Monday, September 6, 2010

MENGRITISI PEMIKIRAN DR. M. YAHYA WALONI

MENGRITISI PEMIKIRAN DR. M. YAHYA WALONI
(Mantan Rektor UKI Papua & Pendeta Gereja Kristen Indonesia di Papua)

DALAM BUKUNYA,
THE LOGICAL OF SIMPLE KEBENARAN ISLAM MENURUT PENDETA
PENERBIT AS SHIDDIQ 2008

Oleh:
Teguh Hindarto, MTh.

PENDAHULUAN

Telah beredar buku dengan judul, THE LOGICAL OF SIMPLE KEBENARAN ISLAM MENURUT PENDETA, karya DR. Yahya Waloni, seorang mantan pendeta dan rektor salah satu sekolah Teologi beredar dan meramaikan diskusi yang tidak pernah usai mengenai keimanan Kekristenan yang selalu digoncang para kritikus. Sayangnya, buku yang menyuarakan isi hati dan penelitian sejenis ini (kesaksian kepindahan seorang Islam ke Kristen) di kalangan Kekristenan belum tentu dapat bebas beredar dikarenakan berbagai tekanan-tekanan baik politis maupun religius.

Anehnya, buku karya seorang Doktor ini ternyata sangat minim referensi. Tercatat hanya 15 referensi lokal ditambah berbagai kutipan ayat dalam Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang dimasukkan sebagai referensi. Bahkan daftar referensi yang didaftarkan hanya buku-buku yang bercorak polemis dan apologetis bukan buku-buku yang kaya akan studi teks, tafsir dan sejarah.

Buku ini mendapat legitimasi Majelis Ulama Indonesia Kotamadya Jakarta Utara dan Dirjen Bimas Islam Departemen Agama RI. Sangat disayangkan, buku yang lebih mengesankan “menyudutkan iman Kristen” dengan bahasa-bahasa yang provokatif dan menggebu-gebu ini tidak seharusnya mendapatkan legitimasi kedua lembaga di atas yang seharusnya menjadi lembaga pengayom dan pengendali kerukunan antar umat beragama.

Tidak berpanjang lebar, penulis akan memfokuskan mengritisi pemikiran DR. Yahya Waloni dalam beberapa topik yang dibahas dalam buku tersebut. Tanggapan ini merupakan wujud pertanggungjawaban iman Kristiani sebagaimana diamanatkan oleh Rasul Paul dan Rasul Kefa (Petrus) dalam ayat-ayat berikut:

Artikel Selengkapnya ...

1 comment:

  1. Sayangnya Para Pendeta gak ada yang berani menyanggahnya secara langsung, pripagandis Kristen malah lebih sering memprotes lewat dunia maya, mengapa tidak diadakan debat terbuka secara langsung. anda yang menulis ini mengapa tidak langsung mengkritisi kepada orangnya?

    ReplyDelete