Wednesday, March 10, 2010

LOGIKA TUDUHAN PENODAAN AGAMA

Undang-Undang Penodaan Agama sudah disahkan bagi NKRI. Namun logika “tuduhan-penodaan” seperti kejadian dibawah ini sungguh meresahkan kelangsungan hukum & keadilan yang benar dan beradab.

Pihak otoritas telah membongkar sebuah patung setelah menerima tekanan dari kelompok Muslim garis keras yang menganggap bahwa patung itu adalah sebuah simbol dari Kekristenan.

Patung itu terbuat dari tembaga dan kuningan dan menggambarkan tiga wanita yang tengah mengenakan kain sarung. Setelah dibuat maka patung itu pun ditempatkan di depan sebuah komplek perumahan di luar Jakarta dimana kebanyakan penghuninya adalah orang-orang Kristen.

Dipahat oleh seorang seniman Bali. Tiga Mojang (tiga wanita) dimaksudkan sebagai penyambutan terhadap orang-orang yang datang dari tiga jalan utama yang ada di depan komplek mewah Harapan Indah yang ada di Bekasi, Jawa Barat.



Tetapi Front Pembela Islam (FPI), sebuah kelompok radikal Islam, dan kelompok-kelompok ekstrimis lainnya mengklaim bahwa pahatan itu adalah simbol dari Trinitas (Tuhan Bapa, Anak dan Roh Kudus), dan mengatakan bahwa itu adalah sebuah tanda dari orang-orang Kristen yang ingin memurtadkan orang-orang Muslim. Mereka juga mengklaim bahwa patung itu sebagai sesuatu yang cabul.

The Jakarta Post, Bekasi, 06/21/2010. Kelompok-kelompok itu mengatakan bahwa uang lima milyar rupiah (550 ribu dollar Amerika) yang dikeluarkan untuk membuat patung itu, yang menggambarkan tiga orang wanita yang tengah mengenakan pakaian tradisional Jawa Barat, adalah sebuah penghinaan terhadap mayoritas Muslim yang ada di kota itu, karena patung itu menyimbolkan usaha-usaha untuk mentobatkan orang-orang kepada Kekristenan.

“Kami sangat senang mendengar bahwa administratur Bekasi pada akhirnya memutuskan untuk menurunkan patung itu. Jika mereka tidak melakukannya, maka kami akan menyelesaikan sendiri masalah ini dengan menurunkan patung itu dengan tangan kami,” kata Murhali Barda, ketua FPI wilayah Bekasi.

Namun pihak pengembang Kota Harapan Indah mengatakan bahwa mereka tidak punya rencana untuk membawa administrasi tata kota Bekasi ke pengadilan.

“Kami tahu walikota Bekasi ada di bawah tekanan kelompok-kelompok Islamik.” Akan sulit untuk merubah keputusan itu bahkan jika kami mengajukan masalah ini ke pengadilan atau melakukan penuntutan,” kata Fredy Yanto, direktur operasional PT Hasana Damai Putra kepada Post.

Fredy juga menyangkal pernyataan bahwa patung itu adalah patung porno dan dimaksudkan sebagai serangan terhadap orang-orang Muslim di Bekasi. “Patung itu dimaksudkan untuk menyambut orang-orang yang datang ke komplek itu, sama seperti monumen-monumen lainnya yang dibangun di banyak kota-kota lainnya,” katanya.

Menyikapi diturunkannya patung Tiga Mojang yang dibuatnya di Bekasi, Nyoman Nuarta menyerukan masyarakat umum untuk menjelaskan klaim yang mengganggap patung itu sebagai patung cabul dan merupakan penghinaan.

Dalam sebuah wawancara dengan Jakarta Post pada hari Minggu, Nyoman mengatakan bahwa intepretasi dari kelompok-kelompok yang menentang patung ini adalah sesuatu yang “aneh dan sama sekali menyesatkan.”

“Saya membuat patung itu dengan terlebih dahulu mempertimbangkan aspek-aspek budaya lokal (Jawa Barat), dan tak pernah punya pikiran untuk menyerang simbol-simbol agama tertentu melalui patung ini,” demikian pernyataan Nyoman.

“Mengapa saya membuat tiga wanita? Sederhananya karena patung itu akan ditempatkan di titik pusat dari sebuah putaran boulevard, karena itu patung itu akan ‘menyambut’ pada pengendara dari ketiga jalan yang ada di sekitarnya.”

Ia juga menyangkal bahwa patung itu terlihat sebagai patung yang cabul.

“Saya adalah seorang ahli pembuatan patung-patung indah. Jika seseorang merasa terganggu dengan karya seni seperti itu, coba tanyakan padanya bagian mana dari patung itu yang membuatnya menjadi terangsang secara seksual?” katanya.

Pada hari Sabtu lalu, administrasi tata kota Bekasi memutuskan untuk membongkar dan menurunkan patung itu, yang melukiskan tiga orang wanita tengah berdiri dengan pakaian tradisional Jawa Barat, setelah sejumlah protes dari kelompok-kelompok Islam garis keras yang menganggap bahwa patung itu cabul dan merupakan simbol dari konsep Trinitas dalam Kekristenan.

http://www.thejakartapost.com/news/2010/06/20/noted-sculptor-questions-logic-behind-religious-blasphemy-accusations.html

No comments:

Post a Comment