Friday, February 18, 2011

Keberatan Terhadap Injil (Ep 33)

Muhammad: penonton yang terkasih, kami menyambut anda kepada episode baru acara kita,”pertanyaan-pertanyaan tentang iman”, dengan tamu terhormat kita, Pendeta Zakaria Boutros. anda sangat disambut lagi disini.

Bpk. Zakaria: terima kasih.

Muhammad: penonton yang terkasih pada episode ini kita akan menggabungkan pertanyaan-pertanyaan, keberatan-keberatan dan komentar yang kami terima. Kami akan mengambil lagi pada pokok tentang kekudusan Kristus, atau ke-Anakan-Nya, dimana kita tinggalkan kemarin. Bapak pendeta, ada pertanyaan disini yang bertanya: pada kitab Raja-raja 2, pasal 8 ayat 26. Tertulis bahwa Ahaziah menjadi raja pada saat 22 tahun. tetapi pada kitab Tawarikh, pasal 22 ayat 2 dikatakan bahwa dia berusia 42 tahun.sepertinya ada kontradiksi antara ayat-ayat ini. Bagaimana jawaban anda akan pertanyaan ini.



Bpk. Zakaria: tentu saja jika anda baca sekilas, anda akan menemukan bahwa 22 di satu tempat, dan kemudian 42 di tempat yang lain. dan anda akan berpikir, yah ini angka, tak akan ada pembenaran dari itu. Salah satu pasti yang benar, dan yang lain yang salah, tetapi secara umum ada kontradiksi. Tetapi tentu saja, jika anda mempelajarinya secara hati-hati dan dalam anda akan sampai kepada keputusan yang berlawanan. Namun, jika Alkitab telah diselewengkan atau salah, ayat-ayat seperti itu mudah saja untuk digantikan, karena mereka terlihat jelas berbeda. Apakah tidak ada seorang pun yang cukup pintar untuk memperhatikan dan mengkoreksinya, bukankah ada kesempatan untuk merubah dan menggantikannya dulu? Tidak, adalah lebih baik untuk membuktikannya dulu selain melihat kontradiksi yang jelas ini, ini membuktikan keaslian dari Alkitab. Dan bagaimana? Mari kita baca. “Dalam tahun kedua belas zaman Yoram, anak Ahab raja Israel, Ahazia, anak Yoram raja Yehuda, menjadi raja. Ia berumur dua puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri raja Israel. “ ini dari raja-raja 2 pasal 8:25,26 dan tertulis 22 tahun. mari kita baca 2 tawarikh sekarang, pasal 22. Kita mulai dari ayat 2: “Ahazia berumur empat puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri. Ia pun hidup menurut kelakuan keluarga Ahab,” kemudian lanjutannya:” karena ibunya menasihatinya untuk melakukan yang jahat”,” karena ibunya menasihatinya untuk melakukan yang jahat”. Ibunya adalah yang menguasai seluruh keadaan. Jadi dimana kebenarannya? Mari kita cari yang benar. Yang benar adalah usia Ahaziah adalah 22 taun. Ini sangat jelas. Mengapa? Karena ayahnya, yaitu Yehoram, berumur 32 tahun pada saat dia menjadi raja dan dia berkuasa selama 8 tahun. anda akan temukan ini pada 2 raja-raja pasal 8 ayat 17. Jadi dia berumur 32 tahun dan memerintah selama 8 tahun. jadi jumlah seluruh total dari umur ayahnya adalah 40 tahun, jadi anaknya tak mungkin berumur 42 tahun. sehingga, anaknya pasti 22 tahun. sekarang, ini adalah usia yang benar. Apakah jelas sekarang? Jadi mengapa mereka menuliskan 42 tahun pada 2 tawarikh? Ini pastilah salah, jadinya. Apakah saya membuatnya jadi lebih rumit? Sepertinya. Itu hanya terlihat seperti itu. Mari kita lihat. Perhatikan bahwa dia tidak berkata,” umurnya adalah sekian dan sekian” tetapi dia berkata” anaknya berusia 42 tahun” walaupun dalam catatan kaki dari Alkitab dikatakan dia hampir 20, yang berarti itu dibaca 20 tahun dibanding 40. Sekalipun, pengurai berkata bahwa Alkita menyebutkan usia nya disini 42 tahun, sebagai arti metafora. Sebagai gambaran kata. Mengapa? Karena Alkitab berkata bahwa ibunya yang berkuasa. Dia adalah yang menyuruh dan menasehati dia.ibunya menasehati dia dan berkuasa atas seluruh negeri. Anda baca ini pada 2 tawarikh 22, ayat 12.” sementara Atalya memerintah negeri.” jadi siapakah penguasa secara defakto? Ibunya. Anaknya hanyalah semata-mata boneka pada tangannya. Dia bukanlah raja yang sesungguhnya. Jadi , 2 raja-raja berbicara tentang Ahaziah yang hanya jadi raja dalam nama, pada saat berusia 22 tahun. tetapi, Alkitab, pada 2 tawarikh menggunakan metonomia, atau makna ganda, untuk mengindikasikan bahwa Ahaziah bukanlah raja sebenarnya. Ya, dia berusia 22 tahun tetapi penguasa sesungguhnya si ibu yang adalah 42 tahun.

Muhammad: jadi umur ini, adalah umur dari ibunya, bukan anaknya.

Bpk. Zakaria: itu adalah umur ibunya, dan metonomia disini adalah sah, karena Alkitab mengatakan secara ekplisit “karena ibunya menasihatinya untuk melakukan yang jahat.” Dan kemudian dikatakan ” sementara Atalya memerintah negeri”, ini adalah inti persoalannya. Dia memainkan makna ganda untuk menunjukkan siapa yang merupakan penguasa sesungguhnya. Yaitu ibunya. Apa anda lihat maksud saya? Ini adalah pokok yang lain. apa yang mau saya katakan adalah, kepada siapa yang berkeberatan, dan sesungguhnya ini sudah dibuat oleh Ahmed Didat, aku mau bertanya kepada anda, bagaimana anda pikir tentang perbandingan berikut ini? Saya ingin dia menyelesaikan yang ini. Tentunya, dia sudah mati sekarang. Pada Surah 32 (As Sajdah), ayat 5 dikatakan:”kemudian itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”. Sehari yang berarti berapa? 1000 tahun. imam Al Nassafy menafsirkan ayat ini pada jilid 3 halaman 417:” ini adalah hari kebangkitan. 1000 tahun adalah hari yang kita hitung, cara anda menghitung.” Tetapi pada Surah 70 (Al Ma’arij), ayat 4 dikatakan” dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun” imam Al Nassafy kembali menafsirkan ini pada jilid 4, halaman 426, dan berkata ini adalah hari kebangkitan. Jadi, hari kebangkitan adalah 1000 tahun atau 50.000?

Muhammad: maksud anda Tuhan menggunakan ekpresi metafora yang manusia tidak mengerti.

Bpk. Zakaria: ya, disini. Itu terdapat disini. Tuhan menggunakan ekspresi seperti itu. Tetapi ini, ini adalah kesalahan, apakah itu 1000 tahun atau 50.000 tahun, adalah masalah yang Ahmed Didat, sebelum mengkritisi hal-hal yang demikian, harus dihadapi dan dijelaskan kontradiksinya dalam Quran, antara angka-angka ini. Ini adalah contoh yang lain, tentang hari penciptaan. Pada Surah 10 (Yunus), ayat 3 tertulis” Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 masa”. Ini sesuai dengan Alkitab. Pada berapa hari?

Muhammad: 6 hari

Bpk. Zakaria: hal yang sama diulang pada Surah 7 (Al A’raf) ayat 54, Surah 11 (Hud) ayat 7, Surah 25 (Al Furqan) ayat 59, Surah 32 (As Sajdah) ayat 4, dan Surah 50 (Qaf) ayat 38, dan Surah 57 (Al Hadid) ayat 4. Anda lihat berapa banyak ayat, berapa banyak surah? Surah 7 (Al A’raf), 11 (Hud), 25 (Al Furqan), 32 (As Sajdah), 50 (Qaf), 57 (Al Hadid). Anda baca hal yang sama disini. Bahwa hari penciptaan adalah 6 hari lamanya. Tetapi pada Surah 41 (Fussilat) dari ayat 9 sampai ayat 12, jika kita percaya pada 8 hari. Karena dikatakan disini,” katakan sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi pada 2 masa dan menciptakan seluruh makanan untuknya dalam 4 masa”. Jadi kita punya 2 dan 4 disini. Sehingga ada 6.” Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”, keduanya menjawab:” Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalan dua masa. Jadi berapa jumlah hari dari penciptaan? 2 tambah 4 tambah 2. 8 hari. 8 hari secara keseluruhan. Mungkin ini adalah tuduhan yang salah dari kami. Tidak, karena kami bukanlah pengurai ayat. Imam Al Nassafy kemudian menguraikan hal ini, pada jilid 4 halaman 130, dikatakan,” Tuhan menciptakan bumi dalam 2 hari, kemudian menciptakan segala makanan di dalamnya dalam 4 hari, kemudian Dia menetukan harus terjadi 7 tingkat surga dalam 2 hari,” dan orang ini berkata,” dan ini adalah berlawanan, berlawanan, dengan pernyataan Quran di tempat lain, yang adalah 6 hari.”

Muhammad: dan pada taurat itu tertulis,”6 hari.”

Bpk. Zakaria: ya, tentu saja, hanya 6 hari. Tetapi menurut ini, apakah itu 6 atau 8? Karena ada 6 di suatu tempat dan 8 di tempat lain. akan lebih bermanfaat Ahmed Didat untuk memikirkan hal ini daripada menuduh pada hal benar untuk menjustifikasi hal yang dia punya. Apa anda mengerti maksud saya? Anda tahu, kebenarannya adalah, orang yang berkeberatan, mengambil sistem dari sepak bola. Dan apakah itu? Bahwa jalan terbaik bertahan adalah menyerang. Untuk menjagamu menyerang dia, dia datang pada lapanganmu dan mempertahankan dirinya sendiri. Jadi mereka mulai menuduh, melemparkan keraguan dan membuat kebohongan, untuk melindungi mereka sendiri. Tetapi sebaliknya, mereka membuka pintu banjir untuk melawan mereka. Mereka membuka pintu banjir melawan mereka sendiri. Dan pada umumnya, Alkitab..ini adalah nasihat yang aku berikan kepada semua orang yang mencoba menyerang Alkitab. Rasul Petrus berkata tentang Alkitab bahwa,” Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain. surat Petrus 2, pasal 3 ayat 15 dan 16. Jadi mereka adalah tak terpelajar, tidak diajar, memutarbalikkan sesuatu yang sulit difahami dan membawa mereka kepada kebinasaan jiwa mereka. Jadi nasihat ku, kepada tiap orang yang berkeberatan terhadap Alkitab…

Muhammad: apa maksud anda dari kebinasaan dari jiwanya?

Bpk. Zakaria: kebinasaan kekal. Kebinasaan kekal jiwanya. Dibandingkan menyelamatkan dirinya dan memiliki hidup yang kekal dan diterima oleh Tuhan, dia membunuh dirinya sendiri kepada kebinasaan yang kekal. Bukankah begitu? Dan jiwanya adalah berharga. Anda tahu, yang saya mau hanyalah sebelum seseorang mulai menyerang firman Tuhan, dia harus belajar, bertanya, bertanya kepada orang yang mengingatkan. Dan kami siap menjawab pertanyaan setiap orang.

Muhammad: terima kasih. Sebenarnya, anda telah menyentuh pokok dari penyimpangan ini. Satu dari saudara Muslim dalam buku ini ”Anak-anak dari Ismail”, saya akan bacakan sebuah kutipan: Basil berkata,” anda percaya bahwa Tuhan itu kuat, berkuasa dan Maha Kuasa . dan bahwa firman –Nya tak berubah. Lalu kemudian, apakah Dia mengijinkan kesalahan terjadi pada tidak hanya satu buku saja tetapi kepada semuanya kecuali satu buku saja? Dia mengijinkan yang diwahyukan kepada Daud untuk diselewengkan. Kemudian dia mengijinkan injil yang diwahyukan kepada Isa dirusak juga. Dan setelah 600 tahun, yah, enam abad lamanya, generasi demi generasi mati dan hidup dalam muslihat, percaya pada kitab suci yang telah diselewengkan. Kemudian tiba-tiba Tuhan mewahyukan sebuah buku yang tidak seorang pun tak dapat selewengkan, mengapa Tuhan menjadi kuat, hebat dan Maha Kuasa dan seluruh firman-Nya menjadi tidak tergantikan, setelah sejarah panjang dimana buku-Nya telah diselewengkan, dan penyembahnya masuk dalam tempat pembuangan, anak-anak Israel, yang berkenan kepada Tuhan diantara bangsa lain, sebagaimana pendeta dan pastur yang membaca firman, menunjukkan apa yang sesuai dan menolak yang tidak sopan. Semua itu pergi ke tempat pembuangan. Dapatkah anda bayangkan bersama saya bahwa dia adalah Tuhan yang tidak mampu untuk menjaga buku-Nya dari penyelewengan, perubahan dan perusakan mampu untuk menjaga pelayan-pelayan-Nya? Untuk membaca lebih lanjut, penonton yang terkasih, buku ini, “Anak-anak Ismail” memberikan banyak informasi. Selanjutnya kita punya pertanyaan lain yang ditanyakan – meskipun pada episode sebelumnya kita telah berbicara tentang Kristus- “ tetapi anda orang Kristen berkata bahwa Kristus adalah Tuhan atau Anak Allah. Apakah itu dapat diterima?” bagaimana jawaban anda tentang pertanyaan ini?

Bpk. Zakaria: oh ya, tentu saja. Sebelumnya kita menggabungkan pokok ini. Kita telah membahasnya dalam 5 episode. Tetapi karena waktu dari acara ini, dan mungkin beberapa dari penonton belum mendengar episode sebelumnya, saya akan memberikan ringkasannya. Pertama-tama, kita harus tahu bahwa Kristus memiliki 2 natur. Natur Fisik yang sama dengan manusia, tetapi tidak berdosa. Natur fisik ini Dia dapatkan dari perawan Maria, karena Dia lahir dari Maria jadi Dia mengambil itu darinya. Ini adalah yang pertama. Dan yang kedua, natur Kudus. Tuhan sendiri yang timbul dari tubuh-Nya atau Manusia ini, jadi, Kristus, sebagaimana Alkitab berkata tentang Dia:"Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia." Tuhan menjelma dalam daging. Orang akan protes,” bagaimana Tuhan yang maha tinggi menjelmakan diri-Nya sendiri dalam sesuatu?” dalam suatu materi? Kita akan berkata ini tidak biasa, karena Tuhan adalah Maha Kuasa. Dia mahakuasa. Dan ini tidak bertentangan dengan alasan. Ini adalah bukti. Dalam Quran, pada Surah 7 ( Al A’raf) dikatakan :” Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan. Tuhanmu menjelmakan diri-Nya, menjadi gunung. Maka adalah mungkin Tuhan menjelmakan dirinya kepada gunung atau di gunung, itu adalah sebuah perwujudan tidak lebih. Dan sebagai hasil dari penjelmaan yang kudus ini, gunung itu sendiri menjadi rata, dan Musa menjadi jatuh pingsan. Benar? Atau kemudian, bagaimana Musa bisa jatuh pingsan, bukankah dia telah melihat Tuhan? Tetapi sebenarnya, semua pengurai setuju bahwa Tuhan menjelmakan diri-Nya dalam sebuah gunung. Sebuah material menifestasi yang lain. Tuhan menjelmakan diri-Nya kepada Musa dari belakang sebuah selubung atau tirai, dan itu adalah pohon. Quran mengatakan yang berikut ini pada Surah 20 (Taha), dan Surah 27 ( An Naml), dan Surah 28 (Al Qasas), dikatakan disini: “ bukankah kisah Musa telah kau dengar? Pertama, dia melihat api dan mengatakan pada keluarganya,” Tunggulah, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan dari api itu aku dapat membawa sesuatu kepadamu berita atau sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”. Jadi pada saat dia menuju api itu, seseorang memanggilnya dari pohon pada sebuah lembah yang diberkati di pinggir kanan perbukitan,” Musa, tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Tuwa. Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku” Ini adalah Surah 20 ( Taha ). Cerita yang sama diulang pada Surah 27 ( An Naml ), dikatakan lagi disana:” Dan Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” Dan cerita yang sama diulangi lagi pada Surah 27 (An Naml), menggunakan ekspresi yang lain, yaitu “Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada didekat api itu, dan orang-orang yang berada disekitarnya”. Jadi Tuhan menjelmakan diri-Nya. Semua pengurai setuju bahwa Tuhan menyingkapkan diri-Nya dari belakang sebuah selubung; sebuah batas, yang kita baca kemarin dalam website Al Azhar, yang mengatakan, “ pewahyuan terkadang datang dari sebuah selubung, seperti yang terjadi pada Musa, Tuhan berbicara padanya melalui pohon.” Ini ada dalam Al Azhar home page. Jadi ini adalah pertanyaannya. Jika Tuhan mampu untuk menjelmakan diri-Nya pada sebuah batu dan pohon, apakah kemudian sesuatu yang menghina jika dikatakan Dia menjelmakan diri-Nya sendiri pada diri manusia, dimana kenyataannya manusia adalah lebih tinggi dibandingkan batu dan pohon? Benar. Tuhan menjelmakan dirinya dalam daging, ini sangatlah mudah, itu bukanlah masalah sama sekali tetapi jika seseorang berkeberatan, dia akan berkeberatan kepada apapun itu.

Anda tahu, jika seseorang tidak mau untuk mengerti, dia tidak akan pernah. Dia hanya berpengang pada hal-hal ini sebagai alasan disini kami katakan bahwa Kristus memiliki natur sebagai manusia. Dia makan, minum , dan tidur. Dan sebuah natur Kudus yang mendiami diri-Nya, yang adalah Tuhan sendiri, sifat keTuhanan. Jadi Dia menjadi natur yang baru. Pada episode sebelumnya, saya temukan bahwa saya memiliki di saku saya, 2 pena. Saya tidak membawa saat ini. Pena hitam dan pena merah, pena hitam menyimbolkan besi , yang merupakan suatu perbandingan indah yang orang-orang kudus berikan tentang bagaimana kekudusan mendiami kemanusiaan dari Kristus. Besi adalah hitam, tetapi pada saat ditaruh di dalam api, dia menjadi merah. Besi tidaklah hilang, dan api tidaklah hilang. Besi tidak berubah menjadi api, dan juga api tidak berubah menjadi metal. Jadi kita sebut apa ini? Besi atau api? Kita sebut dia,” besi panas membara”. Mengapa? Karena api bersatu dengan besi. Dia terbakar api, dan kelenturan besi. Dia dapat dipukul dan dibentuk karena dia adalah besi. Contoh ini berlaku juga untuk Kristus. Seorang manusia daging yang bersatu dengan kekudusan dan menjadi Tuhan yang berinkarnasi.

Muhammad: tetapi kebalikannya tidak mungkin. Yah kan? Manusia tidak dapat menjadi Tuhan?

Bpk. Zakaria: tidak, dia tidak bisa. Ini adalah bagian penting dari informasinya, bahwa Tuhan menjelma di dalam daging. Jadi, mengapa kami memanggilnya Anak Allah, dan kami memanggil Dia Tuhan? Kami panggil Dia Anak Allah, menyebut-Nya yang datang dari Allah, secara metafora.

Muhammad: secara metafora

Bpk. Zakaria: ya, karena Dia datang dari Tuhan. tidak dalam maksud literal. Karena maksud secara literal membutuhkan pernikahan dan kelahiran.

Muhammad: dan sekali-kali tidak untuk Tuhan

Bpk. Zakaria: sekali-kali tidak untuk Tuhan. Dia tidak melahirkan, dan tidak dilahirkan.

Muhammad: jadi anda setuju dengan hal ini?

Bpk. Zakaria : tentu saja.tetapi kami panggil dia “Anak” karena Dia datang dari Tuhan. sewaktu kita katakan,” anak Mesir”, kita maksud dia datang dari Mesir. Dengan “anak Nil”, kami maksud datang dari tanah Nil. ”anak padang pasir”, adalah seseorang yang datang dari padang pasir. Jadi Kristus adalah Anak Allah itu berarti Dia datang dari Allah. Jadi mengapa kami sebut Dia Tuhan? karena, menurut natur kekudusan dalam-Nya, Dia adalah Tuhan, tetapi menurut natur kemanusiaan-Nya, dia adalah anak manusia atau Anak Allah. Menurut natur kekudusan yang ada dalam-Nya, Dia adalah Anak Allah dan memiliki keTuhanan. Dan karena kemanusiaan-Nya, kami menyebut-Nya anak manusia, memiliki natur manusia. Dan ini bukanlah masalah. Ini sangat mudah.

Muhammad: tetapi masih sulit bagi manusia untuk memahami Allah Bapa, dan Allah anak. Untuk pikiran manusia, itu sangatlah tidak dapat diterima, maksud saya secara logika

Bpk. Zakaria: itu tak akan mungkin, untuk memikirkan sebagai Allah Bapa, ditambah Allah Anak, ditambah Allah Roh Kudus. Dia adalah satu Tuhan- Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Tuhan hanyalah satu; Dia adalah Bapa dalam eksistensi-Nya, Anak dalam intelektual-nya, dan Roh kudus dalam hal kehidupan. Pada saat kita ambil contoh, pak Muhammad ada, pak Muhammad adalah pintar, dan pak Muhammad hidup, saya tidak katakan ada seseorang yang disebut” pak Muhammad yang ada”, dan yang lain,”pak Muhammad yang pintar”,”pak Muhammad yang hidup”. Tidaklah demikian. Tapi kita sebutkan Muhammad ada dan Muhammad yang sama pintar, dan Muhammad yang sama hidup. Dalam daging maksud anda? Hidup oleh roh. Tetapi anda tahu, seseorang butuh berdoa kepada Tuhan dan berkata,” Tuhan aku mau mengerti hubungan ini”, karena sekeras apapun pikiran manusia mencoba…anda tahu, semua yang kita coba hanyalah menunjukkan bahwa ini tidak melawan akal sehat, tetapi faktanya ini melebihi akal sehat. Oleh karena itu seseorang membutuhkan pewahyuan dari Tuhan. adalah Tuhan yang menyingkapkan ini pada kita. Roh dapat menyingkapkan semuanya, bahkan kedalaman dari Tuhan. masalahnya disini bukanlah aljabar atau kalkulus. Ini adalah tentang hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan Tuhan dimana Tuhan memberitahukan kepada ku misteri tentang diri-Nya, dan menyingkapkan diri-Nya kepada ku. Kami mengundang semua orang untuk memiliki hubungan dengan Tuhan, tidak hanya pengenalan secara mental akan Dia. Tapi mampu untuk mengenal dia. Kita biasa lupa tujuan kita adalah hidup. Jadi tujuannya adalah berseru kepada Tuhan,” Tuhan aku mau menyembah-Mu, aku mau hidup dengan-Mu, aku mau menikmati-Mu, tolong singkapkan diri-Mu kepadaku.” Dan pada titik itu, Tuhan akan menyatakan diri-Nya, dan membuat cahaya-Nya bersinar pada hati seseorang. Alkitab berkata” Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!" Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.” kebutuhan yang paling menghancurkan manusia adalah untuk berkata:” Tuhan, aku mau menggapai-Mu, ya Tuhan, aku mau mengenal-Mu, Tuhan sinari terang-Mu kepada jalanku dan bukakan hatiku, ubah hidupku. Izinkan aku untuk memasuki hubungan kasih dengan-Mu, dan satukan penyembahanku dengan-Mu.” Tuhan mendengar, dan menjawab. Dia berkata,” "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Jadi saya harap penonton yang menemukan itu sulit untuk mengerti dan menerima ini, meskipun itu sangat masuk di akal dan logis; jika anda sulit untuk menerima, tetapi anda mau, maka anda harus berpaling kepada Tuhan. karena kami melakukan semua kami bisa. Kami mencoba menyampaikan fakta ini kepada pikiran, tetapi untuk memasukkan ini kedalam hatimu…ini memerlukan pekerjaan Tuhan.

Muhammad: campur tangan yang Kudus,

Bpk. Zakaria: yah, campur tangan yang Kudus.

Muhammad: anda sebutkan sebuah ayat sebelumnya:” begitu besar misteri dari Ketuhanan, Tuhan menjelma dalam daging.” Jadi itu adalah misteri. Dan tidak mudah bagi kita untuk memahaminya.

Bpk. Zakaria: tetapi ini tidak melawan akal sehat. Karena saya memperhatikan,banyak orang berkata,” kami hanya percaya saja. Anda tak akan mampu untuk mengerti, terima saja sebagaimana adanya.” Tetapi itu melawan akal sehat. Bagaimana aku menerima sesuatu yang melawan akal sehatku? Jawab mereka;” tidak, jangan berdebat. Ohh, Ali, jangan mendebat.” Bukankah begitu? Tidak. Berdiskusi, dan coba untuk mengerti. Tetapi pada bagian menerima dan mengenal itu, maka anda memerlukan sentuhan dari Tuhan.

Muhammad: terima kasih, bapak pendeta. Penonton yang terkasih, kami berbicara tentang Tuhan yang adalah kasih:” Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Terima kasih, penonton yang terkasih. Kami berdoa bahwa Tuhan akan menggunakan diskusi ini untuk membukakan hati banyak orang. Jika anda tidak memahami beberapa hal yang kami sebutkan atau anda mendengar sesuatu terasa menyerang dan menyakitkan, kami berdoa juga kepada anda bahwa Tuhan akan munggunakan hal itu untuk menghasilkan buah surgawi. Terima kasih, penonton yang terkasih, sampai jumpa lagi pada episode berikutnya.

1 comment:

  1. Yohanes 14;6 Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.

    ReplyDelete