"Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’" (Matius 28:17-20)
Panggilan
Setelah Dia yang disalibkan dan dibangkitkan menyelesai-kan pendamaian antara dunia dengan Allah, Dia ingin menawarkan keselamatan dari-Nya kepada semua manusia di segala tempat melalui murid-murid-Nya. Setelah me-nyucikan segala dosa manusia, Dia yang menang atas maut dan neraka memanggil para penyembah dan pengikut-Nya yang masih ragu, dan memberikan mandat kepada mereka untuk memberitakan keselamatan dari-Nya kepada segala bangsa. Semua murid-Nya melarikan diri ketika menghadapi masa pencobaan. Tidak satu pun di antara mereka yang layak untuk menjadi hamba Kristus yang hidup. Hanya panggilan-Nya saja yang membuat mereka bisa menjadi utusan dari anugerah-Nya.
Segala kuasa di surga dan di bumi
Kristus menyatakan kepada para pengikut-Nya bahwa Bapa-Nya yang di surga sudah memberikan kepada-Nya segala kuasa atas malaikat dan manusia, atas galaksi-galaksi dan atom-atom (Wahyu 5:1-14).
Bagaimana mungkin Yang Mahakuasa mengambil resiko untuk memberikan semua kuasa-Nya kepada Anak-Nya? Tidakkah Dia takut akan ada kekacauan, pemberontakan dari Anak-Nya itu? Bapa mengenal Anak-Nya dengan sangat baik. Anak-Nya itu bersifat rendah hati dan lemah lembut. Dia tidak pernah meninggikan diri-Nya. Dia mengor-bankan diri-Nya untuk orang-orang berdosa yang tidak pantas mendapatkan pengorbanan-Nya. Dia senantiasa menghormati Bapa-Nya sama seperti Roh Kudus senantiasa memuliakan Anak. Allah kita adalah Allah yang rendah hati. Untuk alasan inilah Bapa bisa memberikan segala kuasa di surga dan di bumi kepada Anak-Nya.