Saturday, September 8, 2012

Pertanyaan Mengenai Iman Episode 75

Pertanyaan Mengenai Iman Episode 75

Antoine: Selamat datang, para pemirsa terhormat, ke episode baru program ‘Pertanyaan Mengenai Iman’. Selamat datang juga kepada tamu terhormat kita, Bapak Pendeta Zakaria Botros.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Terima kasih.

Antoine: Hari ini, kita menerima sebuah surat yang secara pribadi ditujukan kepada Anda. Ini adalah sebuah salinan dari sebuah artikel di internet. Saya ingin membacakan bagian pertamanya dan minta komentar Anda.
“Saya memohon kelompok intelek Al Azhar untuk mengambil tindakan hukum terhadap Pendeta Zakaria Botros, pendeta dari gereja Brighton, di bawah Katedral Orthodox yang dikepalai oleh Paus Shenouda, untuk gambaran cabul dan memalukan mengenai ritual naik haji di program siaran TV, di saluran penginjilan bernama Al Hayat, di satelit Hotbird, milik EU.”
Apakah Anda ingin memberikan komentar?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Saya bersyukur kepada Allah karena mereka cukup perhatian untuk memberikan tanggapan. Saya telah melihat artikel ini di internet.
Sebenarnya, artikel ini penuh dengan kecacatan.
Pertama, mereka mengubah isu objektif menjadi pribadi. Penulis ingin menyimpang dari topik yang sedang kita bicarakan ini dan memaksa saya untuk membela diri dari tuduhan pribadi yang disebutkan dalam artikel tersebut.
Saya tidak peduli atas hal pribadi di sini. Saya hidup untuk sebuah tujuan dan sebuah misi, jadi saya tidak peduli apa yang mereka katakan. Ini bukti bahwa mereka menghindari isu ini, serta jawaban yang objektif. Mereka mengangkat isu pribadi dan saya tidak akan tenggelam ke level itu.

Ada seorang rasul yang berkata, “Jika kesalahan datang dari orang yang salah, itu bukan kesalahan.”
Ia menuduh kita telah menyerang dan menyatakan hal-hal yang berasal dari sang Rasul, serta ritual naik haji, dan lain sebagainya. Semua yang kita katakan berasal dari buku-buku. Kita tidak mengemukakan pikiran kita sendiri; semuanya ada di buku-buku mereka.
Contohnya, ini ada sebuah buku oleh Ibrahim Mahmoud, berjudul ‘Sex in Paradise’ (Seks di Surga). Ini adalah buku mereka. ‘The Society of Yathreb… The Relationship between Man and Woman’ (Masyarakat Yathreb… Hubungan Antara Laki-Laki dan Perempuan). Apakah ia menuduh kita telah mengarang sesuatu? Ini buku-buku mereka.
Ini, apakah kamera-nya dapat mengambil gambar dari buku-buku ini?
Ini adalah buku ‘Mohamed’s Personality or Explaining the Sacred Puzzle’ (Pribadi Muhammad atau Menjelaskan Teka-Teki Sakral), ditulis oleh Mu’raf El Safy.
Ini ‘Society of Yathreb’ (Masyarakat Yathreb).
Ini ‘The Geography of Pleasure or Sex in Paradise’ (Geografi Kesenangan atau Seks di Surga).
Ini ‘Wives of the Prophet’ (Istri-Istri Nabi).
Ini ‘Mohamed’s Personality’ (Pribadi Muhammad), Bagian 2.
Ini ‘The Mother of Believers Eats her Children’ (Ibu Orang-Orang Percaya Memangsa Anak-anaknya), oleh Nabil Fayyad.
‘Mohamed and the Companions’ (Muhammad dan Teman-Teman), begitu juga ‘Ensiklopedia Islam’, ‘Sahih El Imam El Bukhari’, ‘Sahih Muslim’, ‘The Life of the Companions’ (Kehidupan Teman-teman), dan ‘Riyad El Saleheen’.

Semuanya ada di buku-buku yang kita baca dan kutip. Kita tidak mengatakan apa-apa sendiri. Setiap perkataan yang saya ucapkan mempunyai referensi dari buku-buku mereka. Biarkan mereka mengacu kepada buku-buku ini dan melihatnya sendiri. Saya tidak mengarang ini; ini ada di buku-buku mereka. Biarkan mereka membakar buku-buku tersebut! Biarkan mereka menarik buku-buku tersebut dari toko buku supaya kita tidak dapat membaca atau melihatnya!
Apakah Anda mengikuti?
Jadi serangan ini rendah dan saya tidak akan tenggelam ke level itu serta membahas isu pribadi yang tidak dapat mereka buktikan. Sekali lagi, saya katakan, “Jika kesalahan datang dari orang salah, itu bukan kesalahan.”

Antoine: Terima kasih. Buku-buku tersebut tersedia di toko-toko buku di negara-negara Arab dan Eropa, jadi siapapun dapat membeli serta mempelajarinya.
Terakhir kali, kita membicaran kuburan dan penyiksaan kubur di Tradisi Rasul. Dapatkah kita berbicara mengenai surga?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Surga? Ya, ada banyak mengenai surga.
Di Surat ke 2 (Al Baqarah), ayat 25, Al Qur’an berkata: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.”
Dan di Surat ke 56 (Al Waqi’a), ayat 17 sampai 23(1), dikatakan: “Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, …Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik… Kami telah membuat mereka perawan selamanya(2).” “Kami telah membuat mereka perawan selamanya.”
Jadi di dalam Al Qur’an ada sebuah amanah mengenai anak-anak muda yang tetap muda dan bidadari-bidadari bermata jeli yang akan mereka temui di surga.

Antoine: Dalam penjelasan mengenai surga, apakah dikatakan mempunyai sungai?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya. Dikatakan, “…taman dengan sungai-sungai di dalamnya.”
Di Surat ke 47 (Muhammad), ayat 15, dikatakan: “(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring.”
Disini saya mempunyai sebuah pertanyaan! Hanya 1 pertanyaan! Jika arak dilarang di bumi, mengapa diperbolehkan di surga? Sungai arak!!
Antoine: Mungkin arak ini tidak membuat orang mabuk.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Saya sudah pernah mendengar hal ini sebelumnya, tetapi jika arak itu tidak memabukkan, mengapa digambarkan sebagai ‘lezat rasanya bagi peminumnya’? Mengapa disebut arak? Arak terbuat dari alkohol. Kamus Waseet berkata bahwa arak adalah minuman apapun yang memabukkan. Jika arak yang tidak beralkohol, mengapa mereka tidak menyebutkan ‘sungai jus’? Jus lezat tetapi tidak membuat orang mabuk.
Semua pertanyaan-pertanyaan ini membutuhkan jawaban, dan kita menujukannya kepada para ahli hukum yang terhormat untuk memberikan sebuah penjelasan.
Ini ada di buku-buku mereka; kita tidak mengarangnya.

Antoine: Dapatkah Anda menjelaskan tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Bidadari-bidadari yang bermata jeli?
Di Surat ke 56 (Al Waqi’a) kita membaca: “bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.”
Di komentar Jalalayn mengenai ayat ini dikatakan: “Bidadari-bidadari adalah perempuan-perempuan cantik dengan mata besar yang mempunyai iris mata yang hitam pekat dan bola mata yang putih bersih.”
Kecantikan perempuan Arab!
Di dalam komentarnya atas ayat yang sama, Qurtuby menambahkan: “Para bidadari akan melewati mereka dan mereka akan merasakan kepuasan dengan berhubungan seksual dengan para bidadari.”
Jadi para bidadari tersebut adalah untuk berhubungan seksual!
Dalam komentarnya mengenai Surat Ar Rahman, Ibn Katheer berkata: “Menuturkan Abdullah Ibn Massood bahwa untuk setiap Muslim ada sebuah anjungan, dan untuk setiap anjungan ada 4 pintu. Setiap hari sebuah batu permata, kehormatan dan anugerah akan datang kepadanya, yang bukan sebelumnya; bukan kelincahan, bukan kerinduan, bukan kapal uap atau reservoir, tetapi bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.”
Sebuah gambaran mengenai bidadari!
Ibn Katheer menambahkan bahwa rasul Allah berkata, “Di surga, ada sebuah anjungan terbuat dari sebuah mutiara berongga 60 mil lebarnya, di setiap sudutnya terdapat istri-istri yang tidak dapat saling melihat. Orang-orang percaya akan mengunjungi dan menikmati mereka.”
Ibn Katheer melanjutkan dengan berkata: “Menuturkan Abu Sa’id bahwa sang Rasul berkata, ‘Ganjaran terkecil bagi orang-orang terkecil di surga adalah 80.000 hamba dan 72 istri, berdiri diatas sebuah kubah yang terbuat dari mutiara, aquamarine, dan rubi.’”
Tujuhpuluh dua bidadari!
El Qurtubi, dalam komentarnya mengenai Surat ke Ad Dukhan (Asap), berkata: “Kita telah menikahkan mereka dengan bidadari-bidadari bermata jeli.” Ia mengutip dari Ibn Massood, mengatakan: “Bidadari-bidadari bermata jeli yang cantik. Sumsum tulangnya terlihat bahkan dari belakang daging, tulang, dan 70 bajunya. Ia seperti arak merak di gelas putih.”
Mugahed berkata, “Mereka disebut bidadari karena mereka membingungkan pikiran dengan kecantikan serta keindahan, dan lain sebagainya.”
“Menuturkan Anas, bahwa sang Rasul berkata bahwa kotoran yang disapu keluar dari mesjid adalah mas kawin bagi bidadari bermata jeli.”
Artinya bahwa sampah yang disapu dari mesjid merupakan mas kawin mereka.
Ibn Katheer, dalam komentarnya mengenai ayat 20 dari Surat ke 52 (At Tur), berkata, “Menuturkan Thabet: Kita diberitahu bahwa seorang laki-laki beristirahat di surga selama 70 tahun, dengan memiliki istri-istrinya dan hamba-hamba, serta apa yang telah diberi oleh Allah baginya untuk kehormatan dan kesenangannya, tetapi jika ia melihat sekitarnya, ia akan melihat istri-istri yang belum pernah ia lihat sebelumnya, dan ia diberitahu untuk mulai mengambil istri-istri tersebut sebagai bagiannya.”
Mereka datang dan menawarkan diri mereka kepada laki-laki tersebut!
Apakah saya mereka hal ini atau ini dari komentar-komentar dan buku-buku yang ditulis oleh imam-iman mereka? Inilah surga dan apa yang ada di dalamnya!

Antoine: Anda menyebutkan ada 72 bidadari. Apakah ada jumlah lain yang disebutkan di Hadis lainnya?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Jumlah lainnya?
Kita hanya menyebutkan yang Ibn Sa’id katakan bahwa ada 72.
Untuk menjernihkan hal ini, kita mengutip‘Sunan Ibn Maga’, buku Ascetisme. “Menuturkan Abu Umama bahwa rasul Allah berkata, ‘Allah tidak akan mengijinkan siapapun ke surga, tetapi Allah, Maha Besar dan Kuasa, akan memberinya 72 istri. Dua akan berasal dari perempuan cantik (houris) dan 70 dari keturunan orang-orang yang ada di api neraka. Setiap dari mereka akan mempunyai kelamin perempuan yang menyenangkan…’
Saya mohon maaf karena telah menggunakan kata-kata yang cabul ini, tetapi ini ada di buku.
‘…sebuah kelamin perempuan yang menyenangkan dan ia akan mempunyai alat kelamin laki-laki yang tidak akan bengkok kebawah.’”
Ini menyeramkan!
Hisham Ibn Khaled berkata, “‘Dari keturunan orang-orang yang ada di api neraka’, artinya bahwa laki-laki pergi ke api neraka supaya orang-orang di surga dapat mewarisi istri-istri mereka.”
Di ‘Kinz El Ummal’ oleh Al Muttaqi El Hindi, bagian 6, halaman 107, dikatakan: “Menuturkan Mohamed Ibn Abdul Rahman Ibn Hateb, dengan wewenang dari ayahnya dan kakeknya, bahwa orang-orang di surga akan menikah dengan 4.000 perawan, 8.000 janda, dan 100 bidadari (houris).”
Mari hitung mereka. 4.000 ditambah 8.000 ditambah 100. Berapa? 12.100!
Jadi, apakah seseorang akan mempunyai 72 bidadari di surga? Tidak, bukan 72. Mereka akan mempunyai 12,100! Sangat aneh!
Di komentar Ibn Katheer, bagian 4, halaman 68, dikatakan: “Di setiap rumah akan ada 70 ranjang. Di setiap ranjang ada 70 penutup, dan dibawah setiap penutup ada 70 istri.”
Mari hitung mereka. 70 ranjang kali 70 penutup kali 70 istri. Jadi, 70 kali 70 kali 70 adalah 343.000 istri. Sangat aneh! Hampir sepertiga juta!
Di komentar Ibn Katheer, ia berkata: “Di surga, laki-laki diberi kekuatan seratus laki-laki, dan ia dapat berhubungan seksual dengan 100 perawan setiap hari, kemudian mereka akan menjadi perawan lagi.”
Amat sangat ganjil!

Antoine: Mungkinkah angka-angka ini hanya simbolis, bukan angka sebenarnya?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Islam tidak mempunyai amanah yang simbolis atau kiasan. Kata-kata Islam adalah harafiah.

Antoine: Anda menyebutkan anak-anak muda yang tetap muda. Apa arti ekspresi ini?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tetap atau abadi?

Antoine: Ya.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Di Surat ke 56 (Al Waqi’a), ayat 17 sampai 22, dikatakan: “Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda.”
Sekali lagi, di Surat ke 76 (Al Insan), ayat 19: “mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.”
Ibn Katheer berkata bahwa anak-anak muda yang tetap muda tersebut adalah untuk melayani.
Tetapi ada lagi yang tertulis di buku mereka; saya tidak mengarangnya. “Anak-anak muda yang tetap muda artinya mereka tetap di satu keadaan selamanya. Mereka tidak bertambah umur, bertambah tua, atau berubah.”
Ia juga berkata, “Tetap atau abadi artinya bahwa mereka selalu muda; umurnya tidak berubah.”
Tetap hal penting yang kami ingin agar para pemirsa sadari ditemukan di buku Bapak Mohamed Galal Kishk, ‘Muslim Thoughts about Sex’ (Pemikiran-Pemikiran Muslim tentang Seks), halaman 214. “Anak-anak muda di surga adalah untuk kesenangan seksual.”
Mohamed Galal Kishk menhubungan kesenangan dari para bidadari, yang merupakan mutiara yang tersimpan baik, dan kesenangan dari anak-anak muda, yang merupakan mutiara yang bertaburan. Keduanya mempunyai sifat seperti mutiara dan digunakan untuk hal yang sama; kesenangan tubuh.
Ibrahim Mahmoud membuat sebuah komentar mengenai anak-anak muda dalam bukunya, ‘The Geography of Pleasures or Sex in Paradise’ (Geografi Kesenangan atau Seks di Surga). Di halaman 384 sampai 386 ia berkata: “Sheikh Mohamed Galal Kishk adalah seorang ahli hukum Azhari yang terkenal dan ia telah menegaskan pemikiran bahwa kesenangan seksual datang dari hubungan seksual dengan anak-anak muda yang tetap muda, dengan berkata, ‘Bukankah mereka yang telah mengekang keinginan mereka dan tetap mempertahankan keperawanannya layak mendapatkan ganjaran? Apa ganjarannya, kecuali menerima di surga apa yang diinginkan di bumi, dan bahkan lebih baik? Jadi, seperti bidadari-bidadari bermata jeli adalah ganjaran bagi mereka yang ingin melakukan perzinahan tetapi tidak pernah melakukannya karena takut akan Allah, anak-anak muda adalah ganjaran bagi mereka yang mengingini hubungan sesama jenis (homoseksualitas) tetapi menjauhkan dirinya dari itu.’“
Ibrahim Mahmoud berkomentar, dengan berkata, “Apa yang Sheikh Mohamed Galal Kishk katakan sesuai dengan yang Ibn Qayem El Gouzieh katakan di bukunya, ‘Hady El Arwah Ila Bilad El Afrah’, halaman 116. Ia berkata bahwa siapapun yang menjauhkan dirinya dari kesenangan yang dilarang oleh Allah, akan menerimanya saat bangkit dengan berlebihan.”
Ibn Qayem El Gouzieh mengacu kepada Ibrahim Mahmoud ketika ia berbicara mengenai kesenangan dari anak-anak muda yang tetap muda.

Antoine: Kita telah mendengar nasib orang-orang di surga. Apa yang perempuan-perempuan percaya dapatkan di surga?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Sebenarnya, surga adalah masyarakat laki-laki; yaitu, hanya laki-laki.
Di semua bacaan dan pelajaran saya, saya tidak menemukan satupun perempuan beruntung di surga, seperti laki-laki tersebut.
Saya tidak menyatakan bahwa saya mengetahui seluruh pengetahuan dan saya telah melewati sesuatu, jadi saya memohon para ilmuwan Islam untuk memberitahu kepada kami supaya kita dapat tahu.
Saya membaca bahwa Ibrahim Mahmoud menulis dalam bukunya, ‘The Geography of Pleasures or Sex in Paradise’ (Geografi Kesenangan atau Seks di Surga), halaman 177 sampai 179, dengan judul ‘Siapa yang menerima perempuan?’. Ia berkata, “Hal yang berharga untuk mencatat bahwa tidak ada keberadaan emosional khusus untuk perempuan. Kesenangan surga hanya untuk laki-laki. Semuanya mengenai laki-laki dan semua hal yang berhubungan dengan kesenangan surga adalah untuk laki-laki.” Ia meneruskan dengan berkata, “Ada malaikat-malaikat yang menyambut laki-laki percaya saat mereka datang, dan ada anak-anak muda yang menerima mereka, dan puluhan bidadari-bidadari (houris) yang rindu melihat suami-suami duniawi mereka. Mereka bernyanyi ketika ia masuk. Tetapi tidak pernah disebutkan ada perempuan percaya yang masuk surga disambut oleh para malaikat. Tidak ada hamba-hamba yang tahu bahwa perempuan itu telah sampai dan tidak ada tarian suami bidadari-bidadari (houris) untuknya atau rindu untuk melihatnya ketika ia sampai di surga.”
Perempuan tidak mempunyai kesenangan di surga!

Antoine: Apakah Anda dapat mengatakan kepada kami apa pandangan Kitab Suci terhadap kehidupan kekal? Para pemirsa mungkin ingin mengetahui apa yang Kitab Suci katakan mengenai kekekalan dan surga.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya. Kitab Suci tidak mengatakan ada makanan, minuman, sungai, dan seterusnya di surga. Tidak ada hal-hal seperti itu di Kitab Suci. Di surat kepada orang-orang di Roma pasal 14, ayat 17, dikatakan, “Karena Kerajaan Allah bukanlah urusan mengenai makanan atau minuman, melainkan melakukan apa yang benar, yang mendatangkan sejahtera serta kegembiraan di dalam Roh Allah.”
Tidak ada makan dan minum!
Mengenai pernikahan di kehidupan kekal, di Kitab Suci dikatakan, “Wahai Guru, menurut Firman yang disampaikan melalui Nabi Musa, jika seorang suami meninggal tanpa meninggalkan anak, maka hendaklah saudaranya yang laki-laki memperistri janda almarhum itu, supaya diperolehnya keturunan bagi almarhum. Di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Saudara yang pertama meninggal setelah menikah. Karena ia tidak mempunyai keturunan, maka janda almarhum itu dinikahi oleh saudaranya. Begitu juga dengan saudaranya yang kedua, yang ketiga, bahkan sampai yang ketujuh. Pada akhirnya, sesudah semuanya meninggal, perempuan itu meninggal juga. Pada hari kebangkitan nanti, siapa dari ketujuh saudara itu yang akan menjadi suami dari perempuan itu? Karena semuanya sudah menikahinya.’ Sabda Isa kepada mereka, “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti isi Kitab Suci maupun kuasa Allah. Karena pada hari kebangkitan, orang-orang tidak akan menikah dan tidak akan dinikahkan. Keadaan mereka di surga akan seperti para malaikat.’”
Inilah pandangan Kitab Suci.

Antoine: Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Malaikat! Malaikat! Seks tidak lagi ada.

Antoine: Dapatkah Anda memberitahu kami pandangan Kitab Suci mengenai homoseksualitas?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Karena anak-anak muda yang tetap muda tadi.
Kitab Suci menganggap homoseksualitas sebagai hal yang amat sangat buruk dan dibenci. Di Surat Rum, pasal 1 ayat 26 dan 27, dikatakan, “Itulah sebabnya Allah membiarkan mereka tertawan oleh hawa nafsu yang hina. Bahkan perempuan-perempuan di antara mereka tidak lagi melakukan hubungan yang wajar dengan laki-laki, tetapi menggantinya dengan hubungan yang tidak wajar. Demikian juga dengan para lelaki. Mereka pun tidak lagi melakukan hubungan yang wajar dengan perempuan, tetapi sebaliknya, birahi mereka menyala-nyala seorang terhadap yang lain, sehingga laki-laki melakukan perbuatan mesum dengan laki-laki. Karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal dengan ketidak-beresan mereka.”
Di Surat 1 Korintus dikatakan, “ Karena itu jangan sampai kamu disesatkan oleh seorang pun! Sebab mereka yang cabul, para penyembah berhala, para pezinah, para banci, para homoseks …tidak akan mewarisi Kerajaan Allah.”

Antoine: Menurut Anda, mengapa ada perbedaan pandangan antara ajaran Isa Al-Masih dengan Islam?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Perbedaannya muncul karena ajaran Isa Al-Masih merupakan agama ruh, sedangkan Islam dibangun diatas daging.
Isa Al-Masih berkata, “ Allah itu Ruh, dan barangsiapa menyembah Dia, ia harus menyembahNya dalam ruh dan kebenaran.”
DiSurat Filipi, Kitab Suci berkata, “Kitalah orang-orang yang beribadah dengan Ruh Allah.” Itulah mengapa Isa Al-Masih berkata, “ Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jikalau seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”

Antoine: Dilahirkan kembali!

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Dilahirkan kembali di dalam air dan ruh.
“Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Ruh adalah ruh.”

Antoine: Dapatkah Anda menyederhanakan ini untuk para pemirsa? Ini hal yang baru bagi mereka dan mereka tidak terbiasa dengan bahasa rohani.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Intinya, ketika seseorang dilahirkan oleh ibu dan ayah kandungnya, ia bersifat daging. Untuk memperoleh sifat rohani, ia harus dilahirkan dari sifat rohani. Siapakah mahluk rohani kecuali Tuhan? Jadi Anda harus dilahirkan oleh Tuhan; kelahiran kedua, untuk mendapatkan sifat rohani dari Tuhan.

Antoine: Sekarang Anda telah menjelaskan kelahiran rohani, dapatkah Anda memberitahu para pemirsa bagaimana mereka dapat dilahirkan kembali?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Pertama-tama, seseorang harus rindu untuk dilahirkan kembali oleh Allah dan menerima sifat rohani. Ia benar-harus sangat mengingininya dan datang kepada Allah dan berkata, “Tuhan, aku ingin mempunyai sifat rohani. Aku hidup untuk daging dan kesenangannya, tetapi aku mau sifat rohani. Oleh karenanya, berikan aku sifat rohani, Allah.”
Dan Allah akan memberinya sifat rohani. Bagaimana?
Ia berkata, “Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk. Siapapun yang mendengar suaraKu dan membuka pintu, Aku akan datang kepadanya.”
Ia akan mendapatkan kehidupan baru. Ia akan mendapatkan kehidupan rohani saat Ruh masuk ke dalam hidupnya.
Itulah mengapa Nabi Daud berkata, “Buatlah di dalamku hati yang bersih, O Allah, dan perbaharui ruh yang kukuh di dalamnya.”
Untuk mendapat sifat rohani ini, ia harus meminta.
Saya ingin para pemirsa mengetahui bahwa mereka dapat meminta kepada Allah dan Ia akan mendengarkan mereka. Katakan kepada Tuhan bahwa Anda mau menjadi orang yang rohani, dan hidup bagi Allah, dan menikmatiNya di dalam ruh Anda. Minta Allah untuk datang dan menetap di Anda supaya Anda mendapatkan sifat rohani.
Hasilnya adalah ia dilahirkan dalam air dan Roh. Kemudian ia dapat dipermandikan kedalam imannya, menerima kehidupan baru, dan menjadi orang yang baru.
Di Kitab Suci dikatakan, “Siapapun dalam Isa Al-Masih, ia seorang ciptaan baru; yang lama telah berlalu; Lihatlah, semuanya menjadi baru.”
Allah mendengar, menjawab, dan memberi!

Antoine: Dikatakan bahwa ketika seseorang dilahirkan kembali, ia harus berdamai dengan Allah dan yang lainnya di saat yang bersamaan.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Benar. Seseorang harus berdamai dengan Allah karena dosa telah menjadikannya musuh Allah. Isa Al-Masih telah mati di salib untuk mendamaikan kita kepada Bapa dan menebus dosa-dosa kita. Kita harus menerima penyelamatan dan penebusan untuk diri kita sendiri.
Amin.

Antoine: Dapatkah Anda membagikan kepada kita sebuah pesan singkat dari Kitab Suci? Dapatkah kita melanjutkan Kotbah di Bukit?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tentu saja, terakhir kali kita berbicara mengenai kemarahan.
Dalam kotbahnya, Isa Al-Masih berbicara mengenai pentingnya kesucian. Ia berkata, “ Kamu telah mendengar Firman, ‘Jangan berzinah.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, barangsiapa memandang perempuan serta menginginkannya, maka ia telah berbuat zinah dengan perempuan itu di dalam hatinya. Sebab itu jika mata kananmu menyebabkan engkau bersalah, cungkil dan buanglah! Karena lebih baik engkau kehilangan satu anggota tubuhmu daripada seluruh tubuhmu dimasukkan ke neraka jahanam. Demikian juga jika tangan kananmu menyebabkan engkau berdosa, potong dan buanglah! Karena lebih baik engkau kehilangan satu anggota tubuhmu daripada seluruh tubuhmu masuk ke neraka jahanam.”
Disini ia berbicara mengenai kesucian. Di Kitab Taurat, dikatakan, “Engkau tidak boleh berzinah.” Seseorang dihakimi setelah melakukan suatu perbuatan, tetapi Isa Al-Masih menghakimi sesuatu dari awal. Pandangan cabul adalah awal perzinahan dan menunjukkan hawa nafsu dari hati.
Seseorang mengingini dosa. Hawa nafsu masuk ke pikirannya, sehingga ia melihat dan kemudian melanjutkannya dengan perbuatan. Isa Al-Masih memperbaiki isu dari sumbernya.
Jadi, pandangan suci dan kudus adalah seperti seseorang memandang ke saudara perempuan atau ibunya. Jika ini yang ada di hatinya, ini diperbolehkan. Apakah Anda mengikuti?
Jadi Isa Al-Masih mempersoalkan hal yang di dalam. “…barangsiapa memandang perempuan serta menginginkannya…”
Artinya bukan Anda menutup mata. Anda dapat memandang seorang perempuan dengan cara yang sama seperti Anda memandang saudara perempuan, ibu, atau anak perempuan Anda sendiri. Itu boleh.
Ketika Anda memberikan ruh kesucian di dalam, hati menjadi bersih. Seseorang dibebaskan dari kuasa dosa dan Anda akan menemukan mereka berhubungan dengan orang lain dengan kesucian dan kekudusan Isa Al-Masih.
Teman-teman, jika Anda ingin hidup dalam kesucian ini, katakan kepada Tuhan, “Tuhan, bersihkan hatiku dan pikiranku, dengan pekerjaan Ruh Allah di dalamku.”
Minta dan Anda akan menerima.
Amin

Antoine: Amin. Terima kasih atas kata-kata yang indah ini.
Saya ingin agar para pemirsa memahami dan merasakan kelahiran baru ini; kelahiran rohani.
Tulis kepada kami jika Anda ingin menerima sebuah Kitab Suci. Jika Anda mempunyai pertanyaan, kami akan menjawab Anda. Alamat kami akan muncul di layar.
Allah memberikati Anda, sampai kita berjumpa lagi di episode selanjutnya.
Amin.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Amin.

Texts being used:
The Indonesian Bible text used for New Testament is “The Indonesian (1912 Translation) – Greek Diglot New Testament” – “Kitab Suci Injil Dwibahasa Indonesia (Terjemahan 1912) – Yunani” version. © LAI (Lembaga Alkitab Indonesia – Indonesian Bible Society), 2000.
The Indonesian Bible text used for Old Testament is “The New Translation, 1974” – “Alkitab Terjemahan Baru (TB), 1974” version. © LAI (Lembaga Alkitab Indonesia – Indonesian Bible Society), 1974.
The Indonesian Al Qur’an text used is taken from

http://Quran.al-islam.com/

Indonesian version:

http://Quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSora=1&nAya=1&nSeg=1&l=eng&t=ind

Notes on this episode:
(1) Should be verse 17 to 23. We change it from verses 17 – 22 into verses 17 – 23 – Seharusnya ayat 17 sampai 23. Kita merubahnya dari ayat 17 – 23 menjadi ayat 17 – 23.
(2) Statement ‘We have made them to be virgins forever’ cannot be found. We translate directly from the English version – Kalimat ‘Kami telah membuat mereka perawan selamanya’ tidak dapat ditemukan. Kita menterjemahkannya langsung dari versi Bahasa Inggris.

No comments:

Post a Comment