbedaan-perbedaan Mushaf). Yaitu salinan antara orang-orang Medinah dan Koufa, serta Al Basra, oleh Al Kesaaay. Dan buku mengenai perbedaan-perbedaan antara orang-orang Koufa, Basra dan Siria dalam hal salinan, oleh Aby Zakaria Al Faraa, dan buku bernama “Discrepancies of the Copies dan the Compendium of Readings” (Perbedaan Salinan-Salinan dan Ringkasan Bacaan), oleh Al Madaaeny. Sebagai tambahan dari ketiga buku tersebut, semuanya berjudul, semuanya berjudul, “The Mushafs” (Mushaf), yang paling terkenal adalah buku oleh Al Sajestany; Abu Dawood Al Sajestany, dan Ibn Al Anbary dan Al Asfahany dan Ibn Khalawei.

Mohamed:

Saya bertanya-tanya apa yang telah buku-buku referensi ini katakan mengenai perbedaan-perbedaan dalam salinan-salinan Al Qur’an.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Sebenarnya, buku referensi pertama dari Ensiklopedia Islam, halaman 8176, di kolom kedua dikatakan: “Buku Singkat Berjudul “Al Masahef”, ditulis oleh seorang tradisionis termasyur Ibn Aby Dawoo.” Baiklah, Anda tahu bahwa ia adalah seorang pengarang dari salah satu referensi Saheeh yang berjudul: “Al Saheeh” oleh Al Sajestany Aby Dawood. Dikatakan begitu. Dan “Penelitian ini termasuk beberapa ribu perbedaan-perbedaan yang disusun oleh sang pengarang”. Beberapa ribu perbedaan dalam tulisan Al Qur’an.

Mohamed:

Saya bertanya-tanya dimana perbedaan-perbedaan ini. Kita tahu sekarang bahwa hanya ada satu Al Qur’an.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Satu Al Qur’an. Tetapi sebenarnya ada beberapa Al Qur’an.

Mohamed:

Yang ada?

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Dan beberapa salinan.

Mohamed:

Anda baru saja mengatakan kepada saya bahwa ada beberapa Mushaf, dan Anda telah menaruh di sini lebih dari satu salinan. Apakah perbedaan-perbedaan tersebut ditemukan di sini?

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Ya, tentu saja. Anda temukan di sini, salinan pertama… Ini versi Uthmanic.

Mohamed:

Versi Uthmanic.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Ya, oleh Uthman Ibn Affan, ya. Dan yang ini versi Kaloon.

Mohamed:

Mushaf Kaloon. Salinan Kaloon.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Ya, dan ini salinan Kaloon, dikatakan disini dalam pembukaannya. Dikatakan: “Versi ini telah ditulis dan diedit sesuai dengan tuturan Aby Moosa Eisa Ibn Meena, dikenal dengan Kaloon. Dan yang ini mengikuti Obai Ibn Kaab.

Mohamed:

Sekarang apakah ada… apakah ada perbedaan antara Mushaf ini dan Mushaf yang lainnya, yang ada di tangan Anda juga?

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Oh, tentu saja, ada banyak perbedaan.

Mohamed:

Banyak perbedaan.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Ya. Dalam pengejaan? Ya. Dan juga dalam parsing (pemecahan kata). Dan juga Mushaf yang ketiga ini, Mushaf Warsh. Ini adalah Mushaf Warsh, dan dikatakan disini mengenai Mushaf tersebut: “Tuturan Warsh, menurut bacaan Imam Nafea Al Madany, berdasarkan salinan yang awalnya disahkan di Siria, menurut tuturan orang-orang Haf di pegunungan Assem.” Hal ganjil mengenai Al Qur’an yang tertulis disini adalah, dikatakan di sini: “Persetujuan bersama yang dicapai di Damaskus untuk mengakui yang terakhir, yaitu Dar Al Maaref Siria, hak untuk merubah tulisan Al Qur’an di naskah yang tertulis sesuai tuturan orang-orang Haf.”

Mohamed:

Saya mempelajari itu.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Terbaca, “Perubahan tulisan Al Qur’an”.

Mohamed:

Dan siapa yang mengatakan ini?

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Para penerbitnya.

Mohamed:

Al Dar Al Shamiya Lelmaaref, di Damaskus. Ya.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

”Perubahan tulisan Al Qur’an di naskah.” Artinya perubahan dilakukan atas Mushaf. Tentu saja.

Mohamed:

Saya belajar sebagai seorang anak bahwa tidak ada cara untuk merubah perkataan Allah. Tetapi disini Anda mengatakan bahwa ada lebih dari satu Al Qur’an dan ini adalah tiga tulisan Al Qur’an yang berbeda.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Ya. Sebenarnya, Ensiklopedia Islam juga menambahkan di volume 26, halaman 8180, perbedaan lebih lanjut di Mushaf-Mushaf lainnya. Dikatakan: “Ada perbedaan-perbedaan lebih lanjut dalam bacaan, berasal dari orang-orang Muslim di generasi kedua, seperti Al Aswad Ibn Yazeed, Alkama dan Hattal.” Dan lebih lanjut dikatakan, “Lebih banyak perbedaan yang berasal dari Mushaf kedua, dan ada lebih banyak perbedaan-perbedaan di tulisan utamanya.” Dan sekarang kepada Al Tabary, yang meninggal dunia di tahun 311 setelah Hijriah. Ya. Ia berbicara mengenai perbedaan dan mengatakan: “Tulisan Al Qur’an belum dirapihkan di masanya.” Jadi kesaksian ini… Anda tahu apa yang saya inginkan dari ini, apa pendapat para ulama Islam mengenai tulisan Al Qur’an yang berbeda-beda, dan beberapa salinan Al Qur’an? Salinan Uthman, salinan ini dan itu. Ada sekitar 31 salinan.

Mohamed:

31 Mushaf? Apakah mereka ada dan dapat ditemukan di peredaran, dan tersedia sekarang ini?

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Beberapa dari mereka ada dan dapat ditemukan di peredaran. Dan ada juga salinan-salinan yang dibakar oleh Uthman Ibn Affan. Kebenaran ini dirahasiakan.

Mohamed:

Apakah Ensiklopedia Islam menyebutkan rincian atas perbedaan-perbedaan ini?

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Oh, ya, tentu saja. Pasti. Ensiklopedia mengatakan bahwa, “Banyak dari yang ada telah diulang di sumber-sumbernya;” di halaman 8177: “Banyak dari yang ada telah diulang di sumber-sumbernya, yaitu mengenai perbedaan-perbedaan dalam tulisan Al Qur’an dikarenakan oleh versi Ibn Masood yang tinggal di Koufa dan salinan Obay Ibn Aby Kaab yang tinggal di Siria, dan salinan Aby Moosa Al Ashaary yang lazim ditemukan di Basra.” Dan menyebutkan… Ensiklopedia menyebutkan bahwa “bacaan atau Mushaf ini telah dimulai di masa sang Rasul.”

Mohamed:

Ya. Mereka sudah mulai ada sejak masa sang Rasul?

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Ya, mereka ada di masanya. Abd Allah Ibn Masood, yang meninggal di tahun 33 setelah Hijriah. Ia adalah seorang teman Rasul Allah , itulah yang dikatakan Ensiklopedia, ia mendengar tujuh puluh surat langsung dari sang Rasul, dan ia ada diantara sepuluh orang yang dijanjikan surga. Itulah koleksi Abd Allah Ibn Masood. Mushaf Obay Ibn Kaab, yang mengakui Rasul Allah sebagai seorang Rasul, dan turut serta menyusun Al Qur’an di masa sang Rasul.

Mohamed:

Dikatakan bahwa Abd Allah Ibn Masood menolak untuk mematuhi perintah yang diberikan oleh Uthman Ibn Affan untuk menghancurkan salinan miliknya sendiri.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Tentu saja. Ia tidak mau mematuhi perintah tersebut dan berkata… dan pergi ke… saat itu ia berada di Irak, dan ia tidak mau menyerahkan salinannya kepada Uthman Ibn Affan untuk dibakar. Abu Moosa Al Ashaary. Salinannya diterima di Basra, dan ia meminta kepada para pengikutnya… Perkataan ini juga disebutkan oleh penerbit Ensiklopedia… Dan ia meminta kepada para pengikutnya, supaya saat wakil dari Uthman Ibn Affan datang, tidak menghapus satu hal pun dari salinannya. Walaupun hal tersebut tidak ditemukan di salinan Uthman. Ya. Dan bagaimana dengan hal-hal yang akan mereka temukan di salinan Uthman, tetapi tidak ditemukan di salinan Ibn Masood sendiri? Ia berkata, mereka harus menambahkannya ke salinan Ibn Masood. Seperti hal-hal yang akan mereka temukan di salinan Uthman, dan tidak menemukannya di salinannya sendiri, “biarkan mereka menambahkannya”. Dan dikatakan: “dan oleh karena itu, salinan Abu Moosa Al Ashaary besar dan berisikan dua surat tambahan dari salinan Obay, sebagai tambahan dari ayat lain, yang tidak ada di Mushaf-Mushaf lainnya”.

Mohamed:

Apakah Ensiklopedia Islam menyebutkan jumlah salinan-salinan yang ada?

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Oh, ya, tentu saja. Di halaman 8179...

Mohamed:

Silahkan.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Ensiklopedia mencatat Abd Allah Ibn Masood, salinan Obay Ibn Kaab, salinan Abu Moosa Abd Allah Al Ashaary.

Mohamed:

Siapa nama-nama yang Anda sebutkan? Apakah mereka pengarang?

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Bukan, mereka adalah teman-teman Rasul yang telah mengumpulkan salinan-salinan. Mereka telah mencatat salinan-salinan ini. Jadi ada tiga. Dan ada salinan-salinan yang berasal dari ke-12 teman rasul, yaitu: Calif kedua Omar Ibn Al Khatab, ia mempunyai sebuah salinan. Dan salinan Calif keempat Aly Ibn Aby Taleb dan tiga salinan yang dimiliki oleh para istri sang Rasul, satu dimiliki oleh Hafsa, anak perempuan Omar, dan satu oleh Aisha. Aisha, anak perempuan Abu Bakr, dan sebuah salinan oleh Om Salma. Jadi sekarang kita mempunyai delapan salinan. Dan empat dari salinan tersebut tidak disetujui oleh orang-orang Medinah, seperti salinan oleh Zaid Ibn Aby Thabet dan Abd Allah Ibn Abbas dan Anas Ibn Malek. Orang-orang ini mempunyai salinan, dan salinan Abd Allah Ibn Al Zobair. Dan salinan Salem, budak dari Aby Hatheefa, dan salinan Abd Allah Ibn Amr Ibn Al A’as. Sekarang kita mempunyai empatbelas, dan salinan Obaid Ibn Omair Al Laythy dan Al Sajestany. Abu Dawood Al Sajestany. Sekarang kita sudah mempunyai limabelas yang tercatat dimana? Di Ensiklopedia Islam. Abu Dawood mengatakan bahwa salinan Ataa’ Ibn Aby Rabbah, salinan A’akrama, salinan Mojahed, salinan Saeed Ibn Jobair, salinan Al Aswad Ibn Yazeed, salinan Mohamed Ibn Aby Moosa Asertan, salinan Hattan Ibn Abd Allah Al Raqashy, salinan Saleh Ibn Keesan, salinan Talha Ibn Masraf, salinan Soliman Ibn Mahran. Dan sekarang kita mempunyai duapuluh lima salinan.

Mohamed:

Aneh bin ajaib. Dan…

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Silahkan.

Mohamed:

Anda telah mendaftarkan duapuluh lima Mushaf yang disebutkan di Ensiklopedia Islam, dan oleh Al Sajestany. Jadi apakah ada sumber-sumber Islam lainnya yang membicarakan salinan-salinan tambahan lainnya?

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Tentu saja.

Mohamed:

Yang ada di peredaran?

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Ya, tentu saja. Al Sajestany menambahkan dua lagi; salinan Abu Zaid, dan salinan Maaz Ibn Gabal. Sebagai tambahan terhadap surat-surat yang dicatat di masa nabi Muhammad, di kertas kulit, tulang, dan kulit. Tetapi kemana ini semua?

Mohamed:

Mereka tidak disana lagi.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Tidak, tidak ada lagi. Tidak ada satu sumberpun yang menyebutkan mereka lagi. Walaupun dikatakan: “Kami telah mengirimkan seorang Pengingat dan kami menjaganya.” Oh, kemana kertas kulit ini pergi? Sebuah tanda tanya yang besar. Apakah Anda mengikuti? Dan ini adalah salinan Abu Bakr Al Sedeek yang disusun oleh Yazeed Ibn Thabet. Dan salinan Uthman Ibn Affan, juga disusun oleh Yazeed Ibn Thabet, dan salinan Al Hajaj Ibn Yussef Al Thaqafy, gubernur Irak, dimana ada banyak perubahan di dalamnya, di salinan Uthman. Jadi inilah semua Mushaf. Jadi, bagaimana bisa tigapuluh satu salinan…?

Mohamed:

Saya juga bertanya-tanya seperti Anda, ke mana perginya semua salinan itu?

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Ke mana mereka pergi? Walaupun ada sekitar setengah juta Tradisi-Tradisi, apakah mereka kehilangan tulisan Al Qur’an dan menyimpan Tradisi-Tradisi ini? Ini sebuah masalah. Jadi kita kembali ke pertanyaan besar ini. Apakah satu Mushaf, atau tigapuluh satu? Dan ini semua bukan sekedar salinan saja. Mereka adalah versi yang berbeda-beda, berbeda satu sama lain. Ke mana semua salinannya? Ensiklopedia Islam mengatakan, di halaman 1187… Maaf, ini “Mawsoaa Al Arabia Al Moyasara.…” Maaf, “Al Mawsoaa Al Arabia Al Moyasara”, dibawah pengawasan Mohamed Shafeek Ghorbal. Dikatakan di halaman 1187…

Mohamed:

Ya, silahkan.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Uthman Ibn Affan membakar semua salinannya, kecuali salinan yang ia perintahkan untuk disebarkan. Ini dia, halaman 1187: “untuk membakar semua salinan kecuali salinan yang ia perintahkan untuk disebarkan. Uthman Ibn Affan.” Bagaimana bisa? Bagaimana ia bisa diijinkan untuk membakar semua salinan-salinan ini? Mengapa mereka tidak menyimpannya? Untuk dilihat semua orang, diperiksa perbedaan-perbedaannya dan memverifikasikannya sendiri.

Mohamed:

Hal ini membuat saya meragukan kredibilitas Al Qur’an.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Itulah isu yang sebenarnya, dimana kita berharap para ulama Al Azhar dapat mengatakan sesuatu untuk menjelaskan, dalam rangka menghormati intelektual orang-orang di abad ke-21 ini. Bagaimana seorang Muslim dapat membangun imannya di atas ketidakpastian atas buku referensi utamanya? Ini tidak pasti. Ketika sudah ada tigapuluh satu salinan dan hanya ada tiga salinan yang tersisa: Kaloon, Warsh di Maroko dan Uthman Ibn Affan yang telah diambil oleh Mesir. Dan oleh karenanya, disebarkan kepada semua dan beragam orang. Sebenarnya, inilah pertanyaan yang mereka ajukan terhadap pikiran kami, dan mereka menuntut jawaban, dari pada ulama Al Azhar. Biarkan mereka menjawab dan berkata: “Teman, inilah kebenaran dan inilah yang sebenarnya”. Jadi semua pertanyaan-pertanyaan ini membutuhkan jawaban.

Mohamed:

Ya. Ya. Pemirsa terhormat, Bapak Pendeta menuntut agar para ulama Muslim menanggapi pertanyaan-pertanyaan ini. Dan saya, bersama dengan beliau, ingin mendengar beberapa jawaban. Dimana salinan lainnya? Saat ini, ada lebih dari satu Al Qur’an. Dan yang selama ini kita dengar adalah Kitab Suci, Injil, telah dirubah dan buku yang sekarang beredar bukanlah buku yang sebenarnya. Jadi apakah mempunyai bukti-bukti untuk mendukung tuduhan ini? Kami mendengar banyak orang mengatakan bahwa Anda adalah seorang Zionis, Anda dari CIA. Dan Anda, dan Anda… Kata-kata yang tidak berarti. Kami mencari kebenaran. Kami sedang mencari kebenaran dan kami akan membuatnya diketahui oleh semua orang juga. Satu pertanyaan juga, datang dari seorang pemirsa. Ia bertanya: “Bagaimana saya mendapatkan sebuah Kitab Suci? Dan ketika saya mendapatkan sebuah Kitab Suci, bagaimana saya dapat membaca Kitab Suci?” Silahkan…

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Ini sebuah pertanyaan yang sangat indah. Dan sebenarnya, Anda telah memberitahu kepada para pemirsa yang menginginkan sebuah Kitab Suci dapat mengirim surat kepada program ini, dan program ini akan mengirimkan mereka sebuah Kitab Suci. Dan sebagai tambahan, mereka yang mempunyai sebuah komputer dan mempunyai akses ke internet, mereka dapat mengetik: www.arabicbible.com. Ya. Dan mereka akan mendapatkan seluruh Kitab Suci dari internet. Jadi Kitab Suci cukup mudah didapat.

Mohamed:

www.arabicbible.com Silahkan…

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Amin, bagaimana seseorang dapat mulai membaca? Saya menyarankan dan menasehati agar seseorang mulai dengan Perjanjian Baru, dan terutama pasal lima, enam, dan tujuh Kitab Injil Matius, sang pengabar Injil. Ini adalah kotbah Isa Al-Masih di bukit. Bacaan ini seperti kotbah penobatan. Di dalamnya terdapat seluruh prinsip-prinsip kerajaan. Prinsip-prinsip ajaran Isa Al-Masih, perkataan Isa Al-Masih. Contohnya, sebuah kutipan dari bacaan tersebut: Isa Al-Masih berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak punya apa-apa di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.” Tidak ada kesombongan. “Berbahagialah mereka yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.” Mereka berdukacita atas dosa-dosa mereka. Seseorang yang menyesal dan terhukum. “Berbahagialah mereka yang lemah lembut, – orang yang lembut – karena mereka akan mewarisi bumi.” Semua akan mengasihi mereka. “Berbahagialah mereka yang lapar dan haus untuk melakukan kehendak Allah”. Orang lapar akan makanan dan haus akan air, untuk gisi, yaitu, akan kebenaran. “karena mereka akan dipuaskan.” Prinsip-prinsip yang amat indah di ketiga pasal ini. Saya menasehati para pemula untuk mulai di pasal kelima, enam dan tujuh dari Kitab Injil Matius, di Perjanjian Baru. Bagaimana Anda dapat membaca agar mendapatkan keuntungan? Yang terpenting dari semuanya adalah untuk menganggap kata-kata di Kitab Suci sebagai suatu pesan, sebuah surat dari Allah, langsung kepada Anda, secara pribadi. Bukan kotbah terhadap semua orang, bukan. Tetapi Allah berbicara langsung kepada saya melalui Kitab Suci. Jika saya tidak memposisikan diri saya seperti ini, saya tidak akan mendapatkan keuntungan apapun juga dari Kitab Suci. Tetapi saya katakan bahwa Allah berbicara kepada saya, dan Ia mengirimkan sebuah pesan pribadi kepada saya... secara pribadi. Dan apa yang ingin Ia katakan kepada saya? Di sini Ia memberikan dorongan kepada saya. Di sini Ia menolong saya. Di sini Ia memelihara saya. Disini Ia menjaga saya. Ia melindungi saya. Ia memelihara saya. Biarkan setiap orang mengambil kata-katanya ke hati. Dan setelah Anda mengaplikasikannya ke dalam diri Anda sendiri dan berdoa atasnya, Anda berbicara kepada Allah dengan benar. Dan Anda katakan kepadaNya, “Allah, Engkau telah mengatakan ini; aku berterima kasih untuk ini, Allah. Engkau telah memelihara aku, Engkau menjaga aku, Engkau bersama dengan aku, Engkau menghibur aku, Engkau mendukung aku. Ya, Allah, betapa aku berterima kasih”. Contohnya, jika ia menemukan sebuah perintah yang menyuruh untuk melakukan suatu hal dan tidak melakukan hal lainnya, ia akan mengatakan, “Aku lemah Allah. Ya, tolonglah aku. Kuatkan aku. Berikan aku kekuatan untuk dapat melakukan hal-hal ini, Allah. Dengan usahaku sendiri, aku tidak dapat melakukan apapun. Tolonglah aku”. Jadi Anda akan mengobrol dengan Allah. Tetapi proses ini membutuhkan sesuatu. Proses ini membutuhkan anugerah, anugerah dari Allah. Dan mengapa? Karena jika tidak ada anugerah Allah yang memperkaya kehidupan manusia, manusia seperti berbicara dengan dirinya sendiri, atau berhalusinasi.

Mohamed:

Kata-kata yang indah. Terima kasih banyak.

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Tidak juga.

Mohamed:

Kita kehabisan waktu. Para pemirsa terkasih, Allah berkata: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Allah dekat dengan kita semua, karena Ia adalah seorang “teman yang lebih dekat dari seorang saudara”. Dan oleh karenanya, kita harus mengangkat hati kita kepadaNya, dan memohon agar mempunyai hubungan denganNya, dan dijauhkan dari dosa, dan menyesal kepadaNya, dan kembali kepadaNya melalui anugerah yang Ia berikan kepada kita dalam pribadi Isa Al-Masih sendiri, yang mengatakan” Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbedan berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” Terima kasih. Sampai kita berjumpa lagi di episode lainnya

Bpk. Pdt. Zakaria B.:

Amin.


Texts being used:

The Indonesian Bible text used for New Testament is “The Indonesian (1912 Translation) – Greek Diglot New Testament” – “Kitab Suci Injil Dwibahasa Indonesia (Terjemahan 1912) – Yunani” version. © LAI (Lembaga Alkitab Indonesia – Indonesian Bible Society), 2000.

The Indonesian Bible text used for Old Testament is “The New Translation, 1974” – “Alkitab Terjemahan Baru (TB), 1974” version. © LAI (Lembaga Alkitab Indonesia – Indonesian Bible Society), 1974.

The Indonesian Al Qur’an text used is taken from
http://Quran.al-islam.com/

Indonesian version:
http://Quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSora=1&nAya=1&nSeg=1&l=eng&t=ind

Notes on this episode:

(*) For verses that is not clearly defined, the translation is done directly as the text said, not taken from the quote in the Bible – Untuk ayat-ayat yang tidak direferensikan secara jelas, terjemahan dilakukan secara langsung seperti apa kata text, bukan diambil langsung sesuai dengan teks dari Kitab Suci.

No comments:

Post a Comment