Pada masa kini kita dapat membaca kitab-kitab agama Budha, orang Yahudi dan orang Muslim yang diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa penting yang ada dalam dunia. Oleh karena itu, “para pencari kebenaran” mempelajari Qur’an dan terperanjat saat menemukan beberapa ayat dalam Qur’an yang memuat kebenaran-kebenaran penting mengenai Injil:
“Dan kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa Putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik” (Sura 5:46-47).
وَقَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَآتَيْنَاهُ الإنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ
وَلْيَحْكُمْ أَهْلُ الإنْجِيلِ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Barangsiapa menganalisa ayat-ayat yang unik ini akan menemukan kebenaran-kebenaran mendasar dalam ayat-ayat tersebut yang patut dianalisa, direnungkan dan diterima.
Allah itu Esa
Allah berbicara dalam bentuk jamak “Kami”. Dia, Roh-Nya, dan Firman-Nya adalah suatu kesatuan yang utuh, bersabda dan berkarya dalam keselarasan yang penuh. Kata “Kami” mengindikasikan bahwa Allah itu lebih dari satu: Ia adalah – diri-Nya sendiri, Roh-Nya, dan Firman-Nya – suatu kesatuan spiritual yang tidak terbagi-bagi.
Kristus adalah Utusan Allah
Allah menyebabkan orang mengikuti jejak para nabi-Nya yang terdahulu, juga Kristus Putra Maria, yang dipandang sebagai seorang utusan Allah (Rasul Allah) dan penutup semua nubutan-Nya yang terdahulu. Dalam Sura 5:46 Ia tampil sebagai meterai para nabi. Pengutusan-Nya secara ilahi disebutkan 5 kali dalam Qur’an (Sura 3:49; 4:157, 171; 5:75; 6:61).
Dalam Injil, Putra Maria berdoa kepada Tuhan, “Dan inilah hidup kekal itu, bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Elohim yang benar, dan YESUS Kristus yang telah Engkau utus” (Yoh.17:3, ILT). Orang yang menemukan kasih Tuhan dan Kristus, utusan-Nya, akan menerima hidup kekal. Dalam Injil, kita dapat membaca 30 kali bahwa Kristus diutus oleh Tuhan (Luk.4:18; Yoh.5:22-38; 10:16, dll).
Putra Maria mengkonfirmasi otentisitas Taurat
Tugas pertama dari pelayanan Kristus, menurut Qur’an, adalah untuk mengkonfirmasi kebenaran Taurat yang tidak berubah. Ia menyaksikan betapa tidak bercacatnya wahyu itu melalui pribadi-Nya dan teks Injil-Nya.
Tidak seorangpun dapat mengkonfirmasi wahyu Allah, kecuali Sang Pewahyu itu sendiri dan wahyu-Nya sendiri. Tapi dalam Qur’an Kristus adalah sosok yang mengkonfirmasi otentisitas perkataan-perkataan Allah yang diwahyukan. Otoritas ilahi ini tidak diberikan kepada nabi manapun.
Putra Maria bahkan mempunyai otoritas unik untuk mengubah beberapa Syariah yang diwahyukan kepada Musa, yang mengindikasikan bahwa Kristus sendiri adalah Sang Pewahyu. Ia menjelaskan dalam Qur’an kepada para pendengar-Nya demikian:
“Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mujizat) dari Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku” (Sura 3:50).
وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَلأحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ وَجِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Putra Maria memiliki otoritas yang langka untuk mengembangkan Syariah oleh diri-Nya sendiri, karena Ia adalah inkarnasi Firman Tuhan. Kepenuhan kuasa perkataan Tuhan berdiam di dalam diri-Nya. Ia berhak menuntut ketaatan penuh dari setiap pembaca berita-Nya!
Sura 5:46 dan 3:50 mengklarifikasi bahwa ada komunikasi langsung antara Allah dan Kristus. Yang Sangat Ditinggikan menghubungi Kristus tidak melalui malaikat, juga tidak dari balik tirai, tapi berbicara secara langsung kepada-Nya dan memberikan Injil kepada-Nya.
Dua ayat lain yang bersaksi bahwa Allah secara pribadi mengajari Putra Maria dan memberikan-Nya pengetahuan komprehensif mengenai wahyu ilahi:
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil” (Sura 3:48).
وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ
Kita tidak membaca dalam Qur’an bahwa Allah secara pribadi mengajari nabi manapun tapi hanya Kristus, Hikmat Salomo, Syariah Musa dan kabar baik penebusan dalam Injil.
Sebagai tambahan, Qur’an bersaksi dua kali bahwa Allah mengajari Putra Maria “Kitab” itu. Muhammad dilahirkan 570 tahun setelah Kristus, jadi Qur’an belum eksis pada masa Kristus. Oleh karena itu, ayat-ayat yang disebutkan diatas mengindikasikan keunikan “Loh Batu” yang tersimpan di surga, dalam dalam semua keputusan Allah yang telah dipredestinasikan sebelumnya telah didaftarkan. Allah membukakan kepada Kristus rahasia-rahasia takdir semua manusia dan isi keputusan ilahi bagi semua ciptaan. Ia mengajari-Nya, melalui kitab surgawi ini, alasan-alasan untuk semua peristiwa historis di masa yang lalu dan yang akan datang.
Sebagai tambahan, Qur’an tidak menyisakan ruang untuk meragukan bagaimana wahyu yang komprehensif ini mencapai Putra Maria. Kita membaca di dalam Qur’an mengenai satu dari beberapa percakapan antara Allah dengan Kristus, setelah ia terangkat ke surga. Allah berbicara disini dengan menggunakan bentuk lampau (past perfect tense) untuk membuktikan fakta ini, yang melampaui pemahaman logis:
“...Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil...” (Sura 5:110).
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلى وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدْتُكَ بِرُوحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلا وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنْفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِي وَتُبْرِئُ الأكْمَهَ وَالأبْرَصَ بِإِذْنِي وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتَى بِإِذْنِي وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَنْكَ إِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ إِنْ هَذَا إِلا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dalam ayat ini, Allah berbicara dalam bentuk tunggal “Aku”, untuk menyaksikan bahwa Ia, secara pribadi, dan tanpa seorang pengantara pun, mempercayakan kepada Kristus semua informasi di surga dan di bumi, termasuk takdir dan keputusan ilahi, Hikmat, Syariah Musa dan Injil Keselamatan. Orang yang mengakui luas dan dalamnya ayat ini akan merasa takjub, karena deklarasi ini di dalam Qur’an sangatlah dahsyat. Kita harus merenungkannya untuk memahami ketidakbersalahan Taurat dan Injil berdasarkan pada otoritas Kristus yang tidak terbatas.
Ayat-ayat Qur’an yang disebutkan diatas, menyaksikan bahwa Injil adalah wahyu Allah yang sebenarnya. Kristus menghadirkan bagi para pendengar-Nya kekayaan kehendak Allah dan kedalaman anugerah-Nya. Semua orang yang tidak membaca Injil yang penuh kuasa itu kehilangan berkat ilahi yang ada di dalamnya dan kehidupan spiritual yang diberikannya, karena ia mengasingkan dirinya sendiri dan tidak mengakui deklarasi Allah yang komprehensif.
Dari ayat-ayat ini kita juga dapat menyimpulkan bahwa Putra Maria tidak menerima sebuah kitab yang telah dicetak dari Allah, tetapi sebuah pengetahuan yang luas yang tidak dapat dimuat dalam banyak buku. Kristus menyangkali diri-Nya sendiri dan bersaksi dalam Inijl bahwa apa yang dikatakan-Nya tidak berasal dari diri-Nya sendiri, tapi semua perkataan-Nya itu diinspirasikan kepada-Nya oleh Bapa spiritual-Nya: “Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya”. (Yoh.14:10).
Putra Maria juga mengatakan, “Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak”. (Yoh.5:9)
Tuntunan dari Allah
Dalam Sura 5:46, kita membaca dua kali bahwa Injil Kristus memuat tuntunan Allah. Yang Maha Kuasa menuntun para pembaca Injil dalam jalan-Nya yang lurus. Ia tidak menyesatkan para pengikut Kristus, seperti mereka, yang lima kali kita baca dalam Qur’an, sedang berjalan di jalan yang sesat (Sura 13:27; 14:4; 16:93; 35:5; 74:31).
“...Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki...” (Sura 14:4).
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Orang-orang Kristen bukanlah budak, tetapi telah menerima kehendak bebas. Tuhan menuntun mereka ke surga jika mereka membaca Injil yang memberi hidup dan bertindak sesuai Injil.
Dalam ayat-ayat mengenai tuntunan yang benar ini, kita melihat Qur’an menggemakan kabar baik penebusan Kristus. Injil-Nya tidak hanya memuat hukum-Nya yang baru, tapi juga kabar baik pelepasan dari dosa dan maut, dan pemberian cuma-cuma anugerah Tuhan bagi barangsiapa yang mau menerimanya. Dengan jelas Kristus menyatakan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. (Yoh.14:6)
Orang yang mendengarkan pengajaran-Nya, percaya kepada-Nya, dan hidup menurut apa yang tertulis, akan menerima kuasa surgawi dari Kristus, sehingga hidup kekal akan berdiam dalam dirinya. Kemudian ia akan mengakui bahwa Allah Yang Maha Kuasa adalah Bapa spiritualnya. Kristus akan menuntunya di jalan yang benar yang membawanya pulang kepada Bapa Surgawi. Ia telah membukakan baginya pintu kepada hidup kekal (Yoh. 3:16; 5:24; 11;25-26, dll). Orang yang mengikuti tuntunan Allah, yang dinyatakan dalam Injil Kristus, akan hidup dengan Bapa, sebagaimana Kristus hidup dengan Bapa spiritual-Nya selamanya. Hidup kekal-Nya membangun di dalam kita kasih, kebenaran, kesucian dan kesabaran. Orang yang mengikuti tuntunan Kristus akan diubahkan ke dalam citra-Nya.
Terang dunia
Qur’an bersaksi bahwa terang Allah bersinar dengan jelas dalam Injil dan bahwa orang yang membaca perkataan-perkataan Kristus akan mendapatkan pencerahan sehingga terang surgawi akan bersinar melaluinya. Ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, tapi akan mempunyai masa depan yang cemerlang. Kristus berkata, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yoh.8:12).
Kristus menerangi para pengikut-Nya sehingga mereka tidak akan berjalan dalam hidup ini dengan bersusah hati, namun membawa terang surgawi dalam hati mereka. Kristus berkata, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Mat.5:16). Mereka akan meninggalkan penipuan, perzinahan dan kebencian dan akan melayani orang lain sehingga terang surgawi akan berdiam dalam diri mereka pula.
Khotbah yang Istimewa
Dalam ayat 46 Sura al-Ma’ida ada ekspresi yang tidak lazim – yaitu bahwa Injil memuat sebuah khotbah istimewa bagi orang-orang yang takut akan Tuhan. Khotbah ini tidak dikenal oleh mayoritas orang non-Kristen. Muhammad berminat untuk mengetahui peringatan istimewa dan penghiburan ilahi ini, tetapi ia tidak dapat membaca Injil karena pada masa itu Injil belum diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Namun demikian, ia menyelidiki bagian-bagian dari khotbah itu dalam usaha untuk mencari tahu tentang pengudusan para pengikut Kristus. Pada masa kini, semua orang dapat membaca khotbah yang unik yang disebutkan di dalam Qur’an ini, karena keseluruhan Injil telah diterjemahkan dengan seksama ke dalam bahasa Arab. Nama dari berita yang spesial ini adalah “Khotbah di Bukit” (Mat.5:48). Kami siap untuk mengirimkan pada anda khotbah ini dan kepada semua orang yang ingin membaca dan merenungkan wahyu yang suci ini. Jika anda menyimpan kata-katanya dalam hati, anda akan mendapatkan kuasa surgawi bagi jiwa anda yang kehausan.
Para Pengikut Injil
Dalam Sura 5:47, kita menemukan sebuah ekspresi yang menakjubkan yang hanya muncul sekali dalam Qur’an dan mengandung makna yang dalam dan komprehensif: “Para Pengikut Injil”. Muhammad memperhatikan orang-orang Kristen di sekelilingnya dan menyadari bahwa mereka seringkali mengutip dan selalu berbicara dari Injil. Mereka berusaha mempraktekkan pengajaran-pengajaran Kristus dan menghafal banyak ayat dari Injil. Ia menyadari bahwa kitab ini adalah pusat kebudayaan mereka, dasar iman mereka, dan mata air kuasa spiritual bagi kehidupan mereka. Itulah sebabnya mengapa Muhammad menyebut para pengikut Kristus sebagai “Para pengikut Injil”. Dalam pandangannya, setiap mereka adalah “Injil yang berjalan”. Mereka memenuhi syarat untuk memiliki kitab ilahi ini, karena mereka menghidupi apa yang mereka yakini. Mereka mengikuti teladan Putra Maria dalam tingkah-laku mereka. Muhammad bersaksi mengenai mereka,
“...Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: ‘Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena diantara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri” (Sura 5:82).
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَى ذَلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لا يَسْتَكْبِرُونَ
Betapa sebuah kesaksian yang hebat yang diberikan Muhammad mengenai orang-orang Kristen pada masa hidupnya! Komentar yang jujur yang terdapat dalam Qur’an mengenai orang-orang Kristen dapat menyejukkan semua percakapan dan kerjasama antara orang-orang Muslim dengan para pengikut Kristus, karena kesaksian ini adalah benar.
Penghakiman yang benar menurut Injil
Teks Sura 5:46-47a , yang pada akhirnya berbicara mengenai orang-orang yang mengikuti Injil, diringkaskan dalam Qur’an dalam satu kalimat – Sura 4:47b, yang memuat sebuah ketetapan sah yang penting. Muhammad memerintahkan orang-orang Kristen, dengan cara yang lembut, agar tidak mengikuti agama atau hukum lain, tapi hanya berpegang kepada Injil dan hidup berdasarkan Injil, dan jika tidak demikian maka ia akan menganggap mereka sebagai “orang-orang fasik”. Muhammad membayangkan bahwa Injil sama dengan Syariah Musa. Oleh karena itu ia mengijinkan, dan memerintahkan, orang-orang Kristen untuk memutuskan perkara-perkara mereka sendiri menurut kitab suci mereka dan untuk memutuskan dan membentuk kebudayaan mereka berdasarkan Injil.
Ayat yang satu ini memberikan kepada orang-orang Kristen kebebasan untuk mempraktekkan iman dan hak-hak mereka berdasarkan Injil dalam sebuah negara Islam, tanpa mendapatkan halangan.
Ayat yang unik ini juga menjamin orang-orang Kristen mendapatkan hak istimewa agar tetap bebas menjadi orang non-Muslim, menikmati perlindungan Muslim dalam negara Islam, karena mereka memiliki wahyu Allah yang diturunkan kepada mereka. Allah tidak akan mengijinkan mereka menjadi penganut agama Budha, Hindu, Yahudi atau Muslim, tetapi mereka harus hidup sesuai Injil dan mengakui iman mereka. Semua orang Kristen dan orang Muslim harus mengingat ayat-ayat yang penting ini, menyimpannya dalam hati dan hidup sesuai dengan yang dikatakan ayat-ayat tersebut (Sura 5:46-47).
Sesungguhnya, Putra Maria memberikan sekitar 500 perintah dalam Injil-Nya dan meringkaskannya dalam satu ketetapan spiritual, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi”. (Yoh.13:34).
Dalam perintah ini Kristus menjadikan kasih-Nya, pelayanan dan pengorbanan-Nya sebagai satu-satunya peraturan, dan ukuran dari hukum-Nya. Dia sendiri adalah hukum kita, dalam pengertian yang sebenar-benarnya. Kita, secara umum, tidak sanggup mengasihi dan melayani seperti Kristus. Namun demikian Rasul Paulus menjelaskan jawaban Alkitabiah mengenai perintah yang agung ini, “...kasih Elohim telah dicurahkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita” (Roma 5:5). Tuhan memasukkan kuasa kasih-Nya ke dalam diri siapapun yang ingin memenuhi syariah Kristus. Orang yang tidak mencari kuasa dan kebaikan Tuhan tidak akan mempu hidup sesuai dengan hukum Kristus. Semua gagasan, kuasa dan hukum yang tidak bersumber dari Injil yang suci dan kasih Kristus tidaklah ilahi.
Orang-orang fasik
Dalam laporannya Muhammad tidak hanya berbicara mengenai orang Kristen secara umum, tapi juga secara khusus. Semua orang Kristen yang tidak mengasihi menurut hukum Kristus pantas menerima hukuman, karena ia telah menjadi orang fasik (terjemahan lain mengatakan “para pendosa yang najis”). Ayat ini merupakan serangan yang keras terhadap orang-orang Kristen liberal yang tidak hidup sesuai dengan hukum Kristus. Muhammad menghukum mereka, karena mereka hidup tanpa Syariah Tuhan mereka dan menolak semua perintah-Nya. Jika mereka terus berada di jalan mereka yang jahat dan dalam ketidakpercayaan mereka, menurut Qur’an mereka tidak layak lagi disebut sebagi orang Kristen.
Dalam Sura al-Ma’ida, Muhammad muncul sebagai seorang yang memberi peringatan dan pengkhotbah yang luar-biasa. Ia menghimbau orang Yahudi agar bertobat dan menjadi orang Yahudi sejati, dan ia mengingatkan orang-orang Kristen yang ada di sekelilingnya agar menjadi orang Kristen yang setia. Satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yang ilahi ini adalah dengan membaca dan menegakkan Taurat dan Injil dan mempraktekkannya dalam semua bidang iman dan kehidupan. Muhammad menegaskan:
“...Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu...” (Sura 5:68).
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَسْتُمْ عَلَى شَيْءٍ حَتَّى تُقِيمُوا التَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا فَلا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Ketidakbersalahan Injil
Siapa yang dapat mengklaim setelah meneliti ayat-ayat ini, bahwa Injil telah dipalsukan? Muhammad sendiri memerintahkan orang Kristen untuk hidup sesuai Injil. Perintah Qur’an meniadakah semua klaim bahwa Injil telah dipalsukan.
Qur’an, dalam semua ayatnya, tidak pernah mengklaim bahwa Injil telah dipalsukan! Muhammad berkeras bahwa orang-orang Kristen yang setia tidak berdusta atau menipu, oleh karena itu mustahil bagi mereka untuk memalsukan Kitab Suci mereka. Inilah sebabnya mengapa ia sangat menghormati mereka, menghormati Injil mereka dan memberikan pada mereka derajat yang tinggi.
Namun beberapa pengkritik di kemudian hari mengklaim bahwa Injil telah dipalsukan setelah jaman Muhammad. Orang-orang yang tidak percaya kepada Injil, walau nyata kesaksian positif dari Qur’an, mengabaikan kenyataan bahwa manuskrip asli dari Injil tidak dibakar oleh para Bapa Gereja, seperti yang dilakukan Khalif Uthman terhadap semua manuskrip asli Qur’an. Manuskrip Injil yang mula-mula disimpan sebagai kesaksian yang benar hingga hari ini. Pada masa kini kita mempunyai ratusan manuskrip Injil yang asli sejak masa sebelum Islam, baik sebagai bagian-bagian dari Injil dan juga dalam bentuk kitab-kitab Injil yang utuh, dan kesemuanya itu dipajang secara terbuka di berbagai museum.
Juga, Injil pada masa Muhammad, telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 10 bahasa dan telah disebarluaskan ke semua negara yang ada pada masa itu. Siapakah yang dapat mengumpulkan semua salinan dalam banyak bahasa di seluruh dunia dan mengubah kata-kata atau frase-frase tertentu dalam setiap salinan? Distribusi Injil yang mendunia, bahkan pada masa Muhammad, membuatnya tidak mungkin untuk memalsukan Injil secara sistematis. Dewasa ini, Injil telah diterjemahkan ke dalam ratusan bahasa dan jutaan salinannya telah beredar. Kami memiliki salinan-salinan Injil yang asli yang tidak berubah, yang telah dicetak, dan kami akan memberikannya kepada anda secara gratis, jika anda siap untuk mempelajarinya.
Kristus dengan tegas menyatakan ketidakbersalahan Injil-Nya dan mengakhiri semua diskusi mengenai pemalsuannya dengan berkata, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Mat.24:35).
Hari ini, Kristus hidup bersama Allah, seperti yang disaksikan oleh Qur’an dua kali (Sura 3:55 dan 4:158). Orang bisa saja berusaha memalsukan kitab di bumi, tapi di alam kekekalan Kristus, Sang Firman yang berinkarnasi, tidak dapat disentuh baik oleh manusia atau oleh setan. Kristus adalah Firman Tuhan yang berinkarnasi, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibr.13:8). Dalam Dia kita beristirahat dan melayani.
Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
(Injil Kristus menurut Penginjil Matius 24:35)
Apakah anda ingin mendapatkan sebuah salinan dari Injil Yang Benar?
Kami siap untuk mengirimkan pada anda secara gratis sebuah salinan dari Injil Kristus dengan penjelasan dan doa, dalam bahasa Inggris ataupun Arab, jika salinan ini boleh dikirimkan ke negara anda.
Sebarkanlah Pengetahuan mengenai Ketidakbersalahan Injil
Jika, melalui selebaran ini, anda diyakinkan bahwa Injil tidak dipalsukan, kami menyarankan agar anda memberikan selebaran ini kepada orang-orang yang mempunyai pertanyaan mengenai hal ini. Kami siap untuk mengirimkan kepada anda sejumlah terbatas salinannya, berdasarkan permintaan, untuk menyebarkan Firman Tuhan.
Suratilah kami melalui alamat berikut ini:
PATH OF PEACE
P.O. BOX 10 02 33
73702 ESSLINGEN, GERMANY
www.path-of-peace.net – e-mail: info@path-of-peace.net
PoP-Tract-01, Version A (12.6.2004)
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَسْتُمْ عَلَى شَيْءٍ حَتَّى تُقِيمُوا التَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا فَلا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“...Kamu tidak dipandang beragama sedikitpun
hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Inijl...”
No comments:
Post a Comment