Mengapa nama itu tidak banyak dikenal oleh mayoritas kekristenan di dunia bahkan di Indonesia? Sejak orang Yahudi pulang dari pembuangan di Babilon [586 Seb.M], muncul suatu kecenderungan untuk tidak mengucapkan lagi nama Yahweh secara lisan. Mereka mulai mengganti dengan sapaan “Adonai”. Ketika banyak komunitas Yahudi di Alexandria Mesir sudah tidak mengenali lagi bahasa Ibrani dengan baik, maka diupayakan suatu penerjemahan Kitab TaNaKh dalam versi bahasa Yunani, dengan sponsor dari kaisar Ptolemaus Philadhephus [Abad III Seb.M].
Karena para penerjemah merupakan para Rabbi yang telah terikat dengan kultur yang melarang penyebutan nama Yahweh, maka mulailah mereka menuliskan suatu bentuk gelar pengganti untuk Yahweh, yang sejajar dengan sebutan Adonai, yaitu istilah “Kurios”. Hasilnya, terbentuklah suatu terjemahan Kitab Suci bernama Septuaginta dan nama Yahweh diganti dengan sebutan Kurios sebagaimana terekam dalam terjemahan Keluaran 3:15 versi Septuaginta sbb: “Kurios ho Theos ton pateroun hemoun, Theos Avraham kai Theos Isaak kai Theos Iakoub, apestalken me pros humas, touto mou estin onoma aionion kai mnemosunon geneoun geneais”
Artikel Selengkapnya ...
Karena para penerjemah merupakan para Rabbi yang telah terikat dengan kultur yang melarang penyebutan nama Yahweh, maka mulailah mereka menuliskan suatu bentuk gelar pengganti untuk Yahweh, yang sejajar dengan sebutan Adonai, yaitu istilah “Kurios”. Hasilnya, terbentuklah suatu terjemahan Kitab Suci bernama Septuaginta dan nama Yahweh diganti dengan sebutan Kurios sebagaimana terekam dalam terjemahan Keluaran 3:15 versi Septuaginta sbb: “Kurios ho Theos ton pateroun hemoun, Theos Avraham kai Theos Isaak kai Theos Iakoub, apestalken me pros humas, touto mou estin onoma aionion kai mnemosunon geneoun geneais”
Artikel Selengkapnya ...
No comments:
Post a Comment