Monday, June 20, 2011

Qur'an Perkataan Allah, Muhammad, Malaikat atau Manusia part 2 (Ep 51)

Pertanyaan Mengenai Iman Episode 51

Mohamed: Selamat berjumpa pemirsa terkasih, dalam episode baru di program “Pertanyaan Mengenai Iman, dan sekali lagi kita kedatangan tamuBapak Pendeta Zakaria Botros. Selamat datang Pak.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Terima kasih.

Mohamed: Kita masih mendiskusikan apakah Al Qur’an berisi perkataan Allah dan kita sudah menerima banyak surat. Saya akan membacakan surat dari Perancis ini untuk Anda: ”Bapak-Bapak, krew program ”Pertanyaan Mengenai Iman”: pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih atas program ini dan pertanyaan-pertanyaan yang didiskusikan. Walaupun ini adalah pertama kalinya saya mendengarkan program seperti ini, muncul banyak pertanyaan di benak saya, tetapi saya tidak dapat menemukan jawabannya sama sekali karena saya tidak tahu harus bertanya kepada siapa atau dengan siapa saya dapat mendiskusikannya. Sebenarnya saya anggap program Anda terlalu pendek. Mengapa Anda tidak menambahkan waktunya supaya manfaatnya juga bertambah?



Kedua, saya tinggal di Perancis. Apakah Anda tahu siapa atau dimana saya dapat belajar lebih banyak mengenai hal ini, dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya, dan membeli buku untuk membantu saya?

Ketiga, saya memiliki beberapa pertanyaan yang membingungkan:

  • Pertama: Kenapa ada 3 agama di dunia ini?
  • Kedua: Jika Islam bukan agama yang sejati, kenapa Allah membiarkannya ada dan berkembang?
  • Ketiga: Sejak Islam mempunyai semua kesalahan yang sudah Anda tunjukkan, mengapa para ilmuwan dan murid-murid hukum serta para ahli hukum mentaatinya?
  • Keempat: Bagaimana nasib para Muslim yang dibesarkan secara Muslim sejak kecil dan tidak pernah mengetahui agama lainnya, selalu taat dalam menjalankan peraturan agamanya dengan hati yang suci serta menjalankan semua kewajiban dan pekerjaannya dengan baik? Apakah ia akan masuk surga atau neraka?

Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan saya. Saya berharap Anda dapat memberikan jawabannya, atau memberitahu kepada saya dengan siapa saya dapat mendiskusikan hal ini, dan terima kasih banyak atas perhatian Anda.”

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Bagus. Saya sangat senang bahwa orang-orang dari negara yang berbeda-beda juga menonton program ini dan mendapatkan manfaat darinya. Bahkan mereka minta waktu lebih, dan sebagainya. Mengenai pertanyaan-pertanyaannya, pertanyaan pertama: ”Mengapa ada 3 agama di dunia?” Sebenarnya ada lebih dari tiga agama. Selain Islam, Nasrani, dan Yahudi, ada juga Budha dan Konfusius, dan lainnya. Ada banyak agama-agama. Manusia membuat agama untuk dirinya sendiri, tetapi yang Allah akui, tidak lebih dari satu agama, yaitu wahyu Allah mengenai kasihNya.

Mohamed: Satu agama.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya, mengenai kasihNya bagi umat manusia, penebusanNya bagi mereka, dan kehidupan kekal. Tetapi manusia harus menemukan 1 agama ini, agama yang benar dan membimbing manusia ke surga. Karakteristiknya adalah: Agama yang berbicara tentang Allah yang kudus, Allah yang penuh kasih, Allah yang suci, Allah yang setia dan jujur, yang tidak pernah berbohong; Allah yang cinta damai, Allah yang menjanjikan surga, hal-hal rohani. Maksud saya, Anda harus mencari yang seperti ini, tetapi di dunia ini ada terlalu banyak jalan lainnya.

Pertanyaan kedua: ”Sejak Islam mempunyai semua kesalahan yang Anda sudah tunjukkan, mengapa para ilmuwan dan murid-murid hukum serta para ahli hukum masih mentaatinya?” Saya percaya pertanyaan ini ditanyakan kepada saya secara tidak sengaja, salah alamat. Anda boleh menanyakan pertanyaan ini kepada orang-orang lain tersebut, dan katakan kepada mereka, ”Saya sudah mendengar dan melihat banyak sekali kesalahan. Kenapa Anda masih berpegang pada agama itu walaupun banyak salahnya?” Ini bukan pertanyaan bagi kami. Kita tidak membuat pendapat, kita mengatakan apa yang buku-buku katakan. Jika ia menemukan hal itu sebagai suatu kesalahan, biarkan ia menanyakannya kepada para ilmuwan.

Pertanyaan keempat… maksud saya ketiga: “Bagaimana nasib para Muslim yang dibesarkan secara Muslim sejak kecil dan tidak pernah mengetahui agama lainnya, selalu taat dalam menjalankan peraturan agamanya dengan hati yang suci serta menjalankan semua kewajiban dan pekerjaannya dengan baik? Apakah ia akan masuk surga atau neraka?” Pertama, ia hanya pernah mengenal agama Islam, tetapi agama Islam berbicara secara sepintas mengenai Isa. Bahwa Isa berbicara sebagai seorang anak kecil di buaian, bahwa Ia menciptakan burung-burung dari lumpur, Ia melakukan mujizat dan membangkitkan orang mati… dan lain sebagainya. Ini adalah wahyu hebat mengenai Isa. Biarkan ia bertanya kepadaNya. Tanya kepadaNya, “Siapakah Engkau? Tunjukan aku jalannya.”

Mohamed: Dulu saya juga secara pribadi pernah menanyakan pertanyaan ini kepada seorang saudara yang menjawabnya dengan sebuah ayat Kitab Suci: “Mereka yang tidak mempunyai hukum adalah hukum bagi diri mereka sendiri.” Suara Allah dalam manusia adalah hati nuraninya.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Itu betul bagi mereka yang benar-benar tidak pernah mendengar mengenai Isa Al-Masih. Maksud saya, ada orang-orang di daerah terpencil di Afrika yang tidak pernah mendengar Isa Al-Masih dan siapapun yang datang sebelum Isa Al-Masih. Tetapi mereka yang sudah mendengar berita megenai Isa Al-Masih dan wahyu kuat mengenai Isa Al-Masih... jika mereka tidak mengikutinya, jika mereka tidak mengikut jalannya... maksud saya, jika mereka tidak mencari pengetahuan akan Isa Al-Masih, mereka menjadi bertanggung jawab. Dan terutama saat dewasa, saat seseorang mulai mengevaluasi dan menimbang, dan menyesuaikan ulang semua posisinya. Sebelum dewasa, ia mengambil apa adanya. Tetapi saat masuk ke kedewasaan, keragu-raguan mulai muncul, dan itulah yang menyebabkan manusia mulai mencari. Jadi ia harus mempertanggung jawabkan tindakan ’tidak mencari tahu’ tersebut.

Mohamed: Terima kasih. Ada sebuah pertanyaan lagi darinya: “Siapa yang dapat saya tanya atau ajak bicara?” Anda dapat mencari di direktori ‘buku kuning’, direktori telepon. Carilah gereja, dan ada banyak gereja-gereja di Perancis. Dan saya usul untuk mencari Gereja Nasrani Arab; mereka akan dapat banyak membantu Anda dalam hal ini. Terima kasih saudaraku; kami akan berdoa untuk Anda agar Allah meyakinkan Anda dalam iman Anda.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Amin.

Mohamed: Dan sekarang, kembali ke topik kita, Apakah Al Qur’an adalah perkataan Allah? Kita sudah membahas beberapa pertanyaan mengenai inspirasi, kita telah mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai siapa pembicara dari wahyu-wahyu dalam Al Qur’an, mengenai beberapa ayat yang terlihat sebagai perkataan Muhammad, dan lainnya yang merupakan perkataan malaikat. Jadi, Anda beranggapan… apakah Anda menganggap ini semua yang ada di Al Qur’an, atau apakah ada pertanyaan lainnya?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tentu saja. Sebenarnya ada beberapa pertanyaan mengenai beberapa ayat Al Qur’an, dan buku-buku yang menjelaskan kejadian dan alasan dari penerimaan wahyu tersebut, bahwa alasan dari pewahyuan tersebut adalah teman.

Mohamed: Teman?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya. Ayat-ayat yang diinspirasikan oleh teman.

Mohamed: Apakah Anda dapat mengutip beberapa contoh? Kita ingin mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, dan mungkin beberapa ilmuwan dapat menjelaskannya kepada kita semua.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Pasti, tentu saja. Ada ayat-ayat yang diinspirasikan oleh Omar, ayat-ayat lainnya oleh teman-teman lainnya. Contohnya, Al Siouty mengatakan beberapa hal di bukunya, “Al Etqan Fi Uloum Al Qur’an”, di halaman 38: Pertama, “Al Turmuzy menyimpulkan, di rentangan Ibn Omar, bahwa Rasulullah berkata, “Allah telah menempatan kebenaran di mulut dan hati Omar.” Allah telah menempatan kebenaran di mulut dan hati Omar… Apa artinya? Apakah ia telah menjadi seorang nabi, karena kebenaran ada di mulutnya? Sebuah pertanyaan. Biarkan hal ini mengambang sejenak. Kedua, “Ibn Omar berkata, ‘Tidak ada yang pernah diungkapkan kepada umat manusia, kecuali saat Al Qur’an diungkapkan sesuai dengan perkataan Omar.” Anda lihat? Anda lihat hal yang ganjil ini? ”Kecuali saat Al Qur’an diungkapkan sesuai dengan perkataan Omar” Apakah Omar sang pengilham, atau apa? Ketiga, “Ibn Mardaway menyimpulkan, di rentangan Mujahid, ia berkata, “Omar akan melahirkan sebuah pendapat, dan itu akan diungkapkan apa adanya di dalam Al Qur’an.” Sangat aneh. Kemudian, bagaimana dengan: “Hanya sekedar inspirasi yang dibukakan [kepadanya]”? Dari Surat ke 53 (Al Najm). Al Siouty berkata… keempat, ia berkata, “Al Bokhary dan lainnya menyimpulkan di rentangan Anas, ia berkata, “Omar berkata, Aku dalam perjanjian dengan Allah dalam 3 hal.” Apa ketiga hal tersebut? “Aku berkata, O Rasulullah, aku berharap dapat mengadopsi posisi Nabi Ibrahim sebagai tempat berdoa.” Dan demikianlah ayat itu menyingkapkan: ‘Mengadopsi posisi Nabi Ibrahim sebagai tempat berdoa.” Selama ini mereka berdoa menghadap Yerusalem. Hal kedua yang Omar katakan: “Dan aku berkata, O Rasulullah, orang-orang layak dan tidak layak telah datang ke istri-istri kamu, aku berharap kamu akan memerintahkan mereka untuk menggunakan kerudung.” Dan demikianlah ayat mengenai kerudung.” Begitulah…

Mohamed: Maksud Anda, ayat mengenai kerudung ada setelah percakapan ini?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya, setelah percakapan ini. Al Bukhary-lah yang mengatakannya… Bukan saya yang mengatakan atau menginterpretasikannya. Hal ketiga... “Istri-istri Rasulullah berkumpul karena cemburu”; saat mereka melakukan pemogokan, dan ia pergi dan tinggal di mesjid. Aku berkata kepada mereka, “Mungkin jika ia menceraikan kamu, Allah-mu akan memberikan ia istri-istri yang lebih bermanfaat.” Dan demikianlah ayat ini menyingkapkan lagi. Mari lihat apa yang Al Siouty katakan lagi: “Muslim menyimpulkan, di rentangan Omar, ia berkata, ‘Aku dalam perjanjian dengan Allah dalam tiga hal. Kerudung, dan tempat Nabi Ibrahim, dan tawanan Badr.’” Baiklah, dengan tawanan Badr kita punya 4, karena kita sudah punya 3 sebelumnya. Dan Ibn Abi Hatem menyimpulkan – sekali lagi di Al Siouty – Ibn Abi Hatem menyimpulkan, di rentangan Anas, ia berkata, “Omar berkata bahwa aku dalam perjanjian dengan Allah-ku, atau – dan dengarkan ini – atau, Allah-ku dalam perjanjian dengan aku.”

Mohamed: Ini terlalu berlebihan.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: “Allah-ku dalam perjanjian dengan aku dalam 4 hal”, dan ia mengutip 4 hal. “Saat ayat tersebut diungkapkan, dikatakan: “Kami menciptakan manusia dari lumpur”, Omar berkata, ‘Aku berkata, “Terpujilah Allah, Pencipta Terbaik!’” Dan demikianlah ayat tersebut diungkapkan, “Terpujilah Allah, Pencipta Terbaik!” Walaupun ayat ini salah, dalam pandangan saya. Bagaimana? “Pencipta Terbaik!” Artinya ada pencipta-pencipta lainnya, dan Allah lebih baik daripada mereka semua. Sebuah bencana! Bagaimanapun juga, sekali lagi Al Siouty berkata, atau Muhammad berkata... “Omar berkata,” dan ia menyimpulkan, di rentangan Abd Al Rahman Ibn Abu Layla, bahwa seorang Yahudi bertemu dengan Omar Ibn El Khatab, dan berkata, “Jibril, yang teman kamu sebutkan itu, adalah musuh kami sendiri.” Jadi Omar berkata kepadanya, “Siapakah musuh Allah dan para malaikatNya dan para RasulullahNya, juga Jibril dan Mikael, Allah adalah musuh orang tidak percaya!” Ini adalah ucapan Omar kepada orang Yahudi itu, dan kemudian apa yang terjadi selanjutnya?” Demikianlah hal itu diungkapkan sesuai dengan perkataan Omar.” Dan sekarang inilah yang perlu saya mengerti: Yaitu sebuah pertanyaan besar dari semua ini.

Mohamed: Maksud Anda bahwa inspirasi tersebut datang dari perjanjian dengan Omar?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Saya berharap itu hanya sebuah perjanjian dengan perkataan Omar, sahabatku. Dikatakan bahwa itu diungkapkan dari lidah Omar. Yaitu Omar, bukan mulut seorang nabi. Hal ini sangat ganjil! Saneed menyimpulkan dalam komentarnya, “Di rentangan Sa’ed Ibn Jobeer, Saad Ibn Ma’az mendengar bahwa ada berita yang dibuat-buat beredar mengenai Aisha”… Tentu saja Anda tahu mengenai hal ini, saat Aisha dituduh tidur dengan Safwan.

Mohamed: Tidak, saya tidak tahu mengenai hal ini.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Masa? Saat mereka sedang berperang melawan Bani al Mustalaq atau Almersa’… di perjalanan kembali, Aisha datang terlambat. Dan Safwan datang terlambat juga. Dan saat hampir subuh, Safwan membawa Aisha di atas ontanya. Empat teman dari sang nabi berkata bahwa – atau mungkin tiga – berkata bahwa pasti ada sesuatu yang mencurigakan terjadi diantara keduanya. Mereka membiarkan kafilah itu pergi, dan mereka tetap tinggal. Kemudian ia bertanya kepada Aisha, dan katanya: “Saya sedang ada keperluan dan kalung saya rusak sehingga saya terus mencarinya. Dan saat saya datang, kafilah sudah pergi.” Dan bagaimana dengan Safwan? Ia berkata, “Saya juga sedang banyak keperluan –sebenarnya maksudnya adalah pergi ke toilet – saya kembali dan menemukan sudah tidak ada orang sama sekali, dan itu adalah masalah besar.” Jadi mendengarkan cerita ini, ada sebuah masalah besar mengenai fitnah. Saat Omar mendengar apa yang telah dikatakan mengenai Aisha, ia berkata, ‘Pujian bagimu, ini adalah sebuah fitnah yang serius.’ Dan demikianlah ayat itu diungkapkan: “Pujian bagimu, ini sebuah fitnah yang serius.

Mohamed: Jadi, ada berapa wahyu mengenai perjanjian dengan Omar?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Sebenarnya, sesuai dengan yang tertulis disini ada 7 kali.

Mohamed: Tujuh.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Pertama, mengenai posisi Nabi Ibrahim, kedua, kerudung; ketiga, ancaman untuk menceraikan istri-istrinya; keempat, tawanan Badr; kelima, ucapan “Terpujilah Allah, Pencipta Terbaik!”, keenam, ucapan: “Siapa musuh Allah dan para malaikatNya?”; ketujuh, pembebasan Aisha dari tuduhan dengan Safwan Ibn Alm’atal. “Pujian bagimu, ini sebuah fitnah yang serius."

Mohamed: Jadi ada 7 wahyu mengenai perjanjian dengan Omar?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ya… sebenarnya ada 9.

Mohamed: Tetapi Anda…?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Asalnya ada 9 kali.

Mohamed: Apa yang kedelapan?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Yang kedelapan adalah larangan minum anggur. Maksud saya, anggur dilarang hanya karena Omar. Karena anggur, pada awalnya, diperbolehkan. Muhammad menggunakannya untuk memasak – maksud saya minum – dengan anggur, bahkan saat di mesjid, dan Aisha biasanya menyajikannya; ini ditemukan di Tradisi Rasul. Bahkan ia melakukan wudhu dengan menggunakan anggur. Tetapi, Anda tahu Omar tidak menyukainya. Ia datang kepada Nabi, dan berkata: – ini dikutip dari “Asbab Nezool al Al Qur’an”, oleh Al Waheddi, halaman 74 “di Rentangan Ibn Ishak – maksud saya, Abi Ishak – di Rentangan Omar Ibn El Khattab, ia berkata “Oh Allah, berikan kami, mengenai masalah anggur, perintah yang jelas.” Dan segera di ayat dalam Surat ke 2 (Al Baqarah) diungkapkan, yaitu: “Mereka menanyakan kepadamu mengenai minuman keras dan judi.”… dan seterusnya. Baiklah, ini adalah tahap pertama. Di tahap kedua, dikutip dari Omar… maksud saya Muhammad mengundang Omar, dan mengutip ayat tersebut kepadanya. “Ia puas, tetapi ia berkata, ‘Oh Allah, berikan kami, mengenai masalah anggur, perintah yang jelas.’” Ia tidak menyukai wahyu sebelumnya. Jadi sebuah ayat lainnya diungkapkannya, di Surat ke 4 (An Nisaa'): “Kamu orang percaya, jangan mencoba berdoa saat kamu mabuk.” Kemudian Muhammad mengundang Omar lagi dan ini disebutkan oleh Al Waheddi.

Mohamed: Al Waheddi.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Al Waheddi, di “Asbab Nezool al Al Qur’an”. Dan itu dikutipkan kepadanya, jadi ia berkata lagi, “Oh Allah, berikan kami, mengenai masalah anggur, perintah yang jelas.” Jelas ia masih tidak puas. Jadi, ayat ketiga ditunjukkan, mengenai minuman keras dan judi… dan seterusnya. Ia mengundang Omar, dan dikutipkan kepadanya. Jadi sampai ia berkata kepada Omar, “Jadi dapatkah kamu berhenti?” Omar berkata, “Kita akan berhenti.” Jadi, Omar menyebabkan pewahyuan mengenai minuman keras tiga kali

Mohamed: Ya, ya. Sekarang yang kesembilan.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Kesembilan. Tetapi saya punya pertanyaan yang ingin saya kemukakan… “Ini hanya merupakan sebuah inspirasi yang diungkapkan kepada Muhammad.” Jika ini benar, bagaimana Omar juga dapat menerima sebuah inspirasi? Bukankah ini suatu masalah? Dan sekarang, yang kesembilan. Yang kesembilan berhubungan dengan ayat perizinan, dan mempunyai latar belakang. Diceritakan juga di “Asbab el Nezool” oleh Al Waheddi.

Mohamed: Anda menyebutkan ayat “perizinan”? Perizinan?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Ada latar belakangnya. Diceritakan juga di “Asbab Nezool el Al Qur’an”, oleh Al Waheddi, di halaman 119. Inilah yang Ibn Abbas katakan: “Rasulullah – semoga doa dan damai Allah besertanya – mengirim seorang anak laki-laki Ansaar bernama Mudlidge Ibn Amr kepada Omar Ibn El Khattab – semoga Allah senang kepadanya – di siang hari, untuk mengundangnya, jadi ia datang ke Omar. Jadi ia melihat Omar di kondisi dimana Omar tidak mau dilihat seperti itu – kemungkinan besar saat ia telanjang… hari itu panas – jadi Omar berkata ‘Oh Rasulullah, aku berharap Allah Maha Tinggi akan memerintah kita, dan melarang kita, dalam kondisi untuk memberi izin. Artinya adalah seseorang tidak boleh datang ke rumah orang lain sebelum minta izin dari sang empunya sebelumnya. Jadi, dikatakan disini, “Dan oleh karenanya, Allah Maha Tinggi menunjukkan ayat ini mengenai perizinan.” Jadi ini yang kesembilan, dalam hal Omar. Ia mengungkapkan ayat-ayat, atau ayat-ayat disingkapkan kepadanya? Bukankah ini sebuah pertanyaan yang besar? Siapa penerima dari inspirasi ini? Bagaimana inspirasi ini dapat dibuat oleh manusia biasa, sedangkan seharusnya merupakan wahyu dari Allah? Dan apakah perkataan-perkataan Omar ini ada di torah yang dilestarikan sejak kekekalan?

Mohamed: Tidak salah lagi pertanyaan-pertanyaan ini sangatlah serius. Anda sebutkan mengenai inspirasi, bahwa Omar menyarankan dan berkata di awal, bahwa beberapa teman juga menyarankan ayat-ayat lainnya. Dapatkah Anda membagikan ayat-ayat lainnya tersebut kepada kita?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tentu saja.

Mohamed: Silahkan.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Sekarang kita sampai di isu yang besar, sangat besar. Di buku “Al-Maghazy”, oleh Al Wakeddy, volume 2, halaman 434. Abu Ayoub el Ansari adalah pengarang dari cerita ini… Sekarang perhatikan kata-katanya. Dia seorang pengarang cerita Aisha dan tuduhan bahwa ia telah tidur dengan Safwan Ibn Al M’attal, sebuah kebohongan dan pelanggaran dan fitnah, dan demikianlah ayat tersebut diungkapkan di Surat ke 24 (Al Nuur), ayat 12. Dikatakan, “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata”, dan ia berkata disini… “Ide siapakah ini?” Pengarang dari cerita ini – Abu Ayoub Al Ansari. Ini nomer satu… orang lain selain Omar. Kedua, Al Siouty juga menyebutkan di “Al Etqan Fi Uloum Al Al Qur’an”, halaman 38: “Di rentangan Saeed Ibn Al Msayeb, ia berkata, “Ada dua teman laki-laki nabi.”, setiap saat mereka mendengar sesuatu tentang itu, yaitu berita bohong tentang Aisha, mereka berkata, “Pujian bagimu, ini sebuah fitnah yang serius.” Dan siapakah kedua orang ini? Zaid Ibn Haretha dan Abu Ayoub, laki-laki sama yang telah memulai cerita tersebut. Pada ayat di Surat ke 24 (Al Nuur), dituliskan: “Pujian bagimu, ini sebuah fitnah yang serius.” Dan pengarang dari cerita tersebut? Zaid Ibn Haretha dan…

Mohamed: …dan Abu Ayoub.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Abu Ayoub. Zaid Ibn Haretha adalah suami dari Zainab yang diambil istri oleh Nabi. Ketiga, Al Siouty menyebutkan kembali, “Abi Hatim menyimpulkan, di rentangan Akrama, ia berkata, ‘Saat kebaikan datang terlambat ke wanita di Uhod, – yaitu perang di Uhod – mereka keluar mencari.’” Artinya kaum pria pergi berperang dan mereka tidak kembali, karena mereka kalah perang. “Sehingga para wanita pergi, dan melihat dua laki-laki datang dengan onta-nya. Seorang wanita berkata, “Apa yang terjadi dengan Rasulullah?” Mereka menjawab, “Ia hidup.”, mereka berkata “Ia hidup?” Wanita itu berkata, “Kalau begitu aku tidak peduli, biarkan Allah menerima martir diantara para hamba-hambaNya.” Dan pernyataan wanita ini diungkapkan di sebuah ayat. Ayat tersebut berkata, “Dan menerima martir diantara kamu.” Sebuah pertanyaan yang serius. Keempat… Ibn Saad berkata di bukunya, “Al Tabaqat Al Kobra”: “Al Wakeddi bercerita kepada kami, Ibrahim Mohamed Ibn Sharhabil memberitahu kami, di rentangan ayahnya, ia berkata “Mus’ab Ibn Omair membawa panji” – yaitu seorang tentara… maksud saya, di peperangan Uhod, di hari Uhod – tangan kanannya terpotong, jadi ia membawa panji dengan tangan kirinya, mengatakan, “Muhammad hanyalah seorang Rasulullah, rasulullah-rasulullah lainnya telah wafat sebelum dia. Jika ia mati atau terbunuh, apakah kamu [semua] akan kembali ke jalanmu yang dulu?” – karena mereka semua telah lolos dari perang, jadi para pria berkata bahwa – “Kemudian tangan kirinya terpotong, jadi ia membungkuk di panji dan memeluknya, dengan kedua lengan dan dadanya saat ia mengutip, “Muhammad hanyalah seorang Rasulullah, rasulullah-rasulullah lainnya telah wafat sebelum dia.” Dan seterusnya. Baiklah. “Kemudian ia terbunuh, sehingga panji tersebut jatuh – Panji adalah bendera – Mohamed Ibn Sharhabeel berkata, dan ayat ini, “Muhammad hanyalah seorang Rasulullah,” tidak diungkapkan saat itu, tetapi diungkapkan kemudian. Jadi orang ini berinspirasi, orang itu berinspirasi. Suatu hal yang aneh, sangat mencurigakan.

Sangat aneh. Apakah ini wahyu Allah kepada Muhammad, atau wahyu manusia kepada Muhammad? Saya benar-benar tidak tahu. Saya hanya bertanya. Ini adalah hal yang sangat aneh.

Mohamed: Pertanyaan yang betul-betul membutuhkan jawaban. Hal yang sangat aneh, benar! Apakah Anda punya contoh-contoh lainnya?

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Baiklah, diantara mereka yang sudah menerima wahyu atau menjadi penyebab pewahyuan, atau mereka sendiri yang mewahyukan… ada banyak. Saya hanya akan mengambil 3 saja. Tiga contoh, sebagai tambahan dari yang tadi, orang-orang yang memberikan inspirasi kepada Muhammad untuk ayat-ayat Al Qur’an. Di buku, “Asbab Nezool Al Al Qur’an”, oleh Al Waheddi, halaman 342, ia berkata: “Zaid Ibn Al Aswad, Ibn Harad Al Ansari, yang dipanggil Abu Talha, adalah pengarang dari cerita tersebut, adalah pengarang dari cerita mengenai tidak masuk ke rumah Nabi, jadi itulah yang diungkapkan di dalam ayat.” Di Surat ke 33 (Al Ahzab), “Kamu yang percaya, tidak masuk ke tempat pribadi Nabi.” Abu Talha ini… adalah contoh lainnya. Ibn Katheer, dalam komentarnya, mengutip Saeed Ibn Mansour: Muslim Suffi bercerita kepada kami, di rentangan Salma, seorang laki-laki dari rumah Om Selma: Om Salama berkata kepada ibu dari Salama, “O Rasulullah, kami belum mendengar Allah menyebutkan ada wanita yang bermigrasi sama sekali, Allah belum menyebutkan wanita bermigrasi sama sekali, Om Salama berkata. Kemudian Allah Maha Tinggi berwahyu. “Jadi Allah menanggapi mereka, ‘Aku tidak akan menyia-nyiakan pekerjaan dari para pekerja diantara kamu, baik itu laki-laki maupun perempuan,’ sampai di ayat akhir.” Sheikh Khalil Abdul Karim mengatakan hal ini sebagai suatu contoh, di “Al Nass Al Moasses”, volume 1, halaman 243. Ia berkata, “Itu adalah contoh-contoh bagaimana ayat-ayat Al Qur’an muncul, bisa sesuai dengan kalimat yang diucapkan seseorang, atau saran yang diutarakan atau diharapkan. Mereka bisa mendapatkan wahyu secara kata demi kata, atau dari kesadaran. Ada 2 contoh disini. Sekarang contoh ketiga… sangat keras dan berbahaya; contoh ketiga sangat keras dan berbahaya. Apakah Anda sadar?

TIDAK?

Apakah Anda mau saya beritahu?

Mohamed: Mohon teruskan.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Silahkan kencangkan sabuk pengaman Anda! Dan biarkan para pemirsa juga mengencangkan sabuk pengamannya. Anda akan sangat terkejut. Setan-lah yang mewahyukan ayat-ayat Al Qur’an.

Mohamed: Oh, astaga!

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Merupakan suatu pertanyaan yang cukup besar, bukankah begitu? Anda yang menanyakan saya! Imam Al Nassafi berkata, di tulisannya, volume 3, halaman 161: “Dia, semoga damai sejahtera ada padanya, ada diantara jemaahnya – artinya ia ada di dewan – cuplikan dari Surat ke 53 (Al Najm), “Demi bintang-bintang yang terbenam, temanmu bukan telah menyimpang atau tersesat.” – yaitu Muhammad – Jadi saat ia sampai ke pernyataan ini, apakah kamu telah mempertimbangkan Allat dan Al Uzza, serta Manat lainnya, yang derajatnya di tempat ketiga, mengalir keluar dari mulutnya, “mereka yang lebih unggul, setengah allah, perantaraan mereka diharapkan.” Dikatakan bahwa Jibril telah memperingati Muhammad, jadi ia memberitahu mereka bahwa ini dari setan. Keajaiban dari keajaiban-keajaiban! Dari setan! Ini keterlaluan. Anda mengikuti? Tentu saja Anda akan mengatakan, Al Nassafi mungkin prejudis, ini adalah saksi tunggal, dan lain sebagainya…

Mohamed: Tentu saja sangat sulit untuk menerima itu, sangat sulit untuk menerimanya.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Tetapi dapatkah Anda bayangkan bahwa hal ini disebutkan oleh Al Waheddi dibukunya yang berjudul “Asbab Al Nezool”, dan juga telah disebut oleh Al Galalan. Buka website Al Azhar. Hal yang aneh, bahwa setelah Al Azhar menerima otoritas untuk mempereteli sesuatu dan mengerjakannya kembali, mereka mempereteli penjelasan ini dari Al Galalan.

Mohamed: Tetapi sebelumnya ada di halaman website Al Azhar.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Dan sekarang, yang akan Anda baca sebagai gantinya adalah “tidak ada penjelasan.” Dapatkah Anda percaya?

Mohamed: Baiklah, terima kasih... kita telah kehabisan waktu. Kita akan mencukupkan diri kita sampai disini, dan kita akan bertemu kembali di lain waktu, jika Allah berkenan.

Bpk. Pdt. Zakaria B.: Amin.

Mohamed: Para pemirsa terkasih, informasi ini bahkan sulit untuk saya terima. Mereka sangat aneh dan menyakitkan. Tapi marilah kita menyimpulkan program kita dengan perkataan ini: “Tetapi keselamatan orang-orang benar adalah dari Allah. Ia-lah kekuatan mereka saat kesusahan, dan Allah akan membantu dan melepaskan mereka. Ia akan melepaskan mereka dari kejahatan, dan menyelamatkan mereka karena mereka percaya kepadaNya.” Kita percaya kepada Allah. Terima kasih, sampai berjumpa kembali.


Texts being used:

The Indonesian Bible text used for New Testament is “The Indonesian (1912 Translation) – Greek Diglot New Testament” – “Kitab Suci Injil Dwibahasa Indonesia (Terjemahan 1912) – Yunani” version. © LAI (Lembaga Alkitab Indonesia – Indonesian Bible Society), 2000.

The Indonesian Bible text used for Old Testament is “The New Translation, 1974” – “Alkitab Terjemahan Baru (TB), 1974” version. © LAI (Lembaga Alkitab Indonesia – Indonesian Bible Society), 1974.

The Indonesian Al Qur’an text used is taken from
http://Quran.al-islam.com/

Indonesian version:
http://Quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSora=1&nAya=1&nSeg=1&l=eng&t=ind

Notes on this episode:

For verses that is not clearly defined, the translation is done directly as the text said, not taken from the quote in the Bible – Untuk ayat-ayat yang tidak direferensikan secara jelas, terjemahan dilakukan secara langsung seperti apa kata text, bukan diambil langsung sesuai dengan teks dari Kitab Suci.

No comments:

Post a Comment